Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di MAN 1 Medan yang beralamat di Jalan

Pertiwi No. 93 Medan Kecamatan Medan Tembung dan pelaksanaannya pada

Semester II T.P. 2018/2019.

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian

Berdasarkan tempat penelitian, yang menjadi populasi penelitian adalah

seluruh siswa kelas XI MIA MAN 1 Medan T.P. 2018/2019. Sampel dalam

penelitian ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang

diambil dengan teknik cluster random sampling.

3.3. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbasis

budaya Batak, variabel terikatnya adalah hasil belajar, keterampian generik sains

dan kemampuan kerja sama siswa.

32
33

3.4. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini termasuk penelitian quasi eksperimen (eksperimen

semu), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan

akibat pengaruh dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yaitu siswa.

Penelitian ini melibatkan dua kelas yang diberi perlakuan yang berbeda.

Satu kelas dijadikan kelas eksperimen dan kelas lainnya dijadikan kelas kontrol.

Untuk mengetahui hasil belajar siswa dilakukan dengan memberikan tes pilihan

ganda pada kedua kelas sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Untuk

mengetahui keterampian generik sains dan kemampuan kerja sama siswa dengan

menggunakan lembar observasi selama proses pembelajaran. Desain penelitian ini

dapat dilihat pada tabel berikut ini;

Tabel 3.1. Two Group Pretes – Posttes Design

Kelompok/Kelas Pretes Perlakuan Postes

Kelas eksperimen T1 X T2

Kelas control T1 Y T2

Keterangan :

T1 = Pretes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum

perlakuan

T2 = Postes diberikan setelah perlakuan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol

X = Pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation berbasis budaya Batak

Y = Pengajaran dengan menerapkan model pembelajaran konvensional

T1 = T2
34

3.5. Prosedur Penelitian atau Teknik Pengumpulan Data

Pelaksanaan penelitian terdiri dari tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap

pelaksanaan dan tahap analisis data. Ketiga tahap-tahap tersebut diuraikan sebagai

berikut :

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan penelitian dilakukan kegiatan mengembangkan perangkat

pembelajaran seperti RPP dan LKS (lembar kerja siswa) yang dikonsultasikan

kepada para pembimbing, menyusun instrumen tes dan memvalidasi isinya,

menyusun instrumen observasi keterampilan generik sains dan kemmpuan kerja

sama, merevisi perangkat pembelajaran dan terakhir memilih sampel secara acak

terhadap seluruh siswa MAN 1 Medan kelas XI sebanyak dua kelas untuk dijadikan

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Melakukan Pretest

Peneliti memberikan soal pretest yang sudah divalidasikan pada siswa

sebelum pokok bahasan diajarkan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa.

b. Melakukan analisis data pretest

Analisi data pretest dengan menggunakan uji normalitas, uji homogenitas,

dan uji perbedaan nilai rata-rata pretes siswa pada kelas eksperimen dan

kelas kontrol.

c. Melakukan pengajaran pada kelas.


35

1. Pada kelas eksperimen adalah pengajaran Fisika dengan menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berbasis

budaya Batak.

2. Pada kelas kontrol adalah pengajaran Fisika dengan menggunakan

pembelajaran konvensional.

3. Melakukan pengamatan terhadap keterampilan generik sains dan

kemampuan kerja sama siswa melalui lembar observasi dan angket

selama proses pembelajaran.

d. Pemberian postes diakhir penyajian materi

3. Tahap Analisis Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa, keterampilan

generik sains dan kemapuan kerja sama siswa, baik sebelum diberikan perlakuan

ataupun sesudah diberikan perlakuan. Dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan

berdasarkan tujuan dan hipotesis penelitian yang diajukan. Pengelolaan data hasil

belajar dalam pengujian hipotesis antara lain dengan uji normalitas dan

homogenitas dengan analisis statistik uji t. Sedangkan pengolahan data tes

keterampian generik sains dan kemampuan kerja sama siswa dilakukan dengan

menggunakan uji gain score. Langkah-langkah dalam mewujudkan pelaksanakaan

penelitian dapat dilihat pada bagan alur penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1

berikut.
36

Konsultasi Dosen
Pembimbing

Studi Pendahuluan Wawancara guru dan


Angket siswa
Tahap Awal Kelas Eksperimen
Menentukan
Sampel Kelas Kontrol

RPP dan LKS


Menyusun Instrumen Tes
perangkat
pembelajaran Instrumen Keterampilan
Generik Sains

Instrumen Kemampuan
Kerja Sama

Kelas Eksperimen
Tes Awal (Pretes) Kelas Kontrol

Analisis Data Uji t

Tahap Kelas Eksperimen Tes


Pelaksanaan (Pembelajaran Keterampilan
Kooperatif tipe GI) Generik sains
Perlakuan

Kelas Kontrol Angket


(Pembelajaran Kemampuan
Konvensional) Kerja Sama

Kelas Eksperimen
Tes Akhir (Postes)
Kelas Kontrol

Uji Anava 2
Analisis Data Postes
jalur

Tahap Akhir Analisis Data Tes dan Angket Uji Gain Score

Pembahasan dan Kesimpulan

Gambar 3.1. Bagan Alur Pelaksanaan Penelitian


37

3.6. Instrumen penelitian

Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes berbentuk pilihan

ganda, lembar observasi, dan angket. Tes hasil belajar ini digunakan untuk

mengetahui kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan lembar observasi untuk

mengetahui keterampilan generik sains dan angket untuk mengetahui kemampuan

kerja sama siswa.

3.6.1 Tes Hasil Belajar

Alat pengumpul data hasil belajar yang digunakan adalah tes. Siswa diuji

berdasarkan pretes dan postes. Pretes diberikan pada awal pelajaran untuk

mengetahui kadar pemahaman siswa tentang materi sebelum diajarkan. Sedangkan

postes dilakukan setelah kegiatan pembelajaran. Bentuk tes yang digunakan di

kedua kelas adalah pilihan ganda, dengan jumlah ... item soal yang terdiri dari ...

options jawaban. Salah satu options merupakan kunci jawaban, sedangkan ...

options lain merupakan pengalih.

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟


Nilai = 𝑥100 (3.1)
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Tabel 3.2. Tabel Instrumen Tes Hasil Belajar


No Materi Klasifikasi Jumlah
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Soal
1
2
3
4
Jumlah Soal

Keterangan :
38

C1 = Mengingat C3 = Menerapkan C5 = Mengevaluasi


C2 = Memahami C4 = Menganalisis C6 = Mencipta
Kategori kemampuan siswa diketahui dengan terlebih dahulu menentukan kriteria

yang akan di jadikan dasar untuk mengambil kesimpulan, tertera pada Tabel 3.3:

Tabel 3.3 Kategori Ketuntasan Penugasan Materi Pelajaran


Interval Kriteria
80 – 100 Baik sekali
70 – 79 Baik
60 – 69 Cukup
50 – 59 Kurang
30 – 49 Sangat kurang

3.6.2 Lembar observasi dan Angket


Observasi dalam penelitian ini adalah observasi terhadap subjek penelitian
yang akan dilakukan untuk mengetahui ketarampilan generis sains siswa selama
proses pembelajaran. Adapun manfaat observasi dalam penelitian ini adalah untuk
memperoleh gambaran tentang keseluruhan objek. Observasi yang dilakukan
bersifat langsung dan dilakukan oleh dua orang pengamat yang dilengkapi dengan
lembar pedoman observasi ketarampilan generis sains siswa.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
kemampuan kerja sama siswa selama proses pembelajara. Angket disebar pada
pertemuan pertama dan pertemuan terakhir dan di isi langsung oleh siswa itu
sendiri.

3.6.3 Validitas instrumen


Uji validitas yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas isi. Untuk
instrumen yang berbentuk tes, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan.
Dalam validitas isi, item – item soal akan divalidkan oleh tim ahli sebagai validator,
yaitu dosen fisika dan guru fisika.
39

3.7. Teknik Pengumpulan Data


Cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:
1. Mengadakan pretes.
2. Mengadakan postes.
3. Mengadakan observasi
4. Menyebar angket

3.8. Teknik Analisis Data


Setelah data hasil belajar kedua sampel diperoleh maka dilakukan analisis
data untuk mengetahui perbedaan kedua kelompok tersebut. Untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar kedua sampel signifikan atau tidak maka dilakukan analisis
statistik. Adapun langkah – langkah analisis statistiknya adalah sebagai berikut:
3.8.1. Uji Normalitas
Menghitung mean dari pretes dan postes kedua kelas sampel dengan rumus:
∑𝑋
𝑋̅ = 𝑛 𝑖 (3.2)

Keterangan:
𝑋̅ : Rata-rata skor pretes atau postes
Σ𝑋𝑖 : Jumlah semua skor pretes atau postes
n : Banyak sampel dalam kelas
Menghitung standar deviasi (simpangan baku) pretes dan postes dengan
rumus:
𝑛 ∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖 )2
𝑆=√ (3.3)
𝑛(𝑛−1)

Keterangan:
S : Standar deviasi pretes atau postes
Σ𝑋𝑖 : Jumlah semua skor pretes atau postes
n : Banyak sampel dalam kelas
Untuk uji normalitas digunakan metode normalitas Liliefors. Menurut
Sudjana (2005 : 466), langkah-langkah yang dilakukan dalam uji normalitas adalah:
40

a. Pengamatan x1, x2, . . ., xn dijadikan bilangan baku z1, z2, . . . , zn dengan


𝑥𝑖 −𝑥̅
menggunakan rumus 𝑧𝑖 = (𝑥̅ dan S masing-masing merupakan rata-
𝑠

rata dan simpangan baku sampel).


b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang F(zi) = P(z≤zi).
c. Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, . . . , zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. Jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka 𝑆(𝑧𝑖 ) =
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑧𝑖, 𝑧2 ,… 𝑧𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ≤ 𝑧𝑖
𝑛

d. Hitung selisih F(zi) – S(zi) kemudian tentukan harga mutlaknya.


e. Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut. Sebutlah harga terbesar ini L0. Untuk populasi berdistribusi
normal jika L0 yang diperoleh dari pengamatan lebih kecil dari nilai kritis
Ltabel, untuk uji Liliefors taraf nyata (α) sebesar 0,05 dan bila lebih besar
maka populasi tidak berdistribusi normal.

3.8.2. Uji Homogenitas


Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data sampel memiliki
varians yang homogen ataun tidak. Uji homogenitas varians menggunakan uji F,
dengan hipotesis sebagai berikut:
𝐻𝑜 : 𝜎1 2 = 𝜎2 2 kedua populasi mempunyai varians yang sama
𝐻𝑎 : 𝜎1 2 ≠ 𝜎2 2 kedua populasi mempunyai varians yang berbeda
Untuk menguji hipotesis di atas, menurut Sudjana (2005: 250), digunakan rumus:
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟
𝐹ℎ𝑖𝑡 = (3.4)
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙

Kriteria pengujian adalah:


Fhit Ftab1/2α(v1,v2), H0 diterima
Fhit Ftab1/2α(v1,v2), H0 ditolak
Dengan:
Taraf nyata α = 0,05
v1 = n1 – 1 dan n1 = ukuran varians terbesar
v2 = n2 – 1 dan n2 = ukuran varians terkecil
41

Jika pengolahan data menunjukkan bahwa Fhitung Ftabel maka H0 diterima,


maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua sampel memiliki varians yang
homogen. Jika pengolahan data menunjukkan bahwa Fhitung Ftabel, maka H0
ditolak dan Ha diterima sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kedua sampel
tidak memiliki varians yang homogen.

3.8.3. Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis dilakukan dengan dua langkah yaitu:
1. Uji kemampuan awal/pretes siswa (uji t dua pihak)
Uji t dua pihak digunakan untuk mengetahui kesamaan kemampuan awal
siswa pada kedua kelas sampel. Hipotesis yang diuji berbentuk:
H0 : µ1 = µ2 : kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai
kemampuan awal sama.
Ha : µ 1 ≠ µ2 : kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
kemampuan awal yang berbeda.
Bila data penelitian berdistribusi normal dan homogen maka untuk menguji
hipotesis menggunakan uji t dengan rumus (Sudjana, 2005: 239), yaitu:
X1  X 2
t=
1 1
S 
n1 n 2
(3.5)
tetapi jika kedua kelas tidak homogen, maka menggunakan:
X1  X 2
t=
S12 S 22
S 
n1 n 2
(3.6)
Dimana S adalah varians gabungan yang dihitung dengan rumus:

S2 =
n1  1S1 2  n2  1S 2 2
n1  n2  2 (3.7)

Keterangan:
t : Distribusi t.
𝑋̅1 : Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen.
42

𝑋̅2 : Rata-rata hasil belajar kelas kontrol.


n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen.
n2 : Jumlah siswa kelas kontrol.
𝑆1 2 : Varians kelas eksperimen.
𝑆2 2 : Varians kelas kontrol.
𝑆 2 : Varians kedua kelas sampel.
Kriteria pengujian adalah: terima H0 jika  t1 1 
 t  t1 1  dimana t1 1 
2 2 2

didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan α=0,05. Untuk harga t
lainnya H0 ditolak.

2. Uji Kemampuan Postes (Uji t satu pihak)


Uji t satu pihak digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan pengaruh
dari suatu perlakuan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
terhadap hasil belajar siswa. Hipotesis yang diujikan adalah:
H0 : µ1 µ2 : Tidak ada pengaruh model pembelajaran kooperatif berbasis
budaya Batak terhadap keterampilan generik sains siswa.
Ha : µ1 µ2 : Ada pengaruh model pembelajaran kooperatif berbasis
budaya Batak terhadap keterampilan generik sains siswa.
Kriteria pengujian yang berlaku ialah : Ho jika t < t1-α, dimana t1-α didapatkan
dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+n2-2) dan peluang (t1-α) dan α = 0,05. Jika t
mempunyai harga-harga lain maka Ho ditolak.
Jika pengolahan data menunjukkan bahwa t t1-𝛼 atau nilai t hitung yang
diperoleh lebih dari nilai t1-𝛼, maka hipotesis H0 ditolak dan terima Ha. Dapat
diambil kesimpulan bahwa keterampilan generik sains siswa pada kelas eksperimen
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berbasis budaya Batak lebih
baik daripada keterampilan generik sains siswa pada kelas kontrol dengan
menggunakan model pembelajaran konvensional, maka pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif pembelajaran kooperatif berbasis budaya Batak
dikatakan berpengaruh terhadap keterampilan generik sains siswa.
43

3.8.4. Tes Keterampilan Generik Sains Siswa

Instrumen keterampilan generik sains siswa yang digunakan berbentuk

Lembar Kegiatan (LK) berdasarkan indikator pada keterampilan generik sains.

Pemilihan tes dalam bentuk LK ini bertujuan agar siswa dapat mengungkap seluruh

keterampilan generik sains siswa pada saat melakukan kegiatan percobaan.

Menurut Riduan (dalam Trianjaya, 2012:8) perhitungan persentase

keterampilan generik sains digunakan rumus:

n
Dp  x 100%
N (3.8)

Keterangan:
Dp :nilai persentase keterampilan generik sains
n : jumlah skor yang diperoleh
N : jumlah skor maksimum
Selama proses kegiatan percobaan berlangsung, keterampilan generik sains siswa

juga akan diamati melalui lembar observasi. Berikut Tabel 3.4 indikator

keterampilan generik sains siswa :

Tabel 3.4 Indikator keterampilan generik sains siswa

No Keterampilan Indikator
Generik Sains

a. Mengunakan sebanyak mungkin indera dalam mengamati.


44

1. Pengamatan b. Mengumpulkan fakta-fakta hasil percobaan fisika atau


langsung fenomena alam.
c. Mencari perbedaan atau persamaan.
2. Pengamatan tak Menggunakan alat ukur sebagai alat bantu indera dalam
langsung mengamati percobaan fisika/gejala alam.

3. Kesadaran tentang Menyadari objek-objek alam dan kepekaan yang tinggi terhadap
skala skala numerik sebagai besaran/ukuran skala mikroskopis ataupun
makroskopis.

4. Bahasa simbolik a. Memahami simbol, lambang dan istilah fisika.


b. Memahami makna kuantitatif satuan dan besaran dari suatu
persamaan reaksi.
c. Menggunakan aturan matematis untukmemecahkan masalah
fisika/fenomena gejala alam.
d. Membaca suatu grafik / diagram, tabel, serta tanda matematis
dalam ilmu fisika
5. Logical Frame a. Menemukan pola keteraturan sebuah fenomena alam /
peristiwa fisika.
b. Menemukan perbedaan atau mengontraskan ciri / sifat fisik.
c. Mengungkap dasar penggolongan atas suatu objek / peristiwa
fisika
6. Konsistensi Logis a. Menarik kesimpulan secara induktif setelah percobaan /
pengamatan gejala fisika.
b. Mencari keteraturan sifat fisika.
7. Hukum Sebab a. Menyatakan hubungan antar dua variabel atau lebih dalam
Akibat suatu gejala alam / peristiwa fisika tertentu.
b. Memperkirakan penyebab dan akibat gejala alam/peristiwa
fisika.
8. Pemodelan a. Mengungkap gejala alam/peristiwa fisika dengan sketsa
gambar atau grafik dalam bidang fisika.
b. Memaknai arti fisik / fisika suatu sketsa gambar, fenomena
alam dalam bentuk rumus.
9. Inferensi Logika a. Mengajukan prediksi gejala alam/ peristiwa fisika yang
belum terjadi berdasar faka / hukum terdahulu.
b. Menerapkan konsep untukmenjelaskan peristiwa
tertentuuntuk mencapai kebenaran ilmiah.
c. Menarik kesimpulan dari suatu gejala/ peristiwa fisika
berdasarkan aturan/ hukum-hukum fisika terdahulu.
10. Abstraksi a. Menggambarkan dan menganalogikan konsep atau peristiwa
fisika yang abstrak ke dalam bentuk kehidupan nyata sehari-
hari.
b. Membuat visual animasi-animasi dari peristiwa mikroskopis
yang bersifat abstrak.

Data lembar observasi keterampilan generik sains siswa dianalisis

menggunakan statistik deskriptif dan gain score. Berikut rumus untuk menghitung

nilai gain keterampilan generik sains siswa :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡.𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒.𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑔= (3.9)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙− 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒.𝑡𝑒𝑠𝑡
45

Keterangan :
g < 0,3 kategori rendah
0,3 ≤ g ≤ 0,7 kategori sedang
g > 0,7 kategori tinggi (Hake, 2007 : 8)
Dari data hasil pretest dan posttes, dilakukan penghitungan menggunakan rumus g

faktor (gain score normalized) sehingga diperoleh skor gain keterampilan generik

sains siswa.

3.8.5. Angket Kerja samaSiswa

Angket ini berguna untuk menjaring data kerja samasiswa. Angket ini terdiri

dari 30 butir pertanyaan yang menggunakan model skala sikap yaitu model skala

Likert dengan kisi-kisi pada Tabel 3.5:

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Kerja Sama


Nomor Pernyataan
Variabel Indikator Jumlah Nomor
Positif Negatif
Interdepedensi yaitu 1, 2, 4, dan 5 3,6, dan 7 7
keterlibatan diri dalam
kelompok
Keterampilan berbagi 8, 9, 11, dan 14 10, 12, dan 13 7
Kerja
Keterampilan partisipasi 15, 17 dan 21 16, 18, 19, 20 8
Sama
/ kontribusi dan 22
Keterampilan 23, 24, 27, dan 25, 26, 28 dan 30 8
komunikasi 29
Jumlah 15 15 30

Untuk memudahkan pemberian skor pada Kerja samapada Tabel 3.3. diatas,

disajikan alternatif pemberian skor dan digunakan dalam penelitian ini adalah pada

Tabel 3.4:

Tabel 3.4 Skor Alternatif Jawaban Skala Kerja Sama


46

Pernyataan positif Pernyataan negative


Alternatif jawaban Skor Alternatif jawaban Skor
Sangat Setuju 5 Sangat Setuju 1
Setuju 4 Setuju 2
Ragu – ragu 3 Ragu – ragu 3
Tidak Setuju 2 Tidak Setuju 4
Sangat Tidak Setuju 1 Sangat Tidak Setuju 5

Untuk menentukan kriteria dalam menganalisis data angket kerja sama

siswa pada akhir pelaksanaan pembelajaran menggunakan kriteria sebagai berikut:

Penskoran pernyataan-pernyataan tersebut berpedoman pada modifikasi

penskoran skala Likert yang dikemukakanoleh Risnita (2012:89), yaitu untuk

pernyataan positif, nilai 5 untuk sangat setuju (SS), nilai 4 untuk setuju (S), nilai 3

untuk Ragu – ragu (RR), nilai 2 untuk tidak setuju (T), dan nilai 1 untuk sangat

tidak setuju (STS), sedangkan untuk pernyataan negatif, nilai 1 untuk sangat setuju

(SS), nilai 2 untuk setuju (S), nilai 3 untuk Ragu – ragu (RR), nilai 4 untuk tidak

setuju (TS), dan nilai 5 untuk sangat tidak setuju (STS).

Hasil skor melalui skala Likert akan dianalisis menggunakan uji gain score.

Berikut rumus untuk menghitung nilai gain kemampuan kerja sama siswa :

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡.𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒.𝑡𝑒𝑠𝑡


𝑔= (3.10)
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙− 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒.𝑡𝑒𝑠𝑡

Keterangan :
g < 0,3 kategori rendah
0,3 ≤ g ≤ 0,7 kategori sedang
g > 0,7 kategori tinggi

Anda mungkin juga menyukai