Syariah dan
Perbankan Syariah
24 Agustus 2022
Agenda
Pondasi dari ekonomi syariah adalah maqasid syariah yang terdiri dari enam aspek yang terdiri dari: Menjaga
01 agama, Menjaga jiwa, Menjaga akal, Menjaga Keturunan, Menjaga Harta, Menjaga Lingkungan.
Lebih lanjut dari enam aspek tersebut, maka ekonomi syariah dapat direfleksikan tidak hanya menganut prinsip
02 tripple bottom line atau 3 P’S (Profit-Keuangan, People-Sosial dan Planet-Lingkungan) tetapi menganut quard
bottom line atai 4 P’S (Profit-Keuangan, People-Sosial, Planet-Lingkungan dan Prophet-Spiritual) .
Oleh karenanya, ekonomi syariah yang memiliki prinsip 4 P’S memiliki pilar kemaslahatan dimana segala aktivitas
03 ekonomi manusia harus didasarkan atas tujuan memberikan kebaikan kepada manusia lainnya.
Selanjutnya sebagai puncak ataupun tujuan akhir manusia melakukan kegiatan ekonomi atau muamalah adalah
04 untuk mendapatkan ridho dari Allah.
Oleh karenanya tujuan akhir dari aktivitas ekonomi tersebut adalah mencapai keselamatan di dunia dan juga
05 kebahagian di akhirat.
Nilai Universal Ekonomi Islam : Eksistensi dari lima elemen maupun nilai dasar yang diyakini
akan membawa kemaslahatan adalah Tauhid (keyakinan kebenaran Al-Quran dan sumber
1 hukum Islam lainnya), Adil (keadilan), Nubuwah atau kenabian (perilaku dan sikap nabi),
khilafah (pemerintahan dan kepemimpinan), Ma’ad (hasil, aktif dan produktif). Oleh
karenanya kelima elemen tersebut merupakan nilai-nilai universal yang tidak hanya diyakini
umat Muslim tetapi juga seluruh ummat beragama lainnya.
Merujuk pada Prinsip Sistem Ekonomi Islam: Dengan adanya dasar rancang bangun ekonomi, maka
rancang bangun
ekonomi syariah,
2 terdapat pilar rancang bangun ekonomi Islam yang terdiri dari multi type ownership (Islam
mengakui kepemilikan baik kepemilikan pribadi maupun kelompok), freedom to act
(kebebasan dalam bertindak-muamalah), social justice-social wellbeing (keadilan sosial-
maka terdapat kesejahteraan sosial)
tiga elemen Perilaku Islam dalam Bisnis dan Ekonomi: Atap atau puncak dari rancang bangun ekonomi
Islam adalah akhlaq. Akhaq merupakan cerminan dari implementasi dasar dan pilar rancang
penting yang bangun ekonomi Islam. Oleh karenanya akhlaq merupakan perilaku manusia yang
mencakup 3 mengedapankan tuntunan agama, kepantasan dan norma-norma sosial sehingga dalam
berperilaku tidak hanya mementingkan diri sendiri tetapi harus sesuai dengan ajaran agama
Islam, norma masyarakat dan adat-istiadat serta membawa kemanfaatan di dalam
memenuhi kebutuhan hidup
BEST FOR You
O R G A N I C S C O M PA N Y
Konsep Ekonomi Syariah dan Perbankan Syariah
Pondasi dari bank syariah adalah maqhasid syariah yang terdiri dari enam elemen yang antara : (1) Menjaga Agama; (2)
Menjaga Jiwa; (3) Menjaga Akal; (4) Menjaga Harta; (5) Menjaga Keturunan, dan (6) Menjaga kelestarian lingkungan.
1 Maqhasid syariah tersebut diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari manusia yaitu dalam memenuhi kebutuhan
dasar, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier sehingga layanan perbankan syariah dalam mendukung kehidupan
manusia pada transaksi bisnis dan keuangan perlu memiliki visi dan misi yang sama.
Visi dan misi tersebut harus dilandasi dengan maqasid syariah yang bertujuan untuk mencapai kemaslahatan dan falah.
2 Selain itu perbankan syariah dengan pilarnya (prophet, profit, people dan planet) adalah menjaga keseimbangan antara
keuntungan bisnis yang memiliki tanggung jawab moral dan spiritual dan berdampak terhadap berkurangnya masalah
sosial seperti kemiskinan, pengangguran, ketimpangan sosial dll.
ekosistem bank syariah baik internal dan eksternal menjadi sangat penting dalam mewujudkan Sustainable Finance of
Islamic Banking seperti: penerapan prinsip syariah; fokus terhadap kebutuhan masyarakat dan ummat; terdapatnya
3 strategi bisnis yang berkeadilan dan sesuai dengan kebutuhan industri; implementasi operasional yang berlandaskan nilai-
nilai Islami; implementasi manajemen risiko; apresiasi kepada sumber daya insani yang objektif dan sesuai dengan nilai-
nilai Islam; penerapan azas kemanfaatan bagi kesejahteraan masyarakat.
Runtuhnya Perbankan
Konvensional pada
masa Krisis Global
karena Greedy
(Kerakusan) Periode
1997-1999
Sejarah
Perbankan di
Indonesia
BNI SYARIAH (BNIS) BRI SYARIAH (BRIS)
PT Bank BNI Syariah yang efektif Pada tanggal 17 November 2008 PT
menjalankan operasional sejak Bank BRISyariah secara resmi
tanggal 19 Juni 2010 . beroperasi berdasarkan prinsip
Syariah Islam.
27 Mei 2022, Rapat Umum Pemegang PT Bank BRI Syariah (BRIS) resmi
Saham Tahunan, tahun buku 2021 Sejarah beroperasi berdasarkan izin dari Bank
menyatakan persetujuan masuknya 08 Bank 04 Indonesia pada tanggal 16 Oktober 2008
Syariah di
saham seri A Dwi Warna yang akan Indonesia
menjadikan BSI sebagai Bank BUMN Ditandatanganinya conditional merger agreemen
pada tanggal 12 Oktober 2020 yaitu kesepakata
merger antar bank syariah yang ditanda tangan
01 Oktober 2021, penggabungan 07 05 oleh Direktur BSM, BNIS dan BRIS
operasional core banking dari bank
merger yaitu BSM, BNIS dan BRIS
menjadi satu core banking BSI
06 Terjadinya legal merger pada tanggal 01 Februari, yaitu
peresmian secara hukum merger antara BSM, BNIS dan BRIS
BEST FOR You menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI). Namun demikian
O R G A N I C S C O M P A N Y operasional masih menggunakan core banking masing-masing
Problematika Bank Syariah
Proses merger pada BSI belum selesai secara de facto terutama berkaitan
dengan proses adaptasi yang memakan waktu lama dikarenakan kuatnya
01 budaya perusahaan legacy masing-masing sehingga terkesan terdapat
konflik-konflik internal
Produk-produk unggulan yang dimiliki oleh bank legacy akan sulit untuk dipasarkan
semuanya oleh BSI (bank hasil merger) dikarenakan bank harus fokus pada satu
02 segmen dalam rangka optimalisasi pendapatan, dan mitigasi risiko; serta
mempermudah cabang menjual produk.
Proses merger akan terus mengalami tantangan sampai dengan pensiunnya para
03 pegawai yang direkrut oleh internal legacy mereka. Fenomena merger ini terjadi pada
Bank Mandiri akan tetapi dengan latar belakang yang berbeda.
2 Prinsip Pelaksanaan Bank konvensional menggunakan prinsip konvensional dengan Prinsip bank syariah berdasarkan hukum Islam mengacu dari Al-quran dan Hadist serta diatur oleh fatwa Ulama. Sehingga seluruh
acuan peraturan nasional dan internasional berdasarkan hukum aktivitas keuangannya menganut prinsip Islami.
berlaku.
3 Sistem Operasional Pada bank konvensional, sistem operasionalnya memberlakukan Bank syariah tidak menerapkan bunga dalam transaksinya. Menurut syariat Islam, bunga masuk dalam kategori riba. Sehingga
penerapan suku bunga dan perjanjian secara umum berdasarkan sistem operasional bank syariah menggunakan akad bagi hasil atau nisbah. Kesepakatan antara nasabah dan pihak bank
aturan nasional. Akad antara bank dan nasabah bank banyak berdasarkan pembagian keuntungan dan melibatkan kegiatan jual beli.
dilakukan berdasarkan kesepakatan jumlah suku bunga.
4 Hubungan Antara Dalam bank konvensional, hubungan antara nasabah dan lembaga Dalam bank syariah, hubungan antara nasabah dan bank terbagi menjadi beberapa jenis: meliputi penjual-pembeli, kemitraan,
Nasabah – Lembaga perbankan yaitu debitur dan kreditur. Nasabah bank konvensional sewa dan penyewa. Dalam penggunaan akad murabahah, istishna, dan salam, pihak bank berperan sebagai penjual dan nasabah
Perbankan berperan sebagai kreditur, sementara perbankan berperan sebagai sebagai pembeli; Sementara akad musyarakah dan mudharabah memperlakukan hubungan kemitraan. Akad ijarah memposisikan
debitur. bank sebagai pemberi sewa dan nasabah sebagai penyewa.
5 Kesepakatan Formal Bank konvensional melakukan perjanjian secara hukum nasional. Bank syariah melakukan akad dengan memperhatikan hukum Islam, yaitu melaksanakan perjanjian berlandaskan rukun dan syarat
sah yang harus ditunaikan untuk mengesahkan akad tersebut.
6 Pengawas Kegiatan Bank konvensional diawasi oleh dewan komisaris dalam Pengawasan bank syariah terdiri dari berbagai lembaga, diantaranya dewan pengawas syariah, dewan syariah nasional, dan dewan
aktivitasnya. komisaris bank.
7 Proses Pengelolaan Bank konvensional, pengelolaan dana dapat dilakukan dalam Bank syariah harus mengelola dana nasabah pada lini bisnis yang diizinkan oleh aturan Islam. Akibatnya, uang nasabah tidak boleh
Dana seluruh lini bisnis menguntungkan di bawah naungan Undang- diinvestasikan atau dikelola pada bidang usaha bertentangan dengan nilai Islam, seperti perusahaan rokok, narkoba, dan
Undang. sebagainya.
8 Suku Bunga VS Imbal Bank umum menggunakan suku bunga sebagai acuan dasar dan Bank syariah tidak menggunakan sistem bunga, tetapi imbal hasil atau nisbah. Bagi hasil diperoleh dari pembagian keuntungan
Hasil keuntungan. antara bank dan nasabah.
9 Pembagian Bank konvensional mendapatkan keuntungan dari suku bunga yang Bank syariah mendapatkan keuntungan diperoleh dari hasil jual beli, sewa-menyewa, dan kemitraan dengan nasabah
Keuntungan dibebankan pada nasabah.
10 Pengelolaan Denda Keterlambatan melakukan pembayaran angsuran dalam bank Bank syariah tidak memiliki aturan beban denda bagi nasabah saat terlambat atau tidak bisa membayar. Sebagai gantinya, bank
konvensional, terdapat denda yang dibebankan kepada nasabah. akan melakukan perundingan dan kesepakatan bersama. Meskipun beberapa bank syariah ada yang menetapkan denda pada
BEST FOR You
Bahkan besaran bunga bisa semakin meningkat, bila nasabah tidak kasus tertentu, tetapi uang denda dari nasabah tidak dinikmati oleh pihak bank melainkan dianggarkan sebagai dana sosial.
membayar hingga batas waktu ditetapkan.
O R G A N I C S C O M PA N Y
Konsep Dasar Bank Syariah
Landasan (i) Al-Qur’an, hadist dan sumber hukum Islam lainnya; (ii) Maqasid syariah (menjaga agama, menjaga jiwa,
menjaga akal, menjaga harta, menjaga keturunan, dan menjaga lingkungan.
Empat pilar bangunan bank syariah yang mencakup (i) Aspek keuangan; (ii) Aspek sosial; (iii) Aspek
lingkungan; (iv) Aspek spiritual.
Selanjutnya, berdasarkan landasan dan pilar tersebut, maka bank syariah memiliki plafond dalam operasional
dan aktivitas bisnisnya yaitu (i) Produk dan layanan dari bank syariah harus merujuk pada prinsip-prinsip
syariah; (ii) Keberadaan produk dan layanan bank tersebut harus dapat memberikan kemaslahatan bagi umat
manusia atau kemasalahatan.
Tujuan akhir dari eksistensi bank syariah tersebut adalah memberikan kebahagiaan di dunia dan keselamatan
di dunia (falah), karena bank syariah adalah institusi yang melakukan muamalah di bidang ekonomi yang
dapat membantu umat manusia mendapatkan perlakuan yang adil dan transparan serta bagi umat Muslim
dapat menjalankan ajaran agamanya secara kaffah (totalitas).
Bank Syariah
Akad:
Mudharabah Akad:
Wadiah Rahn
Jual-Beli (Margin): Kerjasama (Bagi-Hasil): Qardh
Murabahah Mudharabah
Salam Musyarakah
Istishna
Ijarah
BEST FOR You
O R G A N I C S C O M PA N Y
Produk Bank Syariah
Secara garis besar produk pada bank syariah dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu (i) pendanaan; (ii)
pembiayaan dan (iii) jasa. Untuk akad pendanaan (giro. Tabungan dan deposito) terbagi
menjadi akad.
Produk pembiayaan terbagi menjadi 2 (dua) prinsip, yaitu jual-beli yang menghasilkan margin
dan kerjasama yang berdasarkan prinsip bagi hasil (Nisbah).
Qardh, akad qardh adalah talangan atau merupakan pinjaman yang tidak
mempersyaratkan adanya imbalan
Thank You
Lucky Nugroho
+082114086458
lukelucky38@yahoo.com