Anda di halaman 1dari 24

REINTERPRETASI AYAT-AYAT AL-QUR’AN

TENTANG DOMESTIC VIOLENCE

Siti Rohmah
Dosen FAI Universitas Muhammadiyah Jakarta dan Conselor Mitra Perempuan
Women Crisis Center Jakarta
rohmah@yahoo.co.id

Abstract: Domestic Violence is an act of violence against women and violence in a family
or marriage relationship. One argument that is often used, as the legitimacy and
justification in the domestic violence is the Islamic teaching; it is especially the
interpretation of verses of the Qur'an that present gender bias and discrimination against
women. Therefore, reorientation and retraining of interpretation according to the nature
of these teachings that are applicable and adaptive to changes in time and age are needed,
without being followed by an interest or a particular interest.The straighten of
interpretation would require honesty and sincerity of all parties. Thus, the followers of the
teachings of Islam and spreaders will not be stucked in an explicit sense without
understanding the meaning of the lines.

Keywords : Gender, Domestic Violence, Women, Interpretation, Religion

Abstrak : Kekerasan domestik adalah tindak kekerasan terhadap perempuan dan kekerasan
dalam hubungan keluarga atau pernikahan. Salah satu argumen yang sering digunakan,
sebagai legitimasi dan justifikasi dalam kekerasan dalam rumah tangga adalah ajaran Islam
; hal ini terutama penafsiran ayat-ayat Al-Qur'an yang hadir seringkali bias gender dan
mendiskriminasi perempuan. Oleh karena itu, perlu reorientasi dan penafsiran kembali
yang sesuai dengan sifat dari ajaran-ajaran yang berlaku dan adaptif terhadap perubahan
situasi dan kondisi yang ada, tanpa diikuti oleh kepentingan dan kebutuhan yang terjadi.
Penafsiran membutuhkan kejujuran dan ketulusan dari semua pihak . Dengan demikian,
para pengikut ajaran Islam tidak akan kaku dan selalu responsif dengan memahami semua
perubahan sosial yang ada dengan selalu konsisten dan eksplisit pada nilai dan garis-garis
yang telah diajarkan.

Kata Kunci: Gender, Kekerasan, Perempuan, Interpretasi, Agama

18 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


Pendahuluan Metode yang digunakan adalah

'Silence for the sake of harmony' mengidentifikasikan penafsiran ayat-ayat

(Hakimi, Mohammad, edt., 2001: Th) Al-Qur’an dan Hadist yang dijadikan

demikian kutipan judul sebuah buku yang alasan pembenaran atau pelarangan

cocok dikutip untuk menyatakan perbuatan Domestic Violence.

phenomena isu domestic violence di Menginventarisir literature yang

Indonesia. Isu yang sengaja mencantumkan ayat-ayat Al Qur’an dan

disembunyikan demi mempertahankan hadist yang dijadikan alasan

keutuhan perkawinan sehingga tidak membolehkan atau melarang perbuatan

terlihat sebagai isu yang perlu dipecahkan. kekerasan terhadap perempuan khususnya

Di tengah kehidupan masyarakat patriarki, dalam lingkup domestic; serta

dimana ketimpangan gender yang menginventarisir literature yang

memposisikan perempuan pada relasi mencantumkan ayat-ayat Al Qur’an dan

kekuasaan yang lemah dibandingkan laki- hadist tentang larangan perbuatan

laki, dimana perempuan sering menjadi kekerasan terhadap perempuan.

sasaran kekerasan terutama di domestic


sphere. Phenomena Domestic Violence Pembahasan
dapat dilihat dari perspektif yang A. Pengertian Domestic Violence
demikian. Sekalipun kenyataannya laki- Terhadap Perempuan
laki juga menjadi sasaran kekerasan dari Mengacu pada Deklarasi

pasangannya, akan tetapi kemungkinan Penghapusan Kekerasan Terhadap

bagi perempuan dan anak-anak menjadi Perempuan (PBB, 1993), yang

sasaran kekerasan dari laki-laki adalah mendefinisikan kekerasan terhadap

jauh lebih tinggi khususnya di masyarakat perempuan adalah: “Setiap tindakan

yang demikian. berdasarkan perbedaan jenis kelamin yang

Tulisan ini akan mengkaji berakibat atau mungkin berakibat

sejauhmana penggunaan ajaran agama kesengsaraan atau penderitaan secara

Islam terhadap perbuatan domestic fisik, seksual atau psikologis, termasuk

violence di Indonesia termasuk ancaman tindakan tertentu, pemaksaan

mengungkap ajaran agama yang selama atau perampasan kemerdekaan secara

ini dianggap membolehkan dan yang sewenang-wenang, baik yang terjadi di

seharusnya diinterpretasikan sebagai depan umum atau dalam kehidupan

melarang perbuatan tersebut? pribadi”.

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 19


Dalam hal ini, kekerasan terhadap beberapa relasi antara perempuan dan
perempuan harus dipahami mencakup, laki-laki yang selama ini ada di
tindak kejahatan secara fisik, seksual dan masyarakat dan merupakan relasi-relasi
psikologis yang terjadi dalam keluarga, yang potensial memunculkan masalah
termasuk pemukulan, penyalahgunaan kekerasan terhadap perempuan (gender
seksual atas perempuan kanak-kanak based violence) dalam lingkup rumah
dalam rumah tangga, kekerasan yang tangga. Termasuk diantaranya relasi
berhubungan dengan mas kawin, perempuan dan laki-laki dalam
perkosaan dalam perkawinan, perkawinan (sebagai suami istri),
pengrusakan alat kelamin perempuan dan berpasangan di luar hubungan perkawinan
praktek-praktek kekejaman tradisional menurut hukum negara, dalam keluarga
lain terhadap perempuan, kekerasan di (contohnya hubungan anak perempuan
luar hubungan suami istri dan kekerasan dan ayahnya).
yang berhubungan dengan eksploitasi. Statistik nasional tentang
Pengertian domestic violence kekerasan terhadap perempuan dalam
mengambil salah satu cakupan wilayah lingkup domestic di Indonesia sampai saat
terjadinya kekerasan terhadap perempuan ini belum ada, namun terdapat data base
yakni dalam keluarga, atau perkawinan sejumlah Women's Crisis Centres dan
atau hubungan intim. Indonesia, dalam pusat-pusat krisis di Rumah Sakit yang
Undang-undang PKDRT mendefinisikan ada, mengenai kasus domestic violence
domestic violence sebagai: “Setiap daan problem yang dialami perempuan
perbuatan yang dilakukan seseorang dan anak. Di Indonesia terdapat sekitar 21
secara sendiri dan atau bersama-sama lembaga pemberi layanan bagi perempuan
terhadap seorang perempuan dan pihak- dan anak yang mengalami kekerasan yang
pihak yang tersubordinasi lainnya, yang tersebar di 15 kota. Satu Women's Crisis
berakibat kesengsaraan atau penderitaan Centre di Jakarta misalnya, setiap
secara fisik, seksual, ekonomi, dan atau tahunnya menerima pengaduan kasus
psikologis, termasuk ancaman perbuatan KDRT rata-rata 226-258 perempuan
tertentu, pemaksaan atau perampasan (Mitra Perempuan WCC). Dan dari kasus
kemerdekaan secara sewenang-wenang tersebut, 74-82% terjadi pada perempuan
dalam lingkup rumah tangga”. dengan status istri yang disiksa oleh suami
Definisi ini memperkenalkan atau mantan suaminya. Fakta ini
suatu cara pandang tertentu terhadap mengungkap bahwa relasi pelaku dan

20 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


korban kekerasan adalah relasi baik yang perkawinan menganut asas monogami,
terikat dalam perkawinan maupun di luar namun secara tertulis dibuat pengecualian
perkawinan (telah bercerai/mantan dengan alasan ajaran agama Islam yaitu
pasangan). membolehkan poligami. Alasan-alasan
Salah satu norma yang cukup untuk pemberian ijin kepada seorang
kuat mempengaruhi perilaku maupun suami untuk beristri lebih dari seorang
pengaturan perundang-undangan dan juga sangat diskriminatif terhadap
kebijakan hukum di Indonesia adalah perempuan.
ajaran agama islam. Hal ini dapat terlihat
dari sejumlah ketentuan yang terdapat di B. Ajaran Agama Islam Mengenai
beberapa Undang undang. Misalnya Perbuatan Domestic Violence.
dalam Kitab Undang-undang Hukum Ajaran agama tidak hanya
Pidana (Penal Code, 1946) yang mengatur dijadikan dalil untuk melanggengkan
tentang kejahatan perkosaan. Pasal 285 konsep patriarki, melainkan juga
dalam Undang-undang ini menyatakan dijadikan dasar untuk melegitimasi
bahwa perbutan perkosaan yang dapat kekerasan terhadap perempuan. Tradisi
dihukum sebagai kejahatan hanyalah keagamaan yang berkembang dalam
perkosaan yang terjadi di luar hubungan masyarakat sarat dengan bias jender.
perkawinan. Sedangkan beberapa pasal Kekerasan yang bertema keagamaan
lain mengatur penghukuman bagi paling sulit dideteksi karena pada
perbuatan-perbuatan pemaksaan hubungan umumnya terjadi di lingkungan
seksual yang dilakukan terhadap seorang domestik (domestic violence). Tema-
anak perempuan, dengan tetap tema kekerasan tersebut tercakup di
mengkaitkan status perkawinan dari anak dalam konsep hukum kekeluargaan
tersebut. islam (al-ahwal al-syakhshiyyah),
Ketentuan lain yang juga sangat khususnya yang berhubungan dengan
dipengaruhi oleh ajaran agama islam perkawinan, seperti legalitas poligami
adalah ketentuan mengenai ijin suami (ta’addud al-zaujain), kekerasan
beristri lebih dari seorang (poligami) dan seksual (sexual harrasment), belanja
pembagian peran suami dan istri dalam keluarga (al-nafqah), talak (al-thalaq),
perkawinan, yang terdapat dalam Undang- dan lain sebagainya.
undang tentang Perkawinan (UU No. Solusi terhadap berbagai
1/1974). Meskipun Undang-undang kekerasan terhadap perempuan dapat

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 21


diselesaikan dengan menggunakan Ibrahim (Yahudi, Nasrani dan
bahasa-bahasa agama yang Islam).
mencerahkan. Mengingat masyarakat Terdapat ayat yang dijadikan
Indonesia termasuk masyarakat yang dalil untuk melegitimasi
berpegang kuat terhadap ajaran-ajaran kesewenang-wenangan hak seksual
agamanya. Bahkan, bentuk solusi laki-laki, yaitu Q.S. al-Baqarah [2] :
apapun yang diterapkan tanpa 223 :
melibatkan faktor agama, apalagi yang ‫ﺣ ْﺮ َﺛ ُﻜ ْﻢ َأﻧﱠﻰ‬
َ ‫ث َﻟ ُﻜ ْﻢ َﻓ ْﺄﺗُﻮا‬
ٌ ‫ﺣ ْﺮ‬
َ ‫ِﻧﺴَﺎ ُؤ ُآ ْﻢ‬
bertema pemberdayaan perempuan,
‫ﺴ ُﻜ ْﻢ وَا ﱠﺗﻘُﻮا اﻟﱠﻠ َﻪ‬
ِ ‫ﺷ ْﺌ ُﺘ ْﻢ َو َﻗ ﱢﺪﻣُﻮا ِﻟَﺄ ْﻧ ُﻔ‬
ِ
terancam akan gagal, mengingat
stereotip masyarakat dalam hal`ini ‫ﻦ‬
َ ‫ﺸ ِﺮ ا ْﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨِﻴ‬
‫ﻋَﻠﻤُﻮا َأ ﱠﻧ ُﻜ ْﻢ ُﻣﻠَﺎﻗُﻮ ُﻩ َو َﺑ ﱢ‬
ْ ‫وَا‬
masih relatif kuat. (223 :‫)اﻟﺒﻘﺮة‬
“Isteri-isterimu adalah (seperti)
1. Mengenai Kekerasan Seksual
tanah tempat kamu bercocok-tanam,
Konsep kesucian dan ketabuan
maka datangilah tanah tempat
seks dalam berbagai ajaran agama
bercocok-tanammu itu bagaimana
masih sarat dengan mitos. Mitos-
saja kamu kehendaki. Dan
mitos seksual ini umumnya
kerjakanlah (amal yang baik) untuk
merugikan kaum perempuan. Mitos
dirimu, dan bertakwalah kepada
tersebut antara lain mitos selaput
Allah dan ketahuilah bahwa kamu
darah, seks tabu, sakralisasi khitan,
kelak akan menemui-Nya. Dan
misteri hubungan kelamin pertama,
berilah kabar gembira orang-orang
mitologi tubuh perempuan, mistikasi
yang beriman”.
orgasme, fikih air mani,
Ayat ini sering dijadikan
kepercayaan dibalik erotisme dan
sebagai dasar untuk melegitimasi
akhlak berhubungan seksual, sampai
otoritas seksual laki-laki, padahal
kepada apa yang disebut dengan
motif seperti ini jauh melenceng
sexual drives and enjoyment.
dari konteks dan sabab nuzul ayat
Kesemuanya ini dapat dihubungkan
di atas. Perempuan diumpamakan
dengan ajaran agama terutama
sebagai “kebun” yang dapat
agama yang tergabung dalam agama
digarap kapanpun dan dengan
Semit atau agama anak cucu Nabi
tehnik dan gaya apapun, sesuai
dengan selera laki-laki.

22 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


Ayat ini sesungguhnya turun telah dinyatakan oleh Farzaneh
untuk menjawab pertanyaan Milani, seorang aktifis perempuan
kalangan sahabat yang dari Iran, bahwa dalam hubungan
menanyakan tanggapan Rasulullah seksual, perempuan selamanya
tentang mitos orang-orang Yahudi menjadi objek (Farzaneh Milani,
yang mengatakan orang yang 1992: 142). Kalau terjadi
mendatangi isterinya dari arah penyimpangan dan kekerasan
belakang anaknya akan terlahir seksual, maka perempuan lebih
dalam keadaan mata juling. Ayat rentan menjadi korban. Ini semua
ini sebenarnya berfungsi sebagai terjadi karena budaya sudah
demitologisasi seksual yang terlanjur mempersepsikan laki-laki
berkembang di dalam masyarakat, adalah makhluk yang rawan untuk
bukannya untuk memberikan “ijin” memperkosa (rape-free) dan
terhadap laki-laki untuk perempuan sebagai makhluk yang
melakukan seks bebas terhadap rawan untuk diperkosa (rape-
isteri tanpa memperhatikan faktor prone) (Nasaruddin Umar, 1999:
enjoyment isterinya. 57).
Seringkali atas nama Dalam Islam, Al-Qur'an
agama, perempuan dipaksa untuk melukiskan hubungan seksual
melayani keinginan laki-laki. sebagai salah satu kesenangan dan
Nawal El-Sadawi, seorang dokter kenikmatan (istimta') dari Tuhan,
yang lebih dikenal sebagai tokoh sebagaimana firman Allah Swt QS
feminis Mesir, mensinyalir Ali Imran [3]: 14.
terjadinya penyimpangan seksual ‫ﻦ‬
َ ‫ت ِﻣ‬
ِ ‫ﺸ َﻬﻮَا‬
‫ﺣﺐﱡ اﻟ ﱠ‬
ُ ‫س‬
ِ ‫ﻦ ﻟِﻠﻨﱠﺎ‬
َ ‫ُز ﱢی‬
berdasarkan agama yang pada
‫ﻄ َﺮ ِة‬
َ ‫ﻦ وَا ْﻟ َﻘﻨَﺎﻃِﻴ ِﺮ ا ْﻟ ُﻤ َﻘ ْﻨ‬
َ ‫اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ ِء وَا ْﻟ َﺒﻨِﻴ‬
umumnya mengorbankan
perempuan. Mitos-mitos ‫ﻞ‬
ِ ‫ﺨ ْﻴ‬
َ ‫وَا ْﻟ‬ ‫ﻀ ِﺔ‬
‫وَا ْﻟ ِﻔ ﱠ‬ ‫ﺐ‬
ِ ‫اﻟ ﱠﺬ َه‬ ‫ﻦ‬
َ ‫ِﻣ‬
keperawanan dan kesucian -yang ‫ﻚ‬
َ ‫ث َذِﻟ‬
ِ ‫ﺤ ْﺮ‬
َ ‫ﺴ ﱠﻮ َﻣ ِﺔ وَا ْﻟَﺄ ْﻧﻌَﺎ ِم وَا ْﻟ‬
َ ‫ا ْﻟ ُﻤ‬
hanya berlaku pada perempuan-
‫ﻦ‬
ُ‫ﺴ‬
ْ‫ﺣ‬ُ ‫ﻋ ْﻨ َﺪ ُﻩ‬
ِ ‫ﺤﻴَﺎ ِة اﻟ ﱡﺪ ْﻧﻴَﺎ وَاﻟﱠﻠ ُﻪ‬
َ ‫ع ا ْﻟ‬
ُ ‫َﻣﺘَﺎ‬
jelas merupakan bentuk
eksploitasi tubuh perempuan atas (14 :‫ب )ﺁل ﻋﻤﺮان‬
ِ ‫ا ْﻟ َﻤَﺂ‬
nama Tuhan (Margot Badran, Artinya :Dijadikan indah pada
1993: 141). Hal yang sama juga (pandangan) manusia kecintaan

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 23


kepada apa-apa yang diingini, tanggapan: "Jangan lakukan
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, seperti itu! "Berpuasa dan
harta yang banyak dari jenis emas, berbukalah, bangun dan tidurlah
perak, kuda pilihan, binatang- karena sesunguhnya pada jasadmu
binatang ternak dan sawah ada haknya, dan isterimu juga ada
ladang. Itulah kesenangan hidup haknya" (Shahih al-Bukhari, Tt:
di dunia; dan di sisi Allah-lah 105 dan 157).
tempat kembali yang baik (syurga) Aisyah isteri Nabi yang
sering secara lugu dan polos
Kenikmatan dan dorongan menceritakan pengalaman
seksual bukan hanya ditujukan pribadinya dengan Nabi. Husain
kepada laki-laki tetapi juga kepada ibn Abdillah pernah
perempuan, "Mereka itu adalah menyampaikan sebuah hadis:
pakaian bagimu dan kamu pun "Rangkaian hubungan seks diawali
adalah pakaian bagi mereka" dengan cumbu rayu (mula’abah)".
(Q.S.Al-Baqarah[2]: 187). Hadis lain yang berhubungan
Hubungan seksual dalam Islam dengan masalah ini ialah:
bersifat holistik; di samping untuk "Penuhilah kebutuhan seks
memenuhi kebutuhan biologis dan isterimu minimal sekali dalam
melengkapi hubungan sosial antara masa bersih (sebulan)", (Shahih
satu dengan lainnya, juga bersifat al-Bukhari, Tt:: 103). Ketika
ibadah. Hadis-hadis Nabi banyak berhubungan seks "dianjurkan
sekali menyatakan hubungan untuk tenang (mengendalikan diri)
seksual adalah sunnah yang tidak dan tegar" (Abi al-Faraj
bisa ditinggalkan. Dalam satu Jamaluddin Abd al-Rahman ibn
hadis diriwayatkan Bukhari dari Ali ibn Muhammad al-Jauzy,
Abdullah ibn Amr, menceritakan 1989: 166). Sesudah berhubungan,
ihwal salah seorang sahabat yang diserukan untuk mandi junub yang
berpuasa di siang hari dan dimulai dengan basmalah dan
beribadah penuh di malam hari, diakhiri dengan tasyahhud
dengan harapan untuk memperoleh (mengucapkan dua kalimah
kedudukan lebih mulia di mata syahadah).
Tuhan, lalu Nabi memberikan

24 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


2. Mengenai Kekerasan Akibat dekat kepada tidak berbuat
Poligami aniaya”.
Poligami menyengsarakan
kaum perempuan. Banyak kasus Namun tidak sedikit ulama
yang ditemukan di lapangan bahwa yang menolak ayat ini sebagai
poligami, baik yang dilakukan dasar poligami. Golongan ini
secara resmi maupun di bawah berpendapat sesungguhnya Islam
tangan, menyuguhkan suasana menganut prinsip monogami dan
kehidupan yang menyedihkan mengecam praktek poligami
kepada perempuan. Ironisnya, sebagai perpanjangan tradisi Arab
poligami ditolerir atas dasar pra Islam yang memberikan status
agama, terutama dalam ayat dalam dan kedudukan yang amat
Q.S. an-Nisa’[4] : 3 dominan kepada kaum laki-laki

‫ﺴﻄُﻮا ﻓِﻲ ا ْﻟ َﻴﺘَﺎﻣَﻰ‬


ِ ‫ﺥ ْﻔ ُﺘ ْﻢ َأﻟﱠﺎ ُﺗ ْﻘ‬
ِ ‫ن‬
ْ ‫َوِإ‬ (male-centris). Mereka menolak
dengan tegas anggapan bahwa
‫ﻦ اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ ِء‬
َ ‫ب َﻟ ُﻜ ْﻢ ِﻣ‬
َ ‫ﻓَﺎ ْﻧ ِﻜﺤُﻮا ﻣَﺎ ﻃَﺎ‬
Islam menempatkan perempuan
‫ﺥ ْﻔ ُﺘ ْﻢ َأﻟﱠﺎ‬
ِ ‫ن‬
ْ ‫ع َﻓِﺈ‬
َ ‫ث َو ُرﺑَﺎ‬
َ ‫َﻣ ْﺜﻨَﻰ َو ُﺛﻠَﺎ‬ sebagai subordinasi kaum laki-laki.

‫ﺖ َأ ْیﻤَﺎ ُﻧ ُﻜ ْﻢ‬
ْ ‫ﺣ َﺪ ًة َأ ْو ﻣَﺎ َﻣَﻠ َﻜ‬
ِ ‫َﺗ ْﻌ ِﺪﻟُﻮا َﻓﻮَا‬ Begitu kuat pengaruh tradisi ini
sehingga penafsiran ayat-ayat Al-
(3 :‫ﻚ َأ ْدﻧَﻰ َأﻟﱠﺎ َﺗﻌُﻮﻟُﻮا )اﻟﻨﺴﺎء‬
َ ‫َذِﻟ‬
Qur'an oleh para ulama berkesan
sangat memihak kepada kaum
Artinya : “Dan jika kamu takut
laki-laki. Bias penafsiran tersebut -
tidak akan dapat berlaku adil
sebagaimana tergambar dalam
terhadap (hak-hak) perempuan
buku-buku fikih klasik- menjadi
yatim (bilamana kamu
salah satu penyebab langgengnya
mengawininya), maka kawinilah
poligami hingga sekarang di
wanita-wanita (lain) yang kamu
beberapa negara muslim.
senangi: dua, tiga atau empat.
Dilihat dari konteks turunnya
Kemudian jika kamu takut tidak
ayat 3 surat An-Nisa’, yaitu turun
akan dapat berlaku adil, maka
dalam suatu kondisi masyarakat
(kawinilah) seorang saja, atau
yang betul-betul krisis karena baru
budak-budak yang kamu miliki.
saja umat Islam mengalami
Yang demikian itu adalah lebih
rangkaian perang mengakibatkan

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 25


jatuhnya banyak korban. Sesuai tinggal, pakaian, makanan, dan
dengan tradisi perang di Jazirah hubungan suami isteri. Lagi pula
Arab yang bertanggung jawab dampak poligami pada umumnya
untuk urusan perang adalah kaum membawa bencana dalam
laki-laki, maka praktis sejumlah kehidupan rumah tangga, maka
wanita menjadi janda dan dengan dengan demikian poligami tidak
sendirinya populasi anak yatim sesuai dengan prinsip dasar Islam
piatu makin banyak, sementara (Ahmad Al-Jarjawi, Tt.: 18-20).
status sosial janda dan anak Yatim Senada dengan pendapat
dalam budaya masyarakat Arab Abduh, Abu Zahrah
ketika itu adalah sangat rendah memustahilkan seorang laki-laki
bahkan dianggap suatu aib dalam dapat berlaku adil kepada isteri-
kabilah. Dalam kondisi inilah isterinya dengan mengutip Q.S.
surah al-Nisa ayat 3 turun dan An-Nisa’[4] ayat 129 :
mungkin salah satu hikmahnya ‫ﻦ‬
َ ‫ن َﺗ ْﻌ ِﺪﻟُﻮا َﺑ ْﻴ‬
ْ ‫ﺴ َﺘﻄِﻴﻌُﻮا َأ‬
ْ ‫ﻦ َﺗ‬
ْ ‫َوَﻟ‬
adalah untuk memulihkan status
‫ﺻ ُﺘ ْﻢ َﻓﻠَﺎ َﺗﻤِﻴﻠُﻮا ُآﻞﱠ‬
ْ ‫ﺣ َﺮ‬
َ ‫اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ ِء َوَﻟ ْﻮ‬
sosial mereka yang suami atau
ayahnya gugur di medan perang. ‫ن‬
ْ ‫ﻞ َﻓ َﺘ َﺬرُوهَﺎ آَﺎ ْﻟ ُﻤ َﻌﱠﻠ َﻘ ِﺔ َوِإ‬
ِ ‫ا ْﻟ َﻤ ْﻴ‬
Muhammad Abduh lebih ‫ﻏﻔُﻮرًا‬
َ ‫ن‬
َ ‫ن اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ‬
‫ﺼِﻠﺤُﻮا َو َﺗ ﱠﺘﻘُﻮا َﻓِﺈ ﱠ‬
ْ ‫ُﺗ‬
cenderung menganut pendapat ini
(129 :‫َرﺣِﻴﻤًﺎ )اﻟﻨﺴﺎء‬
mengatakan bahwa boleh saja
seorang laki-laki kawin dengan
Artinya : “Dan kamu sekali-kali
lebih dari satu orang istri, tetapi
tidak akan dapat berlaku adil di
harus memenuhi syarat adil
antara isteri- isteri (mu),
sebagaimana ditegaskan dalam
walaupun kamu sangat ingin
ayat 3 surah An-Nisa’. Namun ia
berbuat demikian, karena itu
mengatakan bahwa syarat adil ini
janganlah kamu terlalu cenderung
sesungguhnya teramat susah
(kepada yang kamu cintai),
(untuk tidak menyebut mustahil)
sehingga kamu biarkan yang lain
dicapai seorang laki-laki. Apalagi
terkatung-katung. Dan jika kamu
Abduh menganut pendapat Abu
mengadakan perbaikan dan
Hanifah bahwa keadilan dalam
memelihara diri (dari
ayat tersebut meliputi tempat

26 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


kecurangan), maka sesungguhnya laki dan seorang perempuan, lagi
Allah Maha Pengampun lagi Maha pula ayat pertama dari surah al-
Penyayang”. Nisa’ tadi menekankan persamaan
antara laki-laki dan perempuan
Abu Zahrah karena keduanya diciptakan dari
memperhadapkan ayat ini dengan unsur yang sama nafs (nafsin
ayat terdahulu dan seolah-olah wahidah).
ingin mengatakan ayat ini Jumhur ulama sepakat
menasakh ayat terdahulu. Bahkan tentang perlunya ada syarat yang
ia mengartikan ayat 3 surat al- ketat terhadap seseorang yang
Nisa’ bahwa bilangan dua, tiga, hendak melakukan poligami,
dan empat dalam ayat tersebut namun tingkat keketatan di antara
bukanlah menyatakan bilangan mereka berbeda-beda. Secara
yang dapat direalisir tetapi pada umum mereka sepakat menetapkan
hakekatnya melarang, seperti syarat untuk berpoligami adalah
sindiran orang Arab: if'al ma syi'ta sebagai berikut:
(kerjakanlah sekehendak hatimu) 1. Tidak mengumpulkan isteri
artinya jangan lakukan perbuatan lebih dari empat orang (Q.S.
itu (Muhammad Abu Zahrah, An-Nisa’[4] :3).
Tt:.70). 2. Tidak mengumpulkan
Alasan lain yang dapat perempuan yang berfamili
dikemukakan ialah kalau sejak dekat, seperti kakak beradik
semula Islam menganut prinsip sekaligus, atau ibu dan anak,
poligami mengapa Tuhan dan seorang perempuan dengan
menciptakan hanya seorang Adam saudara ayahnya atau saudara
dan seorang Hawa lalu keduanya ibunya (Q.S. al-Nisa’[4]: 23).
menjalin hubungan perkawinan, 3. Adil terhadap isteri-isteri (Q.S.
dengan kata lain, mengapa Tuhan al-Nisa’[4]: 3 dan beberapa
tidak menciptakan beberapa hadis), terutama yang
Hawwa untuk seorang Adam. menceritakan tentang keadilan
Kenyataan ini membuktikan Nabi terhadap isteri-isterinya.
bahwa institusi ideal sebuah Adil dalam hal ini meliputi:
perkawinan adalah seorang laki-

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 27


a. menyediakan tempat tinggal Islam tidak akan mentolerir
masing-masing isteri, sesuatu yang mendatangkan lebih
b. persamaan waktu menginap banyak mudarat daripada
masing-masing isteri, kemanfaatan, karena itu,
c. berperasangka yang sama berdasarkan kondisi obyektif yang
(baik) kepada masing- hidup di dalam masyarakat,
masing isteri (Sayid Quthb, poligami sebaiknya tidak
Tt.: 100 dan Wahbah Zuhail, diwacanakan lagi. Negara-negara
T.t.: 170-172.). Islam, seperti Marocco, Aljazair,
Rasulullah memang dan Mesir sudah menerapkan
berpoligami tetapi itu tidak dapat hukum poligami yang amat ketat.
dijadikan hujjah untuk mendukung
poligami bagi umatnya karena hal 3. Mengenai Kekerasan Akibat
itu hak prerogatif beliau yang Talak
secara khusus diberikan Talak seringkali melahirkan
kepadanya. Kenyataan tersebut perempuan miskin baru di dalam
dilakukan terutama untuk masyarakat. Semakin banyak
mengemban misi da’wah yang peristiwa thalak semakin besar
diembannya, seperti memberi jumlah kekerasan terhadap
pertolongan dan perlindungan perempuan. “Talak adalah sesuatu
kepada anak-anak Yatim yang yang halal tapi paling dibenci
kehilangan ayahnya karena syahid Tuhan” (hadist). Institusi talak
di medan perang, memperkokoh belum banyak tersentuh
ikatan persahabatan dan mencegah pembaharuan. Tradisi talak di
terjadinya perpecahan etnik, dan masa lalu (di dunia Arab) masih
untuk menarik suatu suku menjadi tetap dipertahankan hingga saat
penganut agama Islam. Di antara ini. Talak dalam kenyataan masih
sembilan isterinya hanya dua orang tetap dianggap hak proregatif laki-
yang diantaranya yang gadis, laki. Memang ada peluang
selebihnya adalah janda dan perempuan untuk mengajukan
kebanyakan di antaranya sudah talak (ta’liq thalaq) tetapi masih
uzur. dianggap aib di dalam budaya
masyarakat. Seorang perempuan

28 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


yang membawa berkas thalaq ke bagi laki-laki memindahtangankan
Pengadilan Agama masih dianggap dan mendayagunakan harta-harta
peristiwa langka. Persyaratan tersebut daripada perempuan.
gugatan talak yang diajukan ke
pengadilan harus memenuhi 4. Mengenai Kekerasan Fisik
banyak syarat yang amat ketat, dan Ayat-ayat Alqur’an yang
syarat seketat itu tidak berlaku berbicara tentang kekerasan
bagi laki-laki. terhadap perempuan adalah QS.
Persyaratan yang harus Al-Baqarah [2] : 228,
dibuktikan oleh seorang isteri yang ‫ﻦ َﺛﻠَﺎ َﺛ َﺔ‬
‫ﺴ ِﻬ ﱠ‬
ِ ‫ﻦ ِﺑَﺄ ْﻧ ُﻔ‬
َ‫ﺼ‬
ْ ‫ت َی َﺘ َﺮ ﱠﺑ‬
ُ ‫ﻄﱠﻠﻘَﺎ‬
َ ‫وَا ْﻟ ُﻤ‬
mengajukan gugatan talak kepada
‫ﻦ ﻣَﺎ‬
َ ‫ن َی ْﻜ ُﺘ ْﻤ‬
ْ ‫ﻞ َﻟ ُﻬﻦﱠ َأ‬
‫ﺤﱡ‬
ِ ‫ُﻗﺮُو ٍء َوﻟَﺎ َی‬
suaminya, yaitu: ketidakmampuan
suami memberikan nafkah, cacat ‫ن ُآﻦﱠ‬
ْ ‫ﻦ ِإ‬
‫ﻖ اﻟﱠﻠ ُﻪ ﻓِﻲ َأ ْرﺣَﺎ ِﻣ ِﻬ ﱠ‬
َ ‫ﺥَﻠ‬
َ
biologis permanen yang tidak ‫ﺥ ِﺮ َو ُﺑﻌُﻮَﻟ ُﺘ ُﻬﻦﱠ‬
ِ ‫ُی ْﺆ ِﻣﻦﱠ ﺑِﺎﻟﱠﻠ ِﻪ وَا ْﻟ َﻴ ْﻮ ِم ا ْﻟَﺂ‬
memungkinkan memenuhi
‫ن َأرَادُوا‬
ْ ‫ﻚ ِإ‬
َ ‫ﻦ ﻓِﻲ َذِﻟ‬
‫ﻖ ِﺑ َﺮ ﱢد ِه ﱠ‬
‫ﺣﱡ‬
َ ‫َأ‬
kewajiban biologis kepada
isterinya, kekerasan suami yang ‫ﻦ‬
‫ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ﱠ‬
َ ‫ﻞ اﱠﻟﺬِي‬
ُ ‫ﻦ ِﻣ ْﺜ‬
‫ﺻﻠَﺎﺣًﺎ َوَﻟ ُﻬ ﱠ‬
ْ ‫ِإ‬
melampaui batas kewajaran, suami ‫ﺟ ٌﺔ‬
َ ‫ﻦ َد َر‬
‫ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ﱠ‬
َ ‫ل‬
ِ ‫ف َوﻟِﻠ ﱢﺮﺟَﺎ‬
ِ ‫ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُو‬
ditahan/dipenjara dalam waktu
(228:‫ﺣﻜِﻴ ٌﻢ )اﻟﺒﻘﺮة‬
َ ‫ﻋﺰِی ٌﺰ‬
َ ‫وَاﻟﱠﻠ ُﻪ‬
lama, dan lain-lain yang bersifat
darurat lainnya.
Artinya: Wanita-wanita yang
Penyelesaian harta bersama
ditalak handaklah menahan diri
(harta gono-gini) umumnya masih
(menunggu) tiga kali quru'. tidak
banyak menguntungkan kaum laki-
boleh mereka Menyembunyikan
laki, karena hakim masih banyak
apa yang diciptakan Allah dalam
mengacu kepada hukum-kum yang
rahimnya, jika mereka beriman
hidup (living law) di dalam budaya
kepada Allah dan hari akhirat. dan
masyarakat. Sementara budaya dan
suami-suaminya berhak
hukum positif di dalam masyarakat
merujukinya dalam masa menanti
masih memberikan dukungan
itu, jika mereka (para suami)
nama suami sebagi pemilik harta
menghendaki ishlah. dan Para
bergerak dan harta-harta berharga
wanita mempunyai hak yang
lainnya. Ini artinya lebih mudah

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 29


seimbang dengan kewajibannya ia telah berbuat zalim terhadap
menurut cara yang ma'ruf. akan dirinya sendiri. janganlah kamu
tetapi Para suami, mempunyai jadikan hukum-hukum Allah
satu tingkatan kelebihan daripada permainan, dan ingatlah nikmat
isterinya dan Allah Maha Perkasa Allah padamu, dan apa yang telah
lagi Maha Bijaksana. diturunkan Allah kepadamu Yaitu
Al kitab dan Al Hikmah (As
QS. Al-Baqarah [2] : 231, Sunnah). Allah memberi

‫ﻦ‬
‫ﺟَﻠ ُﻬ ﱠ‬
َ ‫ﻦ َأ‬
َ ‫ﻃﻠﱠ ْﻘ ُﺘ ُﻢ اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ َء َﻓ َﺒَﻠ ْﻐ‬
َ ‫َوِإذَا‬ pengajaran kepadamu dengan apa
yang diturunkan-Nya itu. dan
‫ﺱ ﱢﺮﺣُﻮ ُهﻦﱠ‬
َ ‫ف َأ ْو‬
ٍ ‫ﻦ ِﺑ َﻤ ْﻌﺮُو‬
‫ﺴﻜُﻮ ُه ﱠ‬
ِ ‫َﻓَﺄ ْﻣ‬
bertakwalah kepada Allah serta
‫ﺽﺮَارًا‬
ِ ‫ﻦ‬
‫ﺴﻜُﻮ ُه ﱠ‬
ِ ‫ف َوﻟَﺎ ُﺗ ْﻤ‬
ٍ ‫ِﺑ َﻤ ْﻌﺮُو‬ ketahuilah bahwasanya Allah

‫ﻇَﻠ َﻢ‬
َ ‫ﻚ َﻓ َﻘ ْﺪ‬
َ ‫ﻞ َذِﻟ‬
ْ ‫ﻦ َی ْﻔ َﻌ‬
ْ ‫ِﻟ َﺘ ْﻌ َﺘﺪُوا َو َﻣ‬ Maha mengetahui segala sesuatu

‫ت اﻟﱠﻠ ِﻪ ُه ُﺰوًا‬
ِ ‫ﺨﺬُوا َﺁیَﺎ‬
ِ ‫ﺴ ُﻪ َوﻟَﺎ َﺗ ﱠﺘ‬
َ ‫َﻧ ْﻔ‬
QS. Al-Baqarah [2] : 232,
‫ل‬
َ ‫ﻋَﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ َوﻣَﺎ َأ ْﻧ َﺰ‬
َ ‫وَا ْذ ُآﺮُوا ِﻧ ْﻌ َﻤ َﺔ اﻟﱠﻠ ِﻪ‬ ‫ﻦ َﻓﻠَﺎ‬
‫ﺟَﻠ ُﻬ ﱠ‬
َ ‫ﻦ َأ‬
َ ‫ﻃﻠﱠ ْﻘ ُﺘ ُﻢ اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ َء َﻓ َﺒَﻠ ْﻐ‬
َ ‫َوِإذَا‬
‫ﻈ ُﻜ ْﻢ‬
ُ ‫ﺤ ْﻜ َﻤ ِﺔ َی ِﻌ‬
ِ ‫ب وَا ْﻟ‬
ِ ‫ﻦ ا ْﻟ ِﻜﺘَﺎ‬
َ ‫ﻋَﻠ ْﻴ ُﻜ ْﻢ ِﻣ‬
َ ‫ﺟ ُﻬﻦﱠ ِإذَا‬
َ ‫ﻦ َأ ْزوَا‬
َ‫ﺤ‬
ْ ‫ن َی ْﻨ ِﻜ‬
ْ ‫ﻀﻠُﻮ ُهﻦﱠ َأ‬
ُ ‫َﺗ ْﻌ‬
‫ن اﻟﱠﻠ َﻪ ِﺑ ُﻜﻞﱢ‬
‫ﻋَﻠﻤُﻮا َأ ﱠ‬
ْ ‫ِﺑ ِﻪ وَا ﱠﺗﻘُﻮا اﻟﱠﻠ َﻪ وَا‬ ‫ﻚ‬
َ ‫ف َذِﻟ‬
ِ ‫ﺽﻮْا َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻬ ْﻢ ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُو‬
َ ‫َﺗﺮَا‬
(231 :‫ﻋﻠِﻴ ٌﻢ )اﻟﺒﻘﺮة‬
َ ‫ﻲ ٍء‬
ْ ‫ﺷ‬
َ ‫ﻆ ِﺑ ِﻪ‬
ُ‫ﻋ‬
َ ‫یُﻮ‬
‫ﻦ ﺑِﺎﻟﱠﻠ ِﻪ وَا ْﻟ َﻴ ْﻮ ِم‬
ُ ‫ن ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ ُی ْﺆ ِﻣ‬
َ ‫ﻦ آَﺎ‬
ْ ‫َﻣ‬
Artinya: Apabila kamu mentalak
isteri-isterimu, lalu mereka ‫ﻃ َﻬ ُﺮ وَاﻟﱠﻠ ُﻪ‬
ْ ‫ﺥ ِﺮ َذِﻟ ُﻜ ْﻢ َأ ْزآَﻰ َﻟ ُﻜ ْﻢ َوَأ‬
ِ ‫ا ْﻟَﺂ‬
mendekati akhir iddahnya, Maka (232 :‫ن )اﻟﺒﻘﺮة‬
َ ‫َی ْﻌَﻠ ُﻢ َوَأ ْﻧ ُﺘ ْﻢ ﻟَﺎ َﺗ ْﻌَﻠﻤُﻮ‬
rujukilah mereka dengan cara
Artinya: apabila kamu mentalak
yang ma'ruf, atau ceraikanlah
isteri-isterimu, lalu habis masa
mereka dengan cara yang ma'ruf
iddahnya, Maka janganlah kamu
(pula). janganlah kamu rujuki
(para wali) menghalangi mereka
mereka untuk memberi
kawin lagi dengan bakal
kemudharatan, karena dengan
suaminya, apabila telah terdapat
demikian kamu Menganiaya
kerelaan di antara mereka dengan
mereka[145]. Barangsiapa
cara yang ma'ruf. Itulah yang
berbuat demikian, Maka sungguh
dinasehatkan kepada orang-orang

30 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


yang beriman di antara kamu QS.An-Nisa’ [4] : 34-35,
kepada Allah dan hari kemudian. ‫ﻋﻠَﻰ اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ ِء ِﺑﻤَﺎ‬
َ ‫ن‬
َ ‫ل َﻗﻮﱠاﻣُﻮ‬
ُ ‫اﻟ ﱢﺮﺟَﺎ‬
itu lebih baik bagimu dan lebih
‫ﺾ َو ِﺑﻤَﺎ‬
ٍ ‫ﻋﻠَﻰ َﺑ ْﻌ‬
َ ‫ﻀ ُﻬ ْﻢ‬
َ ‫ﻞ اﻟﱠﻠ ُﻪ َﺑ ْﻌ‬
َ‫ﻀ‬
‫َﻓ ﱠ‬
suci. Allah mengetahui, sedang
kamu tidak mengetahui. ‫ت‬
ُ ‫ﻦ َأ ْﻣﻮَاِﻟ ِﻬ ْﻢ ﻓَﺎﻟﺼﱠﺎِﻟﺤَﺎ‬
ْ ‫َأ ْﻧ َﻔﻘُﻮا ِﻣ‬
QS.An-Nisa’ [4] :19, ‫ﻆ‬
َ ‫ﺣ ِﻔ‬
َ ‫ﺐ ِﺑﻤَﺎ‬
ِ ‫ت ِﻟ ْﻠ َﻐ ْﻴ‬
ٌ ‫ت ﺣَﺎ ِﻓﻈَﺎ‬
ٌ ‫ﻗَﺎ ِﻧﺘَﺎ‬
‫ن‬
ْ ‫ﻞ َﻟ ُﻜ ْﻢ َأ‬
‫ﺤﱡ‬
ِ ‫ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا ﻟَﺎ َی‬
َ ‫یَﺎ َأ ﱡیﻬَﺎ اﱠﻟﺬِی‬ ‫ن ُﻧﺸُﻮ َز ُهﻦﱠ‬
َ ‫اﻟﱠﻠ ُﻪ وَاﻟﻠﱠﺎﺗِﻲ َﺗﺨَﺎﻓُﻮ‬
‫ﻀﻠُﻮ ُهﻦﱠ‬
ُ ‫َﺗ ِﺮﺛُﻮا اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ َء َآ ْﺮهًﺎ َوﻟَﺎ َﺗ ْﻌ‬ ‫ﻓِﻲ‬ ‫ﺠﺮُو ُهﻦﱠ‬
ُ ‫وَا ْه‬ ‫َﻓ ِﻌﻈُﻮ ُهﻦﱠ‬
‫ن‬
ْ ‫ﻦ ِإﻟﱠﺎ َأ‬
‫ﺾ ﻣَﺎ َﺁ َﺗ ْﻴ ُﺘﻤُﻮ ُه ﱠ‬
ِ ‫ِﻟ َﺘ ْﺬ َهﺒُﻮا ِﺑ َﺒ ْﻌ‬ ‫ﻃ ْﻌ َﻨ ُﻜ ْﻢ‬
َ ‫ن َأ‬
ْ ‫ﺽ ِﺮﺑُﻮ ُهﻦﱠ َﻓِﺈ‬
ْ ‫ﺟ ِﻊ وَا‬
ِ ‫ا ْﻟ َﻤﻀَﺎ‬
‫ﻦ‬
‫ﺷﺮُو ُه ﱠ‬
ِ ‫ﺸ ٍﺔ ُﻣ َﺒ ﱢﻴ َﻨ ٍﺔ َوﻋَﺎ‬
َ‫ﺣ‬ِ ‫ﻦ ِﺑﻔَﺎ‬
َ ‫َی ْﺄﺗِﻴ‬ ‫َﻓﻠَﺎ‬
‫ﻦ َﻓ َﻌﺴَﻰ‬
‫ن َآ ِﺮ ْه ُﺘﻤُﻮ ُه ﱠ‬
ْ ‫ف َﻓِﺈ‬
ِ ‫ﺑِﺎ ْﻟ َﻤ ْﻌﺮُو‬ ‫ن‬
َ ‫ن اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ‬
‫ﺱﺒِﻴﻠًﺎ ِإ ﱠ‬
َ ‫ﻦ‬
‫ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ﱠ‬
َ ‫َﺗ ْﺒﻐُﻮا‬
‫ﻞ اﻟﱠﻠ ُﻪ ﻓِﻴ ِﻪ‬
َ ‫ﺠ َﻌ‬
ْ ‫ﺷ ْﻴﺌًﺎ َو َی‬
َ ‫ن َﺗ ْﻜ َﺮهُﻮا‬
ْ ‫َأ‬ ‫ق َﺑ ْﻴ ِﻨ ِﻬﻤَﺎ‬
َ ‫ﺷﻘَﺎ‬
ِ ‫ﺥ ْﻔ ُﺘ ْﻢ‬
ِ ‫ن‬
ْ ‫ﻋﻠِﻴًّﺎ َآﺒِﻴﺮًا َوِإ‬
َ
(19 :‫ﺥ ْﻴﺮًا َآﺜِﻴﺮًا )اﻟﻨﺴﺎء‬
َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﺣ َﻜﻤًﺎ ِﻣ‬
َ ‫ﻦ َأ ْهِﻠ ِﻪ َو‬
ْ ‫ﺣ َﻜﻤًﺎ ِﻣ‬
َ ‫ﻓَﺎ ْﺑ َﻌﺜُﻮا‬
Artinya: Hai orang-orang yang
‫ﻖ اﻟﱠﻠ ُﻪ‬
ِ ‫ﺻﻠَﺎﺣًﺎ ُی َﻮ ﱢﻓ‬
ْ ‫ن ُیﺮِیﺪَا ِإ‬
ْ ‫َأ ْهِﻠﻬَﺎ ِإ‬
beriman, tidak halal bagi kamu
mempusakai wanita dengan jalan ‫ﺥﺒِﻴﺮًا‬
َ ‫ﻋﻠِﻴﻤًﺎ‬
َ ‫ن‬
َ ‫ن اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ‬
‫َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻬﻤَﺎ ِإ ﱠ‬
paksa dan janganlah kamu (35 -34 :‫)اﻟﻨﺴﺎء‬
menyusahkan mereka karena
hendak mengambil kembali
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah
sebagian dari apa yang telah kamu
pemimpin bagi kaum wanita, oleh
berikan kepadanya, terkecuali bila
karena Allah telah melebihkan
mereka melakukan pekerjaan keji
sebahagian mereka (laki-laki) atas
yang nyata. dan bergaullah
sebahagian yang lain (wanita),
dengan mereka secara patut.
dan karena mereka (laki-laki)
kemudian bila kamu tidak
telah menafkahkan sebagian dari
menyukai mereka, (maka
harta mereka. sebab itu Maka
bersabarlah) karena mungkin
wanita yang saleh, ialah yang taat
kamu tidak menyukai sesuatu,
kepada Allah lagi memelihara diri
Padahal Allah menjadikan
ketika suaminya tidak ada, oleh
padanya kebaikan yang banyak.
karena Allah telah memelihara

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 31


(mereka)[290]. wanita-wanita kamu sangat ingin berbuat
yang kamu khawatirkan demikian, karena itu janganlah
nusyuznya, Maka nasehatilah kamu terlalu cenderung (kepada
mereka dan pisahkanlah mereka di yang kamu cintai), sehingga kamu
tempat tidur mereka, dan pukullah biarkan yang lain terkatung-
mereka. kemudian jika mereka katung. dan jika kamu
mentaatimu, Maka janganlah Mengadakan perbaikan dan
kamu mencari-cari jalan untuk memelihara diri (dari
menyusahkannya. Sesungguhnya kecurangan), Maka Sesungguhnya
Allah Maha Tinggi lagi Maha Allah Maha Pengampun lagi Maha
besar. Dan jika kamu khawatirkan Penyayang.
ada persengketaan antara
keduanya, Maka kirimlah seorang QS.Ath-Thalaq [65]: 6,
hakam dari keluarga laki-laki dan ‫ﻦ‬
ْ ‫ﺱ َﻜ ْﻨ ُﺘ ْﻢ ِﻣ‬
َ ‫ﺚ‬
ُ ‫ﺣ ْﻴ‬
َ ‫ﻦ‬
ْ ‫ﺱ ِﻜﻨُﻮ ُهﻦﱠ ِﻣ‬
ْ ‫َأ‬
seorang hakam dari keluarga
‫ﻀﻴﱢﻘُﻮا‬
َ ‫ﺟ ِﺪ ُآ ْﻢ َوﻟَﺎ ُﺗﻀَﺎرﱡو ُهﻦﱠ ِﻟ ُﺘ‬
ْ ‫ُو‬
perempuan. jika kedua orang
hakam itu bermaksud Mengadakan ‫ﻞ َﻓَﺄ ْﻧ ِﻔﻘُﻮا‬
ٍ ‫ﺣ ْﻤ‬
َ ‫ت‬
ِ ‫ن ُآﻦﱠ أُوﻟَﺎ‬
ْ ‫ﻦ َوِإ‬
‫ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ﱠ‬
َ
perbaikan, niscaya Allah memberi ‫ن‬
ْ ‫ﻦ َﻓِﺈ‬
‫ﺣ ْﻤَﻠ ُﻬ ﱠ‬
َ ‫ﻦ‬
َ ‫ﻀ ْﻌ‬
َ ‫ﺣﺘﱠﻰ َی‬
َ ‫ﻦ‬
‫ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ﱠ‬
َ
taufik kepada suami-isteri itu.
‫ﻦ َﻟ ُﻜ ْﻢ َﻓَﺂﺗُﻮ ُهﻦﱠ ُأﺟُﻮ َر ُهﻦﱠ‬
َ ‫ﺽ ْﻌ‬
َ ‫َأ ْر‬
Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui lagi Maha Mengenal. ‫ن‬
ْ ‫ف َوِإ‬
ٍ ‫َو ْأ َﺗ ِﻤﺮُوا َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻜ ْﻢ ِﺑ َﻤ ْﻌﺮُو‬
‫ﺥﺮَى‬
ْ ‫ﺽ ُﻊ َﻟ ُﻪ ُأ‬
ِ ‫ﺴ ُﺘ ْﺮ‬
َ ‫ﺱ ْﺮ ُﺗ ْﻢ َﻓ‬
َ ‫َﺗﻌَﺎ‬
QS.An-Nisa’ [4] : 129,
(6 :‫)اﻟﻄﻼق‬
‫ﻦ اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ ِء‬
َ ‫ن َﺗ ْﻌ ِﺪﻟُﻮا َﺑ ْﻴ‬
ْ ‫ﺴ َﺘﻄِﻴﻌُﻮا َأ‬
ْ ‫ﻦ َﺗ‬
ْ ‫َوَﻟ‬
Artinya: Tempatkanlah mereka
‫ﻞ‬
ِ ‫ﺻ ُﺘ ْﻢ َﻓﻠَﺎ َﺗﻤِﻴﻠُﻮا ُآﻞﱠ ا ْﻟ َﻤ ْﻴ‬
ْ ‫ﺣ َﺮ‬
َ ‫َوَﻟ ْﻮ‬ (para isteri) di mana kamu

‫ﺼِﻠﺤُﻮا‬
ْ ‫ن ُﺗ‬
ْ ‫َﻓ َﺘ َﺬرُوهَﺎ آَﺎ ْﻟ ُﻤ َﻌﱠﻠ َﻘ ِﺔ َوِإ‬ bertempat tinggal menurut
kemampuanmu dan janganlah
‫ﻏﻔُﻮرًا َرﺣِﻴﻤًﺎ‬
َ ‫ن‬
َ ‫ن اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ‬
‫َو َﺗ ﱠﺘﻘُﻮا َﻓِﺈ ﱠ‬
kamu menyusahkan mereka untuk
(129 :‫)اﻟﻨﺴﺎء‬ menyempitkan (hati) mereka. dan
Artinya: Dan kamu sekali-kali jika mereka (isteri-isteri yang
tidak akan dapat Berlaku adil di sudah ditalaq) itu sedang hamil,
antara isteri-isteri(mu), walaupun Maka berikanlah kepada mereka

32 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


nafkahnya hingga mereka bersalin, mengetahui ada kebaikan pada
kemudian jika mereka menyusukan mereka, dan berikanlah kepada
(anak-anak)mu untukmu Maka mereka sebahagian dari harta
berikanlah kepada mereka Allah yang dikaruniakan-Nya
upahnya, dan musyawarahkanlah kepadamu. dan janganlah kamu
di antara kamu (segala sesuatu) paksa budak-budak wanitamu
dengan baik; dan jika kamu untuk melakukan pelacuran,
menemui kesulitan Maka sedang mereka sendiri mengingini
perempuan lain boleh menyusukan kesucian, karena kamu hendak
(anak itu) untuknya. mencari Keuntungan duniawi. dan
Barangsiapa yang memaksa
QS.An-Nur [24] : 33. mereka, Maka Sesungguhnya Allah

‫ن ِﻧﻜَﺎﺣًﺎ‬
َ ‫ﺠﺪُو‬
ِ ‫ﻦ ﻟَﺎ َی‬
َ ‫ﻒ اﱠﻟﺬِی‬
ِ ‫ﺴ َﺘ ْﻌ ِﻔ‬
ْ ‫َو ْﻟ َﻴ‬ adalah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang (kepada mereka)
‫ﻦ‬
َ ‫ﻀِﻠ ِﻪ وَاﱠﻟﺬِی‬
ْ ‫ﻦ َﻓ‬
ْ ‫ﺣﺘﱠﻰ ُی ْﻐ ِﻨ َﻴ ُﻬ ُﻢ اﻟﱠﻠ ُﻪ ِﻣ‬
َ
sesudah mereka dipaksa itu
‫ﺖ َأ ْیﻤَﺎ ُﻧ ُﻜ ْﻢ‬
ْ ‫ب ِﻣﻤﱠﺎ َﻣَﻠ َﻜ‬
َ ‫ن ا ْﻟ ِﻜﺘَﺎ‬
َ ‫َی ْﺒ َﺘﻐُﻮ‬ Dari ayat-ayat tersebut dapat

‫ﺥ ْﻴﺮًا‬
َ ‫ﻋِﻠ ْﻤ ُﺘ ْﻢ ﻓِﻴ ِﻬ ْﻢ‬
َ ‫ن‬
ْ ‫َﻓﻜَﺎ ِﺗﺒُﻮ ُه ْﻢ ِإ‬ diketahui ada banyak persoalan
kekerasan terhadap perempuan
‫ل اﻟﱠﻠ ِﻪ اﱠﻟﺬِي َﺁﺗَﺎ ُآ ْﻢ َوﻟَﺎ‬
ِ ‫ﻦ ﻣَﺎ‬
ْ ‫َوَﺁﺗُﻮ ُه ْﻢ ِﻣ‬
yang disinggung oleh Alqur’an,
‫ن‬
ْ ‫ﻋﻠَﻰ ا ْﻟ ِﺒﻐَﺎ ِء ِإ‬
َ ‫ُﺗ ْﻜ ِﺮهُﻮا َﻓ َﺘﻴَﺎ ِﺗ ُﻜ ْﻢ‬ diantaranya yang menyangkut

‫ﺤﻴَﺎ ِة‬
َ ‫ض ا ْﻟ‬
َ ‫ﻋ َﺮ‬
َ ‫ﺼﻨًﺎ ِﻟ َﺘ ْﺒ َﺘﻐُﻮا‬
‫ﺤ ﱡ‬
َ ‫ن َﺗ‬
َ ‫َأ َر ْد‬ persoalan kekerasan fisik,
pemukulan terhadap istri yang
‫ﻦ َﺑ ْﻌ ِﺪ‬
ْ ‫ن اﻟﱠﻠ َﻪ ِﻣ‬
‫ﻦ ُی ْﻜ ِﺮهﱡﻦﱠ َﻓِﺈ ﱠ‬
ْ ‫اﻟ ﱡﺪ ْﻧﻴَﺎ َو َﻣ‬
nusyuz dan ishlah sebagai solusi,
(33:‫ﻏﻔُﻮ ٌر َرﺣِﻴ ٌﻢ )اﻟﻨﻮر‬
َ ‫ﻦ‬
‫ِإ ْآﺮَا ِه ِﻬ ﱠ‬ larangan mengeksploitasi
Artinya: Dan orang-orang yang perempuan untuk menjadi pekerja
tidak mampu kawin hendaklah seks, larangan melakukan
menjaga kesucian (diri)nya, pelecehan seksual. Menyangkut
sehingga Allah memampukan persoalan kekerasan psikis,
mereka dengan karunia-Nya. dan Alqur’an berbicara tentang
budak-budak yang kamu miliki larangan melakukan adhal dan
yang memginginkan perjanjian, memperlakukan perempuan
hendaklah kamu buat Perjanjian sebagai benda warisan, larangan
dengan mereka, jika kamu menyia-nyiakan istri dan mantan

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 33


istri. Sementara menyangkut Secara sepintas ayat ini
masalah kekerasan ekonomi, tampak membolehkan pemukulan
Alqur’an dengan tegas terhadap istri. Pandangan ini bisa
memberikan perempuan hak saja muncul bila kita hanya
pemilikan dan pengaturan harta melihat apa yang tersurat dalam
(Badriyah Fayumi, 2002: 103- zahir ayat. Pertanyaan yang purl
132). diajukan kemudian adalah
apakah memang pemukulan itu
a. Pemukulan Terhadap Istri merupakan anjuran Alqur’an
Yang Nusyuz ataukah sebagai pintu darurat
kecil yang semestinya tidak
Ayat yang dijadikan dasar dilakukan? pertanyaan ini
pemikiran adalah QS. An-Nisa penting untuk dikemukakan
[4] : 34 yang berbunyi: mengingat Alqur’an diturunkan

‫ُﻧﺸُﻮ َز ُهﻦﱠ‬ ‫ن‬


َ ‫َﺗﺨَﺎﻓُﻮ‬ ‫وَاﻟﻠﱠﺎﺗِﻲ‬ pada masyarakat yang demikian
tidak memanusiakan permpuan.
‫ﻓِﻲ‬ ‫ﺠﺮُو ُهﻦﱠ‬
ُ ‫وَا ْه‬ ‫َﻓ ِﻌﻈُﻮ ُهﻦﱠ‬
Jangankan hanya dipukul,
‫ن‬
ْ ‫َﻓِﺈ‬ ‫ﺽ ِﺮﺑُﻮ ُهﻦﱠ‬
ْ ‫وَا‬ ‫ﺟ ِﻊ‬
ِ ‫ا ْﻟ َﻤﻀَﺎ‬ perempuan pada masa pra-Islam

‫ن‬
‫ﺱﺒِﻴﻠًﺎ ِإ ﱠ‬
َ ‫ﻦ‬
‫ﻋَﻠ ْﻴ ِﻬ ﱠ‬
َ ‫ﻃ ْﻌ َﻨ ُﻜ ْﻢ َﻓﻠَﺎ َﺗ ْﺒﻐُﻮا‬
َ ‫َأ‬ bahkan berhak dibunuh,
dijadikan benda warisan dan
(34 :‫ﻋﻠِﻴًّﺎ َآﺒِﻴﺮًا )اﻟﻨﺴﺎء‬
َ ‫ن‬
َ ‫اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ‬
sebagainya tanpa boleh membela
Artinya : “Para istri yang kamu
diri. Dengan kata lain,
khawatirkan nusyuznya, maka
pemukulan terhadap istri yang
nasehatilah mereka dan
nusyuz (meninggalkan rumah
pisahkanlah mereka di tempat
tanpa ijin atau berbuat melawan
tidur mereka, dan pukullah
suami) pada saat itu merupakan
mereka. Kemudian jika mereka
bentuk kekerasan yang termasuk
mentaatimu, maka janganlah
ringan dibanding perilaku yang
kamu mencari-cari jalan untuk
biasa dilakukan masyarakat pra–
menyusahkannya. Sesungguhnya
Islam.
Allah Maha Tinggi lagi Maha
Kalau demikian halnya,
Besar”.
pernyataan Alqur’an yang
menjadikan pemukulan sebagai

34 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


alternatif terakhir bagi suami antara keduanya, maka
yang istrinya nusyuz tidak boleh kirimkanlah seorang hakam dari
dipahami sebagai anjuran untuk keluarga laki-laki dan seorang
berbuat kekerasan terhadap hakam dari keluarga perempuan.
perempuan. Sebab dalam ayat Jika kedua orang hakam itu
yang sama dikemukakan cara bermaksud mengadakan
yang lebih utama dan efektif perbaikan, niscaya Allah memberi
ketimbang pemukulan itu sendiri taufiq kepada suami istri itu.
yakni mauizhah dan pisah Sesungguhnya Allah Maha
ranjang. Mengetahui lagi Maha
Mengenal”.
b. Ishlah (Rekonsiliasi) Sebagai
Solusi Bahwa ishlah yang
ditawarkan Alqur’an ditempuh
Pertentangan dan dengan melibatkan pihak ketiga
percekcokan adalah hal yang yakni dua orang hakam yang
sering terjadi dalam perkawinan. mewakili suami istri agar
Dalam kasus dimana keduanya bisa membantu
pertentangan itu tidak bisa menyelesaikan persoalan suami
dicarikan titik temu, maka istri dengan adil, tenang, tidak
perceraian adalah jalan keluar emosional, dan tidak main hakim
terakhir. Namun jika masih ada sendiri. Ayat ini mengisyaratkan
celah untuk mencari titik temu, bahwa konflik suami istri bukanlah
Alqur’an memberikan solusi persoalan yang tabu untuk
terbaik yakni ishlah atau diselesaikan diluar rumah.
rekonsiliasi. Allah swt berfirman
dalam surat An-Nisa [4]: 35 yang c. Larangan Mengeksploitasi
berbunyi: Perempuan Untuk Menjadi
‫ﻦ َأ ْهِﻠ ِﻪ‬
ْ ‫ﺣ َﻜﻤًﺎ ِﻣ‬
َ ‫ق َﺑ ْﻴ ِﻨ ِﻬﻤَﺎ ﻓَﺎ ْﺑ َﻌﺜُﻮا‬
َ ‫ﺷﻘَﺎ‬
ِ ‫ﺥ ْﻔ ُﺘ ْﻢ‬
ِ ‫ن‬
ْ ‫َوِإ‬ Pekerja Seks
‫ﻖ اﻟﱠﻠ ُﻪ‬
ِ ‫ﺻﻠَﺎﺣًﺎ ُی َﻮ ﱢﻓ‬
ْ ‫ن ُیﺮِیﺪَا ِإ‬
ْ ‫ﻦ َأ ْهِﻠﻬَﺎ ِإ‬
ْ ‫ﺣ َﻜﻤًﺎ ِﻣ‬
َ ‫َو‬ Ayat yang dijadikan dasar
(35 :‫ﺥﺒِﻴﺮًا )اﻟﻨﺴﺎء‬
َ ‫ﻋﻠِﻴﻤًﺎ‬
َ ‫ن‬
َ ‫ن اﻟﱠﻠ َﻪ آَﺎ‬
‫َﺑ ْﻴ َﻨ ُﻬﻤَﺎ ِإ ﱠ‬ pemikiran adalah surat An-Nur
Artinya : “Dan jika kamu ayat 33 yang berbunyi:
khawatirkan ada persengketaan

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 35


‫ﺼﻨًﺎ‬
‫ﺤ ﱡ‬
َ ‫ن َﺗ‬
َ ‫ن َأ َر ْد‬
ْ ‫ﻋﻠَﻰ ا ْﻟ ِﺒﻐَﺎ ِء ِإ‬
َ ‫ َوﻟَﺎ ُﺗ ْﻜ ِﺮهُﻮا َﻓ َﺘﻴَﺎ ِﺗ ُﻜ ْﻢ‬... Artinya : “Dan janganlah kamu
(33:‫ )اﻟﻨﻮر‬....‫ﺤﻴَﺎ ِة اﻟ ﱡﺪ ْﻧﻴَﺎ‬
َ ‫ض ا ْﻟ‬
َ ‫ﻋ َﺮ‬
َ ‫ِﻟ َﺘ ْﺒ َﺘﻐُﻮا‬ mendekati zina, sesungguhnya zina
Artinya : “...Dan janganlah kamu itu adalah suatu perbuatan yang
paksa budak-budak perempuan keji dan suatu jalan yang buruk”.
kamu untuk melakukan pelacuran
sementara mereka sendiri Ayat ini berisi larangan terhadap
menginginkan kesucian, karena zina dan apa saja yang
kamu hendak mencari keuntungan mengarahpada zina, sehingga
duniawi…” pengertian yang dicakup oleh ayat
tidaklah sebatas coitus saja.
Asbabun nuzul ayat Ungkapan ayat yang berbunyi
diatas berpihak pada “janganlah kamu mendekati zina”
pemberontakan perempuan yang mempunyai arti tidak boleh
berani menentang atasannya yang melakukan apa saja yang biasanya
ingin mengeksploitasi dirinya. menjadi pendahuluan atau bisa
Alqur’an turun dengan membela mengarah pada ziana seprti
perempuan sekalipun ia berstatus memandang lawan jenis dengan
budak. Dengan membenarkan penuh syahwat, berduaan ditempat
sikap perempuan tanpa sepi, meraba, mengelus,
memandang status itu Alqur’an menggerayangi, mencium, kencan
telah menjamin hak semua dengan pasangan selingkuh, dsb.
perempuan untuk melakukan
kontrol atas tubuh dan dirinya 5. Mengenai Kekerasan Psikis
sendiri.
a. Larangan Melakukan Adhal
d. Larangan Melakukan Pelecehan Dan Memperlakukan
Seksual Dan Zina Perempuan Sebagai Benda
Warisan
Ayat yang dijadikan dasar
pemikiran adalah surat Al-Isra ayat Adhal berarti menekan,
32 yang berbunyi: mempersempit, mencegah dan
‫ﺱﺒِﻴﻠًﺎ‬
َ ‫ﺸ ًﺔ َوﺱَﺎ َء‬
َ‫ﺣ‬
ِ ‫ن ﻓَﺎ‬
َ ‫َوﻟَﺎ َﺗ ْﻘ َﺮﺑُﻮا اﻟ ﱢﺰﻧَﺎ ِإﻧﱠ ُﻪ آَﺎ‬ menghalang-halangi kehendak
(32 :‫)اﻹﺱﺮاء‬ orang lain. Saat ini bentuk-bentuk

36 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


adhal dalam rumah tangga kamu berikan kepadanya, kecuali
misalnya: membuat istri tidak bila mereka melakukan pekerjaan
memiliki akses ekonomi keluar keji yang nyata”.
sehingga sepenuhnya tergantung
pada suami sehingga suami b. Larangan Menyia-nyiakan Istri
menguasai seluruh aspek ekonomi Dan Mantan Istri
keluarga; menciptakan kondisi Menyia-nyiakan istri
yang penuh ancaman, ketakutan adalah hal yang jelas dilarang oleh
dan kekalutan sehingga istri tidak Alqur’an dalam surat An-Nisa [4]
berani mengungkapkan kekerasan ayat 129 yang berbunyi:
dan berbagai tindakan yang ‫ﺻ ُﺘ ْﻢ‬
ْ ‫ﺣ َﺮ‬
َ ‫ﻦ اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ ِء َوَﻟ ْﻮ‬
َ ‫ن َﺗ ْﻌ ِﺪﻟُﻮا َﺑ ْﻴ‬
ْ ‫ﺴ َﺘﻄِﻴﻌُﻮا َأ‬
ْ ‫ﻦ َﺗ‬
ْ ‫َوَﻟ‬
menimpanya; menciptakan kondisi :‫ﻞ َﻓ َﺘ َﺬرُوهَﺎ آَﺎ ْﻟ ُﻤ َﻌﱠﻠ َﻘ ِﺔ )اﻟﻨﺴﺎء‬
ِ ‫َﻓﻠَﺎ َﺗﻤِﻴﻠُﻮا ُآﻞﱠ ا ْﻟ َﻤ ْﻴ‬
sedemikian rupa sehingga istri (129
tidak berdaya menuntut hak- Artinya : “Dan kamu sekali-kali
haknya seperti perlakuan baik dan tidak akan dapat berlaku adil
tercukupinya kebutuhan hidup antara istri-istrimu, walaupun
yang layak sesuai kemampuan kamu sangat ingin berbuat
suami. Alqur’an secara jelas demikian. Karena itu janganlah
menyatakan keharaman berbuat kamu terlalu cenderung (kepada
adhal kepada perempuan dalam yang kamu cintai) sehingga kamu
surat An-Nisa [4] : 19 yang biarkan yang lain terkatung-
berbunyi: katung”.
‫ن َﺗ ِﺮﺛُﻮا اﻟ ﱢﻨﺴَﺎ َء‬
ْ ‫ﻞ َﻟ ُﻜ ْﻢ َأ‬
‫ﺤﱡ‬
ِ ‫ﻦ َﺁ َﻣﻨُﻮا ﻟَﺎ َی‬
َ ‫یَﺎ َأ ﱡیﻬَﺎ اﱠﻟﺬِی‬
‫ﻦ‬
‫ﺾ ﻣَﺎ َﺁ َﺗ ْﻴ ُﺘﻤُﻮ ُه ﱠ‬
ِ ‫ﻀﻠُﻮ ُهﻦﱠ ِﻟ َﺘ ْﺬ َهﺒُﻮا ِﺑ َﺒ ْﻌ‬
ُ ‫َآ ْﺮهًﺎ َوﻟَﺎ َﺗ ْﻌ‬ Penyerupaan nasib perempuan
‫ﻦ‬
َ ‫ن َی ْﺄﺗِﻴ‬
ْ ‫ِإﻟﱠﺎ َأ‬ yang disia-siakan dengan kata
(19 :‫ﺸ ٍﺔ ُﻣ َﺒ ﱢﻴ َﻨ ٍﺔ )اﻟﻨﺴﺎء‬
َ‫ﺣ‬
ِ ‫ِﺑﻔَﺎ‬ “kalmu’allaqoh (terkatung-
Artinya :“Hai orang-orang yang katung)” mengisyaratkan sebuah
beriman tidak halal bagi kamu penderitaan yang berat bagi
mempusakai perempuan dengan perempuan yang menjadi korban
jalan paksa, dan janganlah kamu ketidakadilan suami. Perbuatan
menyusahkan mereka karena seperti itu jelas merupakan siksaan
hendak mengambil kembali yang berat bagi perempuan.
sebagian dari apa yang telah

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 37


6. Mengenai Kekerasan Ekonomi ‫ﺣﺪَا ُهﻦﱠ‬
ْ ‫ج َوَﺁ َﺗ ْﻴ ُﺘ ْﻢ ِإ‬
ٍ ‫ن َز ْو‬
َ ‫ج َﻣﻜَﺎ‬
ٍ ‫ل َز ْو‬
َ ‫ﺱ ِﺘ ْﺒﺪَا‬
ْ ‫ن َأ َر ْد ُﺗ ُﻢ ا‬
ْ ‫َوِإ‬
‫ﺥﺬُو َﻧ ُﻪ ُﺑ ْﻬﺘَﺎﻧًﺎ َوِإ ْﺛﻤًﺎ‬
ُ ‫ﺷ ْﻴ ًﺌﺎ َأ َﺗ ْﺄ‬
َ ‫ﺥﺬُوا ِﻣ ْﻨ ُﻪ‬
ُ ‫ِﻗ ْﻨﻄَﺎرًا َﻓﻠَﺎ َﺗ ْﺄ‬
a. Hak Perempuan Atas Harta (20 :‫ُﻣﺒِﻴﻨًﺎ )اﻟﻨﺴﺎء‬
Yang Dimiliki Artinya : “Dan jika kamu ingin
mengganti istrimu dengan istri
Pernikahan bukan yang lain, sedang kamu telah
merupakan pintu yang menutup hak memberikan kepada seorang
perempuan untuk memiliki harta diantara mereka harta yang
dan kekayaan sendiri. Dalam Islam, banyak, maka janganlah kamu
perempuan diakui punya hak milik mengambil kembali daripadanya
pribadi baik yang didapat dari barang sedikitpun. Apakah kamu
usahanya sendiri, pemberian orang akan mengambilnya kembali
lain atau pemberian suami. Suami dengan jalan tuduhan dusta dan
tidak berhak mengutak-atik hak dengan menanggung dosa yang
milik pribadi istri kecuali atas seijin nyata”.
istri. Bahkan ketika istri dalam
status cerai, suami tidak berhak Statement Alqur’an tentang
meminta kembali apa yang telah hak milik istri seperti tersirat dalam
diberikan kepada istrinya. Hal ini ayat diatas memang tampak
sesuai Firman Allah dalam Surat Al- sederhana, tapi sesungguhnya
Baqarah [2] : 229 yang berbunyi: dengan adanya pengakuan ini
‫ن‬
ْ ‫ﺷ ْﻴﺌًﺎ ِإﻟﱠﺎ َأ‬
َ ‫ﻦ‬
‫ﺥﺬُوا ِﻣﻤﱠﺎ َﺁ َﺗ ْﻴ ُﺘﻤُﻮ ُه ﱠ‬
ُ ‫ن َﺗ ْﺄ‬
ْ ‫ﻞ َﻟ ُﻜ ْﻢ َأ‬
‫ﺤﱡ‬
ِ ‫َوﻟَﺎ َی‬ Alqur’an telah membuka peluang
(229:‫ﺣﺪُو َد اﻟﱠﻠ ِﻪ )اﻟﺒﻘﺮة‬
ُ ‫َیﺨَﺎﻓَﺎ َأﻟﱠﺎ ُیﻘِﻴﻤَﺎ‬ kepada para istri untuk memiliki
Artinya : “…Dan tidak halal akses ekonomi. Dengan harta yang
bagimu mengambil kembali dimilikinya istri boleh
sesuatu dari yang kamu berikan mempergunakan dengan baik harta
kepada mereka kecuali kalau itu sesuai dengan keinginannya
keduanya khawatir tidak akan apakah untuk modal usaha, untuk
dapat menjalankan hukum-hukum bersedekah atau aktifitas sosisal.
Allah…” Dengan demikian ketergantungan
secara ekonomi kepada suami yang
Dan Juga dalam Surat An-Nisa [4] sering kali menjadi biang keladi
ayat 20 yang berbunyi: terjadinya kekerasan, marginalisasi

38 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


dan subordinasi terhadap perempuan bencana dalam kehidupan rumah tangga,
dalam rumah tangga dapat karena itu poligami tidak sesuai dengan
diminimalisir. prinsip dasar Islam.
Kepercayaan bahwa hanya laki-
Penutup lakilah yang mempunyai hak untuk

Beberapa ayat-ayat dan ajaran Islam bercerai adalah tidak benar, karena Islam

telah ditafsirkan dan dijadikan dalil untuk memberikan peluang kepada perempuan

melegitimasi supremasi hak seksual laki- untuk mengajukan permohonan talak

laki, termasuk interpretasi bahwa (ta’liq thalaq). Meskipun kenyataannya

perempuan harus mengikuti kehendak bila istri mengajukan gugatan cerai ke

seksual laki-laki. Padahal kekerasan Pengadilan Agama harus memenuhi

seksual terhadap perempuan sama sekali banyak syarat yang amat ketat, dan syarat

tidak dibenarkan oleh agama Islam. Al- seketat itu tidak berlaku bagi suami. Al-

Qur'an melukiskan hubungan seksual Qur’an menolak kekerasan fisik dan

sebagai salah satu kesenangan dan seksual termasuk pemukulan terhadap istri

kenikmatan (istimta') dari Tuhan yang yang nusyuz dan merujuk pada

ditujukan kepada laki-laki dan perempuan, rekonsiliasi- ishlah sebagai solusi,

(187 :‫س َﻟ ُﻬﻦّ )اﻟﺒﻘﺮة‬


ٌ ‫س َﻟ ُﻜ ْﻢ َوَأ ْﻧ ُﺘ ْﻢ ِﻟﺒَﺎ‬
ٌ ‫ُهﻦﱠ ِﻟﺒَﺎ‬ melarang eksploitasi perempuan untuk

Artinya : "Mereka itu adalah pakaian menjadi pekerja seks, melarang perbuatan

bagimu dan kamu pun adalah pakaian pelecehan seksual. Menyangkut persoalan

bagi mereka" (Q.S.Al-Baqarah[2] ayat kekerasan psikis, Al-Qur’an melarang

187). dilakukannya adhal atau memperlakukan

Banyak para ulama menyatakan perempuan sebagai benda warisan,

bahwa Poligami ditolerir atas dasar melarang penelantaran istri dan mantan

agama, sementara sesungguhnya Islam istri. Sementara itu, Al-Qur’an dengan

pada dasarnya menganut prinsip tegas memberikan perempuan hak

monogami. Poligami bukanlah ajaran pemilikan dan pengaturan harta.

Islam, tapi hanya perpanjangan dari tradisi


Arab pra Islam yang memberikan status DAFTAR PUSTAKA
dan kedudukan yang amat dominan
kepada kaum laki-laki (male-centris). Al-Baghdadi, Abduurahman, 1998,

Muhammad Abduh menegaskan bahwa Emansipasi Adakah dalam Islam :

poligami pada umumnya membawa Suatu tinjauan Syariat Islam tentang

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 39


kehidupan wanita, Jakarta : Gema Hasyim, Syafiq, 2001, Hal-hal Yang Tak
Insani Press, Cet.I Terpikirkan Tentang Isu-Isu
Al-Hadad, Al-Thahir, 1993, Wanita Keperempuanan Dalam Islam,
Dalam Syariat & Masyarakat, Bandung: Mizan, Cet.I
Jakarta: Pustaka Firdaus, Cet.IV Jamal, Ahmad Muhammad, 1990, Wanita
Al-Kurdi, Ahmad Al-Hajji, 1994, Hukum- Bertanya Islam Menjawab:
hukum wanita dalam fiqih Islam, Berbagai Pembelaan Hak Wanita,
Semarang: Toha Putra. Jakarta: HI Press, Cet.I
Al-Munajjed, Mona, 1998, Wanita Arab Muhammad, KH.Husein, , 2001, Fiqh
Saudi Masa Kini, Jakarta: perempuan : Refleksi Kiai atas
Widyawacana Prima, Cet.I, Wacana Agama dan Gender,
Annisa, Rifka, 2001, Jogyakarta, Yogyakarta : LKiS, Cet.I
Women's Health Exchange & Mulia, Musdah, 1999.Pandangan Islam
Program for Appropriate Tentang Poligami, Jakarta: LKAJ,
Technology in Health, Umea Cet.I
University Mulia, Siti Musdah & Marzani Anwar
Ghozali,Abdul Moqsit dkk., 2002, Tubuh, (Ed.), 2001, Keadilan dan
Seksualitas dan Kedaulatan Kesetaraan Jender Perspektif Islam,
Perempuan: bunga Rampai Jakarta: Tim pemberdayaan
Pemikiran Ulama Muda, Jakarta: Perempuan Bidang Agama DEPAG
RAHIMA, Cet.I, RI, Cet. I
H. Hadiyah Salim, 2001, Wanita Islam : Muthahhari, Murtadha, 1995, Hak-Hak
Kepribadian dan Perjuangannya, Wanita Dalam Islam, Jakarta:
Bandung : Remaja Rosda Karya, Lentera
Cet.VII Shihab, M. Quraish, 1999, .Fatwa-fatwa
Hamka, 1987, Tafsir al-azhar juz 4, M. Quraish Shihab: Seputar Al-
Jakarta: Pustaka panjimas, Cet.I, qur’an dan Hadist, Bandung:
Hassan, Riffat dan Fatima Mernissi, 1995, Mizan, Cet.I,
Setara dI Hadapan Alloh (Relasi Shihab, Quraish, 1999, Wawasan
perempuan dan Laki-Laki Dalam Alqur’an : Tafsir Maudhu’i atas
Tradisi Islam Pasca Patriarkhi), pelbagai persoalan umat, Bandung:
Yogyakarta: Team LSPPA, Cet.I Mizan, Cet. IX.

40 | MUWÂZÂH, Volume. 4, Nomor. 1, Juli 2012


Shihab, Quraish, 1999, Membumikan percetakan dan penerbitan
Alqur’an : Fungsi dan Peran Departemen Agama Saudi Arabia
Wahyu Dalam Kehidupan Umar, Nasaruddin, 2001, Argumen
Masyarakat, Bandung: Mizan, Cet. Kesetaran Jender Perspektif
XIX,. Alqur’an, Jakarta: Paramadina,
Subhan, Zaitunah, 2002, Rekonstruksi Cet.II,
Pemahaman Jender dalam Islam: Wahid, Abdurrahman dkk. , 1998, Islam
Agenda Sosio-Kultural dan Politik Tanpa Kekerasan, Glenn D.Paige,
Peran Perempuan, Jakarta: el- Chaiwat Satha-Anand & sarah
Kahfi, Cet.I Giliart (Ed.), Yogyakarta:LKiS,
Syekh, Dr. Shaleh bin Fauzan bin Cet.I
Abdullah Alfauzan, 2002, Sentuhan Zuhdi, Masyfuk, 1991, Masail Fiqhiyah:
nilai kefikihan untuk wanita Kapita Selekta Hukum Islam,
beriman, Saudi Arabia: Direktorat Jakarta: Haji Masagung, Ed.II,
Cet.2

Reinterpretasi Ayat-Ayat Al-Qur’an tentang Domestic Violence (Siti Rohmah) | 41

Anda mungkin juga menyukai