B. Latar Belakang
telah sejalan dengan amanat UUD tahun 1945 terkait jaminan hak asasi
manusia, yaitu ‚anak sebagai manusia memiliki hak yang sama untuk
ditegakan dikarenakan agar setiap anak tetap terlindungi dan amar agar
terhindar dari segala kejahatan yang korbannya anak anak dibawah umur,
rasa aman dan ketentraman di kalangan anak anak perempuan. tetapi pada
korbannya adalah anak- anak. Anak banyak menjadi korban tindak pidana
tersebut, selain itu secara fisik dan mental anak jauh lebih lemah dari
pelaku Hal ini tentu saja merusak masa depan mereka karena tindak pidana
orang lain.3
perempuan dengan cara yang menurut moral dan atau hukum yang berlaku
di bawah umur ini bukan suatu hal yang dapat dianggap sebagai masalah
kecil dan tak penting, Masalah ini sangat penting karena yang menjadi
korbannya adalah anak di bawah umur, dimana anak sebagai tunas bangsa
Anak adalah bagian dari generasi muda sebagai salah satu sumber
anak diartikan sebagai manusia yang masih kecil atau manusia yang belum
dewasa. Selain itu, anak sebagai bagian dari keluarga, merupakan buah
hati, penerus, dan harapan keluarga, dan anak juga amanah sekaligus
karunia Tuhan yang Maha Esa yang senantiasa harus kita jaga karena
3
Zulka Hendri, Pelaksanaan Perlindungan Hukum Terhadap Anak sebagai Korban Tindak Pidana
Perkosaan,di akses terakhir pada tangga : 11 desember 2012,
HTTP://REPOSITORY.UNAND.AC.ID/9832/
4
Abdul Wahid dan Muhammad Irfan, 2001, Perlindungan Terhadap Kekerasan Seksual , Refika
Aditama, Malang, h. 40.
4
dalam dirinya melekat harkat, martabat dan hak-hak sebagai manusia yang
dijunjung tinggi.5
Batasan usia anak yakni seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas)
dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini mendapatkan banyak sorotan
5
Gusti Ayu Trimita Sania dan Anak Agung Sri Utari, Perlindungan Hukum Terhadap Anak
Sebagai Korban Tindak Pidana pemerkosaan (Jurnal Fakultas Hukum Universitas Udayana), 2019,
hlm. 2
6
Ibid, hlm.3
5
dengan paksa, diremas, dipaksa onani, oral seks, anal seks, diperkosa”.7
harus diperoleh anak. Sehubungan dengan hal ini, Pasal 27 ayat (1) UUD
pemerintah dan wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak
saja masalah hak asasi manusia, tetapi lebih luas lagi adalah masalah
7
Maidin Gultom, Perlindungan Hukum terhadap Anak dan Perempuan, Cet, II, Refika Aditama,
Bandung, 2013, hlm.3
8
Ibid
6
masyarakat)”.10
umumnya dilakukan oleh orang terdekat, biasanya keluarga baik itu ayah,
tersebut.11
sosial yang berupa penyimpangan tingkah laku, baik yang dilakukan oleh
pelaku atau korban agar tidak terulang kembali kejahatan sama.13 Di dalam
dan diperbaiki agar para pelaku pemerkosaan dapat tidak mengulangi dan
adanya efek jera pada pelaku pemerkosaan terhadap anak anak dibawah
umur.
globalisasi ini yang tentunya sangat pesat, berbagai tindak kejahatan pun
11
https://googleweblight.com/?lite_url=https:tulisansrie.wordpess.com/2015/03/28fenomena-
pemerkosaan-pada-anak-di-bawah-umur pada hari Jumat, tanggal 25 September 2015, Pukul13.30
WITA.
12
Sulastri, kekerasan Seksual Terhadap Anak:Relasi Pelaku-Korban, Pola Asuh Dan Ketentraman
Pada Anak, September 2019, Jurnal Psikologi Malahayati, Vol. 1, No. 2, 2019, hlm. 62.
13
Ibid, hlm. 133
8
dari pelaku dan para korban yang begitu banyak kasusnya hingga saat ini,
kita ketahui bahwa dinamika kejahatan tersebut massif dan sulit untuk
mengenai sorotan keras dari berbagai kalangan. Kasus seperti ini banyak
C. Rumusan Masalah
9
1. Tujuan Penelitian
Timur
2. Manfaat Penelitian
Lombok Timur.
F. Orisinalitas
Persamaan :
telah disiapkan.
Perbedaan :
11
terhadap anak.
Persamaan :
Perbedaan :
kejahatan.
12
Jaya Yogyakarta.
Persamaan :
hukum.
Perbedaan :
penulis normatif-empiris.
anak.
G. Tinjauan Pustaka
aturan untuk:14
diancam.
tertentu suatu akibat yang berupa pidana. Lebih lanjut dikatakan oleh
Soedarto bahwa hukum pidana berpangkal dari dua hal pokok yaitu
Pompe, yang mirip dengan rumusan Simons namun lebih singkat, yaitu
seharusnya terdapat.”16
15
Rodliyah, Pemidanaan Terhadap Perempuan Dalam Sistem Peradilan Pidana edisi revisi, Arti
Bumi Intaran, Yogyakarta, 2012, hlm. 23.
16
Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta, Jakarta, 2010, hlm. 4.
17
Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana, Sinar Grafika, Jakarta, 2009,hlm.2.
15
Strafbaar feit, terdiri dari tiga kata, yaitu straf, baar, dan
dan perbuatan.19
18
P.A.F. Lamintang, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, PT Citra Aditya Bakti, Bandung,
1997, hlm. 181.
19
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana, Bagian 1 : Stelsel Pidana, Teori-Teori Pemidanaan
& Batas Berlakunya Hukum Pidana, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2002, hlm. 69.
16
berdasarkan undang-undang.
penghukuman.21
21
Adami Chazawi, Op.Cit. hlm. 72
22
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Refika Aditama, Bandung, 2003,
hlm. 33
23
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2011, hlm. 49.
24
Sudarto, Hukum dan Hukum Pidana, Alumni, Bandung, 1982, hlm. 31-32
18
a. Unsur Subjektif
b. Unsur Objektif
1) Perbuatan Terdakwa
positif;
25
P.A.F. Lamintang, Op. Cit, hlm. 185.
26
Leden Marpaung, Op. Cit, hlm. 9-10
19
2) Akibat (Result)
3) Keadaan-keadaan (circumstances)
atau perintah.
1. Pengertian Pemerkosaan
20
dan sebagainya.27
2. Unsur-Unsur Pemerkosaan
27
Adami Chazawi, Tindak Pidana Mengenai Kesopananan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2007, Hlm. 80
21
kesengajaan (dolus).
Perlindungan Anak.
Esa, yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat
dijunjung tinggi. Hak asasi anak merupakan bagian dari hak asasi
Pasal 81
orang lain.
Pasal 82
1. Pengertian Anak
dapat kita simpulkan ialah keturunan dari seorang pria dan seorang
hal ini sama dengan orang dewasa, anak tidak dapat tumbuh dan
masa depan
28
Yunieha Nita Hasyim, Perlindungan Hukum Terhadap Anak yang Menjadi Korban Tindak
Pidana Pencabulan oleh Penjaga Sekolah Pada Proses Penyidikan (Skripsi Bandar Lampung
Fakultas Hukum Universitas Lampung), 2017, hlm. 27
25
datang nantinya, oleh karena itu harus kita jaga dan kita
2. Perlindungan Anak
29
Ibid
26
dalam melindungi anak ini harus diatur secara baik, agar anak tidak
pada hakikatnya anak disini tidak dapat melindungi diri sendiri dari
mental, dan sosial. Jadi, disini anak ini perlu dibantu oleh orang
masyarakat luas.
anak atau bukan, tentu harus ada batasan yang mengaturnya, dalam
mengatur tentang usia yang diartikan sebagai anak yang antara lain
sebagai berikut :
kewajibannya.
32
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
29
mental anak-anak yang belum dewasa dan matang. Anak juga perlu
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Metode penelitian memiliki peranan penting dalam sebuah
sedang diteliti. Maka sesuai dengan judul dan rumusan masalah di atas,
33
Irma Setyowati Soemitro. 1990. Aspek Hukum Perlindungan Anak. Jakarta. Penerbit Bumi
Aksara. 1990 hlm, 15
30
2. Metode Pendekatan
Dalam hal ini penelitian menggunakan jenis dan sumber data bersumber
dari :
a. Jenis Data
1) Data Primer
penelitian ini.
2) Data Sekunder
internet.
b. Sumber Data
1) Data lapangan
tersebut.
2) Data Kepustakaan
a. Wawancara (Interview)
timbul diluar daftar pertanyaan yang ada dan masih memiliki ruang
b. Observasi
c. Studi Kepustakaan
hukum lainnya.
34
5. Analisis Data
Teknik dalam analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis
yang ada sehingga dapat di tarik suatu kesimpulan yang digunakan untuk
DAFTAR PUSTAKA
Gusti Ayu Trimita Sania dan Anak Agung Sri Utari, 2019, Perlindungan
Hukum Terhadap Anak Sebagai Korban Tindak Pidana
Pemerkosaan (Jurnal Fakultas Hukum Universitas Udayana).
Ibid.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
C. Sumber Lain
https://googleweblight.com/?lite_url=https:tulisansrie.wordpess.com/2015/
03/28fenomena-pemerkosaan-pada-anak-di-bawah-umur pada hari
Jumat, tanggal 25 September 2015, Pukul13.30 WITA.
https://konvensimedia.com//konvensi-media-advokasi-dan-penegakan-
hak–hak-anak. Volume II No.2 Lembaga Advokasi Anak
Indonesia (LLAI, Medan, 1998)/
HTTP://REPOSITORY.UNAND.AC.ID/9832/zulka-hendri-pelaksanaan-
perlindungan-hukum-terhadap-anak-sebagai-korban-tindak-pidana-
perkosaan, tanggal : 11 desember 2012.