Anda di halaman 1dari 13

SLIDE 2.

LATAR BELAKANG

Gelombang merupakan getaran yang merambat, baik melalui medium ataupun

tidak melalui medium. Perambatan gelombang seperti gelombang elektromagnetik

tidak memerlukan medium (zat perantara). Gelombang elektromagnetik dibentuk

oleh medan magnet dan medan listrik yang saling merambat tegak lurus. Pada

gelombang elektromagnetik terdapat tujuh spektrum elektromagnetik salah satunya

yaitu gelombang radio.

SLIDE 3. LATAR BELAKANG

Gelombang radio merupakan spektrum gelombang elektromagnetik yang


memiliki panjang gelombang terbesar dan frekuensi terkecil. Gelombang ini
dihasilkan oleh elektron pada kawat penghantar. Elektron tersebut nantinya akan
menghasilkan arus bolak-balik pada kawat. Pada gelombang radio terdapat
pembahasan tentang propagasi.

SLIDE 4. LATAR BELAKANG

Propagasi adalah proses Gelombang radio dipancarkan

melalui transmitter (antena pemancar) dan diterima oleh receiver (antena penerima).

Propagasi terdiri dari 3 metode yaitu propagasi gelombang ground, propagasi

gelombang udara dan propagasi line of sight. Oleh karena itu, yang akan dibahas

adalah konsep dari propagasi line of sight gelombang radio.

Kendala geografis dan kelengkungan bumi menyebabkan adanya keterbatasan

untuk transmisi line of sight, namun masalah ini secara umum dapat dikurangi

melalui perencanaan, perhitungan dan penggunaan teknologi tambahan. Dalam


perencanaan sistem komunikasi radio, kinerja LOS perlu direncanakan cadangan

daya akibat fluktuasi sinyal serta analisis kehandalannya.

SLIDE 5. Rumusan masalah

SLIDE 6. Tujuan

SLIDE 8. PROPAGASI LINE OF SIGHT

Propagasi adalah proses perambatan gelombang radio dengan menggunakan udara

sebagai media rambatnya. Proses propagasi dimulai pada saat gelombang radio mulai

dipancarkan dan berakhir saat gelombang tersebut diterima oleh penerima. Gelombang

radio dengan frekuensi diatas 30 MHz, hanya dapat merambat sebagai gelombang ruang,

sehingga komunikasi radio dalam daerah gelombang ini hanya bisa terjadi dalam keadaan

line of sigth (LOS) dengan pengertian antena-antena pemancar dan penerima hanya

saling melihat. Propagasi gelombang pada frekuensi diatas 30 MHz memanfaatkan

gelombang langsung dan gelombang pantul oleh permukaan bumi.

SLIDE 9. PROPAGASI LINE OF SIGHT

Propagasi pada sistem line of sight (LOS), energi pada ruang bebas memanfaatkan
dua lintasan. Disini terlihat bahwa energi yang mencapai penerima dapat ditempuh dalam
dua lintasan, yaitu:
a. Berkas gelombang yang merambat langsung antara pemancar dan penerima, yaitu
lintasan TR.
b. Berkas gelombang TOR yang mencapai penerima setelah dipantulkan lebih dahulu
oleh permukaan bumi.
Pada jarak yang tidak begitu jauh, efek kelengkungan bumi diabaikan atau dianggap

datar. Bila jarak yang ditempuh cukup jauh, efek kelengkungan bumi harus

diperhitungkan karena kemungkinan penerimaan telah berada dibawah daerah horizon

radio.

SLIDE 11. Radio horizon

• Permukaan bumi akan memperkenalkan sebuah jarak pandang pada propagasi

yang disebut dengan radio horizon. Lengkung bumi mempunyai efek yang lebih

penting, yaitu bahwa lengkungan bumi ini memberikan suatu horison (kaki langit)

yang membatasi jangkauan transmisi. Jangkauan ini adalah lebih besar dari

jangkauan optis, karena atmosfir bumi mempunyai pengaruh yang sedemikian

sehingga menyebabkan pembelokkan dari gelombang radio, dan membawanya

melewati batas horison optis. Pada radio horizon terdapat rumus jarak maksimum

lintasan gelombang radio pada propagasi line of sight.

SLIDE 12. Radio horizon

Dimana jarak maksimum didapatkan dengan menjumlahkan jarak dari antenna pemancar

ke jari jari bumi sebenarnya Atau akar dari 2 jari-jari fiktif bumi dengan tinggi antenna

pemancar djumlahkan dengan dengan akar 2 jari-jari fiktif bumi dengan tinggi antenna

penerima.

SLIDE 13. Radio horizon


Karena lintasan gelombang radio pada kenyataannya melengkung, maka untuk

memudahkan analisis, lintasan gelombang radio dimanipulasi menjadi datar, dengan

cara memanipulasi jari-jari bumi dengan a’ (jari-jari efektif bumi ) = k (factor

kelengkungan bumi ) x a (jari jari bumi). Dengan memasukkan nilai

atmosfir standar dengan factor kelengkungan bumi K = 4/3, diperoleh nilai a = 4/3 x

6370 Km. sehingga jangkauan maksimum yang diperoleh dapat menggunakan rumus

dimana:

dmaks = jangkauan radio maksimum (Km)

hT = Tinggi Antena Pemancar (m)

hR = Tinggi Antena Penerima (m)

a' = Jari-jari fiktif bumi

a = Jari-jari bumi sebenarnya

Dari persamaan, dapat dilihat bahwa pada jangkauan radio maksimum dapat diperbesar

dengan menaikkan tinggi antenna pemancar dan antenna penerima. Untuk mendapatkan

propagasi line of sight harus memenuhi syarat yaitu pada lintasan gelombang harus

langsung merambat dari antenna pemacar ke antenna penerima dan ketinggian clearance

harus lebih besar atau sama dengan jari-jari daerah Fresnel.

SLIDE 15. Daerah Fresnel 9

Daerah Fresnel adalah daerah yang berbentuk elips yang berada disekitar garis lurus yang

merupakan perambatan gelombang radio secara langsung. Daerah Fresnel 1 adalah


sebuah elipsode tempat kedudukan titik pantul dengan selisih jarak antara gelombang

langsung dengan gelombang terpantul sebesar 1/2.. Gelombang mengalami difraksi

ketika melewati penghalang yang lebih besar dari pada panjang gelombangnya. Pada

frekuensi yang tinggi, penghalang akan menyebabkan redaman yang cukup besar,

sehingga dalam perencanaan mata rantai transmisi radio harus disediakan cleareance

yang cukup untuk mengkompensasi daerah tersebut. .

SLIDE 16. Radio Fresnel

Daerah Fresnel pertama mempunyai fading multipath terbesar, sehingga diusahakan

untuk daerah Fresnel pertama dijaga agar tidak dihalangi oleh obstacle atau halangan.

Pada perencanaan sistem hubungan gelombang radio darat, daerah Fresnel pertama yang

harus bebas dari halangan dengan cara merancang tinggi antenna sedemikian rupa serta

menentukan lokasi yang lebih efektif. Sebelum menentukan tinggi antenna pemancar dan

penerima terlebih dahulu diperhatikan jari-jari Fernel pertama.

Jalur gelombang radio pada keadaan LOS ditambah dengan jarak antara antenna

pemancar dengan antenna penerima. Dihasilkan dari penjumlahan setengajh panjang

gelombang dengan no. daerah Fresnel.

Atau pada jalur gelombang radio dalam keadaaan terpantul maka L1+L2 sebagai

Gelombang pantul dikurangi dengan d1+d2 dimana d1= Jarak antena pemancar ke
titik pantul (Km) d2= Jarak dari titik pantul ke antena penerima (Km) dihasilkan dari

penjumlahan setengajh panjang gelombang dengan no. daerah Fresnel.

Pada gelombang pantul L1 dan L2 berbentuk segitiga sehingga dengan

menggunakan persamaan pytagoras maka dapatkan √

{ }

{ }

Dimana:

L1=L2: Gelombang pantul

L = Gelombang langsung

d1= Jarak antena pemancar ke titik pantul (Km)

d2 = Jarak dari titik pantul ke antena penerima (Km)

d = Jarak dari pemancar ke penerima (Km)

Disubsitusikan 3kepersamaan 2 sehingga diperoleh :

{ { } { }}

Dengan demikian untuk jari-jari Fresnel pertama diperoleh

(1/2 d1 + ½ d2) =
=√ ( )

= √ ( )

Rumus untuk menentukan jari jari Fresnel ddalam meter adalah 17,3 akar kuadrat dari no

faerah Fresnel per frekuensi dalam giga herts dikali

Dengan demikian untuk jari-jari Fresnel pertama diperoleh:

= √ atau = √

Rumus untuk menentukan jari jari Fresnel pertama ddalam meter adalah 17,3 akar

kuadrat dari d1 jarak antena pemancar ke titik pantul (Km) dikali d2 Jarak dari titik

pantul ke antena penerima (Km) per frrekuensi dalam giga herts dikali d jarak antenna

pemancar ke ntena penerima.

slide 18. Daerah Fresnel

Karena dalam analisis “propil lintasan” digunakan peta permukaan bumi yang

datar, maka diperlukan faktor koreksi terhadap ketinggian titik obstacle (halangan), yaitu

dengan menggunakan formula berikut:

Dimana, k adalah faktro kelengkungan bumi dan h adalah perbedaan tinggi titik

tersebut, jika dinyatakan kurva bumi datar dengan kurva bumi dengan jari-jari efektif

bumi (Hasyim.Ahmad, 2016). Batas yang ditetapkan untuk obstacle (penghalang)


menghalangi elips dari zona fresnel adalah 40%. Lintasan sinyal yang ditransmisikan

pada sistem LOS harus mempunyai daerah bebas hambatan atau a clearance from the

abstacle minimum adalah 0,6 x jari-jari F1. Dengan formula menghitung clearance

adalah sebagai berikut”:

clearance(m) = 0,6 F1 +

SLIDE 20. REDAMAN

SLIDE 22. GAIN ANTENA


Gain dihasilakn dari efisiensi antenna dikali dengan ( pi kali diameter antenna per lamda)

kuadrat dimana : d : diameter antena (m)  : panjang gelombang (m)  : efisiensi antena ,

0.6 – 0.9

SLIDE 24. Eb/No

dimana : Eb/No = energy bit per noise (dB) PRx= receive signal level (dBw) NF= noise

figure (dB)

dB symbol decibel untuk mengukur intensitas suara

dBw symbol saturated flux density

bitrate: banyaknya bit yang diproses setiap detik oleh sebuah antenna ketika antenna

berproses. Biasanya satuan kilobit per detik kbps atau megabit mbps.

SLIDE 26. Eb/No

Perangkat pemancar PTx dimana mengeluarkan daya, maka PRx adalah perangkat

penerima daya yang masuk. Persamaan level daya pancar adalah

– – . ptx level daya papancar

dihasilakan dari pengurangan level daya terima dan gain antenna pemancar danantena

penerima ditambah Lfs rugi-rugi ruang bebas (free space) (dB) Lb = rugi-rugi rangkaian

(RF branching network, transmission line, dan lain-lain) (dB) Lf = rugi-rugi antena

feeder, pointing LOSs (dB) .


Fading merupakan gangguan yang dialami sinyal yang dirasakan oleh penerima

berupa tidak konstannya level penerimaan, sehingga level penerimaan akan bervariasi

naik turun sekitar harga tengahnya. Untuk mengatasi fading yang mempengaruhi

gelombang radio, maka dilakukan dengan menambah cadangan fading (fading margin)

dengan memperbesar daya pancar atau penguatan antenna. Hal ini dilakukan untuk

mempertahankan keandalan propagasi pada hubungan gelombang radio. Fading margin

dihitung dari perbedaan level daya terima (pada kualitas sinyal/BER yang diinginkan)

dan level ambang batas (threshold) pada BER 10-3, yaitu:

Fade Margin = Pr - PTH

fade margin dihasilkan dari penjumlahan nilai mutlak Pr = level daya terima (pada

kualitas sinyal / BER bit eror rate yang diinginkan) (dBm atau dBw) dan PTH = level

ambang batas (threshold) BER 10-3 (dBm atau dBw). Sedangkan untuk menghitung

kehandalan sistem dari fading margin adalah:

FM(GM LOS) = 30 log d (km) + 10log (6 a b f(GHz)) – 10 log ( 1 – R) – 70

umumnya Rhop  99,99%. Dimana d adalah Jarak antara Tx dan Rx (km), f adalah

frekuensi kerja (GHz), R adalah Reliability/availability, a adalah Kekasaran lapangan (4

diatas air, lapangan rata; 1 diatas lapangan biasa dan ¼ diatas lapangan sangat kasar,

pegunungan (perbukitan) dan kering b = Faktor cuaca = ½ , panas, lembab  trofis = ¼,

normal, panas dan agak kering  subtrofis umumnya = 1 8 ⁄ , dingin , untuk pegunungan

dan kering tetapi profil pantulan tidak ada

slide 27
A. Teknik Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis perencanaan system radio
microwave supaya memenuhi persyaratan LOS (light of sight) serta kehandalan system
radio supaya system dapat bekerja dengan baik.
B. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari data lapangan,
atmosfer, dan kondisi iklim yang dilewati sepanjang lintasan gelombang, serta
spesifikasi perangkat dan sistem komunikasi gelombang radio pada tabel 3.1 dan table
3.2.
C. Teknik Analisis
Studi ini memberikan analisis terhadap perencanaan dalam sistem telekomunikasi
gelombang mikro. Dimana pembahasannya menganalisis dan menjelaskan data sekunder dari
frekuensi kerja, dimensi dan efisiensi antena parabola dengan asumsi bumi datar sehingga
sistem radio dapat memenuhi persyaratan LOS dari penentuan tinggi antena dan daya pancar
serta diperoleh kehandalan sistemnya. Tahapan-tahapan analisis meliputi;(a)Penentuan
ketinggian antenna stasiun pemancar dan penerima, (b)Perhitungan dan perencanaan daya,
(c)Perhitungan fading margin dan kehandalan sistem radio.

Slide 29. Hasil

Maka dari data dan perhitungan diatas dapat digambarkan lintasan dan topografi daerah seperti

diperlihatkan pada gambar. Dengan memperhatikan Gambar 9 tersebut, dan dengan konsep

kesebangunan dapat dihitung tinggi antena kedua stasiun dengan asumsi tinggi kedua antena sama

diatas permukaan tanah maka:

tan 𝜃 = =

tan 𝜃 = = =

sehingga hant = 35,788 m


Hasil perhitungan, diperoleh bahwa tinggi antena di stasiun X dan stasiun Y diatas

permukaan tanah yang dipersyaratkan supaya stasiun X dan stasiun Y memenuhi syarat LOS

yaitu 35,788 meter dan dengan tinggi antena di kedua stasiun tersebut diperoleh sudut 𝜃 nya =

0.079°. Sudut ini merupakan sudut elevasi stasiun Y menuju stasiun X, sedangkan sudut elevasi

stasiun X menuju stasiun Y diperoleh sebesar 89,9°.

SLIDE 31-32

Menghitung daya terima, berdasarkan grafik Eb/No terhadap bit error rate menggunakan

sistem radio modulasi 16 QAM dan BER 10-6 diperoleh Eb/No = 24 dB dan dengan menggunakan

persamaan

Eb/No = PRx (dBw) – 10 log (bit rate)- (-204dBw+NFdB)

24 = PRx -10 log (140x106) +204 – 0,7 = 134,269

PRx = - 97,838 dBw = - 67,838 dBm

Sehingga daya terima yang direncanakan – 67.838 dBm. Dari perhitungan daya terima

diperoleh daya terima lebih besar dibandingkan ambang batas minimum perangkat, sehingga

sistem radio layak beroperasi. Dengan nilai daya terima tersebut, diperoleh daya pancar P Tx

sebesar:

PTx = PRx – GTx – GRx + Lfs + Lfed + Lbranc

= -67.838 – 42,74 – 42,74 +139,83+5+4

= -4.488 dBm = 0,355 megawatt = 3,55 x10-4 watt

.
Pengaruh perencanaan daya pancar terhadap propagasi line of sight gelombang radio
dapat dipahami dengan cara mengetahui berapa free space LOS, feeder loss antara stasiun X dan
stasiun Y, gain antenna pemancar dan penerima, hingga daya terima penerima. Setelah analisis
seperti diatas didapatkan daya pancar sebesar 3,55 x 104 watt -4,488 dBm. Dimana nilai tersebut
telah sesuai dengan standar yang diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia Nomor. 34 Tahun 2015 mengenai Persyaratan Teknis Perangkat Komunikasi
Radio Microwave Link Titik ke Titik dengan Sistem Digital Hybrid yang menstandarkan daya
pancar ≤ 32 dBm.

slide 33

Berdasarkan perhitungan daya terima dan parameter sistem diketahui kuat sinyal minimum yang

ditangkap perangkat penerima PRth = -90 dBm decibel miliwatt, untuk cadangan daya atau fading

margin: Fading margin = -4,488-(-90) = 85,51 dB

Untuk menghitung kehandalan sistem, digunakan persamaan untuk mendapsehingga

diperoleh :

85,51 = 30 log 18 + 10log (6 x1x0,5x13) – 10 log ( 1 – R) – 70

R = 99,99999999%
16

Dengan fading margin 85,51 dB, diperoleh tingkat kehandalan sebesar 99,99999999%. Terlihat

bahwa nilai fading margin sistem radio lebih besar dari 30 dB dan kehandalan lebih besar dari

99,99%, maka sistem radio sangat baik dan layak untuk beroperasi.

Anda mungkin juga menyukai