Anda di halaman 1dari 12

“METODE SUBTITUSI PADA SISTEM

PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL”

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Matematika

DISUSUN OLEH :
VIOSA RAYHAN PRATAMA
11121276

PRORAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020-2021
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Pengertian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)

Sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV) adalah sebuah sistem / kesatuan dari
beberapa Persamaan Linear Dua Variabel yang sejenis. Jadi, sebelum mempelajari Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) lebih jauh kita pelajari terlebih dahulu mengenai
hal – hal yang berhubungan dengan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).
(Siska, 2014)

1. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel

Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV) adalah sebuah bentuk relasi sama dengan pada
bentuk aljabar yang memiliki dua variabel dan keduanya berpangkat satu.
DikatakanPersamaan Linear karena pada bentuk persamaan ini jika digambarkan dalam
bentuk grafik, maka akan terbentuk sebuah grafik garis lurus (linear).

Ciri-ciri SPLDV:

 Sudah jelas terdiri dari 2 variabel

 Kedua variabel pada SPLDV hanya memiliki derajat satu atau berpangkat satu.

 Menggunakan relasi tanda sama dengan (=)

 Tidak terdapat perkalian variabel dalam setiap persamaannya.

B. Sejarah Persamaan Linear

Sistem persamaan linier sudah digunakan sejak 4000 tahun yang lalu (sekitar tahun
2000SM) pada masa Babylonian (Babel). Hal ini bisa kita lihat dalam tablet YBC 4652
yang menjelaskan bagaimana Babel menyelesaikan suatu masalah dengan persamaan
linier. Dalam tablet YBC 4652 dituliskan: (Widhiyantara, 2014)

Meskipun babel sudah menggunakan Sistem Persamaan Linier dalam kehidupan


sehari-hari mereka, namun istilah “Sistem Persamaan Linier (Linear Equation)” sendiri baru
muncul sekitar abad ke-17 oleh seorang matematikawan Perancis bernama ReneDecartes.
ReneDescartes dilahirkan pada tahun 1596, tanggal 31 Maret di sebuah desa di
Prancis. Dia menempuh pendidikan di Belanda dan belajar matematika di waktu luang,
karya Descartes yang paling menghargai adalah pengembangannya geometri Cartesian
yang menggunakan aljabar untuk menggambarkan geometri. Kemungkinan, Descartes
menemukan istilah untuk “Sistem Persamaan Linier (Linear Equation)” ketika dia belajar
di Belanda. Gauss paper pada tahun 1811 berkaitan dengan penentuan orbit asteroid),
memperkenalkan prosedur yang sistematis, dan sekarang disebuteliminasi Gaus untuk
solusi sistem persamaan linier.

Metode di Eropa berasal dari catatan Isaac Newton. Pada 1670, ia menulis bahwa
semua buku aljabar yang diketahui olehnya kekurangan pelajaran untuk memecahkan
persamaan simultan, yang Newton kemudian disediakan. Carl Friedrich Gauss pada tahun
1810 menyusun notasi untuk eliminasi simetrik yang diadopsi pada abad ke-19 oleh
komputer tangan profesional untuk memecahkan persamaan normal masalah kuadrat
terkecil. Algoritma yang diajarkan di sekolah tinggi bernama untuk Gauss hanya pada
1950-an sebagai akibat dari kebingungan sejarah subjek.

Metode eliminasi Gauss kurang efisien untuk menyelesaikan sebuah SPL, namun pada
perkembangannya metode ini disempurnakan menjadi eliminasi Gauss-Jordan.

Motode tersebut dinamai Eliminasi Gauss-Jordan untuk menghormati Carl Friedrich


Gauss dan Whilhelm Jordan.

Wilhelm Jordan (1842-1899) adalah seorang insinyur Jerman yang ahli dalam
bidang geodesi. Sumbangannya untuk penyelesaian sistem linear dalam buku populernya,
Handbuch de Vermessungskunde (Buku panduan Geodesi) pada tahun 1988.
C. Bagian-bagian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

 Variabel, yaitu pengubah atau pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya
secara jelas. Variabel biasanya disimbolkan dengan huruf, seperti a, b, c, … x, y,
z. Misalnya jika ada suatu bilangan yang dikalikan 2 kemudian dikurangi 9 dan hasilnya
3, maka bentuk persamaannya adalah 2x – 9 = 3. Nah x merupakan variabel pada
persamaan tersebut.

 Koefisien, yaitu bilangan yang menjelaskan banyaknya jumlah variabel yang sejenis.
Koefisien terletak di depan variabel. Misalnya ada 2 buah pensil dan 4 buah spidol, jika
ditulis dalam persamaan adalah

Pensil = x , spidol = y

Jadi persamaannya adalah 2x + 5y. Nah karena x dan y adalah variabel, maka angka 2 dan 5
adalah koefisien.

 Konstanta, yaitu nilai bilangan yang konstan karena tidak diikuti oleh variabel di
belakangnya. Misal persamaan 2x + 5y + 7. Konstanta dari persamaan tersebut adalah 7,
karena tidak ada variabel apapun yang mengikuti 7.

 Suku, yaiu bagian-bagian dari suatu bentuk persamaan yang terdiri dari koefiesien,
variabel, dan konstanta. Misal ada persamaan 7x -y + 4, maka suku suku dari persamaan
tersebut adalah 6x , -y , dan 4.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Metode substitusi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan himpunan
penyelesaian suatu sistem persamaan linear dua variabel dengan cara mengganti
(mensubstitusi) salah satu variabelnya. Jika variabelnya x dan y, untuk menentukan variabel
x kita harus mensubstitusi variabel y terlebih dahulu, atau sebaliknya, bila ingin mencari
variabel y maka kita harus mengganti variabel x terlebih dahulu. Misalnya kita akan mencari
himpunan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel berikut 3x + y = 4 dan –x + 2y
= 1 dengan menggunakan metode substitusi.

Kita harus mengubah terlebih dahulu salah satu persamaan tersebut menjadi persamaan
yang ekuivalen dengan persamaan sebelumnya. Misalnya kita akan mengubah persamaan
yang pertama 3x + y = 4. Persamaan 3x + y = 4 ekuivalen dengan y = 4 – 3x, kemudian
substitusikan persamaan y = 4 – 3x ke persamaan yang kedua –x + 2y = 1, maka:

=> –x + 2y = 1
=> –x + 2(4 – 3x) = 1
=> –x + 8 – 6x = 1
=> –x – 6x = 1 – 8
=> –7x = –7
=> x = –7/–7
=> x = 1

Selanjutnya untuk memperoleh nilai y, substitusikan nilai x ke persamaan y = 4 – 3x,


sehingga diperoleh:
=> y = 4 – 3x
=> y = 4 – 3.1
=> y = 4 – 3
=> y = 1
Jadi, himpunan penyelesaian dari sistem persamaan 3x + y = 4 dan –x + 2y = 1 adalah
{(1, 1)}.

Contoh Soal
A. Tentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut dengan metode
substitusi jika x, y variabel pada himpunan bilangan real.
1. 4x + y = -9 dan x + 2y = 10
2. x + y = 5 dan y = x + 1
3. x + 5y = –5 dan x + y + 5 = 0
4. 2x – 3y = 11 dan 3x + y = 0
5. x = y + 2 dan y = 2x – 5
6. y = –x dan 3x + y = 2
7. 2x + 3y = 0 dan x + y = 1
8. 2x + y + 5 = 2 dan 3y + 2x = –5
9. 4x + 3y = 6 dan 2x – y = 3
10. 2x + 4y = 6 dan 4x + 8y – 8 = 0

Penyelesaian:

1. 4x + y = – 9 dan x + 2y = 10

Ubah salah satu variabel menjadi persamaan yang ekuivalen, yakni:


x + 2y = 10 => x = 10 – 2y

Substitusikan ke persamaan yang lainnya, maka:


=> 4x + y = – 9
=> 4(10 – 2y) + y = – 9
=> 40 – 8y + y = – 9
=> –7y = –49
=> y = –49/(–7)
=> y = 7

Substitusi y = 7 ke persamaan x = 10 – 2y, maka:


=> x = 10 – 2y
=> x = 10 – 2.7
=> x = 10 – 14
=> x =– 4

Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(– 4, 7)}.

2. x + y = 5 dan y = x + 1

Karena variabel y sudah dalam bentuk persmaan, jadi tinggal mensubstitusikannya saja, maka:
=> x + y = 5
=> x + (x + 1) = 5
=> 2x + 1 = 5
=> 2x = 5 – 1
=> 2x = 4
=> x = 4/2
=> x = 2

Substitusi x = 2 ke persamaan y = x + 1, maka:


=> y = x + 1
=> y = 2 + 1
=> y = 3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2, 3)}.

3. x + 5y = –5 dan x + y + 5 = 0

Ubah salah satu variabel menjadi persamaan yang ekuivalen, yakni:


x + 5y = –5 => x = –5 – 5y

Substitusikan ke persamaan yang lainnya, maka:


=> x + y + 5 = 0
=> (–5 – 5y) + y + 5 = 0
=> – 4y = 0
=> y = 0

Substitusi y = 0 ke persamaan x = –5 – 5y, maka:


=> x = –5 – 5y
=> x = –5 – 5.0
=> x = –5
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(– 5, 0)}.

4. 2x – 3y = 11 dan 3x + y = 0

Ubah salah satu variabel menjadi persamaan yang ekuivalen, yakni:


3x + y = 0 => y = – 3x

Substitusikan ke persamaan yang lainnya, maka:


=> 2x – 3y = 11
=> 2x – 3(– 3x) = 11
=> 2x + 9x = 11
=> 11x = 11
=> x = 1

Substitusi x = 1 ke persamaan y = – 3x, maka:


=> y = – 3x
=> y = – 3.1
=> y = – 3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(1, – 3)}.

5. x = y + 2 dan y = 2x – 5

Karena variabel x sudah dalam bentuk persmaan, jadi tinggal mensubstitusikannya saja, maka:
=> y = 2x – 5
=> y = 2(y + 2) – 5
=> y = 2y + 4 – 5
=> y – 2y = 4 – 5
=> – y = – 1
=> y = 1

Substitusi y = 1 ke persamaan x = y + 2, maka:


=> x = y + 2
=> x = 1 + 2
=> x = 3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(3, 1)}.

6. y = –x dan 3x + y = 2

Karena variabel y sudah dalam bentuk persmaan, jadi tinggal mensubstitusikannya saja, maka:
=> 3x + y = 2
=> 3x + (–x) = 2
=> 2x = 2
=> x = 1

Substitusi x = 1 ke persamaan y = –x, maka:


=> y = –x
=> y = –1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(1, –1)}.

7. 2x + 3y = 0 dan x + y = 1

Ubah salah satu variabel menjadi persamaan yang ekuivalen, yakni:


x + y = 1 => x = 1 – y

Substitusikan ke persamaan yang lainnya, maka:


=> 2x + 3y = 0
=> 2(1 – y) + 3y = 0
=> 2 – 2y + 3y = 0
=> y = – 2

Substitusi y = – 2 ke persamaan x = 1 – y, maka:


=> x = 1 – y
=> x = 1 – (– 2)
=> x = 1 + 2
=> x = 3
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(3, –2)}.

8. 2x + y + 5 = 2 dan 3y + 2x = –5

Ubah salah satu variabel menjadi persamaan yang ekuivalen, yakni:


2x + y + 5 = 2 => y = –3 – 2x

Substitusikan ke persamaan yang lainnya, maka:


=> 3y + 2x = –5
=> 3(–3 – 2x) + 2x = –5
=> –9 – 6x + 2x = –5
=> –4x = 4
=> x = –1

Substitusi x = –1 ke persamaan y = –3 – 2x, maka:


=> y = –3 – 2x
=> y = –3 – 2. – 1
=> y = –3 + 2
=> y = – 1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(– 1, – 1)}.

9. 4x + 3y = 6 dan 2x – y = 3

Ubah salah satu variabel menjadi persamaan yang ekuivalen, yakni:


2x – y = 3 => y = 2x – 3
Substitusikan ke persamaan yang lainnya, maka:
=> 4x + 3y = 6
=> 4x + 3(2x – 3) = 6
=> 4x + 6x – 9 = 6
=> 10x = 15
=> x = 15/10
=> x = 3/2

Substitusi x = 3/2 ke persamaan y = 2x – 3, maka:


=> y = 2x – 3
=> y = 2(3/2) – 3
=> y = 3 – 3
=> y = 0
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2/3, 0)}.

10. 2x + 4y = 6 dan 4x + 8y – 8 =

Persamaan ini tidak memiliki himpunan penyelesaian atau himpunan penyelesaiannya


berupa himpunan kosong, karena koefisien variabel persamaan 2 merupakan kelipatan dari
koefisien persamaan 1.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah kita ketahui dapat disimpulkan bahwa Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
ialah sebuah sistem / kesatuan dari beberapa Persamaan Linear Dua Variabel yang sejenis.
Sistem persamaan linier ini sudah digunakan sejak 4000 tahun yang lalu (sekitar tahun
2000SM) pada masa Babylonian (Babel). Hal ini bisa kita lihat dalam tablet YBC 4652 yang
menjelaskan bagaimana Babel menyelesaikan suatu masalah dengan persamaan linier. Sistem
Persamaan linear Dua Variabel ini terdiri dari beberapa bagian, diantaranya: variable,
koefisien, konstanta dan suku.

Adapun metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel ini, yaitu Metode Substitusi salah satunya. Metode substitusi ini ialah suatu metode
yang digunakan untuk menentukan himpunan penyelesaian suatu sistem persamaan linear
dua variabel dengan cara mengganti (mensubstitusi) salah satu variabelnya.

Demikian Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah yakni
Matematika Dasar 2A.

Anda mungkin juga menyukai