LATAR BELAKANG
oleh medan magnet dan medan listrik yang saling merambat tegak lurus. Pada
melalui transmitter (antena pemancar) dan diterima oleh receiver (antena penerima).
gelombang udara dan propagasi line of sight. Oleh karena itu, yang akan dibahas
untuk transmisi line of sight, namun masalah ini secara umum dapat dikurangi
SLIDE 6. Tujuan
sebagai media rambatnya. Proses propagasi dimulai pada saat gelombang radio mulai
dipancarkan dan berakhir saat gelombang tersebut diterima oleh penerima. Gelombang
radio dengan frekuensi diatas 30 MHz, hanya dapat merambat sebagai gelombang ruang,
sehingga komunikasi radio dalam daerah gelombang ini hanya bisa terjadi dalam keadaan
line of sigth (LOS) dengan pengertian antena-antena pemancar dan penerima hanya
Propagasi pada sistem line of sight (LOS), energi pada ruang bebas memanfaatkan
dua lintasan. Disini terlihat bahwa energi yang mencapai penerima dapat ditempuh dalam
dua lintasan, yaitu:
a. Berkas gelombang yang merambat langsung antara pemancar dan penerima, yaitu
lintasan TR.
b. Berkas gelombang TOR yang mencapai penerima setelah dipantulkan lebih dahulu
oleh permukaan bumi.
Pada jarak yang tidak begitu jauh, efek kelengkungan bumi diabaikan atau dianggap
datar. Bila jarak yang ditempuh cukup jauh, efek kelengkungan bumi harus
radio.
yang disebut dengan radio horizon. Lengkung bumi mempunyai efek yang lebih
penting, yaitu bahwa lengkungan bumi ini memberikan suatu horison (kaki langit)
yang membatasi jangkauan transmisi. Jangkauan ini adalah lebih besar dari
melewati batas horison optis. Pada radio horizon terdapat rumus jarak maksimum
Dimana jarak maksimum didapatkan dengan menjumlahkan jarak dari antenna pemancar
ke jari jari bumi sebenarnya Atau akar dari 2 jari-jari fiktif bumi dengan tinggi antenna
pemancar djumlahkan dengan dengan akar 2 jari-jari fiktif bumi dengan tinggi antenna
penerima.
atmosfir standar dengan factor kelengkungan bumi K = 4/3, diperoleh nilai a = 4/3 x
6370 Km. sehingga jangkauan maksimum yang diperoleh dapat menggunakan rumus
dimana:
Dari persamaan, dapat dilihat bahwa pada jangkauan radio maksimum dapat diperbesar
dengan menaikkan tinggi antenna pemancar dan antenna penerima. Untuk mendapatkan
propagasi line of sight harus memenuhi syarat yaitu pada lintasan gelombang harus
langsung merambat dari antenna pemacar ke antenna penerima dan ketinggian clearance
Daerah Fresnel adalah daerah yang berbentuk elips yang berada disekitar garis lurus yang
ketika melewati penghalang yang lebih besar dari pada panjang gelombangnya. Pada
frekuensi yang tinggi, penghalang akan menyebabkan redaman yang cukup besar,
sehingga dalam perencanaan mata rantai transmisi radio harus disediakan cleareance
untuk daerah Fresnel pertama dijaga agar tidak dihalangi oleh obstacle atau halangan.
Pada perencanaan sistem hubungan gelombang radio darat, daerah Fresnel pertama yang
harus bebas dari halangan dengan cara merancang tinggi antenna sedemikian rupa serta
menentukan lokasi yang lebih efektif. Sebelum menentukan tinggi antenna pemancar dan
Jalur gelombang radio pada keadaan LOS ditambah dengan jarak antara antenna
Atau pada jalur gelombang radio dalam keadaaan terpantul maka L1+L2 sebagai
Gelombang pantul dikurangi dengan d1+d2 dimana d1= Jarak antena pemancar ke
titik pantul (Km) d2= Jarak dari titik pantul ke antena penerima (Km) dihasilkan dari
{ }
{ }
Dimana:
L = Gelombang langsung
{ { } { }}
(1/2 d1 + ½ d2) =
=√ ( )
= √ ( )
Rumus untuk menentukan jari jari Fresnel ddalam meter adalah 17,3 akar kuadrat dari no
= √ atau = √
Rumus untuk menentukan jari jari Fresnel pertama ddalam meter adalah 17,3 akar
kuadrat dari d1 jarak antena pemancar ke titik pantul (Km) dikali d2 Jarak dari titik
pantul ke antena penerima (Km) per frrekuensi dalam giga herts dikali d jarak antenna
Karena dalam analisis “propil lintasan” digunakan peta permukaan bumi yang
datar, maka diperlukan faktor koreksi terhadap ketinggian titik obstacle (halangan), yaitu
Dimana, k adalah faktro kelengkungan bumi dan h adalah perbedaan tinggi titik
tersebut, jika dinyatakan kurva bumi datar dengan kurva bumi dengan jari-jari efektif
pada sistem LOS harus mempunyai daerah bebas hambatan atau a clearance from the
abstacle minimum adalah 0,6 x jari-jari F1. Dengan formula menghitung clearance
clearance(m) = 0,6 F1 +
kuadrat dimana : d : diameter antena (m) : panjang gelombang (m) : efisiensi antena ,
0.6 – 0.9
dimana : Eb/No = energy bit per noise (dB) PRx= receive signal level (dBw) NF= noise
figure (dB)
bitrate: banyaknya bit yang diproses setiap detik oleh sebuah antenna ketika antenna
berproses. Biasanya satuan kilobit per detik kbps atau megabit mbps.
Perangkat pemancar PTx dimana mengeluarkan daya, maka PRx adalah perangkat
dihasilakan dari pengurangan level daya terima dan gain antenna pemancar danantena
penerima ditambah Lfs rugi-rugi ruang bebas (free space) (dB) Lb = rugi-rugi rangkaian
(RF branching network, transmission line, dan lain-lain) (dB) Lf = rugi-rugi antena
berupa tidak konstannya level penerimaan, sehingga level penerimaan akan bervariasi
naik turun sekitar harga tengahnya. Untuk mengatasi fading yang mempengaruhi
gelombang radio, maka dilakukan dengan menambah cadangan fading (fading margin)
dengan memperbesar daya pancar atau penguatan antenna. Hal ini dilakukan untuk
dihitung dari perbedaan level daya terima (pada kualitas sinyal/BER yang diinginkan)
fade margin dihasilkan dari penjumlahan nilai mutlak Pr = level daya terima (pada
kualitas sinyal / BER bit eror rate yang diinginkan) (dBm atau dBw) dan PTH = level
ambang batas (threshold) BER 10-3 (dBm atau dBw). Sedangkan untuk menghitung
umumnya Rhop 99,99%. Dimana d adalah Jarak antara Tx dan Rx (km), f adalah
diatas air, lapangan rata; 1 diatas lapangan biasa dan ¼ diatas lapangan sangat kasar,
normal, panas dan agak kering subtrofis umumnya = 1 8 ⁄ , dingin , untuk pegunungan
slide 27
A. Teknik Penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara menganalisis perencanaan system radio
microwave supaya memenuhi persyaratan LOS (light of sight) serta kehandalan system
radio supaya system dapat bekerja dengan baik.
B. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang terdiri dari data lapangan,
atmosfer, dan kondisi iklim yang dilewati sepanjang lintasan gelombang, serta
spesifikasi perangkat dan sistem komunikasi gelombang radio pada tabel 3.1 dan table
3.2.
C. Teknik Analisis
Studi ini memberikan analisis terhadap perencanaan dalam sistem telekomunikasi
gelombang mikro. Dimana pembahasannya menganalisis dan menjelaskan data sekunder dari
frekuensi kerja, dimensi dan efisiensi antena parabola dengan asumsi bumi datar sehingga
sistem radio dapat memenuhi persyaratan LOS dari penentuan tinggi antena dan daya pancar
serta diperoleh kehandalan sistemnya. Tahapan-tahapan analisis meliputi;(a)Penentuan
ketinggian antenna stasiun pemancar dan penerima, (b)Perhitungan dan perencanaan daya,
(c)Perhitungan fading margin dan kehandalan sistem radio.
Maka dari data dan perhitungan diatas dapat digambarkan lintasan dan topografi daerah seperti
diperlihatkan pada gambar. Dengan memperhatikan Gambar 9 tersebut, dan dengan konsep
kesebangunan dapat dihitung tinggi antena kedua stasiun dengan asumsi tinggi kedua antena sama
tan 𝜃 = =
tan 𝜃 = = =
permukaan tanah yang dipersyaratkan supaya stasiun X dan stasiun Y memenuhi syarat LOS
yaitu 35,788 meter dan dengan tinggi antena di kedua stasiun tersebut diperoleh sudut 𝜃 nya =
0.079°. Sudut ini merupakan sudut elevasi stasiun Y menuju stasiun X, sedangkan sudut elevasi
SLIDE 31-32
Menghitung daya terima, berdasarkan grafik Eb/No terhadap bit error rate menggunakan
sistem radio modulasi 16 QAM dan BER 10-6 diperoleh Eb/No = 24 dB dan dengan menggunakan
persamaan
Sehingga daya terima yang direncanakan – 67.838 dBm. Dari perhitungan daya terima
diperoleh daya terima lebih besar dibandingkan ambang batas minimum perangkat, sehingga
sistem radio layak beroperasi. Dengan nilai daya terima tersebut, diperoleh daya pancar P Tx
sebesar:
.
Pengaruh perencanaan daya pancar terhadap propagasi line of sight gelombang radio
dapat dipahami dengan cara mengetahui berapa free space LOS, feeder loss antara stasiun X dan
stasiun Y, gain antenna pemancar dan penerima, hingga daya terima penerima. Setelah analisis
seperti diatas didapatkan daya pancar sebesar 3,55 x 104 watt -4,488 dBm. Dimana nilai tersebut
telah sesuai dengan standar yang diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia Nomor. 34 Tahun 2015 mengenai Persyaratan Teknis Perangkat Komunikasi
Radio Microwave Link Titik ke Titik dengan Sistem Digital Hybrid yang menstandarkan daya
pancar ≤ 32 dBm.
slide 33
Berdasarkan perhitungan daya terima dan parameter sistem diketahui kuat sinyal minimum yang
ditangkap perangkat penerima PRth = -90 dBm decibel miliwatt, untuk cadangan daya atau fading
diperoleh :
R = 99,99999999%
16
Dengan fading margin 85,51 dB, diperoleh tingkat kehandalan sebesar 99,99999999%. Terlihat
bahwa nilai fading margin sistem radio lebih besar dari 30 dB dan kehandalan lebih besar dari
99,99%, maka sistem radio sangat baik dan layak untuk beroperasi.