Reinildis Dejam
ReinildisDejam@gmail.com
ABSTRAK
Metode penelitian ini mengunakan metode penelitian yuridis empiris yakni penelitian yang
dilakukan di lapangan dengan mencari data dan informasi,dengan melakukan wawancara
dengan penyidik yang menangani kasus tindak pidana pencabulan di Manggarai Barat dan
anak korban pencabulan.
Hasil penelitian ini menunjukan: (1) perlindungan hukum yang diberikan selama proses
penyelidikan dan penyidikan di Wilayah Kepolisian Resort Manggarai Barat berupa
merahasiskan identitas korban, penyidikan dengan suasana kekeluargaan, perawatan atau
i
visum terhadap korban, menyediakan penerjemahan, mendapatkan pedamping disetiap
proses peradilan menyediakan rumah aman(shelter), memberikan bantuan psikosial,
memberikan informasi mengeni perkembangan kasus secara bertahap,korban mendapatkan
informasi megenai hak-hak korban kewajban serta kewajiban korban dan keluarga korban.
(2) Hambatan-hambatan yang dihadapi selama proses penyidikan terhadap anak korban
pencabulan di Wilayah Hukum Kepolisian Resert Manggarai Barat: kurannya personil
penyidik, saranan dan prasarana, pelaku melarikan diri , terkadang korban atau keluarga
korban tidak memilik identitas seperti akta kelahiran dan kartu keluarga, korban tidak dapat
memberian keterangan yang konsisten dan tepat, korban mencabut laporan, jarak atau
lokasi korban jauh dari Kepolisian Resort Manggarai
ABSTRACT
Reinildis Dejam, legal protection and Obstacles Faced in Cases of Children as Victims of
Obscenity Crimes in the Legal Area of the Manggarai Barat Resort Police. Mentored By:
Nikolas Manu, As Advisor I and Rosalind Angel Fanggi, As Advisor II.
Fornication is and act that violates a sense of decency(decency),or other heinous acts and
all of these action fall within the scope of sexual desire such as kissing, groping the genitals,
groping the breasts and so on. The formulation of the problem in this study is: (1) What is the
legal protection For child victims of sexual abuse during the investigation and investigations
process in the Juridiction Of The Manggarai Barat Resort Police ? (2) What are the obstacles
encountered during the process of investigating and investigating child victims of sexual abuse
in the Manggarai Barat Resort Police Legal Area?
This research method uses empirical juridical research methods, namely research
conducted in the field by seeking data and information, by conduction interviews with
investigators who handle cases, of criminal acts of sexual abuse in Manggarai Barat and child
victims of sexual abuse.
The results of this study indicate: (1) legal protection provide during the investigation and
investigation process in the Manggarai Barat Resort Police regional the form of securing the
victims “as identiti confidential, investigations in a family atmostphere treatment on mortem
examination of victims, providing translation, obtaining assiscks in every judician process
providing a safe house (shelter), provide, costal assistance, provide, information regarding the
progress of the case gradually the victims obtains information family (2) Obstacles encounteret
during the investigation process of the child victims of sexual abuse in the Hulan Region of the
Resort Police Manggarai Barat lack of investigative personnel, facilities and infrastructure,
ii
perpetratos run away, sometimes the victim or the victim’s family does not have and identity
such as a birth certificate and family card, the victim cannot provide consistent and accurate
information, the victim with dreaws the report, the thisdance or lucation of the victim is far
from the Police Resort Manggarai Barat.
iii
dari sekian banyak jenis kejahatan
1
Nomor 35 Tahun 2014 tentang 1. Penyalahgunaan dalam
kegiatan politik;
perubahan atas Undang-Undang 2. Perlibatan dalam
sengketa bersenjata;
Nomor 23 Tahun 2002 tentang 3. Perlibatan dalam
kerusuhan sosial;
Perlindungan Anak yang terakhir 4. Perlibatan dalam
peristiwa yang
diubah dengan Undang-Undang mengandung unsur
kekerasan ;
Nomor 17 Tahun 2016 tentang 5. Perlibatan dalam
peperangan;dan
Penetapan Peraturan Pemerintah 6. Kejahatan seksual.
2
diwajibkan sesuai dengan 7) Mendapat informasi mengenai
putusan pengadilan;
kemampuan demi kepentingan nusa 8) Mendapat informasi dalam hal
terpidana dibebaskan;
dan bangsa. 9) Dirahasiakan identitasnya;
10) Mendapatkan indentitas baru;
Pengaturan mengenai 11) Mendapatkan tempat kediaman
sementara;
perlindungan sanksi dan korban 12) Mendapat tempat kediaman
baru;
diatur dalam Undang-Undang 13) Memperoleh penggantian biaya
transportasi sesuai dengan
Nomor 31 Tahun 2014 Perubahan kebutuhan;
14) Mendapat nasihat hukum;
atas Undang-Undang Nomor 13 15) Memperoleh bantuan biaya
hidup sementara sampai batas
Tahun 2006 Tentang Saksi dan waktu perlindungan berakhir;
16) Mendapat pendamping.
Korban. Pada Pasal 5 menyebutkan Dalam Pasal 6 ayat (1) juga
dijelaskan bahwa korban
beberapa hak yang diperoleh saksi pelanggaran hak asasi
manusia yang berat, korban
dan korban diantaranya: tindak pidana terorisme, korban
tindak pidana perdagangan
orang, korban tindak pidana
penyiksaan, korban tindak
Saksi dan korban berhak : pidana kekerasaan seksual, dan
1) Memperoleh korban penganiayaan berat,
perlindungan atas selain berhak sebagaimana
keamanan pribadi, dimaksud dalam Pasal 5 juga
keluarga dan harta berhak mendapatkan:
bendanya, serta bebas a. Bantuan medis; dan
dari ancaman yang b. Bantuan rehabilitas
berkenan dengan
kesaksian yang akan, psikososial dan
sedang, atau telah
diberikannya; psikologis.
2) Ikut seta dalam proses
memilih dan menentukan Pada ayat (2) dijelaskan juga
bentuk perlindungan dan
dukungan keamanan; bahwa ketentuan sebagaimana yang
3) Memberikan keterangan
tanpa tekanan ; dimaksud pada ayat (1) diberikan
4) Mendapat penerjemahan
; berdasarkan keputusan LPSK.
5) Bebas dari pertanyaan
yang menjerat; Hukum pidana dan sistem
6) Mendapat informasi mengenai
perkembangan kasus; peradilan pidana merupakan
3
lembaga yang harus terus berperan alkohol, psikitropika, dan
zaat adiktif lainnya;
aktif dalam memberikan jaminan f. Anak yang menjadi korban
pornografi ;
perlindungan dan pemenuhan hak- g. Anak dengan HIV/AIDS;
h. Anak korban penculikan,
hak korban serta mengupayakan penjualan dan/ atau
perdagangan;
keadilan bagi korban dan keluarga i. Anak korban kekerasan fisik
dan/atau psikis;
yang berjuang untuk mengapai j. Anak korban kejahatan
seksual;
keadilan. Pengaturan mengenai k. Anak korban jaringan
terorisme;
perlindungan khusus kepada anak l. Anak penyandang
disabilitas;
sebagaimana diatur dalam Undang- m. Anak korban perlakuan
salah dan penelantaran;
Undang Nomor 35 Tahun 2014 n. Anak dengan perilaku sosial
menyimpang; dan
Perubahan atas Undang-Undang o. Anak yang menjadi korban
stigmatisasi dari perlabelan
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang terkait dengan kondisi
orangtuanya.
Perlindungan Anak. pada Pasal 59
Pasal 69A dijelaskan bahwa
menyebutkan bahwa: Upaya perlindungan khusus bagi
anak korban kejahatan seksual
sebagaimana dimaksud dalam Pasal
59 ayat (2) huruf j dilakukan melalui
1. Pemerintah, pemerintah daerah, upaya :
lembaga negara lainnya
a. Edukasi tentang kesehatan
berkewajiban
reproduksi, nilai agama, dan
bertanggungjawab untuk
nilai kesusilaan;
memberikan perlindungan
b. Rehabilitas seksual
khusus kepada anak.
c. Pendampingan psikososial
2. Perlindungan khusus kepada
pada saat pengobatan sampai
anak sebagaimana dimaksud
pemulihan;
pada ayat (1) diberikan kepada:
d. Pemberian perlindungan dan
a. Anak dalam situasi darurat;
pendampingan pada setiap
b. Anak yang berhadapan dengan
pemeriksaan mulai dari
hukum;
penyidikan, penuntutan,
c. Anak dari kelompok
sampai dengan pemeriksaan
minoritas dan terisolasi;
disidang pengadilan.
d. Anak yang di eksploitasi Bentuk perlindungan korban
secara ekonomi dan/ atau
seksual ;
dapat dilakukan dengan upaya
e. Anak yang menjadi korban
penyalahgunaan narkotika,
rehabilitas medis dan rehabilitas
4
sosial, baik didalam maupun diluar korban tindak pidana pencabulan
5
Penelitian ini bertujuan untuk penelusuran peneliti mengenai kasus
terhadap anak korban tindak pidana penelitian yang berbeda yaitu yang di
6
berbicara tentang bagaimanakah penelitian ini dilakukan di Manggarai
Kepolisian Resort Manggarai Barat. hukum yang nyata atau sesuai dengan
7
menguraikan/atau menjabarkan /atau penyidikan kepada anak korban
8
penyelidikan, penyidikan dan (Unit PPA). Ketika terjadi kasus
(PPA) yang berada di unit IV. Dasar Tahun 2014 tentang Perlindungan
9
korban merasa aman dalam sendiri dan orang lain yang
setiap proses peradilan pidana dan dan hak asasi yang menderita. Ini
harkat, dan martabat manusia, rasa korban. 4Korban adalah orang yang
mereka. Hak sebagai anak dan hak oleh pemerintah, aparat penegak
dipenuhi. Menurut Arif Gosita dengan Ibu Putu Yuli penyidik unit
10
penyelidikan dan penyidikan perempuan dan anak di Manggarai
11
berlangsung hidup korban dengan anak korban tindak
12
korban ditempatkan Barat saat ini belum ada. jadi
13
6. Unit PPA juga menyediakan diatur dalam Pasal 23 ayat (1).
satu bentuk hak –hak korban kasus. Hal ini juga merupakan
14
pencabulan anak maupun Undang Nomor 35 Tahun 2014
5
keluarga korban. perubahan atas Undang-Undang
5 6
Wawancara dengan Penyidik Unit PPA Wawancara dengan penyidik unit PPA
Poresta Manggarai Barat Putu Yulia, Poresta Manggarai Barat Putu Yulia,
tanggal 10 agustus 2022. Tanggal 12 agustus 2022.
15
Berdasarkan hasil mental, spritual dan sosial korban.
dengan dengan anak korban AJS dan Undang Nomor 35 Tahun 2014
yang diberikan oleh unit PPA Pasal 59, dan Pasal 59a terutama
peneliti dengan Korban AJS dan kembali seperti sedia kala. Terhadap
16
dalam dalam pasal 120 ayat (1) Umum Labuan Bajo Marombok di
bantuan kepada ahli. Upaya rehabilitas rehabilitas medis dan rehabilitas sosial,
pencabulan anak VA dan AJS yang lembaga penegak hukum lainya demi
berulang kali yang mengalami trauma secara wajar baik fisik, mental, dan
korban dalam proses penyelidikan dan Nomor 35 Tahun 2014 Pasal 69A
17
seksual sebagaimana dimaksud dalam korban berhak untuk bantuan sosial bagi
pasal 59 ayat (2) huruf j dilakukan anak yang tidak mampu atau mengajukan
Korban AJS dan korban VA tidak trauma ketemu orang banyak sehingga
mengenai hak dan kewajiban korban Manggarai Barat dengan bekerja sama
diberitahukan mengenai apa saja yang Perempuan dan Anak di Manggarai Barat
menjadi hak dan kewajiban dari korban yang dijadikan sebagai rumah aman (
penyelidikan dan penyidikan. Seperti Barat. Dan Untuk Korban AJS Proses
18
penyelesaian kasus dipeti eskan bahkan Berdasarkan Undang-Undang
korban dan keluarga tidak mendapat Nomor 31 Tahun 2014 perubahan atas
Perlindungan Anak pada Pasal 59a merumuskan beberapa hak –hak saksi
b) Pedampingan psikososial pada saat 2) Ikut seta dalam proses memilih dan
peradilan. menjerat;
19
6) Mendapat informasi mengenai bagi korban pelanggaran hak asasi manusia
8) Mendapat informasi dalam hal kepada korban yang menderita trauma atau
13) Memperoleh penggantian biaya didampingi oleh orangtua korban Yang saat
transportasi sesuai dengan itu juga Ibu dari korban VA dalam kondisi
Selain hak-hak yang terdapat dalam korban dan ibu korban. Menurut Pasal 1
beberapa hak untuk mendapatkan bantuan pendamping adalah pekerja sosial yang
20
bidangnya. Seperti Dinas Sosial atau f. Anak korban penculikan,
Anak. Dan juga untuk korban pencabulan g. anak korban kekerasan fisik
kesusilaan;
21
b. Rehabilitas seksual kesaksian yang akan, sedang, atau
22
11) Memperoleh penggantian biaya huruf e dijelaskan bahwa korban
Korban AJS dan VA dan keluarga dicarikan dan disediakan oleh pihak
korban juga tidak tahu proses kejahatan dan juga Pemberian informasi
tahap mana korban hanya diminta pencabulan dan juga tata cara dalam
dan Korban dalam Pasal 5 ayat (2) diminta oleh korban. Hal ini penting,
23
mengingat masih rendahnya tingkat merumuskan beberapa hak –hak saksi
bantuan hukum yang layak dapat hukum baik pidana maupun perdata
kondisi korban kejahatan. hal ini juga sedang, dan telah diberikan.
Tahun 2014 perubahan atas Undang- korban yang tidak berani secara
merupakan sebuah terobosan hukum oleh para saksi dan korban tindak
bagi korban, saksi dan pelapor. Bagi seperti korban-korban atau saksi
24
operasional penyediaan 3) Memberikan keterangan
dukungan keamanan;
25
Memperoleh bantuan biaya hidup korban (tidak mau diberikan
akibat negatif yang tidak diingikan menjadi saksi bila hal itu
menjadikan kejahatan
tersebut,
kepentingan pembuat
26
8. Korban berhak Hak perlindungan merupakan
27
bidang kehidupan, sehingga dalam yang berkaitan dengan proses
yang dimiliki korban selama proses maupun saksi korban merasa aman
ganti rugi trasportasi dan juga biaya Nomor 31 Tahun 2014 tentang
28
Peraturan Pemerintah Republik huruf b sebagai pelaku
pada ayat (2) huruf a dan dimaksud dalam pada ayat (2),
29
pemohonan restitusi dapat diajukan Tentang Pelaksanaan Restitusi Bagi
melalui LPSK sesuai dengan (3) Anak yang menjadi Korban Tindak
30
seimbangan, oleh karena itu, hukum 4) Korban berkewajiban ikut
sendiri) korban
jaminan9
31
Menurut peneliti, upaya pihak hak yang seharusnya didapatkan anak
32
Manggarai Barat,Tanggal 12 Agustus 2022 dan fasilitas untuk memberikan
Beberapa Hambatan internal yang dihadapi istirahat untuk anak. Menurut peneliti
perlindungan hukum terhadap anak korban secara bersamaan ini tentu dapat
perempuan sementara kasus dan kasus lain. Untuk sarana dan prasaran
2) Faktor Sarana dan prasarana yang tidak penyidikan korban anak dan orang dewasa
mendukung dan kurang memadai. Sarana tidak boleh dilakukan dalam satu rungan
33
hal ini sudah diatur dalam Undang- pencabulan yang membutuhkan
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun yang saat ini dipakai oleh kepolisian
perlindungan khusus bagi anak yang di Labuan Bajo. Polisi bekerja sama
dimaksud dalam Pasal 59 ayat (2) huruf b sanctus (SSpS) flores Barat- rumah
korban anak dalam hal proses penyelesaian eksternal yang dihadapi oleh pihak
kasus secara cepat dan tepat dalam hal ini Kepolisian Resort Manggarai Barat
membantu korban agar anak tidak terbebani dalam melindungi anak korban
dalam proses peradilan yang cukup lama tindak pidana pencabulan sebagai
34
telah dilaporkan oleh korban kurang stabil atas apa yang dialami
anak dan balita juga menyulitkan 5) Jarak juga merupakan salah satu
ini korban masih dalam kondisi yang anak korban tindak pidana
35
pencabulan selama proses h. memberikan informasi mengeni
keluarga,
36
2) korban anak-anak dan Chazawi , Tindak Pidana Mengenai
Kesopanan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
balita tidak dapat Persada).
37
JURNAL
PERATURAN PERUNDANG-
UNDANG
38