Anda di halaman 1dari 15

1

ANALISIS PERLINDUNGAN WANITA DALAM UNDANG-UNDANG


PERKAWINAN TERKAIT PASAL PEMERKOSAAN DALAM
PERNIKAHAN YANG SAH

Ikramina Yustika Barito


Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, Samarinda. Indonesia.

Abstract

Marriage is a relationship in an books) or the law is conceptualized as

arrangement of living tissue and is a a valid rule or norm. Marital rape is

natural human community that has included in sexual violence as

been reduced to be shown to mentioned in Article 8 where the

perpetuate offspring which will later perpetrators and victims are included

form a family. Marriage is a covenant in the scope of the household. So that

or agreement that is very serious, article 8 of Law No. 23 of 2004

strong, contains transcendental concerning the Elimination of

values, carried out consciously by Domestic Violence can be used as a

men and women to form a family legal basis if followed up through

whose implementation is based on legal channels.Marital rape in sexual

willingness and agreement between violence mentioned in article 480 of

the two parties. This study uses the Criminal Code Code can be

normative juridical research also charged with 12 years imprisonment.

called doctrinal law research. "In this Abstrak

type of legal research, it is


Pernikahan adalah sebuah hubungan
conceptualized as what is written in
dalam suatu susunan jaringan yang
the regulation of the law (law in
hidup dan merupakan alam pergaulan
2

manusia yang sudah diperkecil yang pelaku dan korban termasuk dalam

ditunjukkan untuk mengekalkan lingkup rumah tangga. Sehingga pasal

keturunan yang kemudian nantinya 8 Undang-Undang No.23 Tahun 2004

akan terbentuk sebuah keluarga. Tentang Penghapusan Kekerasan

Perkawinan adalah akad atau Dalam Rumah Tangga dapat dijadikan

perjanjian yang sangat serius, kuat, landasan yuridis apabila

mengandung nilai-nilai transendental, menindaklanjuti melalui jalur hukum.

dilakukan secara sadar oleh laki-laki Marital rape dalam kekerasan sesual

dan perempuan guna membentuk disebutkan dalam pasal 480 RKUHP

keluarga yang pelaksanaannya dapat dijerat dengan hukuman pidana

didasarkan pada kerelaan dan penjara selama 12 tahun.

kesepakatan di antara kedua belah


PENDAHULUAN
pihak. Penelitian ini menggunakan
A. Alasan Pemilihan Judul
penelitian yuridis normatif disebut
Dalam suatu hubungan
juga penelitian hukum
pernikahan tidak selalu berjalan
doktrinal.”Pada penelitian hukum
harmonis seperti yang
jenis ini, dikonsepkan sebagai apa
diinginkan, pada kehidupan nyata
yang tetulis dalam peratuaran
kerap terjadi suatu masalah
perundang-undangan (law in books)
dalam rumah tangga seperti
atau hukum dikonsepkan sebagai
kekerasan seperti kekerasan
kaidah atau norma yang berlaku.
seksual dalam rumah tangga
Marital rape termasuk dalam
(marital rape). Pada dasarnya
kekerasan seksual sebagaimana
“kekerasan seksual ialah suatu
disebutkan dalam pasal 8 yang mana
3

bentuk kekerasan seksual yang perempuan ini, ada banyak fakta

dialami oleh laki-laki atau yang telah terjadi di Indonesia

perempuan. Kekerasan seksual yang mengakibatkan korban

ini bisa dilakukan laki-laki perempuan yang mengalami

terhadap perempuan atau kekerasan semakin meningkat.

sebaliknya, namun yang umum Salah satu bentuk konkret dari

terjadi pelakunya adalah lelaki.” 1 kekerasan terhadap perempuan

Kekerasan seksual dewasa adalah kekerasan seksual.

ini dialami oleh kalangan Kekerasan seksual adalah segala

perempuan (isteri) dalam serangan yang mengarah pada

lingkungan keluarga. Jhonson seksualitas seseorang (baik laki-

dan Sacco menyatakan bahwa laki maupun perempuan) yang

“kekerasan seksual terhadap dilakukan dibawah tekanan.

perempuan yang dilakukan oleh Kekerasan seksual terhadap istri

suaminya disebut dengan istilah yang terjadi dalam rumah tangga

wife abuse”. Kekerasan seksual lebih dikenal oleh masyarakat

pada umumnya sangat umum disebut dengan istilah

berhubungan dengan kekerasan marital rape atau diartikan secara

terhadap perempuan. Dalam harfiah adalah pemerkosaan

konteks kekerasan terhadap dalam rumah tangga. 2

Pada Pasal 1 ayat (1)


1
Farid Kurniawan, 2010, Bentuk-Bentuk
2
Pemaksaan Hubungan Seksual Suami
Terhadap Istri Perspektif UU. No. 23 http://repository.lppm.unila.ac.id/16090/1/
Tahun 2004 dan Fiqh Islam, Fakultas 3271-Article%20Text-9062-1-10-
Syari’ah Universitas Islam Negeri 20191219.pdf, diakses pada hari Rabu
Maulana Malik Ibrahim, Yogyakarta, hlm. tanggal 01 April 2020 pada pukul 12.30
18. WITA
4

Undang-Undang Nomor 23 Pemerkosaan Dalam Pernikahan

Tahun 2004 Tentang Yang Sah”

Penghapusan Kekerasan Dalam B. Perumusan dan Pembatasan

Rumah Tangga menjelaskan Masalah

secara jelas bahwa Berdasarkan uraian diatas

“Kekerasan dalam Rumah tersebut maka penulis


Tangga adalah setiap
perbuatan terhadap seseorang menjadikan perumusan masalah
terutama perempuan, yang
berakibat timbulnya sebagai berikut :
kesengsaraan atau penderitaan
secara fisik, seksual, 1. Bagaimana Pandangan
psikologis, dan/atau
penelantaran rumah tangga Hukum Positif terhadap
termasuk ancaman untuk
melakukan perbuatan pemerkosaan dalam
pemaksaan atau perampasan
kemerdekaan secara melawan Perkawinan Yang Sah?
hukum dalam lingkup rumah
tangga”. 2. Upaya hukum apa yang akan

Tindakan kekerasan diterapkan jika terjadi

seksual antara pasangan suami pemerkosaan dalam suatu

istri telah mendapat perhatian Pernikahan Yang Sah?

serius dalam peraturan hukum Penulis hanya membatasi

positif di indonesia, oleh permasalahan yang diambil yaitu

karenanya penulis terdorong perlindungan wanita terhadap

untuk melakukan penelitian kasus pemerkosaan dalam

dalam bentuk skripsi dengan pernikahan yang sah, sehingga

judul “Analisis Perlindungan nantinya dapat ditarik kesimpulan

Wanita Dalam Undang-Undang dan harapannya dapat

Perkawinan Terkait Pasal memberikan ide-ide baru sebagai


5

masukan dalam upaya pemerkosaan dalam suatu

perlindungan wanita terhadap Pernikahan Yang Sah.

kasus pemerkosaan dalam


HASIL PENELITIAN DAN
pernikahan yang sah.
PEMBAHASAN
C. Maksud dan Tujuan Penulisan
A. Upaya hukum yang akan
Maksud dari penulisan skripsi ini
diterapkan jika terjadi
adalah untuk memberikan
pemerkosaan dalam suatu
informasi sebagai tambahan
Pernikahan Yang Sah
pengetahuan dan wawasan bagi

masyarakat secara umum apabila Setiap orang memiliki hak

terjadi permasalahan – untuk mendapatkan perlindungan

permasalahan sebagaimana hukum dan hak untuk tidak

tertulis pada rumusan masalah disiksa, dalam pasal 4 Undang-

diatas. Sedangkan tujuan penulis Undang Nomor 39 tahun 1999

pada penulisan skripsi ini adalah tentang Hak Asasi Manusia

sebagai berikut: mnerangkan bahwa setiap orang

1. Untuk mengetahui Pandangan memiliki “hak untuk tidak

Hukum Positif terhadap disiksa”.

pemerkosaan dalam 1. Marital Rape Dalam

Perkawinan Yang Sah. Perspektif UU Perkawinan

2. Untuk Mengetahui Upaya Segala hal yang

hukum apa yang akan bertentangan dengan

diterapkan jika terjadi perkawinan sudah dapat

dipastikan bertentangan pula


6

dengan aturan hukum yang wajib saling hormat

mengatur perihal perkawinan. menghormati, sehingga tidak

Dalam UU Nomor 1 Tahun dapat diartikan istri wajib

1974 tentang Perkawinan, patuh dan taat atas segala

marital rape bertentangan kemauan suaminya.

dengan ketentuan dalam Bab Jadi dapat diartikan

IV yang mengatur mengenai bahwa sebagai seorang suami

hak dan kewajiban suami istri. maupun istri harus saling

Seperti dalam pasal 31 ayat menghormati dan tidak boleh

(1) menyebutkan “Hak dan memaksakan apa yang

kedudukan istri adalah menjadi kehendaknya tanpa

seimbang dengan hak dan persetujuan yang lain.

kedudukan suami dalam 2. Marital Rape Dalam

kehidupan rumah tangga dan Perspektif UU Nomor 23

pergaulan hidup bersama Tahun 2004 Tentang

dalam masyarakat”. Penghapusan Kekerasan

Kemudian dalam pasal Dalam Rumah Tangga

33 menyebutkan bahwa : Marital rape telah

“Suami istri wajib saling menjadi persoalan hukum di


cinta mencintai, hormat
menghormati, setia dan berbagai negara. Usaha untuk
memberi bantuan lahir
batin yang satu kepada menjerat kasus ini sebagai
yang lain.”
tindak pidana selalu terbentur
Dalam pasal tersebut
oleh ideologi kultural yang
ditentukan bahwa suami istri
melandasi rumusan hukum
7

banyak negara. yang dapat melakukan

Dalam hukum pidana persetubuhan

di Indonesia, pengertian 2. Korban, yakni perempuan

pemerkosaan tidak terlepas yang bukan istrinya

dari pengertian kesusilaan 3. Adanya kekerasan atau

karena pemerkosaan ancaman kekerasan

merupakan salah satu bagian 4. Terjadinya persetubuhan.

kejahatan kesusilaan yang


Pasal 287 KUHP ayat (1)
diatur dalam Bab. XIV pasal
menyatakan :
285, 286, 287 dan 288 KUHP.
“Barang siapa bersetubuh
Dalam pasal 285 berbunyi : dengan seorang wanita di luar
perkawinan, padahal
“Barang siapa dengan diketahuinya atau sepatutnya
kekerasan atau harus diduganya bahwa
ancaman kekerasan umurnya belum lima belas
memaksa seorang tahun atau kalau umurnya
wanita bersetubuh tidak jelas, bahwa belum
dengan dia di luar waktunya dikawin, diancam
perkawinan, diancam dengan pidana penjara paling
karena melakukan lama sembulan tahun.”
perkosaan dengan
pidana penjara paling dan ayat (2) menyatakan
lama dua belas
tahun.” bahwa

Dengan demikian pasal 285 “Penuntutan hanya dilakukan


atas pengaduan, kecuali jika
KUHP memandang bahwa umur wanita belum sampai
dua belas tahun atau jika ada
suatu perbuatan disebut salah satu hal dalam pasal 291
dan pasal 194.”
perkosaan apabila memenuhi
Dengan ketentuan pasal
unsur-unsur :
diatas sehingga dalam KUHP
1. Pelaku, adalah laki-laki
menegaskan bahwa yang
8

disebut pemerkosaan adalah menyebutkan bahwa hukum

pemaksaan hubungan seksual semacam ini memberi lisensi

pada perempuan yang bukan laki-laki untuk memperkosa

istri yang sedang sadar, istri. Lebih lanjut Finkelhor

pingsan maupun yang belum menyatakan bahwa hal itu

genap 15 tahun. Sedangkan merupakan konsekuensi dari

pasal 288 KUHP teori perkawinan dan seks

menyebutkan bahwa : Matthew Hale abad 17 M

1. “Barang siapa dalam yang berbunyi “Suami tidak


perkawinan
bersetubuh dengan dapat disebut jahat atau
seorang wanita yang
diketahuinya atau bersalah karena pemerkosaan
sepatutnya harus
diduganya bahwa yang dilakukan terhadap
yang bersangkutan
belum waktunya istrinya yang sah secara
untuk dikawin,
apabila perbuatan hukum, karena berkat
mengakibatkan
lukaluka diancam persetujuan dan kontrak
dengan pidana
penjara paling lama perkawinan diantara suami-
empat tahun.
2. Jika perbuatan istri, istri telah menyerahkan
mengakibatkan luka-
luka berat, dijatuhkan diri sepenuhnya pada suami
pidana penjara paling
lama delapan tahun. tanpa dapat dibatalkan
3. Jika mengakibatkan
mati, dijatuhkan kembali.”3
pidana penjara paling
lama dua belas Dalam peraturan ini
tahun.”

Sebagaimana dikutip Agus 3


Agus.T.TH. Tridianto “PerkosaanTerhadap
Istri” Perlu Reformasi Hukum dalam
Tridianto, David Finkelhor buku Menggugat Harmoni. Ýogyakarta:
Rifka Annisa dan TFF,hal.175.
9

terdapat Sanksi Hukum bahwa:

Kekerasan Seksual Yang “kekerasan psikis


sebagaimana dimaksud
Dilakukan Suami Terhadap dalam Pasal 5 huruf b
adalah perbuatan yang
Istri berdasarkan hukum mengakibatkan
ketakutan, hilangnya
positif Indonesia adalah pada rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan
hukum pidana yang untuk bertindak, rasa
tidak berdaya, dan
berpedoman pada Undang- penderitaan psikis
berat”.
Undang Nomor 23 Tahun
Ketentuan dalam Pasal
2004 tentang Penghapusan
8 Undang-Undang Nomor 23
Kekerasan Dalam Rumah
Tahun 2004 menjelaskan
Tangga. Berkaitan dengan hal
bahwa :
itu, ketentuan dalam Pasal 5
“kekerasan seksual
Undang-Undang Nomor 23 sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 huruf c meliputi:
Tahun 2004 menjelaskan a. Pemaksaan hubungan
seksual yang dilakukan
bahwa: terhadap orang yang
menetap dalam lingkup
“Setiap orang dilakukan rumah tangga tersebut.
melakukan kekerasan b. Pemaksaan hubungan
dalam rumah tangga seksual terhadap salah
terhadap orang dalam seorang dalam lingkup
lingkup rumah rumah tangganya dengan
tangganya, yaitu: orang lain untuk tujuan
a. Kekerasan fisik komersil dan atau tujuan
b. Kekerasan psikis tertentu.”
c. Kekerasan seksual
d. Penelantaran rumah Ketentuan dalam Pasal
tangga “
53 Undang-Undang Nomor 23
Ketentuan dalam Pasal
Tahun 2004 menjelaskan
7 Undang-Undang Nomor 23
bahwa “Tindak pidana
Tahun 2004 menjelaskan
10

kekerasan seksual yang dilakukan oleh pasangan

sebagaimana dimaksud dalam yang sah. Sehingga dalam

Pasal 46 yang dilakukan oleh pasal ini mengatur

suami terhadap istri perlindungan terhadap wanita.

sebaliknya merupakan delik Pelaku perkosaan

aduan” terhadap pasangan yang sah

3. Marital Rape Dalam dapat dijerat dengan hukuman

Perspektif Rancangan Kitab pidana kurungan paling lama

Undang-Undang Hukum 12 tahun penjara.

Pidana bunyi dari pasal 480 ayat (1)

Kian maraknya tindak tersebut adalah:

kekerasan terhadap perempuan "Setiap Orang yang


dengan Kekerasan atau
khususnya marital rape terkait Ancaman Kekerasan
memaksa seseorang
erat dengan lemahnya bersetubuh dengannya
dipidana karena
penegakkan hukum (law melakukan perkosaan,
dengan pidana penjara
enforcement) dan lunaknya paling lama 12 (dua
belas) tahun,"
ancaman hukum. Pasal 480
B. Upaya Hukum Terhadap
RUU KUHP per 28 Agustus
Pemerkosaan Dalam
2019 yang dirancang sebagai
Pernikahan Yang Sah
suatu jeratan hukum yang
Undang-Undang Nomor
memiliki sanksi pidana
23 Tahun 2004 tentang
menjelasan bahwa pemaksaan
Penghapusan Kekerasan Dalam
kekerasan seksual (martial
Rumah Tangga secara jelas
rape) dalam pernikahan sah
11

mengatur tentang pemberian adalah perbuatan yang


mengakibatkan ketakutan,
sanksi terhadap seorang suami hilangnya rasa percaya diri,
hilangnya kemampuan untuk
yang melakukan kekerasan bertindak, rasa tidak berdaya,
dan/atau penderitaan psikis
seksual terhadap istrinya. Pasal 5 berat pada seseorang.”

Undang-Undang Nomor 23 Pasal 8 menyatakan bahwa :

Tahun 2004 tentang Penghapusan “Kekerasan seksual


sebagaimana dimaksud dalam
Kekerasan Dalam Rumah Tangga Pasal 5 huruf c meliputi:
a. pemaksaan hubungan seksual
menyatakan bahwa : yang dilakukan terhadap orang
yang menetap dalam lingkup
“Setiap orang dilarang rumah tangga tersebut;b.
melakukan kekerasan pemaksaan hubungan seksual
dalam rumah tangga terhadap salah seorang dalam
terhadap orang dalam lingkup rumah tangganya
lingkup rumah dengan orang lain untuk tujuan
tangganya, dengan cara: komersial dan/atau tujuan
a. kekerasan fisik; tertentu.”
b. kekerasan psikis;
c. kekerasan seksual; dan pasal 9 menyatakan bahwa :
atau
d. penelantaran rumah (1) “Setiap orang dilarang
tangga.” menelantarkan orang dalam
lingkup rumah tangganya,
Kemudian di dalam pasal padahal menurut hukum yang
berlaku baginya atau karena
6 menyatakan bahwa “Kekerasan persetujuan atau perjanjian ia
wajib memberikan kehidupan,
fisik sebagaimana dimaksud perawatan, atau pemeliharaan
kepada orang tersebut.
dalam Pasal 5 huruf a adalah
(2) Penelantaran sebagaimana
perbuatan yang mengakibatkan dimaksud ayat (1) juga
berlaku bagi setiap orang yang
rasa sakit, jatuh sakit, atau luka mengakibatkan
ketergantungan ekonomi
berat.” Sedangkan di pasal 7 dengan cara membatasi
dan/atau melarang untuk
menyatakan bahwa bekerja yang layak di dalam
atau di luar rumah sehingga
“Kekerasan psikis sebagaimana korban berada di bawah
dimaksud dalam Pasal 5 huruf b kendali orang tersebut.”
12

PENUTUP dalam Kompilasi Hukum

A. Kesimpulan Islam (KHI) dalam pasal 77.

Berdasarkan apa yang di Bahwasanya hak dan

uraikan oleh Penulis didalam kedudukan suami istri adalah

hasil penelitian dan pembahasan, seimbang, namun dalam

maka dapat dirumuskan dua tindakan marital rape

kesimpulan sebagai berikut : mencerminkan adanya

1. Marital rape disebut sebagai ekspresi dominasi suami.

pemerkosaan terhadap salah Memaksa istri dalam

satu pihak baik suami melakukan hubungan seksual

terhadap istri maupun sama halnya dengan

sebaliknya yang terdapat menempatkannya sebagai

unsur-unsur pemaksaan, objek pelampiasan nafsu

ancaman, kekerasan yang belaka.

berdampak buruk terhadap 2. Marital rape termasuk dalam

istri baik dari segi fisik kekerasan seksual

maupun psikis. Berdasarkan sebagaimana disebutkan

Undang-Undang Nomor 1 dalam pasal 8 yang mana

Tahun 1974 Tentang pelaku dan korban termasuk

Perkawinan tindakan marital dalam lingkup rumah tangga.

rape bertentangan dengan Sehingga pasal 8 Undang-

ketentuan dalam Bab IV Undang No.23 Tahun 2004

mengenai hak dan kewajiban Tentang Penghapusan

suami istri dan ketentuan Kekerasan Dalam Rumah


13

Tangga dapat dijadikan Penulis memberikan

landasan yuridis apabila beberapa saran sebagai

menindaklanjuti melalui berikut:

jalur hukum. Adapun sanksi 1. Masih kurangnya kesadaran

pidana berdasarkan perempuan terutama istri

ketentuan pidana dalam pasal mengenai praktik-praktik

46 dengan ketentuan pidana kekerasan seksual dalam

penjara maksimal 12 tahun rumah tangga. Kondisi seperti

atau denda maksimal Rp ini karena kuatnya pranata

36.000.000,- (tiga puluh sosial dalam masyarakat dan

enam juta rupiah). pemahaman stereotype yang

Sebagaimana kekerasan begitu kental. Sehingga perlu

seksual tersebut dilakukan untuk mengubah pandangan

oleh suami terhadap istri budaya yang menempatkan

maupun sebaliknya maka perempuan dalam posisi

berdasarkan ketentun dalam subordinat dan marginal.

pasal 53 hal itu merupakan Karena hal itu akan

delik aduan.Marital rape menyebabkan perempuan

dalam kekerasan sesual tidak dapat mengambil

disebutkan dalam pasal 480 keputusan dalam keluarga

RKUHP dapat dijerat dengan khususnya terkait hak dan

hukuman pidana penjara kewajibannya sebagai istri.

selama 12 tahun. kemudian hendaknya

B. Saran pemerintah dan instansi serta


14

lembaga terkait Sehingga dapat dirumuskan

meningkatkan lagi kegiatan suatu pemahaman yang lebih

sosialisasi Undang-Undang pasti dalam menyikapi

Nomor 23 Tahun 2004 tindakan marital rape.

tentang Penghapusan DAFTAR PUSTAKA

Kekerasan dalam Rumah A. BUKU BACAAN

tangga dan menekankan Agus.T.TH. Tridianto

berbagai macam bentuk “Perkosaan Terhadap Istri”

kekerasan seksual dalam Perlu Reformasi Hukum

rumah tangga. Dengan dalam buku Menggugat

demikian, masyarakat akan Harmoni. Ýogyakarta:

mengetahui secara detail Farid Kurniawan, 2010, “Bentuk-

tipologi marital rape, Bentuk Pemaksaan

sehingga tindak pidana Hubungan Seksual Suami

kekerasan seksual (marital Terhadap Istri Perspektif

rape) dapat dicegah dan UU. No. 23 Tahun 2004 dan

diminimalkan sedini Fiqh Islam”, Fakultas

mungkin. Syari’ah Universitas Islam

2. Meskipun tindakan marital Negeri Maulana Malik

rape masih menjadi Ibrahim, Yogyakarta.

permasalahan yang tabu

untuk dibicarakan, namun B. INTERNET

sangat diperlukan telaah lebih http://repository.lppm.unila.ac.id

lanjut mengenai hal ini. /16090/1/3271-


15

Article%20Text-9062-1-10-

20191219.pdf

http://www.rahima.or.id/

https://www.aifis-

digilib.com/uploads/1/3/4/6

/13465004/08_muyas.pdf

http://www.fanind.com/2013/08/4

jeniskekerasandalamrumah

tangga.html

Anda mungkin juga menyukai