Anda di halaman 1dari 31

INDUKSI FARADAY

1. HUKUM FARADAY DAN HUKUM LENZ

Faraday (1791-1867) seorang ahli fisika berkebangsaan Inggris.


Secara eksperimen Faraday menemukan bahwa beda potensial dapat dihasilkan pada ujung-
ujung penghantar atau kumparan dengan memberikan perubahan fluks magnetik.
Perhatikan Gambar di bawah ini!

Hasil eksperimen :
1. Magnet didekatkan pada kumparan maka gaya yang melingkupi kumparan menjadi
bertambah banyak, sehingga pada kedua ujung kumparan timbul gaya gerak listrik (GGL).

2. Magnet dijauhkan terhadap kumparan maka garis gaya yang melingkupi kumparan menjadi
berkurang, kedua ujung kumparan juga timbul GGL.

3. Magnet diam terhadap kumparan, jumlah garis gaya magnet yang melingkupi kumparan tetap,
sehingga tidak ada GGL

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa :


“Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung suatu penghantar atau kumparan sebanding
dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar atau
kumparan tersebut.”

Dari rumusan di atas dapat dituliskan menjadi persamaan seperti di bawah ini. Pembandingnya
adalah jumlah lilitannya.
 Apa arti tanda negatif itu? Tanda negatif pada persamaan 6.1 sesuai dengan Hukum
Lenz. Dengan bahasa yang sederhana hukum Lenz dirumuskan:
“Ggl Induksi selalu membangkitkan arus yang medan magnetiknya berlawanan
dengan sumber perubahan fluks magnetik.”

 Hukum Faraday memperkenalkan suatu besaran yang dinamakan fluks magnetik. Fluks
magnetik ini menyatakan jumlah garis-garis gaya magnetik. Berkaitan dengan besaran
ini, kuat medan magnet didefinisikan sebagai kerapatan garis-garis gaya magnet. Dari
kedua definisi ini
dapat dirumuskan hubungan sebagai berikut :

Dari persamaan 6.2 dapat diamati bahwa perubahan fluks magnet dapat terjadi tiga
kemungkinan. Pertama terjadi karena perubahan medan magnet B. Kedua, terjadi karena
perubahan luas penampang yang dilalui. Ketiga, terjadi karena perubahan sudut è.
Penghantar bergerak dalam Medan Magnet
Penghantar bergerak dengan kecepatan v dalam medan magnet B. Pada saat bergerak maka
penghantar akan menyapu luasan yang terus berubah. Karena perubahan luas inilah maka
ujung-ujung penghantar AB itu akan timbul beda potensial. Besarnya sesuai dengan hukum
Faraday dan dapat diturunkan seperti berikut :

Arah arus yang ditimbulkan oleh beda potensial ini dapat menggunakan kaedah tangan
kanan. Ibu jari sebagai arah arus induksi I, empat jari lain sebagai arah B dan telapak sebagai
arah gaya Lorentz yang berlawanan arah dengan arah kecepatan penghantar.
Perubahan Medan Magnet
Perubahan fluks yang kedua dapat terjadi karena perubahan medan magnet. Contoh perubahan
induksi magnet ini adalah menggerakkan batang magnet di sekitar kumparan. Sebuah batang
magnet didekatkan pada kumparan dengan kutub utara terlebih dahulu. Pada saat ini ujung
kumparan akan timbul perubahan medan magnet yang berasal dari batang magnet (medan
magnet sumber). Medan magnetnya bertambah karena pada kutub utara garis-garis gaya
magnetnya keluar berarti fluks magnet pada kumparan bertambah.
Sesuai dengan hukum Lenz maka akan timbul induksi magnet (B induksi) yang menentang
sumber. Arah B induksi ini dapat digunakan untuk menentukan arah arus induksi yaitu dengan
menggunakan kaedah tangan kanan.
Perhatikan gambar berikut :

Timbulnya arus pada kumparan ini dapat ditunjukan dari galvanometer yang dihubungkan
dengan kumparan. Arus induksi ini timbul untuk menimbulkan induksi magnet.
Arah arus induksi sesuai kaedah tangan kanan, pada gambar terlihat arus mengalir
dari titik A ke titik B.

 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu:

1. Kecepatan perubahan medan magnet.


Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL induksi yang timbul semakin
besar.

2. Banyaknya lilitan
Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar.

3. Kekuatan magnet
Semakin kuat gelaja kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin
besar. Untuk memperkuat gejala kemagnetan pada kumparan dapat dengan jalan
memasukkan inti besi lunak.
 GGL induksi dapat ditimbulkan dengan cara lain yaitu:

1. Memutar magnet di dekat kumparan atau memutar kumparan di dekat magnet. Maka
kedua ujung kumparan akan timbul GGL induksi.

2. Memutus-mutus atau mengubah-ubah arah arus searah pada kumparan primer yang
di dekatnya terletak kumparan sekunder maka kedua ujung kumparan sekunder dapat
timbul GGL induksi.

3. Mengalirkan arus AC pada kumparan primer, maka kumparan sekunder didekatkan


dapat timbul GGL induksi. Arus induksi yang timbul adalah arus AC dan gaya gerak listrik
induksi adalah GGL AC.

2. INDUKTANSI
Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan
timbulnya GGL di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati rangkaian
(self inductance) atau akibat perubahan arus yang melewati rangkaian tetangga yang
dihubungkan secara magnetis (induktansi bersama atau mutual inductance). Pada kedua
keadaan tersebut, perubahan arus berarti ada perubahan medan magnetik yang kemudian
menghasilkan GGL.

Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul medan
magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubah-ubah terhadap waktu
akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu. Perubahan fluks magnetik
ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di dalamnya timbul GGL induksi.
GGL induksi yang diakibatkan oleh perubahan fluks magnetik sendiri dinamakan GGL induksi
diri.
 Jenis – jenis induktansi
Terdapat 4 jenis induktansi , yaitu :
1. Induktansi Diri
Merupakan induktansi dimana GGL induksi diri yang terjadi di dalam suatu penghantar
bila kuat arusnya berubah-ubah dengan satuan kuat arus tiap detik. Arus induktansi diri
yang timbul pada sebuah trafo atau kumparan yang dapat menimbulkan GGL induksi
yang besarnya berbanding lurus dengan cepat perubahan kuat arusnya. Hubungan
dengan GGL induksi diri dengan laju perubahan kuat arus dirumuskan Joseph Henry
sebagai berikut:
Gaya Gerak Listrik ialah energi permuatan yang dibutuhkan untuk mengalirkan arus
dalam loop kawat. Dari rumus diatas dapat didefinisikan sebagai berikut: suatu
kumparan mempunyai induktansi diri sebesar 1 H bila perubahan arus listrik sebesar 1
A dalam 1 detik pada kumparan tersebut menimbulkan GGL induksi sendiri sebesar 1
volt.

2. Induksi Diri Sebuah Kumparan


Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks
magnetik di dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan.

Ggl terinduksi ini berlawanan arah dengan perubahan fluks. Jika arus yang melalui
kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet akan menginduksi ggl dengan arah arus
yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat kenaikan arus tersebut. Dapat
disimpulkan bahwa GGL induksi (ε) sebanding dengan laju perubahan arus yang
dirumuskan :

dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa GGL yang
dihasilkan berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L disebut
induktansi diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yang
didefinisikan sebagai satuan untuk menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian
tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila arus listrik di dalam rangkaian berubah
secara seragam dengan laju satu ampere per detik.
Perubahan arus dalam kumparan ditentukan oleh perubahan fluks magnetik 0 dalam
kumparan.

3. Induktansi diri Solenoida dan Toroida


Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder.
Pada kumparan ini panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus dilewatkan
melalui kumparan, suatu medan magnetik akan dihasilkan di dalam kumparan sejajar
dengan sumbu.

Sementara itu, toroida adalah solenoida yang dilengkungkan sehingga sumbunya


menjadi berbentuk lingkaran. Induktor adalah sebuah kumparan yang memiliki
induktansi diri L yang signifikan.
Induktansi diri L sebuah solenoida dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan
pada induksi elektromagnetik. Medan magnet di dalam solenoida adalah:
B = μ .n.I
dengan n = N/l, dari persamaan pada induksi elektromagnetik akan diperoleh:

Jadi,

karena ΦB = B.A = μ0.N.I.A / l, Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesar


:

Sehingga:
dengan:
L = induktansi diri solenoida atau toroida ( H)
μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m2)

4. Induktansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, maka sebuah arus tetap I di dalam sebuah
kumparan akan menghasilkan sebuah fluks magnetik (Φ) yang mengitari kumparan
lainnya, dan menginduksi GGL pada kumparan tersebut.

Menurut Hukum Faraday, besar GGL ε2 yang diinduksi ke kumparan tersebut


berbanding lurus dengan laju perubahan fluks yang melewatinya. Karena fluks
berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε2 harus sebanding dengan laju perubahan
arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan:

Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai M


tergantung pada ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya.
Induktansi bersama mempunyai satuan henry (H), untuk mengenang fisikawan asal AS,
Joseph Henry (1797 - 1878). Pada situasi yang berbeda, jika perubahan arus kumparan
2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka konstanta pembanding akan bernilai sama,
yaitu:

Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan hubungan


antara kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks melewati
kedua kumparan tersebut. Contoh lainnya diterapkan pada beberapa jenis pemacu
jantung, untuk menjaga kestabilan aliran darah pada jantung pasien.
Satuan SI dari induktansi bersama dapat dinamakan henry (H), untuk
menghormati fisikawan Amerika Joseph Henry (1797-1878), salah seorang dari
penemu induksi elektromagnetik. Satu henry (1 H) sama dengan satu weber per ampere
(1 Wb/A).

 Faktor-faktor yang mempengaruhi induktansi


Ada empat faktor dasar pada konstruksi suatu induktor yang menentukan nilai induktansi yang
akan dihasilkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi induktansi ini mempengaruhi seberapa
besar fluks medan magnet yang akan dihasilkan apabila dipasangkan sejumlah gaya medan
magnet (atau sejumlah arus yang dilewatkan pada kawat kumparan) :

1. Jumlah putaran pada kumparan


Apabila faktor-faktor yang lain nilainya tetap, semakin banyak jumlah lilitan/putaran pada
kumparan maka akan menghasilkan induktansi yang lebih besar, semakin sedikit jumlah
putaran/lilitan, maka semakin kecil nilai induktansinya.
Penjelasan : Semakin banyak jumlah lilitan/putaran pada kumparan akan menghasilkan
semakin banyak gaya medan magnet (diukur dalam ampere-turn), pada nilai arus tertentu.

2. Luas kumparan
Apabila faktor-faktor yang lainnya dibuat tetap, semakin luas penampang kumparan
menghasilkan induktansi yang semakin besar; semakin kecil luasnya maka semakin kecil
induktansinya).
Penjelasan : Semakin luas penampang kumparan, akan melemahkan penghambat fluks medan
magnet, untuk nilai gaya medan tertentu.

3. Panjang kumparan
Apabila faktor-faktor lain dibuat tetap, semakin panjang ukuran dari suatu kumparan, maka
semakin kecil induktansinya; semakin pendek ukuran kumparan, semakin besar induktansinya.
Penjelasan : Semakin panjang jalur yang disediakan untuk fluks medan magnet menghasilkan
semakin besarnya hambatan terhadap fluks medan itu dalam nilai gaya medan tertentu.

4. Bahan Inti
Apabila faktor-faktor yang lainnya dibuat tetap, semakin besar permeabilitas dari bahan inti ,
semakin besar induktansinya, semakin kecil permeabilitas bahan intinya, semakin kecil
induktansinya.
Penjelasan : Bahan inti dengan permeabilitas magnet yang besar mampu menghasilkan fluks
medan magnet yang lebih banyak untuk nilai gaya medan tertentu

 Induksi antara 2 induktor

Gambar diatas menunjukan 2 buah induktor yang saling berdekatan. Induktor 1 dihubungkan
dengan arus listrik AC maka pada induktor 1 akan timbul fluks medan magnet. Akibatnya pada
induktor 2 akan terinduksi oleh medan magnet sehingga timbul tegangan dan arus listrik.
Prinsip ini disebut mutual induksi. Besar Mutual induksi ini dapat dihitung dengan persamaan :

Di mana µ0 adalah permeabilitas udara yang memisahkan kedua induktor, µr permeabilitas


bahan inti induktor, N1 dan N2 adalah jumlah lilitan induktor 1 dan induktor 2, A luas
penampang induktor dalam hal ini kedua induktor memiliki luas penampang yang sama dan l
adalah panjang induktor.

Mutual induksi untuk induktor 2 terhadap induktor 1 yang dipasang pada satu inti adalah :

Di mana l1 adalah panjang induktor 1, N2 adalah banyaknya lilitan pada induktor 2

Sebaliknya mutal induksi untuk induktor 1 terhadap induktor 2 adalah :

Besar kedua mutual induksi ini sama sehingga dapat ditulis M12 = M21 = M

Induktansi kedua induktor adalah :


Dengan perkalian silang didapat :

Persamaan ini menyatakan tidak ada kebocoran / kehilangan fluks magnetik. Namun dalam
kenyataannya fluk magnetik pasti ada yang hilang. Sehingga persamaan mutual induksi yang
sebenarnya dengan mempertimbangkan kerugiaan fluk magnetik dapat ditulis :

Di mana k adalah koefisien penghubung. jika k = 1 maka tidak ada kerugian fluk magnetik,
pada kenyataannya k selalu < 1.

 Induktor seri dan paralel.


1. Induktor yang dirangkai seri
Selain kapasitor dan resistor, induktor juga dapat dirangkai secara seri. Induktor yang dipasang
seri maka induktansinya dapat dihitung sebagai berikut :

Sama seperti resistor bila induktor dirangkai secara seri, maka tidak terjadi pembagian arus
listrik, karena tidak terdapat percabangan. Sehingga dapat ditulis :

iL1 = iL2 = iL3


Tetapi terjadi pembagian tegangan dan total tegangan pada induktor dapat ditulis :

VT = VL1 + VL2 + VL3


Untuk induktor tegangan dapat dinyatakan :
Sehingga didapat

Mutual induksi yang dihasilkan oleh induktor yang dirangkaian seri dapat dibagi menjadi 2 yaitu
kumulatif kopel dan diferensial kopel. Kumulatif kopel dapat dilihat seperti pada gambar
berikut ini.

Besar mutual induksi pada kumulatif kopel dapat dihitung :

Diferensial kopel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.


Besar mutual induksi dapat dihitung :

Secara garis besar induktor yang dirangkai secara seri bila diketahui mutual induksinya dapat
dihitung dengan persamaan

LT = L1 + L2 + L3 ± 2M

2. Induktor yang dirangkai parallel


Rangkain induktor paralel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Induktor yang dirangkai secara paralel, maka tegangan tiap induktor akan sama tetapi terjadi
pembagian arus listrik. Sehingga dapat ditulis :

VAB = VL1 = VL2 = VL3


dan

iT = iL1 + iL2 + iL3


Tegangan induktor adalah :
Maka didapat :

Mutual induksi pada rangkaian 2 induktor paralel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu
Rangkaian 2 induktor dengan arah lilitan yang sama yang besar induktansi totalnya dapat
dihitung :

J
ika kedua induktor yang diparalelkan berbeda arah lilitan, maka persamaan induktor total
dapat dihitung :

 Rangkaian Induktor dan Resistor Seri (RL Circuit)

Sebuah rangkaian seri induktor dengan resistor dapat dilihat seperti pada gambar. Bila
rangkaian ini dihubungkan dengan sumber arus DC yang dilengkapi dengan saklar, ketika saklar
ditutup, maka arus akan mengalir melewati resistor dan ke induktor. Arus yang melewati
resistor akan mengikuti persamaan hukum Ohm, sedangkan arus yang melewati induktor akan
mengikuti hubungan tegangan dan arus listrik pada induktor.
Tegangan pada resistor dapat dihitung :

VR = i.R
Tegangan pada induktor dapat dihitung :

Maka tegangan total akan menjadi:

Penyelesaian persamaan diatas akan menjadi :

Jadi di dapat rumus :

3. Penerapan Hukum Faraday dalam teknologi

1. Geophone
Geophone berasal dari bahasa yunani yaitu "geo" yang berarti "bumi" dan “Phone" yang berarti
"suara“. Jadi, GEOPHONE adalah sensor yang berfungsi mengubah gerakan atau getaran
bumi (getaran seismik) menjadi sinyal listrik yang dapat direkam di sebuah stasiun rekaman.

Sensor Geofone biasa digunakan dalam industri Pertambangan Minyak dan Gas. Sensor digunakan
untuk mengetahui bagaimana struktur tanah dan batuan yang ada di bawah permukaan bumi
sebelum dilakukan pengeboran.
- Komponen Utama Sensor Geophone
Magnet permanen diletakkan menyatu dengan permukaan bumi, sehingga akan mengikuti
getaran vertikal bumi bila ada gelombang seismik yang menjalar di permukaan
bumi. Kemudian Lilitan kawat tergantung pada pegas.Ketika terjadi vibrasi yang
menyebabkan geophone atau magnet yang berada di dalam geophone bergerak, lilitan
akan tetap diam karena kelembamannya. Pergerakan magnet relatif terhadap lilitan ini
menimbulkan tegangan listrik yang proporsional terhadap kecepatan relatif lilitan
terhadap magnet. Geophone bekerja berdasakan hukum Faraday, dimana pada sebuah
kumparan akan terjadi arus listrik
apabila pada kumparan tersebut terjadi perubahan fluk magnet terhadap waktu.
Besarnya tegangan yang terjadi berbanding lurus dengan besarnya perubahan fluk
terhadap waktu tersebut.

2. Generator
Generator adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi mekanik menjadi
energi listrik. Generator ada dua jenis yaitu:
generator arus searah (DC) atau dynamo dan generator arus bolak-balik (AC) atau
alternator.

Generator AC Generator DC

Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik sesuai dengan hukum


faraday, yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga timbul
GGL induksi.
Perbedaan antara generator AC dan DC terletak pada bagian komponen yang berhubun
gan dengan ujung kumparan yang berputar. Dinamo (generator
DC) menggunakan sebuah cincin belah (komutator), sedangkan alternator (generator
AC) menggunakan dua buah cincin slip.

3. Transfomator
Transformator atau trafo merupakan alat untuk mengubah (memperbesar atau memperkecil)
tegangan AC berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Prinsip kerja trafo memindahkan energi listrik secara induksi melalui kumparan primer
ke kumparan skunder. Trafo ada dua jenis, yaitu trafo step-up dan step-down.

- Trafo step-up berfungsi untuk menaikkan tegangan AC sumber.


jumlah lilitan kumparan sekunder lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan primer.
- Trafo step-down berfungsi untuk menurunkan tegangan AC sumber.
jumlah lilitan skundernya lebih sedikit.

Trafo menimbulkan GGL pada kumparan sekunder karena medan magnet yang berubah-ubah
akibat aliran arus listrik bolak-balik pada kumparan primer yang berakibat berubah-
ubah pula medan magnet yang timbul pada kumparan primer.
Dikarenakan kumparan primer dan sekunder dililitkan pada bahan ferromagnetik maka pada
kumparan sekunder juga dilingkupi medan magnetik yang berubah-ubah. Akibatnya
(berdasarkan hukum Faraday) pada ujung-ujung kumparan sekunder timbul GGL induksi.
Dalam hal ini besi lunak di dalam transformator berfungsi sebagai medium yang dapat
mengupulkan garis-garis gaya magnetik agar tidak menyebar keluar dari kumparan primer
maupun sekunder. Tetapi dikarenakan bahan tersebut juga sebagai penghantar maka padanya
juga timbul ggl secara mikroskopik yang disebut dengan Arus EDDY. Arus inilah yang
menyebabkan besi tersebut menjadi panas dan merupakan faktor yang merugikan
dikarenakan membuang energi listrik dalam bentuk panas.
4. Induktor
Induktor merupakan kumparan yang memiliki banyak lilitan kawat.
Induktor memiliki induktansi diri, induktansi diri adalah gejala kelistrikan yang
menyebabkan perubahan arus listrik pada kumparan dapat membangkitkan GGL induksi
pada kumparan itu sendiri.

Induktor dapat menyimpan energi listrik, karena menurut hukum bio-savart pada saat
induktor terdapat arus listrik maka dalam induktor tersebut timbul medan magnet, ketika arus
listrik dalam konduktor menjadi nol, maka medan magnet pun hilang. Medan magnet yang
semula ada menjadi tidak ada atau berubah inilah yang dapat menimbulkan GGL induksi diri
menurut faraday. Artinya induktor masih mengalir arus listrik atau mampu menyimpan energi
listrik sebesar GGL induksi diri tersebut.

5. MOTOR LISTRIK
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan sebuah
perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik.
Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan bahwa
motor-motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama, yaitu:
• Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
• Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop,
maka kedua sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada
arah yang berlawanan.
• Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga
putaran yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik
yang disebut kumparan medan.
SOAL DAN PEMBAHASAN
1. Sebuah magnet batang digerakkan menjauhi kumparan yang terdiri atas 600 lilitan.
Fluks magnetik yang memotong berkurang dari 9.10-5 weber menjadi 4.10-5 weber
dalam selang waktu 0,015 sekon. Besar GGL induksi yang terjadi antara kedua ujung
kumparan adalah....
A.2 volt B.3 volt C.4 volt D.5 volt E.6 volt

2. Sebuah kumparan menembus medan magnet homogen secara tegak lurus sehingga
terjadi GGL induksi. Jika kumparan diganti dengan kumparan lain yang mempunyai lilitan
2 kali jumlah lilitan kumparan semula dan laju perubahan fluksnya tetap, maka
perbandingan GGL induksi mula-mula dan akhir adalah...
A.1 : 1 B.1 : 2 C.2 : 1 D.3 : 1 E.3 : 2

3. sepotong kawat menembus medan magnet homogen secara tegak lurus dengan laju
perubahan fluks 3 Wb. Jika laju perubahan fluks diperbesar menjadi 6 Wb, maka
perbandingan GGL induksi sebelum dan sesudah laju perubahan fluksnya adalah...
A.1 : 2
B.1 : 4
C.2 : 1
D.3 : 4
E.4 : 1
4. Kawat PQ panjang 50 cm digerakkan tegak lurus sepanjang kawat AB memotong medan
magnetik serba sama 0,02 Tesla seperti pada gambar.

Besar dan arah arus induksi pada kawat PQ adalah....


A.1 ampere dari P ke Q
B.1 ampere dari Q ke P
C.4 ampere dari P ke Q
D.4 ampere dari Q ke P
E.4,8 ampere dari P ke Q
Pembahasan:
Diketahui:
L = 50 cm = 0,5 m ; B = 0,02 T ; v = 2 m/s ; R = 0,02 Ω ; θ = 90o (tegak lurus)
Ditanya: i = ...
Jawab:
a. Terlebih dahulu hitung GGL induksi.
ɛ = B . L . v sin θ
ɛ = 0,02 T . 0,5 m . 2 m/s sin 90o

ɛ = 0,02 Volt
b. Menghitung i (gunakan hukum Ohm).
I = V / R = 0,02 V / 0,02 Ω = 1 Ampere
Untuk menentukan arah arus gunakan kaidah tangan kanan.
Arus listrik dari P ke Q
Jawaban: A

5. Perhatikan tabel pengukuran tegangan dan arus dari sebuah transformator ideal berikut.

VP IP NP VS IS NS
200 V 3 mA P Q 75 mA 40
Berdasarkan data tabel di atas, nilai P dan Q adalah...
A.P = 1000 lilitan dan Q = 8 volt
B.P = 75 lilitan dan Q = 8 volt
C.P = 600 lilitan dan Q = 200 volt
D.P = 1000 dan Q = 25 volt
E.P = 8 lilitan dan Q = 600 volt

6. Data spesifik dua buah generator tertera dalam tabel dibawah ini.

Generator Jumlah lilitan Induksi magnetik


A 1.200 0,05 T
B 6.000 0,03 T

Jika generator berputar dengan frekuensi sama, maka perbandingan ggl maksimum
generator A dan B adalah...
A.5 : 3 B.5 : 1 C.1 : 2 D.1 : 3 E.1 : 5
7. Perhatikan gambar rangkaian RLC berikut ini.

Kuat arus maksimum dari rangkaian adalah...


A. 1,3 A B. 1,5 A C. 2,0 A D. 2,4 A E. 2 √2 A

8. Perhatikan gambar rangkaian RLC berikut.

Besar impedansi pada rangkaian tersebut adalah....


A.1600 Ω
B.1500 Ω
C.1300 Ω
D.800 Ω
E.600 Ω
9. Perhatikan gambar berikut!

Nilai arus efektif dalam rangkaian adalah....


A.0,05√2 A
B.0,5√2 A
C.0,01 A
D.0,1 A
E.1 A
10. Rangkaian RLC seri dirangkai seperti gambar!

Bila saklar S ditutup, beda potensial antara titik A dan B adalah....


A.8 V
B.10 V
C.24 V
D.48 V
E.96 V
11. Sepotong kawat menembus medan magnet homogen secara tegak lurus dengan laju
perubahan fluks 3 Wb/s. Jika laju perubahan fluks diperbesar menjadi 6 Wb/s maka
perbandingan GGL induksi sebelum dan sesudah laju perubahan fluksnya adalah...

A. 1 : 2
B. 1 : 4
C. 2 : 1
D. 3 : 4
E. 4 : 1

Pembahasan:
E1 : E2 = (-N1 (Δɸ1 / Δt1)) / (-N2 (Δɸ2 / Δt2)) = (Δɸ1 / Δɸ2)
E1 : E2 = 3 / 6 = 1 : 2
Jawaban: A

12. Fluks magnetik kumparan pertama mempunyai 200 lilitan berubah sebesar 0,06 Wb
dalam waktu 0,4 s. Pada kumparan kedua, fluks magnetiknya berubah sebesar 0,08
Wb dalam waktu 0,2 s. Bila jumlah lilitan kedua diganti separuh jumlah lilitan
kumparan pertama maka perbandingan GGL induksi kumparan pertama dan kedua
adalah...

A. 2 : 3 B. 3 : 1 C. 3 : 4 D. 3 : 5 E. 3 : 8

Pembahasan:
E1 : E2 = (-N1 (Δɸ1 / Δt1)) / (-N2 (Δɸ2 / Δt2))
E1 : E2 = 200 (0,06 / 0,4) / (100 (0,08 / 0,2)
E1 : E2 = 30 / 40 = 3 : 4
Jawaban: C

13. Perhatikan gambar dibawah.

Kawat PQ panjang 20 cm digerakkan ke kanan dengan kecepatan 6 m/s. Jika induksi


magnet B = 0,5 Wb m−2 maka kuat arus yang melalui hambatan R adalah....
A. 0,1 A
B. 0,2 A
C. 0,3 A
D. 0,5 A
E. 0,6 A

Pembahasan
ε = B l ν = 0,5 x 0,2 x 6 = 0,6 volt
I = ε / R = 0,6 / 2 = 0,3 A
14. Sebuah solenoida yang mempunyai 500 lilitan, dialiri arus searah sehingga timbul
fluks magnet sebesar 2 . 10–3 weber. Jika induktansi solenoida 0,4 henry maka arus
yang mengalir besarnya...
A. 0,25 ampere
B. 1,5 ampere
C. 2 ampere
D. 2,5 ampere
E. 25 ampere

Pembahasan
Diketahui : N = 500
Δ φ = 2 . 10–3 weber
L = 0,4 H
Ditanya : I =....

Dijawab :

15. Sebuah bidang seluas 40 cm² berada dalam daerah medan magnet homogen dengan induksi
magnetik . Jika sudut antara arah normal bidang dengan medan magnetik 60° ,
maka fluks magnet sama dengan .....

a.

b.

c.

d.

e.

(Jawaban B)
16. Suatu kawat melingkar dengan hambatan 6 Ω diletakkan dalam fluks magnetik yang
berubah terhadap waktu, dinyatakan dengan dengan Φ dalam weber dan
t dalam detik. Arus yang mengalir dalam kawat pada t = 4 detik adalah...

A. 4A B.8A C.16A D.32A E.64A

Penyelesaian :

untuk t = 4 s maka :

jumlah lilitan N= 1

untuk menghitung kuat arus sesuai dengan hukum ohm

(Jawaban : D)

17. Sebuah kumparan (solenoida) mempunyai induktansi 500 mH. Besar ggl induksi diri
yang dibangkitkan dalam kumparan itu jika ada perubahan arus listrik dari 100 mA
menjadi 40 mA dalam waktu 0,01 detik secara beraturan sama dengan....

A. 3mV B.300 mV C.3V D.30V E.300V


Penyelesaian :

Diket : L = 500 mH = 0,5 H ; I1 = 100 mA = 0,1 A ; I2 = 40 mA = 0,04A ; Δt = 0,01 s

ΔI = 0,04 - 0,1 ; ΔI =-0,06 A

Dijawab :

(Jawaban : C)

Anda mungkin juga menyukai