ABSTRACT: This thesis is compiled by Effendi Alexander Nahak and guided by: Debi F. Ng.
Fallo,. SH., Hum selaku pembimbing 1 dan Dr. Orpa G. Manuain., SH., MH selaku pembimbing 2
with the title of this research is " Factors Causing Society to Choose Non Penal Efforts in Settlement
of the Crime of Adultery in Haitimuk Village, Weliman District, Malacca Regency ” The main
problem in this research is the case of adultery that occurred in Haitimuk Village, Weliman District,
Malacca Regency . Therefore, it is necessary to have the role of law enforcement officials in
uncovering and resolving the case. In the settlement of the crime of adultery that occurred in
Haitimuk Village, Weliman District, Malacca Regency, the community tends to choose non-penal
efforts in dealing with it . Based on the problems that occur, the researcher wants to find out why
the community chooses non-penal efforts in handling the crime of adultery in Haitimuk Village,
Weliman District, Malaka Regency and what forms of settlement of crimes through non-penal
efforts in Haitimuk Village, Weliman District, Malacca Regency .
ABSTRAK: KSkripsi ini disusun oleh Effendi Alexander Nahak dan dibimbing oleh: Debi F. Ng. Fallo,. SH.,
Hum selaku pembimbing 1 dan Dr. Orpa G. Manuain., SH., MH selaku pembimbing 2 dengan Judul penelitian
ini adalah “ Faktor -Faktor Penyebab Masyarakat Memilih Upaya Non Penal Dalam Penyelesaian Tindak
Pidana Perzinahan Di Desa Haitimuk Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka ” Masalah pokok dalam penelitian
ini adalah adalah kasus perzinahan yang terjadi di Di Desa Haitimuk Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka.
Oleh karena perlu adanya peranan aparat penegak hukum dalam mengungkap dan menyelesaikan kasus
tersebut. Dalam penyelesaian tindak pidana perzinahan yang terjadi kehidupan di Desa Haitimuk, Kecamatan
Weliman, Kabupaten Malaka, masyarakat cenderung memilih Upaya non penal Dalam Menanggulangi.
Berdasarkan masalah yang terjadi maka peneliti ingin mengali gengapa masyarakat memilih upaya Non Penal
dalam penanganan tindak pidana perzinahan di Desa Haitimuk, Kecamatan Weliman Kabupaten Malaka dan
bagaimana bentuk penyelesaian tindak pidana melalui upaya Non Penal di Desa Haitimuk, Kecamatan
Weliman, Kabupaten Malaka.
kasus tindak pidana perzinahan dituntut data yang diperoleh dari masyarakat dan
rumah adat jadi mereka putuskan untuk dan pelaku diberikan denda sanksi
memilih menyelesaikan secara non penal. diberikan kepada pelaku sebesar 5 juta, 1
Hal yang sama juga disampaikan oleh ekor sapi, beras 50 kg dan sopi kelapa 1
Theresia Hoar sebagai anggota keluarga botol. Setelah pemenuhan denda adat di
korban pada kenyataannya pelaku tidak penuhi saya sebagai korban akan
sanggup untuk memenuhi denda adat berdamai dengan korban dan dari itu
yang didendakan kepada pelaku sehingga denda yang diemban berupa 1 ekor sapi,
kepala adat dan baik Fukun dan beras 50 kg dan sopi kelapa 1 botol
masayarakat memutuskan untuk Lele dihidangkan atau disiap untuk makan
pelaku “ kata Lele yang artinya akan diusir bersama. Selanjutnya Agus Nahak sebagai
dari desa Haitimuk melalui kesepakatan pelaku menambahkan bahwa alasan lebih
bersama dan pelaku juga dberikan dendan mengutamakan penyelesaian secara non
sanksi apabila Lele tidak dilakukan. Maria penal pada dasar saya dengan korban
Hoar sebagai korban menyatakan bahwa masih memiliki hubugan kekeluargaan
lebih mengutamakan penyelesaian secara yang sangat dekat karena saya pribadi
non penal disebab saya dengan pelaku sebagai anak mantu dalam rumah adat
masih ada hubungan kekeluargaan keluarga korban, akan tetapi sebelumnya
(pelaku sebagai ipar), akan tetapi saya memilih jalur non penal untuk
sebagai korban sebelumnya masih sempat menyelesaikan masalah yang saya buat
berdiskusi dengan keluarga sebelum awalnya masih berdiskusi bersama secara
memutuskan untuk memelilih kekeluargaan setelah baru diadakan
penyelesaian secara non penal. putusan secara secara oleh para tetu adat.
Selanjutnya Maria Hoar sebagai korban Selanjutnya Agus Nahak sebagai pelaku
menambahkan selaian pihak pelaku menambahkan bahwa dengan memilih
sebagai keluarga alasan lain lebih jalur non penal masalah yang di lakukan
mengutamakan penyelesaian secara non tidak tersebar luas sehingga korban tetap
penal karena biaya yang dikeluarkan oleh menjaga citra keluarga. Oleh karena itu,
pelaku maupun korban sendiri lebih lebih memilih jalur non penal sebagai
murah, waktu yang dibutuhan lebih cepat landasan dalam penyelesian dan nilai oleh
dan dalam penyelesaian lebih sederhana pihak keluarga dan para tetua lebih
7
sederhana dan lebih cepat. Oleh sebab itu, tahap-tahap di penuhui maka proses
sebagai pelaku saya melakukan tugas pemenuhan kewajiban adat suku
pemehuhan adat berupa denda yakni 5 Haitimuk dapat dilaksanakan. Pada
juta, 1 ekor sapi, beras 50 kg dan sopi prinsipnya masyarakat yang berada di
kelapa 1 botol dan disisi lain untuk pedesaan maupun kelurahan masih
mengangkat kembali citra keluarga memegang teguh hukum adat atau hukum
korban. yang hidup di masyarakat, hal ini
dikarenakan masyarakat masih lebih
Berdasarkan hasil wawancara di
aman dan merasakan kedamian jika
atas dalam penyelesasikan masalah
mereka diadili menggunakan hukum yang
menggunakan non penal ada keterlibatan
hidup di masyarakat.
masyarakat adat, masyarakat desa dan
anggota keluarga pelaku dan korban dan Bentuk Penyelesaian Tindak
di embankan kepada pelaku dengan Pidana Perzinahan Melalui Non Penal
melalukan pemenuhan kewajiban adat Oleh Masyarakat Desa Haitimuk
apabila ada kesepakatan bersama dengan Kecamatan Weliman Kabupaten
keluarga pelaku perzinahan. Pemenuhan Malaka
Kewajiban Adat ini merupakan satu
Upaya penanggulangan kejahatan
kewajiban setiap warga yang melakukan
lewat jalur non penal atau diluar hukum
pelanggaran adat maka wajib
pidana lebih menitikberatkan pada sifat
dilaksanakan. Makoan dan Tokoh adat
pencegahan atau preventif. Oleh karena
sebagai orang yang memilki kewenangan
upaya penanggulangan kejahatan, lewat
untuk melaksanakan kewajiban adat
jalur non penal merupakan pencegahan
tersebut. Dan harus mengundang dua
terjadinya kejahatan, maka sasaran
orang tokoh adat dari masing-masing
utamanya adalah menangani fakto-faktor
kedua belah pihak. Pemenuhan kewajiban
peredaran kosmetik illegal secara
Adat Suku Haitimuk dilaksanakan harus
kondusif penyebab terjadinya kejahatan.
memenuhi tahap-tahap yaitu salah satu
Faktor-faktor kondusif itu antara lain
tokoh adat melakukan pendekatan kedua
berpusat pada masalah-masalah atau
belah pihak untuk mengambil suatu
kondisi-kondisi sosial yang secara
keputusan atau kesepakatan. Jika semua
8
Daftar Pustaka
Kesimpulan
Buku-Buku
Berdasarkan uraian
pembahasan maka dapat ditarik Abdurrahman Doi, Tindak Pidana dalam
kesimpulan sebagai berikut: Syariat Islam Jakarta: Rineka Cipta, 1996
Undang-Undang
Internet