1.
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Propagasi adalah peristiwaa perambatan gelombang radio dari antena
pemancar ke antena penerima.
Gelombang radio adalah suatu gelombang yang terdiri dari garis-garis
gaya listrik (E) dan garis-garis magnet (H) yang merambat di ruang
bebas (free space) dan mempunyai kecepatan sebesar kecepatan
cahaya (3 x 108 meter/detik).
Susunan dari garis-garis gaya listrik dan garis-garis gaya magnet yang
terdapat dalam gelombang radio disebut TRANSVERSE
ELECTROMAGNETICS (TEM), dan susunan garis gaya adalah :
A. Garis gaya elektrik (E) tegak lurus gaya magnet (H)
B. Garis gaya listrik
(E)
Polarasi gelombang radio adalah arah dari garis gaya listrik (E)
Macam macam polarisasi gelombang radio adalah :
a. Polarasi linier yaitu bila arah garis gaya listriknya merupakan
garis lurus.
Polarasi ini terdiri menjadi dua :
1) Polarasi vertical, yaitu apabila arah garis gaya listriknya tegak
lurus terhadap permukaan bumi/tanah
2) Polarasi linier horizontal, yaitu bila arah garis gaya listriknya
sejajar terhadap permukaan bumi/tanah
b. Polarasi non linier yaitu bila arah garis gaya listriknya melingkar.
Polarasi ini terbagi menjadi dua :
1) Polarasi non linier positif, yaitu bila arah garis gaya listriknya
melingkar searah jarum jam.
2) Polarasi non linier negatif, yaitu bila arah garis gaya listriknya
melingkar berlawanan arah jarum jam.
Dimana :
=
panjang gelombang (mzKm)
f
=
frekwensi (Hz, KHz)
c
=
3 x 108 meter / detik
1.3
2.
GELOMBANG TANAH
2.1 Pengertian
Adalah gelombang radio yang perambatannya selalu mengikuti
bentuk permukaan
bumi/tanah
Yang termasuk dalam gelombang tanah adalah gelombang radio
yang mempunyai
Frekwensi <3 Mhz. Oleh karna gelombang tanah merambat
mengikuti bentuk
Permukaan tanah/bumi, maka gelombang ini mengalami kehilangan
energy yang
Disebabkan oleh :
a. Adanya penyebaran di antenna pemancar ( Spreading Loss )
b. Adanya redaman tanah karna gelombang ini akan selalu
menginduksi tanah sepanjang perambatan
Penggunaan gelombang tanah ini paling efektif adalah dengan
menggunakan polarisasi Vertical. Hal ini di sebabkan karna adanya
redaman tanah yang akan lebih besar pada polarisasi horizontal di
bandingkan dengan polarisasi vertikal.
2.2 Besarnya Kuat Medan Yang Diterima
Untuk menghitung besarnya kuat medan yang di terima antena
penerima, dimisalkan bahwa daya panxar di antenna pemancaran
sebesar Pt (Kwatt) dan jarak antenna pemancar dengan antena
penerima = d (Km) serta antenna yang digunakan adalah antenna
istotropik, maka :
E (F)
d (Km)
...
antena isotropik
173 Pt
d
173 Pt
d
Dimana :
F = Kuat medan gelombang tanah yang di terima sejauh di Km (m
Volt/m)
A = Faktor redaman air (kali)
d = Jarak antenna Tx Rx (Kwatt)
Pt = Daya pacar antenna Tx (Kwatt)
173 G. Pt
F=A
d
173 . D . Pt
d
Dimana :
F
A
G
D
Pt
d
=
=
=
=
=
=
=
80
f (MHz)
3
Jadi bila jarak antena Tx Rx lebih besar dari persyaratan di atas, maka
faktor redaman tanah (A) dianggap sama dengan nol (0) sehingga kuat
medan yang diterima (F) sama dengan nol (0).
Sedangkan bila jarak antena Tx Rx memenuhi persyaratan di atas ,
maka besarnya faktor redaman tanah (A) adalah :
1 < A 1
dan besarnya A ini dapat di hitung dengan rumus sebagai
berikut :
1) Bila gelombang tanah berpolarisasi VERTIKAL Besarnya A
dapat di hitung yaitu :
a) Jika
P=1+
b) Jika
+1
X
d .f 2
X 1012
C .
+1
X
> 3 maka :
P=
.d. f
C .( +1)
.d
x.
< 3
maka :
cos b
dimana :
tg b =
cos b =
+1
X
x
x +( +1) .2
2
Dimana :
.d. x
. cos b
tg b =
1
x
Catatan :
f
d
c
b
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
00
300
600
900
1800
b
b
b
b
b
=
=
=
=
=
00
300
600
900
1800
h. I
.d
sin
.e
0.0015 . d
.mVolt/m
Dimana :
F
=
kuat medan gelombang tanah yang di terima di antenna Rx
( mVot/m)
h
=
tinggi efektif antenna Tx (km)
I
=
arus yang mengalir dalam antenna Tx ( Amperem)
=
panjang gelombang di udara (km)
d
=
jarak antara antenna Tx Rx ( km )
e
=
bilangannormal (2,7)
=
(radian)
3.
GELOMBANG ANGKASA
Siang hari :
Lapisan Ionosphere pada siang hari di kelompokan menjadi :
1)
Lapisan D
2)
Lapisan E
3)
Lapisan F1
4)
Lapisan F2
b.
Malam hari :
Pada malam hari lapisan ini di kelompokan menjadi :
1)
Lapisan E
2)
Lapisan F
Pengelompokan lapisan Ionospher ini jika terjadi pada saat jumlah
ion ion mancapai maksimum, istilah lapisan dig anti menjadi
LAYER
2)
b)
c)
Lapisan E
Lapisan F1
4)
Lapisan F2
5)
Lapisan F
4.
GELOMBANG RUANG
>2
>0,1
Lbf =
Pt
Pr
Dimana :
Pr = Daya pancar di antena pemancar.
Pr = Daya terima di antena penerima.
Jika diketahui bahwa daya terima per satuan luas = Pr , maka :
Pr = Pr . Aiso
Pr =
Pt
4 d 2
dan Aiso =
2
4
Sehingga :
Pr = Pr . Aiso
=
Pt
4 d 2
4 d 2
Pt
2
4
Lbf =
Pt
Pr
Lbf =
4d
4 d 2
Pt 2
Pt
4d
kali
kali
Lbf = 10 log
4 d 2
dB
1)
Bila :
a + b d = n x 1/2
Dimana : n = bilangan bulat positif (0, 1, 2, 3, )
maka daerah elips tersebut disebut dengan Daerah Fresnell.
d = Jarak lintasan gelombang langsung.
a = Jarak yang ditempuh gelombang datang (incidect wave)
b = Jarak yang ditempuh gelombang pantul (reflected wave)
Sedangkan Daerah Fresnell Pertama adalah daerah Fresnell dimana
selisih jarak antara gelombang langsung dan gelombang pantul adalah
sebesar 1/2 atau dengan kata lain Daerah Fresnell yang n nya = 1 .
Jadi Daerah Fresnell Pertama :
a + b d = 1 x 1/2
n=1
Alasannya dipilih Daerah Fresnell Pertama sebagai persyaratan dari
sistem komunikasi LOS Radio Relay Terrestrial adalah :
Bahwa gelombang langsung dan gelombang pantul
merupakan 2 gelombang yang sephasa di antena
penerima.
Hal ini dapat kita buktikan sebagai berikut :
(1) Perbedaan phasa dari gelombang langsung dan gelombang pantul
karena selisih jarak yang ditempuh sebesar 1/2 (180)
(2) Perbedaan phasa pada gelombang pantul titik pantul adalah sebesar
180
Jadi dari kedua hal diatas, maka perbedaan phasa antara gelombang
langsung dengan gelombang pantul adalah sebesar 180 + 180 = 360
atau sephasa dan hal ini yang menjadikan dasar dipilihnya Daerah
Fresnell Pertama sebagai persyaratan sistem komunikasi LOS Radio
Relay Terrestrial.
Keterangan gambar :
h1 = Tinggi antena pemancar sebenarnya
h1 = Tinggi efektif antena pemancar (dalam perhitungan h 1 = h1).
h2 = Tinggi antena pertma sebenarnya.
h2 = Tinggi efektif antar penerima (dalam perhitungan h 2 = h2)
hs = Height Shielding, yaitu ketinggian obstacle yang dihitung dari
permukaan bumi.
hc = Height Clearance, yaitu jarak yang dihitung dari lintasan
gelombang langsung ke ujung obstacle.
hc =
t
h1 . d 2+ h2. d 1
d 1. d 2
hs
d
2. Ka
=
Kedalaman daerah Fresnell I, yaitu jarak yang dihitung
dari garis l
intasan gelombang
langsung ke kulit
daerah Fresnell I dan
berada di atas obstacle (t berimpit dengan hc).
Besarnya t adalah :
t=
. d 1. d 2
d
hc
atau :
t
h1 . d 2+ h2. d 1
d 1. d 2
hs
d
2. Ka
b)
. d 1. d 2
d
Faktor K
adalah pengali jari-jari bumi yang sebenarnya agar mendapatkan
besaran
jari-jari bumi efektif sehingga kita dapat
menggambar lintasan gelombang radio sebagai garis lurus.
Hal ini dikarenakan lintasan gelombang radio yang sebenernya agar
mendapatkan besaran jari jari bumi efektif sehingga kita dapat
menggambar lintasan gelombang radio sebagai garis lurus.
besarnya index bias pada masing masing lapisan atmosphere
dapat di hitung dengan rumus :
N=
77,6
4810 e
P+
T
T
dimana :
N
n
T
P
e
=
=
=
=
=
Refracivity
indeks bias
temperature lapisan atmosphere ( 0K )
temperature lapisan atmosphere ( milli Bar )
tekanan uap air ( milliar Bar )
[ ]
n+
h
a
106
dn 1
+
dh a
dari persamaan
K=
1
dM
a.
dh
. 106
dM
dh
106
dimana :
a = jari jari bumi
Besarnya faktor K ini selalu merupakan bilangan pasif atau 0.
Kurva M-Profile
(2)
(3)
terhadap h
selalu konstan dan grafik ini berbentuk
garis lurus.
1 km
Pada kurva ini, perubahan M
terhadap tinggi
(dM/dh) adalah sebesar 118 unit/km,
sehingga
jika di hitung besarnya faktor K adalah :
M
6
418
300
K=
10
a .dM /dh
10
6370.118
157
118
4
3
besar
perubahan M
atau :
157
lurus
(3)
h
(a)
(c)
(d)
Lbf
Tx
Rx
Lfeo
Lfeo
Lbr
Tx
Lbr
BUMI
Rx
=
=
=
=
=
=
=
=
=
=
Daya terima input penerima (dBm, dBW)
=
Daya output pesawat pemancar (dBm, dBW)
Redaman pada Branching Circuit di bagian pemancar
Redaman pada Branching Circuit di bagian penerima (dB)
Redaman transmisi dasar di ruang bebas (dB)
Lbr(Tx) + Lbr(Rx)
Redaman feeder antena di bagian pemancar (dB)
Redaman feeder antena di bagian penerima (dB)
Lfee(Tx) + Lfee(Rx)
Gain antena pada arah pancaran (dB)
Gain antena pada arah penerima (dB)