Anda di halaman 1dari 47

Faraday (1791-1867) seorang ahli fisika berkebangsaan

Inggris. Secara eksperimen Faraday menemukan bahwa beda


potensial dapat dihasilkan pada ujung-ujung penghantar atau kumparan dengan memberikan
perubahan fluks magnetik. Hasil eksperimennya dirumuskan sebagai berikut.
Perhatikan Gambar di bawah ini!

Gambar: Garis gaya listrik timbul akibat perubahan garis gaya magnet

1. Magnet didekatkan pada kumparan maka gaya yang melingkupi kumparan menjadi
bertambah banyak, sehingga pada kedua ujung kumparan timbul gaya gerak listrik (GGL).

2. Magnet dijauhkan terhadap kumparan maka garis gaya yang melingkupi kumparan menjadi
berkurang, kedua ujung kumparan juga timbul GGL.

3. Magnet diam terhadap kumparan, jumlah garis gaya magnet yang melingkupi kumparan tetap,
sehingga tidak ada GGL

“Ggl induksi yang timbul pada ujung-ujung suatupenghantar atau kumparan sebanding
dengan lajuperubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh looppenghantar atau
kumparan tersebut.”

Dari rumusan di atas dapat dituliskan menjadi persamaan seperti di bawah. Pembandingnya
adalahjumlah lilitannya.
Apa arti tanda negatif itu ? Tanda negatif pada persamaan 6.1 sesuai dengan Hukum Lenz.
Dengan bahasa yang sederhana hukum Lenz dirumuskan: Ggl Induksi
selalu membangkitkan arus yang medan magnetiknya berlawanan dengan sumber perubahan fluks
magnetik.

Hukum Faraday memperkenalkan suatu besaran


yang dinamakan fluks magnetik. Fluks magnetik ini menyatakan jumlah garis-garis gaya
magnetik. Berkaitan dengan besaran ini, kuat medan magnet didefinisikan sebagai kerapatan
garis-garis gaya magnet. Dari kedua definisi ini
dapat dirumuskan hubungan sebagai berikut.

Dari persamaan 6.2 dapat diamati bahwa perubahan fluks magnet dapat terjadi tiga
kemungkinan. Pertama terjadi karena perubahan medan magnet B. Kedua, terjadi karena
perubahan luas penampang yang dilalui, contohnya kawat yang bergerak dalam medan
magnet. Ketiga, terjadi karena perubahan sudut è, contohnya kumparan yang berputar :generator.
Perhatikan penjelasan perubahanperubahan tersebut pada penjelasan berikut.
2. Penghantar bergerak dalam Medan Magnet

Penghantar bergerak dengan kecepatan v dalam medan magnet B dapat digambarkan seperti
pada Gambar 6.1. Pada saat bergerak maka penghantar akan menyapu luasan yang terus
berubah. Karena perubahan luas inilah maka ujung-ujung penghantar AB itu akan timbul
beda potensial. Besarnya sesuai dengan hukum Faraday dan dapat diturunkan seperti berikut.

Arah arus yang ditimbulkan oleh beda potensial ini


dapat menggunakan kaedah tangan kanan seperti pada Gambar 6.1. Ibu jari sebagai arah arus
induksi I, empat jari lain sebagai arah B dan telapak sebagai arah gaya Lorentz yang berlawanan
arah dengan arah kecepatan penghantar.

3. Perubahan Medan Magnet

Perubahan fluks yang kedua dapat terjadi karena perubahan medan magnet. Contoh perubahan
induksi magnet ini adalah menggerakkan batang magnet di sekitar kumparan. Sebuah batang
magnet didekatkan pada kumparan
dengan kutub utara terlebih dahulu. Pada saat ini ujung
kumparan akan timbul perubahan medan magnet yang berasal dari batang magnet (medan
magnet sumber). Medan magnetnya bertambah karena pada kutub utara
garis-garis gaya magnetnya keluar berarti fluks magnet pada kumparan bertambah.
Sesuai dengan hukum Lenz maka akan timbul induksi magnet (B induksi) yang menentang
sumber. Arahn B induksi ini dapat digunakan untuk menentukan araharus
induksi yaitu dengan menggunakan kaedah tangan kanan.
Perhatikan Gambar 6.3.

Timbulnya arus pada kumparan ini dapat ditunjukandari galvanometer yang dihubungkan
dengankumparan. Arusinduksi ini timbul untuk menimbulkaninduksimagnet (Binduksi
). Arah arus induksi sesuai kaedahtangan kanan, pada Gambar 6.3 terlihat arus mengalir
dari titik A ke titik B.

4. Generator
Generator adalah alat yang dapat merubah energi gerak menjadi energi listrik. Prinsip yang
digunakan adalah perubahan sudut berdasarkan hukum Faraday
sehingga terjadi perubahan fluks magnetik. Perubahan sudut ini dirancang dengan cara memutar
kumparan pada generator. Perhatikan Gambar 6.4.
Pada ujung-ujung kumparan yang berputar diantara dua kutub magnet inilah akan timbul beda
potensial.Sehingga dapat digunakan sebagai sumber tegangan dan hasilnya adalah sumber
tegangan bolak-balik. Besar ggl induksinya dapat ditentukan dari hukum Faraday.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi besar GGL induksi yaitu:

1. Kecepatan perubahan medan magnet.

Semakin cepat perubahan medan magnet, maka GGL induksi yang timbul semakin besar.

2. Banyaknya lilitan

Semakin banyak lilitannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar.

3. Kekuatan magnet

Semakin kuat gelaja kemagnetannya, maka GGL induksi yang timbul juga semakin besar.

Untuk memperkuat gejala kemagnetan pada kumparan dapat dengan jalan memasukkan inti
besi lunak.

GGL induksi dapat ditimbulkan dengan cara lain yaitu:

1. Memutar magnet di dekat kumparan atau memutar kumparan di dekat magnet. Maka kedua
ujung kumparan akan timbul GGL induksi.

2. Memutus-mutus atau mengubah-ubah arah arus searah pada kumparan primer yang di
dekatnya terletak kumparan sekunder maka kedua ujung kumparan sekunder dapat timbul GGL
induksi.

3. Mengalirkan arus AC pada kumparan primer, maka kumparan sekunder didekatkan dapat
timbul GGL induksi. Arus induksi yang timbul adalah arus AC dan gaya gerak listrik induksi
adalah GGL AC.

Induktansi merupakan sifat sebuah rangkaian listrik atau komponen yang menyebabkan timbulnya ggl
di dalam rangkaian sebagai akibat perubahan arus yang melewati rangkaian (self inductance) atau
akibat perubahan arus yang melewati rangkaian tetangga yang dihubungkan secara magnetis
(induktansi bersama atau mutual inductance). Pada kedua keadaan tersebut, perubahan arus berarti
ada perubahan medan magnetik, yang kemudian menghasilkan ggl.

Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul medan magnetik.
Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubahubah terhadap waktu akan menghasilkan
fluks magnetik yang berubah terhadap waktu. Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi
rangkaian itu sendiri, sehingga di dalamnya timbul ggl induksi. Ggl induksi yang diakibatkan oleh
perubahan fluks magnetik sendiri dinamakanggl induksi diri.
Induktansi Diri (GGL Induksi Pada Kumparan)

Apabila arus berubah melewati suatu kumparan atau solenoida, terjadi perubahan fluks magnetik di
dalam kumparan yang akan menginduksi ggl pada arah yang berlawanan. Ggl terinduksi ini berlawanan
arah dengan perubahan fluks. Jika arus yang melalui kumparan meningkat, kenaikan fluks magnet
akan menginduksi ggl dengan arah arus yang berlawanan dan cenderung untuk memperlambat
kenaikan arus tersebut. Dapat disimpulkan bahwa ggl induksi ε sebanding dengan laju perubahan arus
yang dirumuskan :

dengan I merupakan arus sesaat, dan tanda negatif menunjukkan bahwa ggl yang dihasilkan
berlawanan dengan perubahan arus. Konstanta kesebandingan L disebutinduktansi
diri atau induktansi kumparan, yang memiliki satuan henry (H), yang didefinisikan sebagai satuan
untuk menyatakan besarnya induktansi suatu rangkaian tertutup yang menghasilkan ggl satu volt bila
arus listrik di dalam rangkaian berubah secara seragam dengan laju satu ampere per detik.
Induksi Diri Pada Selenoida Dan Toroida
Solenoida merupakan kumparan kawat yang terlilit pada suatu pembentuk silinder. Pada kumparan ini
panjang pembentuk melebihi garis tengahnya. Bila arus dilewatkan melalui kumparan, suatu medan
magnetik akan dihasilkan di dalam kumparan sejajar dengan sumbu. Sementara itu, toroida adalah
solenoida yang dilengkungkan sehingga sumbunya menjadi berbentuk lingkaran. Sebuah kumparan
yang memiliki induktansi diri L yang signifikan disebut induktor. Induktansi diri L sebuah solenoida
dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan dibawah. Medan magnet di dalam solenoida
adalah :
B= μ .n.I

dengan n = sehingga diperoleh

karena B Φ = B.A =

Perubahan I akan menimbulkan perubahan fluks sebesar

Sehingga

dengan:

L = induktansi diri solenoida atau toroida ( H)


μ0 = permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = jumlah lilitan
l = panjang solenoida atau toroida (m)
A = luas penampang (m 2)
Energi Yang Tersimpan Dalam Induktor
Energi yang tersimpan dalam induktor (kumparan) tersimpan dalam bentuk medan magnetik. Energi U
yang tersimpan di dalam sebuah induktansi L yang dilewati arus I, adalah :

Energi pada induktor tersebut tersimpan dalam medan magnetiknya. Berdasarkan


persamaan induktansi diri selenoida atau toroida, bahwa besar induktansi solenoida setara

dengan dan medan magnet di dalam solenoida berhubungan dengan kuat arus I dengan B

= Jadi,

Maka, dari persamaan diatas diperoleh:

Apabila energi pada persamaan diatas tersimpan dalam suatu volume yang dibatasi oleh lilitan Al, maka
besar energi per satuan volume atau yang disebut kerapatan energi, adalah :

Induktansi Bersama
Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada gambar diatas, maka sebuah arus tetap I di
dalam sebuah kumparan akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari kumparan
lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan tersebut. Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε2 yang
diinduksi ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan laju perubahan fluks yang melewatinya.
Karena fluks berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε 2 harus sebanding dengan laju perubahan
arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan :

Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai M tergantung pada
ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya. Induktansi bersama mempunyai satuan henry
(H), untuk mengenang fisikawan asal AS, Joseph Henry (1797 – 1878). Pada situasi yang berbeda, jika
perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka konstanta pembanding akan
bernilai sama, yaitu :

Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan hubungan antara


kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks melewati kedua kumparan
tersebut. Alat pemacu jantung, untuk menjaga kestabilan aliran darah pada jantung pasien merupakan
salah satu contoh alat yang menerapkan induktansi bersama.

Arus Listrik Pada Induktor


jika sebuah induktor dialiri arus listrik (DC) maka akan timbul induksi medan listrik
pada setiap lilitan kawatnya dengan arah yang sama hal ini disebutinduksi diri
(self induction), besar akumulasi induksi medan listrik tiap lilitan kawat pada
induktor disebut fluks magnetik (magnetics flux), kuat medan magnet yang
ditimbulkan akibat medan listrik pada induktor berubah-ubah terhadap waktu,
perubahan ini mengakibatkan timbulnya induksi gaya gerak listrik (ggl) atau
sering disebut "electromotive force"(emf).
Induktansi Diri (Self Inductance)
emf yang terjadi akan menghasilkan arus yang menentang setiap perubahan fluks
magnetik, penentangan ini disebut dengan induktansi diri (self inductance).
pernyataan ini sesuai hukum lenz yang dikemukan oleh Heinrich Friedrich Lenz
(1804 - 1865). besaran satuan nilai induktansi dinyatakan dalam Henry (H),
sebuah induktor dikatakan memiliki nilai induktansi sebesar 1H, jika perubahan
arus yang mengaliri pada rating 1ampere/detik menginduksi tegangan 1volt
didalamnya. definisi ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

L = 1.H = 1.V.(di/dt) = 1.V/(ampere/detik)


Semakin banyak jumlah lilitan dalam sebuah induktur maka semakin bertambah
juga nilai induktansinya. Besarnya nilai induktansi terhadap jumlah lilitan pada
suatu induktor dapat dihitung dengan rumus:

L = N x (φ/I)

dimana: L = induktansi (H), N = jumlah lilitan, φ = fluks magnetik (Weber/Wb), I = arus (A)

koefesiensi induktansi diri sebuah induktor tergantung dari konstruksinya seperti


: jumlah lilitan kawat, jarak antar lilitan, besar inti pusat dll. Oleh karena untuk
mendapatkan induktor dengan koefesiensi induksi diri yang sangat tinggi bisa
dengan menggunakan kore ( pusat inti) dengan permeabilitas tinggi, dan merubah
jumlah lilitan, sehingga fluks magnetik yang dihasilkan dapat dihitung dengan
rumus :

φ=BxA
dimana : φ = besar magnetik fluks (Wb), B = kerapatan fluks, A = luas area (m²)

jika sebuah induktor dapat diketahui jumlah lilitan (N), maka induksi
magnetik/kerapatan fluks(B) dalam inti, dapat diketahui dengan rumus :

B = µo x H = N x (I/l)

untuk menggabungkan pernyataan rumus persamaan diatas maka untuk


mengetahui nilai induktansi sebuah induktor dapat diketahui dengan uraian
rumus:

L = N x (φ /I) = N x ((BxA)/I) = (µo x N x I)/(l x I)

dan pengelompokan dari peryataan diatas, maka nilai induktansi dari sebuah
induktor dapat sederhanakan dengan rumus persamaan akhir sebagai berikut:
Dimana: L = induktasni (H), N = jumlah lilitan, µo = panjang Permeabilitas (4.π.10-7), l = panjang koil dalam
meter

Tegangan emf
disebabkan oleh hukum faraday yang dikemukan oleh michael faraday bahwa
semakin cepat perubahan medan magnet maka emf yang diinduksikan akan
semakin besar. besar tegangan emf pada induktor adapat dihtiung dengan rumus
:

Vemf = L x (di/dt)
dimana : Vemf = tegangan emf (V), L = induktansi (H), di/dt = tingkat
perubahan arus (ampere/detik)

Contoh Soal
Jika sebuah induktor dengan inti udara (air core) terdiri 100 lilitan kawat,dan
menghasilkan fluks magnet sebesar 10mWb, jika arus DC yang mengalir sebesar
5A,berapakah induktansi diri dari induktor tersebut? dan hitunglah induksi diri emf
(Vemf) setelah 20ms?

Penyelesaian :

Induksi Diri (Self Inductance) sebuah induktor

Induktor menghasilkan induksi dengan cara membangkitkan induksi emf (electro magnetic
force) di dalam induktor itu sendiri akibat dari adanya perubahan medan magnet. Di dalam
rangkaian elektronika, ketika terjadi induksi emf di dalam rangkaian, maka akan terjadi
perubahan arus listrik yang disebut induksi diri, Induksi diri induktor sering disebut emf
(tegangan) balik. Tegangan balik induktor ini memiliki arah yang berlawanan.

Induksi diri dapat ditulis secara matematik :


Di mana L adalah induksi diri (Henry), N : banyaknya lilitan, Φ : fluk medan
magnet (Weber) dan i adalah kuat arus listrik (A). Persamaan ini berlaku hanya untuk induktor
dengan 1 lapisan lilitan kawat.

Fluk medan magnet adalah kerapatan medan magnet yang dapat dinyatakan :

Φ = B.A

Di mana : Φ adalah fluks medan magnet (Weber) , B adalah kuat medan magnet (Tesla) dan A
adalah luas penampang yang dilewati oleh medan magnet (m2).

Maka induktansi sebuah induktor dapat ditulis ulang menjadi :

Untuk induktor dengan inti udara, kuat medan magnet dapat dinyatakan dengan persamaan :

Dengan N adalah banyaknya lilitan, i : arus listrik yang mengalir, l : panjang lilitan dan
µ0 adalah permeabilitas ruang kosong (4π x 10-7). Maka persamaan induktansi induktor dapat
ditulis menjadi :

Di mana : L adalah induktansi induktor (Henry); µ0 adalah permeabilitas ruang hampa (4π x 10-
7); N adalah banyaknya lilitan, A adalah luas penampang induktor (m2) dan l adalah panjang

lilitan (m).

Jadi induktansi sebuah induktor berbanding kuadratik terhadap jumlah lilitan dan luas
penampang induktor, tetapi berbanding terbalik dengan panjang lilitan induktor. Untuk
meningkatkan induktansi induktor dapat dilakukan dengan mengganti inti udara dengan inti
logam.

Induksi antara 2 induktor


Gambar 8 dua buah induktor yang saling berdekatan

Gambar 8 menunjukan 2 buah induktor yang saling berdekatan. Induktor 1 dihubungkan dengan
arus listrik AC maka pada induktor 1 akan timbul fluks medan magnet. Akibatnya pada induktor
2 akan terinduksi oleh medan magnet sehingga timbul tegangan dan arus listrik. Prinsip ini
disebut mutual induksi. Besar Mutual induksi ini dapat dihitung dengan persamaan :

Di mana µ0 adalah permeabilitas udara yang memisahkan kedua induktor, µr permeabilitas


bahan inti induktor, N1 dan N2 adalah jumlah lilitan induktor 1 dan induktor 2, A luas
penampang induktor dalam hal ini kedua induktor memiliki luas penampang yang sama dan l
adalah panjang induktor.
Gambar 9 dua buah induktor yang dipasang pada satu buah inti besi

Mutual induksi untuk induktor 2 terhadap induktor 1 yang dipasang pada satu inti seperti pada
gambar 9 adalah

Di mana l1 adalah panjang induktor 1, N2 adalah banyaknya lilitan pada induktor 2

Sebaliknya mutal induksi untuk induktor 1 terhadap induktor 2 adalah :

Besar kedua mutual induksi ini sama sehingga dapat ditulis M12 = M21 = M

Induktansi kedua induktor adalah :

Dengan perkalian silang didapat :


Persamaan ini menyatakan tidak ada kebocoran / kehilangan fluks magnetik. Namun dalam
kenyataannya fluk magnetik pasti ada yang hilang. Sehingga persamaan mutual induksi yang
sebenarnya dengan mempertimbangkan kerugiaan fluk magnetik dapat ditulis :

Di mana k adalah koefisien penghubung (coupling coefficient) . jika k = 1 maka tidak ada
kerugian fluk magnetik, pada kenyataannya k selalu < 1.

Induktor seri dan paralel.


Induktor yang dirangkai seri

Selain kapasitor dan resistor, induktor juga dapat dirangkai secara seri. Induktor yang dipasang
seri maka induktansinya dapat dihitung sebagai berikut :

Gambar
10 induktor yang dipasang seri

Sama seperti resistor bila induktor dirangkai secara seri, maka tidak terjadi pembagian arus
listrik, karena tidak terdapat percabangan. Sehingga dapat ditulis :

iL1 = iL2 = iL3

Tetapi terjadi pembagian tegangan dan total tegangan pada induktor dapat ditulis :

VT = VL1 + VL2 + VL3

Untuk induktor tegangan dapat dinyatakan :

Sehingga didapat
Mutual induksi yang dihasilkan oleh induktor yang dirangkaian seri dapat dibagi menjadi 2 yaitu
kumulatif kopel dan diferensial kopel. Kumulatif kopel dapat dilihat seperti pada gambar
berikut ini.

Gambar 11 kumulatif kopel pada induktor seri

Besar mutual induksi pada kumulatif kopel dapat dihitung :

Diferensial kopel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 12 diferensial kopel pada induktor


seri

Besar mutual induksi dapat dihitung :


Secara garis besar induktor yang dirangkai secara seri bila diketahui mutual induksinya dapat
dihitung dengan persamaan

LT = L1 + L2 + L3 ± 2M
Induktor yang dirangkai paralel

Rangkain induktor paralel dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 13 induktor yang


dirangkai secara paralel

Induktor yang dirangkai secara paralel, maka tegangan tiap induktor akan sama tetapi terjadi
pembagian arus listrik. Sehingga dapat ditulis :

VAB = VL1 = VL2 = VL3

dan

iT = iL1 + iL2 + iL3

Tegangan induktor adalah :

Maka didapat :
Mutual induksi pada rangkaian 2 induktor
paralel dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu

Rangkaian 2 induktor dengan arah lilitan yang sama yang besar induktansi totalnya dapat
dihitung :

Jika kedua induktor yang diparalelkan berbeda arah lilitan, maka


persamaan induktor total dapat dihitung :

Rangkaian Induktor dan Resistor Seri (RL Circuit)

Gambar 14 rangkaian R-L

Sebuah rangkaian seri induktor dengan resistor dapat dilihat seperti pada gambar 15. Bila
rangkaian ini dihubungkan dengan sumber arus DC yang dilengkapi dengan saklar, ketika saklar
ditutup, maka arus akan mengalir melewati resistor dan ke induktor. Arus yang melewati
resistor akan mengikuti persamaan hukum Ohm, sedangkan arus yang melewati induktor akan
mengikuti hubungan tegangan dan arus listrik pada induktor.

Tegangan pada resistor dapat dihitung :

VR = i.R

Tegangan pada induktor dapat dihitung :


Maka tegangan total akan menjadi:

Penyelesaian persamaan diatas akan menjadi :

Jadi di dapat

Bandingkan dengan kapasitor !

Kurva i terhadap t dapat digambar seperti pada gambar 16 berikut ini.


Gambar 15 kurva karakteristik induktor (*sumber : http://www.electronics-tutorials.ws)

Daya dalam rangkaian seri induktor dengan resistor merupakan penjumlahan daya resistor
dengan daya induktor atau secara matematik dapat ditulis :

Di mana i2R adalah daya yang diserap oleh resistor daya ini diubah
oleh resistor menjadi panas. Sedangkan L.i.(di/dt) adalah daya yang diserap oleh induktor dan
disimpan dalam bentuk energi medan magnetik.

Geophone
Geophone berasal dari bahasa yunani yaitu "geo" yang berarti "bumi" dan
“Phone" yang berarti
"suara“. Jadi, GEOPHONE adalah sensor yang berfungsi mengubah geraka
n atau getaran
bumi (getaran seismik) menjadi sinyal listrik yang dapat direkam di sebua
h stasiun rekaman. Sensor Geofone biasa digunakan dalam industri Perta
mbangan Minyak dan Gas. Sensor digunakan untuk mengetahui bagaimana
struktur tanah dan batuan yang ada di bawah permukaan bumi sebelum
dilakukan pengeboran.
Komponen Utama Sensor Geophone
Magnet permanen diletakkan menyatu dengan permukaan bumi, sehingga a
kan mengikuti getaran vertikal bumi bila ada gelombang seismik yang men
jalar di permukaan bumi. Kemudian Lilitan kawat tergantung pada
pegas.Ketika terjadi vibrasi yang menyebabkan geophone atau magnet
yang berada di dalam geophone bergerak, lilitan akan tetap diam karena
kelembamannya. Pergerakan magnet relatif terhadap lilitan ini
menimbulkan tegangan listrik yang proporsional terhadap kecepatan relatif
lilitan terhadap magnet. Geophone bekerja berdasakan hukum Faraday,
dimana pada sebuah kumparan akan terjadi arus listrik
apabila pada kumparan tersebut terjadi perubahan fluk magnet terhadap
waktu. Besarnya tegangan yang terjadi berbanding lurus dengan besarnya
perubahan fluk terhadap waktu tersebut

Generator
Generator adalah suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik. Generator ada dua jenis yaitu
generator arus searah (DC) atau dynamo dan generator arus bolak-
balik (AC) atau alternator.

Generator ac Generator dc

Generator bekerja berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik sesuai


dengan hukum faraday,
yaitu dengan memutar suatu kumparan dalam medan magnet sehingga
timbul GGL induksi seperti yan sudah saya jelaskan di
awal. Perbedaan antara generator AC dan DC terletak pada bagian ko
mponen yang berhubungan dengan ujung kumparan yang berputar. Di
namo (generator
dc) menggunakan sebuah cincin belah (komutator), sedangkan alternat
or (generator (ac) menggunakan dua buah cincin slip.
Transfomator

Transformator atau trafo merupakan alat untuk mengubah (memperbes


ar atau memperkecil) tegangan AC berdasarkan prinsip induksi elektro
magnetik.

Prinsip kerja trafo memindahkan energi listrik secara induksi melalui


kumparan primer ke kumparan skunder. Trafo ada dua jenis, yaitu tra
fo step-up dan step-down. Trafo step-up berfungsi untuk menaikkan
tegangan AC
sumber, jumlah lilitan kumparan skunder lebih banyak dibandingkan ju
mlah lilitan primer. Trafo step-down
berfungsi untuk menurunkan tegangan AC sumber, jumlah lilitan
skundernya lebih sedikit. Trafo menimbulkan GGL pada kumparan
skunder karena medan magnet yang berubah-ubah
akibat aliran arus listrik bolak-balik pada kumparan
primer yang berakibat berubah-
ubah pula medan magnet yang timbul pada kumparan primer. Dikaren
akan kumparan primer dan sekunder dililitkan pada bahan ferromagne
tik maka pada kumparan sekunder juga dilingkupi medan magnetik ya
ng berubah-ubah. Akibatnya (berdasarkan hukum Faraday) pada ujung-
ujung kumparan sekunder timbul ggl induksi. Dalam
hal ini besi lunak di dalam transformator berfungsi Sebagai medium
yang dapat mengupulkan garis-
garis gaya magnetik agar tidak menyebar keluar
dari kumparan primer maupun sekunder. Tetapi dikarenakan bahan ter
sebut juga sebagai penghantar maka padanya juga timbul ggl
secara mikroskopik yang disebut dengan Arus EDDY. Arus inilah yang
menyebabkan Besi tersebut menjadi panas dan merupakan faktor yang
merugikan dikarenakan membuang energi listrik dalam bentuk panas.
Induktor
Induktor merupakan kumparan yang memiliki banyak lilitan kawat. In
duktor memiliki induktansi diri, induktansi diri
adalah gejala kelistrikan yang menyebabkan perubahan arus listrik pada
kumparan dapat membangkitkan GGL induksi pada kumparan itu
sendiri.

Induktor dapat menyimpan energi listrik, karena menurut hukum bio-


savart pada saat
induktor terdapat arus listrik maka dalam induktor tersebut
timbul medan magnet, ketika arus listrik dalam konduktor menjadi nol,
maka medan magnetpun hilang. Medan magnet yang semula ada menjadi
tidak ada atau berubah inilah yang dapat menimbulkan ggl induksi diri
menurut faraday. Artinya induktor masih mengalir arus listrik
atau mampu menyimpan energi listrik sebesar ggl induksi diri tersebut.

Aplikasi Induksi Elektromagnetik Pada Generator


Generator adalah alat yang digunakan utuk mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Prinsip
kerjanya adalah peristiwa induksi elektromagnetik. Jika kumparan penghantar digerakkan di dalam
medan magnetik dan memotong medan magnetik, maka pada kumparan terjadi ggl induksi. Hal ini
dapat dilakukan dengan memutar kawat di dalam medan magnet homogen.
Generator AC

Gambar diatas menunjukkan skema sebuah generator AC,


yang memiliki beberapa kumparan yang dililitkan pada angker yang dapat bergerak dalam medan
magnetik. Sumber diputar secara mekanis dan ggl diinduksi pada kumparan yang berputar. Keluaran
dari generator tersebut berupa arus listrik, yaitu arus bolak-balik.

Skema induksi gaya gerak listrik dapat diamati pada gambar diatas, yang menunjukkan kecepatan
sesaat sisi a – b dan c – d, ketika loop diputar searah jarum jam di dalam medan magnet seragam B.
Ggl hanya dibangkitkan oleh gaya-gaya yang bekerja pada bagian a – b dan c – d. Dengan
menggunakan kaidah tangan kanan, dapat ditentukan bahwa arah arus induksi pada a – b mengalir
dari a ke b. Sementara itu, pada sisi c – d, aliran dari c ke d, sehingga aliran menjadi kontinu dalam
loop. Besarnya ggl yang ditimbulkan dalam a – b adalah:
ε = B.l.v
Persamaan tersebut berlaku jika komponen v tegak lurus terhadap B. Panjang a – bdinyatakan oleh l.
Dari gambar diperoleh v = v sin θ , dengan θ merupakan sudut antara permukaan kumparan dengan
garis vertikal. Resultan ggl yang terjadi merupakan jumlah ggl terinduksi di a – b dan c – d, yang
memiliki besar dan arah yang sama, sehingga diperoleh:
ε = 2N.B.l.v sin θ

Dengan N merupakan jumlah loop dalam kumparan. Apabila kumparan berputar dengan kecepatan
anguler konstan ω, maka besar sudutnya adalah θ =ωt . Diketahui bahwa:
v = ω.r atau v = ω
dengan h adalah panjang b – c atau a – d.

Sehingga diperoleh :

ε = 2N.B.l. ω sinωt

atau

ε = N.B.A. ωsin ωt
Dengan A menyatakan luas loop yang nilainya setara dengan lh.
Harga ε maksimum bila ωt = 90o, sehingga sin ωt = 1.
Jadi, ε maksimum= N.B.A. ω
Generator DC
Generator DC hampir sama seperti generator AC. Perbedaannya terletak pada cincin komutator yang
digunakannya, yang ditunjukkan pada dibawah Keluaran generator dapat ditunjukkan oleh grafik
hubungan V terhadap t, dan dapat diperhalus dengan memasang kapasitor secara paralel pada
keluarannya. Atau dengan menggunakan beberapa kumparan pada angker, sehingga dihasilkan
keluaran yang lebih halus gambar berikut.

a. Generator DC dengan 1 set komutator


b. Generator DC dengan banyak komutator

Generator elektromagnetik merupakan sumber utama listrik dan dapat digerakkan oleh turbin uap,
turbin air, mesin pembakaran dalam, kincir angin, atau bagian dari mesin lain yang bergerak. Pada
pembangkit tenaga listrik, generator menghasilkan arus bolak-balik dan sering disebut alternator.

Aplikasi Induksi Elektromagnetik Pada Transformator

Transformator merupakan alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan AC.
Piranti ini memindahkan energi listrik dari suatu rangkaian arus listrik bolak-balik ke rangkaian lain
diikuti dengan perubahan tegangan, arus, fase, atau impedansi.
Transformator terdiri atas dua kumparan kawat yang membungkus inti besi, yaitu kumparan primer dan
sekunder. Transformator dirancang sedemikian rupa sehingga hampir seluruh fluks magnet yang
dihasilkan arus pada kumparan primer dapat masuk ke kumparan sekunder.

a. Transformator Step Up
b. Transformator Step Down
Ada dua macam transformator, yaitu transformator stepup dan transformator step-down. Transformator
step-up digunakan untuk memperbesar tegangan arus bolak-balik. Pada transformator ini jumlah lilitan
sekunder (Ns) lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Np). Transformator step-down digunakan
untuk menurunkan tegangan listrik arus bolak-balik, dengan jumlah lilitan primer (Np) lebih banyak
daripada jumlah lilitan sekunder (Ns).

Apabila tegangan bolak-balik diberikan pada kumparan primer, perubahan medan magnetik yang
dihasilkan akan menginduksi tegangan bolak-balik berfrekuensi sama pada kumparan sekunder.
Tetapi, tegangan yang timbul berbeda, sesuai dengan jumlah lilitan pada tiap kumparan. Berdasarkan
Hukum Faraday, bahwa tegangan atau ggl terinduksi pada kumparan sekunder adalah:

Vs = Ns

Dengan Ns menyatakan banyaknya lilitan pada kumparan sekunder, sedangkan adalah laju
perubahan fluks magnetik. Tegangan masukan pada kumparan primer juga memenuhi hubungan
persamaan dengan laju perubahan fluks magnetik, yaitu:

Vp = Np

Dengan menganggap tidak ada kerugian daya di dalam inti, maka dari kedua persamaan tersebut akan
diperoleh:
Persamaan diatas adalah persamaan umum transformator, yang menunjukkan bahwa tegangan
sekunder berhubungan dengan tegangan primer. Hukum Kekekalan Energi menyatakan bahwa daya
keluaran tidak bisa lebih besar dari daya masukan. Daya masukan pada dasarnya sama dengan daya
keluaran. Daya P = V.I, sehingga diperoleh:

Vp. Ip = Vs. Is atau

Jadi, pada transformator berlaku hubungan:

Transformator ideal (efisiensi η = 100%) adalah transformator yang dapat memindahkan energi listrik
dari kumparan primer ke kumparan sekunder dengan tidak ada energi yang hilang. Namun, pada
kenyataannya, terdapat hubungan magnetik yang tidak lengkap antarkumparan, dan terjadi kerugian
pemanasan di dalam kumparan itu sendiri, sehingga menyebabkan daya output lebih kecil dari daya
input. Perbandingan antara daya output dan input dinyatakan dalam konsep efisiensi, yang dirumuskan:

Transformator berperan penting dalam transmisi listrik. Listrik yang dihasilkan generator di dalam
pembangkit mencapai rumah-rumah melalui suatu jaringan kabel atau “jaringan listrik”. Hambatan
menyebabkan sebagian daya hilang menjadi panas. Untuk menghindari hal tersebut, listrik
didistribusikan pada tegangan tinggi dan arus yang rendah untuk memperkecil hilangnya daya. Pusat
pembangkit mengirim listrik ke gardu-gardu induk, di mana transformator step-up menaikkan tegangan
untuk distribusi. Sementara itu, pada gardu-gardu step-down, tegangan dikurangi oleh transformator
untuk memasok tegangan yang sesuai baik untuk industri maupun perumahan.

PENERAPAN HUKUM FARADAY PADA DINAMO


pada dinamo sepeda digunakan untuk mengubah enegri gerak menjadi enrgi listrik
pada sepeda, energi listrik yang dihasilkan digunakan untuk menyalakan lampu
sepeda. dinamo terdiri dari sebuah kumparan yang bergerak dalam medan magnet
tetap. dibagian luar dinamo ada bagian yang dpat disentuhkan atau dilepaskan dari
roda sepeda. bagian tersebut berhubungan dengan kumparan didalam dinamo.
ketika bagian ini disentuhkan keroda sepeda maka bagian tersebut berputar
mengikuti putaran roda sepeda sehingga kumparan didalam dinamo berputar.
akibatnya fluks yang kandung kumparan berubah-ubah, perubahan fluks tersebut
menghasilkan GGL induksi yang pada akhirnya mengaklirkan arus kelampu dan
lampu akhirnya menyala. disiang hari kita melepaskan dinamo dengan roda sepeda
sehingga lampu tidak menyala.
berikut ini merupakan gambar dari dinamo sepeda :
MOTOR LISTRIK
Motor listrik termasuk kedalam kategori mesin listrik dinamis dan merupakan sebuah
perangkat elektromagnetik yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi
mekanik ini digunakan untuk, misalnya, memutar impeller pompa, fan atau blower,
menggerakan kompresor, mengangkat bahan, dll di industri dan digunakan juga
pada peralatan listrik rumah tangga (seperti: mixer, bor listrik,kipas angin).
Motor listrik kadangkala disebut “kuda kerja” nya industri, sebab diperkirakan bahwa motor-
motor menggunakan sekitar 70% beban listrik total di industri.
Mekanisme kerja untuk seluruh jenis motor listrik secara umum sama (Gambar 1), yaitu:
• Arus listrik dalam medan magnet akan memberikan gaya.
• Jika kawat yang membawa arus dibengkokkan menjadi sebuah lingkaran/loop, maka kedua
sisi loop, yaitu pada sudut kanan medan magnet, akan mendapatkan gaya pada arah yang
berlawanan.
• Pasangan gaya menghasilkan tenaga putar/ torsi untuk memutar kumparan.
• Motor-motor memiliki beberapa loop pada dinamonya untuk memberikan tenaga putaran
yang lebih seragam dan medan magnetnya dihasilkan oleh susunan elektromagnetik yang
disebut kumparan medan.

Nomor 1
Sebuah magnet batang digerakkan menjauhi kumparan yang terdiri atas 600 lilitan. Fluks
magnetik yang memotong berkurang dari 9.10-5 weber menjadi 4.10-5 weber dalam selang waktu
0,015 sekon. Besar GGL induksi yang terjadi antara kedua ujung kumparan adalah....
A.2 volt
B.3 volt
C.4 volt
D.5 volt
E.6 volt
Nomor 2
Sebuah kumparan menembus medan magnet homogen secara tegak lurus sehingga terjadi GGL
induksi. Jika kumparan diganti dengan kumparan lain yang mempunyai lilitan 2 kali jumlah lilitan
kumparan semula dan laju perubahan fluksnya tetap, maka perbandingan GGL induksi mula-
mula dan akhir adalah...
A.1 : 1
B.1 : 2
C.2 : 1
D.3 : 1
E.3 : 2

Nomor 3
sepotong kawat menembus medan magnet homogen secara tegak lurus dengan laju perubahan
fluks 3 Wb. Jika laju perubahan fluks diperbesar menjadi 6 Wb, maka perbandingan GGL induksi
sebelum dan sesudah laju perubahan fluksnya adalah...
A.1 : 2
B.1 : 4
C.2 : 1
D.3 : 4
E.4 : 1

Nomor 4
Kawat PQ panjang 50 cm digerakkan tegak lurus sepanjang kawat AB memotong medan
magnetik serba sama 0,02 Tesla seperti pada gambar.

Besar dan arah arus induksi pada kawat PQ adalah....


A.1 ampere dari P ke Q
B.1 ampere dari Q ke P
C.4 ampere dari P ke Q
D.4 ampere dari Q ke P
E.4,8 ampere dari P ke Q

Pembahasan:
Diketahui:
L = 50 cm = 0,5 m
B = 0,02 T
v = 2 m/s
R = 0,02 Ω
θ = 90o
(tegak lurus)
Ditanya: i = ...
Jawab:
a.Terlebih dahulu hitung GGL induksi.
ɛ = B . L . v sin θ
ɛ = 0,02 T . 0,5 m . 2 m/s sin 90o

ɛ = 0,02 Volt
b.Menghitung i (gunakan hukum Ohm).
I = V / R = 0,02 V / 0,02 Ω = 1 Ampere
Untuk menentukan arah arus gunakan kaidah tangan kanan.

Arus listrik dari P ke Q


Jawaban: A

Contoh soal trafo dan pembahasan


Perhatikan tabel pengukuran tegangan dan arus dari sebuah transformator ideal berikut.

VP IP NP VS IS NS
200 V 3 mA P Q 75 mA 40

Berdasarkan data tabel di atas, nilai P dan Q adalah...


A.P = 1000 lilitan dan Q = 8 volt
B.P = 75 lilitan dan Q = 8 volt
C.P = 600 lilitan dan Q = 200 volt
D.P = 1000 dan Q = 25 volt
E.P = 8 lilitan dan Q = 600 volt

Contoh soal ggl induksi generator dan pembahasan


Data spesifik dua buah generator tertera dalam tabel dibawah ini.

Generator Jumlah lilitan Induksi magnetik


A 1.200 0,05 T
B 6.000 0,03 T

Jika generator berputar dengan frekuensi sama, maka perbandingan ggl maksimum generator A
dan B adalah...
A.5 : 3
B.5 : 1
C.1 : 2
D.1 : 3
E.1 : 5

Contoh soal rangkaian RLC dan pembahasan


Nomor 1
Perhatikan gambar rangkaian RLC berikut ini.

Kuat arus maksimum dari rangkaian adalah...


A. 1,3 A
B. 1,5 A
C. 2,0 A
D. 2,4 A
E. 2 √2 A

Nomor 2
Perhatikan gambar rangkaian RLC berikut.

Besar impedansi pada rangkaian tersebut adalah....


A.1600 Ω
B.1500 Ω
C.1300 Ω
D.800 Ω
E.600 Ω
Nomor 3
Perhatikan gambar berikut!

Nilai arus efektif dalam rangkaian adalah....


A.0,05√2 A
B.0,5√2 A
C.0,01 A
D.0,1 A
E.1 A
Nomor 4
Rangkaian RLC seri dirangkai seperti gambar!

Bila saklar S ditutup, beda potensial antara titik A dan B adalah....


A.8 V
B.10 V
C.24 V
D.48 V
E.96 V

SOAL NOMOR 10 (UN 2013)

Sepotong kawat menembus medan magnet homogen secara tegak lurus dengan laju perubahan fluks 3 Wb/s.
Jika laju perubahan fluks diperbesar menjadi 6 Wb/s maka perbandingan GGL induksi sebelum dan sesudah laju
perubahan fluksnya adalah...

A. 1 : 2
B. 1 : 4
C. 2 : 1
D. 3 : 4
E. 4 : 1

Pembahasan:
E1 : E2 = (-N1 (Δɸ1 / Δt1)) / (-N2 (Δɸ2 / Δt2)) = (Δɸ1 / Δɸ2)
E1 : E2 = 3 / 6 = 1 : 2
Jawaban: A

SOAL NOMOR 11 (UN 2013)

Fluks magnetik kumparan pertama mempunyai 200 lilitan berubah sebesar 0,06 Wb dalam waktu 0,4 s. Pada
kumparan kedua, fluks magnetiknya berubah sebesar 0,08 Wb dalam waktu 0,2 s. Bila jumlah lilitan kedua
diganti separuh jumlah lilitan kumparan pertama maka perbandingan GGL induksi kumparan pertama dan kedua
adalah...

A. 2 : 3
B. 3 : 1
C. 3 : 4
D. 3 : 5
E. 3 : 8

Pembahasan:
E1 : E2 = (-N1 (Δɸ1 / Δt1)) / (-N2 (Δɸ2 / Δt2))
E1 : E2 = 200 (0,06 / 0,4) / (100 (0,08 / 0,2)
E1 : E2 = 30 / 40 = 3 : 4
Jawaban: C

SOAL NOMOR 12 (UN 2013)


Data tabel disamping adalah nilai lilitan dan tegangan pada dua transformator ideal.

Nilai pada tabel yang kosong adalah...


A. V2 = 3 V dan N2 = 600 lilitan
B. V2 = 3 V dan N2 = 800 lilitan
C. V2 = 6 V dan N2 = 600 lilitan
D. V2 = 2 V dan N2 = 800 lilitan
E. V2 = 8 V dan N2 = 800 lilitan

Pembahasan:
Menghitung V2
V1 / V2 = N1 / N2
1 / V2 = 100 / 200
V2 = 2 V
Menghitung N2
V1 / V2 = N1 / N2
4 / 8 = 400 / N2
N2 = 800 lilitan
Jawaban: D

Nomor 13 (UN 2009)

Sebuah magnet batang digerakkan menjauhi kumparan yang terdiri atas 600 lilitan. Fluks magnetik yang
memotong berkurang dari 9.10−5 weber menjadi 4.10−5weber dalam selang waktu 0,015 sekon. Besar GGL
induksi yang terjadi antara kedua ujung kumparan adalah...

A. 2 volt
B. 3 volt
C. 4 volt
D. 5 volt
E. 6 volt

Nomor 14 (UN 2013)


Sebuah kumparan menembus medan magnet homogen secara tegak lurus sehingga terjadi GGL induksi. Jika
kumparan diganti dengan kumparan lain yang mempunyai lilitan 2 kali jumlah lilitan kumparan semula dan laju
perubahan fluksnya tetap, maka perbandingan GGL induksi mula-mula dan akhir adalah...

A. 1 : 1
B. 1 : 2
C. 2 : 1
D. 3 : 1
E. 3 : 2

Nomor 6 (UN 2013)

Sepotong kawat menembus medan magnet homogen secara tegak lurus dengan laju perubahan fluks 3 Wb. Jika
laju perubahan fluks diperbesar menjadi 6 Wb, maka perbandingan GGL induksi sebelum dan sesudah laju
perubahan fluksnya adalah...
A. 1 : 2
B. 1 : 4
C. 2 : 1
D. 3 : 4
E. 4 : 1

Nomor 7 (UN 2008)

Kawat PQ panjang 50 cm digerakkan tegak lurus sepanjang kawat AB memotong medan magnetik serba sama
0,02 Tesla seperti pada gambar.

Besar dan arah arus induksi pada kawat PQ adalah....


A. 1 ampere dari P ke Q
B. 1 ampere dari Q ke P
C. 4 ampere dari P ke Q
D. 4 ampere dari Q ke P
E. 4,8 ampere dari P ke Q

Pembahasan:

Diketahui:

L = 50 cm = 0,5 m

B = 0,02 T

v = 2 m/s

R = 0,02 Ω

θ = 900 (tegak lurus)

Ditanya: i = ...

Jawab:

Terlebih dahulu hitung GGL induksi.

ɛ = B . L . v sin θ

ɛ = 0,02 T . 0,5 m . 2 m/s sin 900

ɛ = 0,02 Volt

Menghitung i (gunakan hukum Ohm).

I = V / R = 0,02 V / 0,02 Ω = 1 Ampere


Untuk menentukan arah arus gunakan kaidah tangan kanan.

Arus listrik dari P ke Q


Jawaban: A

Nomor 8 (UN 2013)

Perhatikan tabel pengukuran tegangan dan arus dari sebuah transformator ideal berikut.

Berdasarkan data tabel di atas, nilai P dan Q adalah...


A. P = 1000 lilitan dan Q = 8 volt

B. P = 75 lilitan dan Q = 8 volt


C. P = 600 lilitan dan Q = 200 volt
D. P = 1000 dan Q = 25 volt
E. P = 8 lilitan dan Q = 600 volt

Nomor 9 (UN 2005)


Data spesifik dua buah generator tertera dalam tabel dibawah ini.

Jika generator berputar dengan frekuensi sama, maka perbandingan ggl maksimum generator A dan B
adalah...A. 5 : 3
B. 5 : 1
C. 1 : 2
D. 1 : 3

E. 1 : 5

Soal No. 1
Kawat PQ panjang 50 cm digerakkan tegak lurus sepanjang kawat AB memotong medan magnetik serba sama
0,02 Tesla seperti pada gambar.

Tentukan :
a) besar ggl induksi
b) kuat arus yang mengalir pada kawat PQ
c) arah kuat arus pada kawat PQ
d) potensial yang lebih tinggi antara titik P dan Q
e) besar gaya Lorentz pada PQ
f) arah gaya Lorentz pada PQ
g) daya yang diserap hambatan R = 0,02 Ω
(Sumber gambar dan angka : Soal UN Fisika 2008)

Pembahasan
a) besar ggl induksi

b) kuat arus yang mengalir pada kawat PQ

c) arah kuat arus pada kawat PQ


Kaidah tangan kanan untuk arah arus induksi :
- 4 jari = arah medan magnetik (B)
- ibu jari = arah gerak kawat (v)
- telapak tangan = arah arus induksi (i)

Arah arus dari P ke Q ( atau dari Q ke P melalui hambatan R)

d) potensial yang lebih tinggi antara titik P dan Q


Potensial P lebih tinggi dari Q karena arus listrik mengalir dari potensial lebih tinggi ke rendah.

e) besar gaya Lorentz pada PQ


f) arah gaya Lorentz pada PQ

Kaidah tangan kanan untuk menentukan arah gaya Lorentz (gaya magnetik) :
- 4 jari = arah kuat medan maganet (B)
- ibu jari = arah arus listrik (i)
- telapak tangan = arah gaya (F)
Arah gaya F ke kiri (berlawanan dengan arah gerak v)

g) daya yang diserap hambatan R = 0,02 Ω

Soal No. 2
Sebuah kumparan memiliki jumlah lilitan 1000 mengalami perubahan fluks magnetik dari 3 x 10 −5 Wb menjadi
5 x 10− 5 Wb dalam selang waktu 10 ms. Tentukan ggl induksi yang timbul!

Pembahasan
Data dari soal :
Jumlah lilitan N = 1000
Selang waktu Δ t = 10 ms = 10 x 10−3 sekon
Selisih fluks Δ φ = 5 x 10− 5− 3 x 10− 5 = 2 x 10− 5 Wb

Soal No. 3
Kumparan dengan 10 lilitan mengalami perubahan fluks magnetik dengan persamaan:
φ = 0,02 t3 + 0, 4 t2 + 5
dengan φ dalam satuan Weber dan t dalam satuan sekon. Tentukan besar ggl induksi saat t = 1 sekon!

Pembahasan
Soal No. 4
Sebuah generator listrik AC menghasilkan tegangan sesuai persamaan berikut:

Tentukan:
a) Frekuensi sumber listrik
b) Tegangan maksimum yang dihasilkan
c) Nilai tegangan efektif sumber

Pembahasan
a) Frekuensi sumber listrik

b) Tegangan maksimum yang dihasilkan

c) Nilai tegangan efektif sumber

Soal No. 5
Sebuah kumparan dengan induktansi 5 mH mengalami perubahan kuat arus yang mengalir dari 0,2 A menjadi
1,0 A dalam waktu 0,01 sekon. Tentukan besarnya tegangan yang timbul akibat peristiwa tersebut!

Pembahasan
Data dari soal :
Induktansi kumparan L = 5 mH = 5 x 10−3 H
Perubahan arus Δ i = 1,0 − 0,2 = 0,8 A
Selang waktu Δ t = 0,01 sekon

Soal No. 6
Perhatikan gambar dibawah.

Kawat PQ panjang 20 cm digerakkan ke kanan dengan kecepatan 6 m/s. Jika induksi magnet B = 0,5 Wb
m−2 maka kuat arus yang melalui hambatan R adalah....
A. 0,1 A
B. 0,2 A
C. 0,3 A
D. 0,5 A
E. 0,6 A

Pembahasan
ε = B l ν = 0,5 x 0,2 x 6 = 0,6 volt
I = ε / R = 0,6 / 2 = 0,3 A

Soal No. 7
Sebuah solenoida yang mempunyai 500 lilitan, dialiri arus searah sehingga timbul fluks magnet sebesar 2 . 10 –
3
weber. Jika induktansi solenoida 0,4 henry maka arus yang mengalir besarnya...
A. 0,25 ampere
B. 1,5 ampere
C. 2 ampere
D. 2,5 ampere
E. 25 ampere
(Soal Ebtanas 1991)

Pembahasan
Data
Solenoida
N = 500
Δ φ = 2 . 10–3 weber
L = 0,4 H
I =....

Soal No. 8
Seseorang bekerja mereparasi sebuah generator listrik. Kumparan diganti dengan yang baru yang memiliki luas
penampang 2 kali lipat dari semula dan jumlah lilitan 1,5 kali dari jumlah semula. Jika kecepatan putar
generator diturunkan menjadi 3/4 kali semula, tentukan perbandingan GGL maksimum yang dihasilkan
generator dibandingkan sebelum direparasi!

Pembahasan
GGL maksimum yang dihasilkan generator

Perbandingan sesudah direparasi dengan sebelum direparasi

Sebuah bidang seluas 40 cm² berada dalam daerah medan magnet homogen dengan induksi
magnetik . Jika sudut antara arah normal bidang dengan medan magnetik 60° , maka fluks magnet
sama dengan .....

a.
b.

c.

d.

e.

Penyelesaian

Jawaban : B

Suatu kawat melingkar dengan hambatan 6 Ω diletakkan dalam fluks magnetik yang berubah terhadap waktu,
dinyatakan dengan dengan Φ dalam weber dan t dalam detik. Arus yang mengalir dalam kawat
pada t = 4 detik adalah...

a. 4A

b.8A

c.16A

d.32A

e.64A

Penyelesaian
untuk t = 4 s maka

jumlah lilitan N= 1

untuk menghitung kuat arus sesuai dengan hukum ohm

Jawaban : d

Sebuah kumparan (solenoida) mempunyai induktansi 500 mH. Besar ggl induksi diri yang dibangkitkan dalam
kumparan itu jika ada perubahan arus listrik dari 100 mA menjadi 40 mA dalam waktu 0,01 detik secara
beraturan sama dengan....
a. 3mV

b.300 mV

c.3V

d.30V

e.300V

Penyelesaian

L = 500 mH = 0,5 H

I1 = 100 mA = 0,1 A

I2 = 40 mA = 0,04A

Δt = 0,01 s

ΔI = 0,04 - 0,1

ΔI =-0,06 A

Jawaban : c

Anda mungkin juga menyukai