Anda di halaman 1dari 5

4

Model Propagasi

Transmisi gelombang radio saat ini menjadi salah satu pembatas dalam pengembangan
komunikasi wireless. Jika sebelumnya jalur transmisi antara transmitter dan receiver hanyalah
berupa jalur langsung atau line-of-sight (LOS) sederhana, makin lama transmisi makin
kompleks dengan berbagai daerah yang dipenuhi gedung, bangunan, dan penghalang lain. Pada
komunikasi wireline bersifat statis dan dapat diperkirakan sebelumnya dengan mudah, tetapi
karakteristik saluran transmisi radio pada komunikasi wireless bersifat acak dan sangat sulit
dianalisis. Pemodelan saluran transmisi radio merupakan bagian tersulit dalam desai komunikasi
wireless, biasanya ditentukan secara statistik dan didapat dari pengukuran. Hasil analisis model
ini kemudia diterapkan untuk alokasi spektrum yang diinginkan pada komunikasi wireless.

Mekanisme perambatan gelombang elektromagnetik pada umumnya terdiri atas refraksi, difraksi
dan hamburan. Untuk sistem transmisi wireless yang beroperasi di daerah urban yang jarang
sekali terdapat jalur LOS antara transmitter dan receiver, serta dengan adanya gedung - gedung
yang tinggi akan menghasilkan rugi - rugi difraksi yang besar. ini disebabkan, sinyal yang
dikirimkan mengalami pantulan berkali - kali oleh objek yang berlainan dan gelombang akan
melintasi jalur yang berbeda dengan panjang lintasan yang berbeda pula. interaksi gelombang -
gelombang ini akan menimbulkan fading, mengakibatkan kuat sinyal yang diterima pada
receiver akan menurun sesuai pertambahan jarak transmitter dan receiver.

Model Propagasi
Model propagasi umumnya menjelaskan perkiraan rata-rata kuat sinyal yang diterima receiver
pada jarak tertentu dari transmitter. Model propagasi yang memperkirakan data tentang kuat
sinyal untuk jarak transmitter-receiver yang bervariasi yang berguna untuk memperkirakan
daerah cakupan radio transmitter, model disebut model propagasi skala besar (large scale).
Sementara model lain yang mengarakteristikkan fluktuasi yang cepat dari kuat sinyal yang
diterima oleh receiver pada jarak dan waktu yang sangat kecil (hanya beberapa λ dan detik)
disebut model propagasi skala kecil (small scale) atau fading. Fading terjadi karena sinyal yang
diterima merupakan penjumlahan semua sinyal yang berasal dari arah yang berbeda-beda. Akibat
dari fasa sinyal tersebut acak, maka sinyal yang menjauhi receiver maka sinyal yang diterima
akan turun, sehingga yang diamati adalah fading skala besar. Gambar 4.1 menunjukkan
propagasi fading skala kecil dan skala besar. Terlihat dari Gambar 4.1 bahwa sinyal mengalami
fading makin besar ketika jarak transmitter terhadap receiver makin jauh.

4.1 Model Propagasi Udara Bebas


Model propagasi udara bebas (free space) dipergunakan untuk memperkirakan kuat sinyal yang
diterima ketika antara transmitter dan receiver terdapat jalur LOS. Hal ini umum terjadi pada
kimunikasi satelit dan gekimbang mikro. Model propagasi udara bebas memperkirakan bahwa
sinyal yang diterima akan turun jika jarak diperbesar. Daya yang diterima

Model Propagasi
oleh antena receiver yang terpisah sejauh d dari transmitter diberikan oleh persamaan Friis free-
space sebagai berikut:

dimana Pt adalah daya yang dipancarkan, Gt dan Gr masing-masing adalah gain antena
transmitter dan receiver, L adalah faktor rugi-rugi (L > 1), dan λ adalah panjang gelombang.
Faktor rugi - rugi dipengaruhi oleh rugi - rugi antena, proses pemfilteran, dan rugi-rugu transmisi
pada sistem komunikasi. Harga L = 1 menyatakan bahwa tidak ada rugi-rugi pada perangkat
keras sistem komunikasi. Gain antena berhubungan dengan perubahan efektif dari Ae dinyatakan
sebagai

Beberapa parameter yang biasa digunakan dalam penentuan model propagasi yaitu:

1. Radio isotropik, yaitu antena ideal yang memancarkan daya yang sama besar dengan gain
yang tetap ke segala arah, dan umumnya digunakan sebagai antena referensi pada sistem
wireless.
2. Daya radiasi isotropik efektif atau effective isotropic radiated power (EIRP) yang
menyatakan daya maksimum yang diradiasikan transmitter pada arah gain antena yang
maksimum dibandingkan terhadap radiator isotropik. EIRP dinyatakan oleh

3. Effective radiated power (ERP) adalah perbandingan daya maksimum terhadap antena
dipole sengah gelembang. ERP ini lebih sering dipergunakan dari pada EIRP.
4. Rugi-rugi jalur transmisi (path loss) didefinisikan sebagai perbpedaan (dalam dB) antara
daya efektif yang ditransmisikan atau tidak pengaruh gain antena. Bila pengarug antena
diperhitungkan path loss yang dinyatakan sebagai

5. Bila pengaruh gain antena diabaikan dengan dengan membuat gain antena Gr = Gt = 1,
path loss dinyatakan sebagai

Model Propagasi
Model Friis ini hanya berlaku jika d berada pada daerah far-field dari antena pemancar. Daerag
ini disebut daerah Fraunhover dan didefinisikan sebagai daerah di luar 𝒅𝒇 yang dipengaruhi
dimensi linier terbesar dari antena pemancar dan panjang gelombang pembawa, yang dinyatakan
sebagai

Agar berada dalam daerah far-field, maka 𝒅𝒇 harus memenuhi:

Untuk menentukan daya yang diterima sejauh d (dimana d >> do) dapat dinyatakan sebagai

dimana Pr(do) adalah daya yang diterima pada jarak referensi do. Jarak referensi harus diilih
sedemikian rupa sehingga terletak dalam daerah far-field, sehungga do >> 𝒅𝒇 , dan do dipilih
kecil dibandingkan jarak sesungguhnya pada komunikasi bergerak. Jarak referensi do untuk
sistem yang sebenarnya dengan antena yang memiliki penguatan rendah pada 1 - 2 GHz
umumnya dipilih 1m dalam lingkungan tertutup dan 100m dalam lingkaran terbuka.

Pada ruang bebas kerapatan daya atau fluks 𝑷𝒅 dinyatakan oleh

dimana Rfs adalah impedansi intrinsik ruang bebas yang besarnya adalah ɳ = 120πΩ, dan E
menunjukkan besar radiasi medan listrik pada far-field. Dengan asumsi bahwa antena receiver
sebagai beban resistif (resistansi), maka antena penerima akan menginduksikan tegangan rms
pada penerima yang besarnya setengah dari tegangan pada rangkaian terbuka. Jika V adalah
tegangan rms pada input penerima, maka daya yang diterima dinyatakan sebagai

dimana Rant adalah resistansi antena penerima.

Model Propagasi
4.2 Mekanisme Propagasi Gelombang

Tiga mekanisme propagasi gelombang elektromagnetik dalam sistem komunikasi wireless


adalah reflection (pantulan), diffraction (difraksi), dan scattering (hamburan). Pantulan terjadi
ketika perambatan gelombang elektromagnetik mengenai objek yang ukurannya jauh lebih besar
dari panjang gelombang yang dipancarkan. Pantulan dapat terjadi pada permukaan tanah, gedung
serta tembok.

Difraksi terjadi pada saat gelombang yang dipancarkan dibelokkan oleh benda permukaan yang
memiliki sisi yang tajam. Gelombang - gelombang yang dihasilkan dari difraksi ini juga akan
mempengaruhi gelombang yang diterima, meskipun tidak terlihat halangan langsung. Pada
frekuensi tinggi, difraksi sangat tergantung pada bentuk objek.

Hamburan terjadi ketika medium yang dilewati gelombang terdiri dari benda-benda yang
ukurannya lebih kecil dibanding dengan panjang gelombangnya. Hamburan dihasilkan dari
permukaan yang kasar, benda kecil, atau ketidakteraturan dalam saluran transmisi. Pada
prakteknya, penunjuk jalan, lampu dan sebagainya akan menghasilkan hamburan pada
komunikasi bergerak.

Ketika suatu gelombang dipancarkan dari suatu medium ke medium lain maka gelombang
tersebut ketika sampai pada bidang batas sebagian akan ditransmisikan ke medium pertama dan
sebagian lagi akan diteruskan ke medium kedua. Jika bidangnya merupakan dielektrik sempurna,
maka sebagian energi diteruskan dan sebagian lagi dipantulkan tanpa ada energi yang hilang
terserap. Jika medium kedua merupakan penghantar yang sempurna, maka seluruh energi akan
dipantulkan kembali tanpa ada yang hilang.

Gambar 4.2 menunjukkan propagasi gelombang antara BS dan MS. Pada Gambar 4.2 terlihat
selain terdapat jalur LOS antara BS dan MS juga terdapat jalur pantulan permukaan tanah (2-ray).
Pantulan permukaan tanah seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.2 berguna untuk
memodelkam propagasi yang didasarkan pada geometri optik dan mempertimbangkan jalur
langsung dan jalur yang mengalami pantulan antara lemancar dan penerima. Model 2-ray ini
cukup tepat untuk memperkirakan kuat sinyal yang diterima oleh MS sejarak beberapa kilometer
dari antena BS dengan antena yang tinggi. Diasumsikan bahwa pantulan tanah adalah sempurna
(yaitu r = -1 dan Et = 0), diperoleh medan listrik total yang tiba di-receiver, 𝑬𝑻𝑶𝑻 , diberikan oleh

Model Propagasi

Anda mungkin juga menyukai