Anda di halaman 1dari 62

Propagasi Wireless & Large

Scale Fading
Sukiswo
sukiswo89@gmail.com

TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

Outline
Propagasi Wireless
Kanal ideal AWGN dan kanal propagasi

dalam realita
Faktor utama yang mempengaruhi
pemodelan kanal
Large Scale Fading
Metoda prediksi redaman propagasi populer

Propagasi Wireless
Pada komunikasi bergerak, sinyal yang diterima pada titik

penerima setelah melewati kanal kemungkinan besar


merupakan jumlah dari sinyal langsung dan sejumlah
sinyal terpantul dari berbagai obyek.
Pada komunikasi bergerak, refleksi bisa disebabkan oleh
beberapa hal berikut :
Permukaan tanah
Bangunan-bangunan
Obyek bergerak berupa kendaraan

TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

Propagasi Wireless
Gelombang pantul akan berubah magnitude dan fasanya,

tergantung dari koefisien refleksi, lintasannya, dan juga


tergantung pada sudut datangnya. Jadi, antara sinyal
langsung dan sinyal pantulan kan berbeda dalam hal :

Amplitudo, tergantung dari magnitude koefisien refleksi


Phasa, yang tergantung pada perubahan fasa refleksi serta pada
perbedaan jarak tempuh antara gelombang langsung dan
gelombang pantul

Kondisi terburuk terjadi saat gelombang langsung dan

gelombang pantul memiliki magnituda yang sama serta


berbeda fasa 180o. Pada kondisi yang demikian, terjadi
saling menghilangkan antara gelombang langsung dan
pantulnya (complete cancellation )

TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

Propagasi Wireless
Free Space Loss
Terdapat satu sinyal langsung (line of sight path) sangat mudah
memprediksi dengan free space formula

Reflection
Terdapat sinyal tak langsung datang ke receiver setelah mengalami
pantulan terhadap object. Mungkin terdapat banyak pantulan yang
berkontribusi terhadap besarnya delay.

Diffraction
Propagasi melewati object yang cukup besar seolah-olah
menghasilkan sumber sekunder, seperti puncak bukit dsb.

Scattering
Propagasi melewati object yang kecil dan/atau kasar yang
menyebabkan banyak pantulan untuk arah-arah yang berbeda.

Propagasi Wireless

TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

Radio Propagation Mechanisms

transmitter

R
S

D
receiver

R: Reflection
D: Diffraction
S: Scattering

Street

Building Blocks

Propagasi Wireless
Pentingnya memahami karakteristik kanal propagasi
Untuk menentukan desain sinyal yang paling tepat (source dan

channel coding, serta modulasi)


Untuk

mengembangkan teknologi-teknologi
pentransmisian dan penerimaan sinyal

baru

dalam

Dalam komunikasi multiuser, skema akses kanal harus dilakukan

dengan seefisien mungkin.


Pada sistem seluler, cakupan sinyal diinginkan dihitung dengan

seakurat mungkin karena daya berlebih akan menghasilkan


interferensi yang juga berlebihan.
Di dalam sistem seluler juga, level terendah yang diijinkan harus

ditentukan untuk menjaga koneksi komunikasi dari sel ke sel.


TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

Model Kanal
Ideal Channel
Ideal channel

detection

Transmitted bit
AWGN

Kanal Ideal meloloskan semua spektrum sinyal tanpa distorsi (dikatakan


BW kanal terhingga, respon frekuensi flat untuk semua frekuensi)
Pelemahan dan error hanya disebabkan oleh AWGN (Additive White
Gaussian Noise).
Sinyal terima adalah besaran deterministik dengan menggunakan statistikstatistik dari AWGN (terdistribusi Gaussian)

Model Kanal
Kanal Real (Physical Channel) :
detection

Transmitted bit

Physical
Channel
AWGN

Kanal fisik selalu memiliki bandwidth yang terbatas


Hanya komponen yang signifikan dari spektrum sinyal yang
diloloskan melewati kanal terjadi Distorsi
Bandwidth sinyal harus lebih kecil atau sama dengan bandwidth kanal
agar relatif tidak terjadi distorsi
Pertanyaannya sekarang : Bagaimana membuat BW sinyal lebih
kecil dari BW kanal ??

Pengaruh Propagasi
Efek propagasi multipath pada kanal wireless mobile

adalah:
Large scale fading Large scale path loss
Small scale propagation
Fading didefinisikan sebagai fluktuasi daya di penerima
karena pengaruh propagasi radio

Large scale path loss


Large attenuation dalam rata-rata
Daya sinyal terima menurun berbanding terbalik
dengan pangkat- terhadap jarak , dimana umumnya 2
< < 5 (untuk komunikasi bergerak). disebut
Mean Pathloss Exponent
Sebagai dasar untuk metoda prediksi pathloss
TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

12

Pengaruh Propagasi
Small scale
Flukstuasi sinyal yang cepat disekitar nilai rata-rata
(large scale) - nya
Doppler spread berhubungan dengan kecepatan fading
(fading rate)
Penyebaran waktu berhubungan dengan perbedaan
delay waktu kedatangan masing-masing sinyal
multipath.

TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

13

Fading
Karena perilaku sinyal
pada kanal multipath
adalah acak, maka
analisis fading
menggunakan analisis
probabilitas stokastik

F a d in g

L a r g e S c a le F a d in g
T e rd is trib u s i
L o g n o rm al
S m a ll S c a le F a d in g

T e rd is trib u s i R a y le ig h / R ic ia n

Fading terjadi karena


interferensi atau
superposisi gelombang
multipath yang memiliki
amplitudo dan fasa yang
berbeda-beda

Distorsi
Sinyal multipath juga akan menyebabkan distorsi sinyal /

cacat sinyal.
Problem ini secara khusus berkaitan dengan bandwidth
sinyal yang digunakan dalam komunikasi mobile, dan juga
karena respon pulsa yang berbeda dari sinyal multipath

TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

16

Distorsi
t
D ir e c t W a v e
t

C h a n n e l P u ls e
R esponse

R e f le c t e d W a v e

R e s u lt a n t

C h a n n e l F re q u e n c y R e s p o n s e
N a rro w b a n d
C hannel

W id e b a n d
C hannel

R x Level

E q u a l le v e l m a in & r e f le c t e d p a t h
L o w e r le v e l r e f le c t e d p a t h
F re q u e n c y

TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

17

Large Scale Fading


K u a t s in y a l ( d B )

J a ra k

Definisi : local mean ( time averaged ) dari variasi sinyal


Large Scale Fading disebabkan karena akibat keberadaan obyekobyek pemantul serta penghalang pada kanal propagasi serta
pengaruh kontur bumi, menghasilkan perubahan sinyal dalam hal
energi, fasa, serta delay waktu yang bersifat random.
Sesuai namanya, large scale fading memberikan representasi
rata-rata daya sinyal terima dalam suatu daerah yang luas.
Statistik dari large scale fading memberikan cara perhitungan
untuk estimasi pathloss sebagai fungsi jarak.

MULTIPATH FADING

Pengaruh multipath fading terhadap level sinyal terima adalah dapat


menguatkan ataupun melemahkan tergantung phasa dari sinyal
resultan masing-masing path.

C
A
D

Transmitter

Receiver

A: direct path
B: reflection
C: diffraction
D: scattering
TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

19

MULTIPATH FADING
Level Daya di penerima
PR

PR_thres

TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

21

Pengaruh Multipath
Lingkungan kanal radio mobile ( indoor / outdoor )

seringkali tidak terdapat lintasan gelombang langsung


antara Tx dan Rx, sedemikian daya terima adalah
superposisi dari banyak komponen gelombang pantul
masing-masing memiliki amplitudo dan fasa saling
independen.
Multipath dalam kanal radio menyebabkan :
Perubahan yang cepat dari amplituda kuat sinyal
Modulasi frekuensi random berkaitan dengan
Doppler pada sinyal multipath yang berbeda-beda
Dispersi waktu (echo) yang disebabkan oleh
propagasi multipath

TeknikTelekomunikasi Seluler, Sukiswo ST, MT

efek
delay

22

Multipath Fading , atau Short Term


Fading
Lingkungan kanal radio mobile ( indoor / outdoor )
seringkali tidak terdapat lintasan gelombang
langsung antara Tx dan Rx, sedemikian daya terima
adalah superposisi dari banyak komponen
gelombang pantul masing-masing memiliki
amplitudo
dan
fasa kanal
saling independen
Multipath
dalam
radio menyebabkan :
Perubahan yang cepat dari amplituda kuat
sinyal
Modulasi frekuensi random berkaitan
dengan efek Doppler pada sinyal multipath
yang berbeda-beda
Dispersi waktu (echo) yang disebabkan oleh
delay propagasi multipath

K u a t

s in y a l ( d B )

J a r a k

Definisi : local mean ( time averaged ) dari variasi sinyal


Large Scale Fading disebabkan karena akibat keberadaan obyek-obyek
pemantul serta penghalang pada kanal propagasi serta pengaruh
kontur bumi, menghasilkan perubahan sinyal dalam hal energi, fasa,
serta delay waktu yang bersifat random.
Sesuai namanya, large scale fading memberikan representasi rata-rata
daya sinyal terima dalam suatu daerah yang luas.
Statistik dari large scale fading memberikan cara perhitungan untuk
estimasi pathloss sebagai fungsi jarak.

Fading Margin
Fading margin depends upon target availability of the
link/ coverage.
Greater availability requires larger fading margin.

K u a t s in y a l ( d B ) s e t e la h
d it a m b a h f a d in g m a r g in ( F M )

T h e s h o ld

FM

Fading Margin
Probability Distribution Function (PDF) dari suatu
variabel random yang terdistribusi lognormal
dinyatakan sbb :
( m m ) 22
( m 2m )

22m2m

11
pp((m
ee
m))
mm 22
Dengan,

m
m
= normal random variabel kuat sinyal
(dBm)
= rata-rata (mean) kuat sinyal (dBm)
m
= standar deviasi

Free Space Prop. Model


Isotropic antenna: power is distributed

homogeneously over surface area of a sphere.

Received power is power through effective antenna


surface over total surface area of a sphere of radius

Free Space Prop. Model


The power density w at distance d is
w

PT
4d 2

where PT is the transmit power.


The received power is

PR

A P
2 T
4 d

with A the `antenna aperture' or


the effective receiving surface area.

Free Space Prop. Model


The antenna gain GR is related

to the aperture A according to

G R 4 A
2

Thus the received signal

power is

P R = PT G R
4 4 d 2

Received power decreases with distance,PR :: d-2


Received power decreases with frequency, PR :: f
Cellular radio planning: Path Loss in dB:
Lfs = 32.44 + 20 log f (MHz) + 20 log d (km)

-2

Ground Reflection
Waves travelling over land interact with the earth's
surface.

Norton: For propagation over a plane earth,

j
j
E i = E 0i 1+ Rc e + ( 1 - Rc ) F( ) e + ,

where
Rc

is the reflection coefficient,

E0i

is the theoretical field strength for free space

F(.)
D

is the (complex) surface wave attenuation


is the phase difference between direct and

Ground Reflection
Bullington:
Three Components of Received Electric Field:
direct line-of-sight wave +
wave reflected from the earth's surface +
a surface wave.
Space wave:
the (phasor) sum of the direct wave, and
the ground-reflected wave

Ground Reflection
Two-ray Model

Ground Reflection

Reflection & Diffraction


Reflection coefficient
Amplitude and phase depend on:
Frequency
Properties of surface (s, m, e)
Horizontal, vertical polarization
Angle of incidence (thus, antenna height)

Reflection & Diffraction


The diffraction parameter v is
defined as where
hm is the height of the obstacle,
and
dt is distance transmitter obstacle
dr is distance receiver obstacle
The diffraction loss Ld, expressed
in dB, is approximated by

v hm

2 1
1
+ ,

dt dr

6 9v 127
. v2
Ld
13 20 log v

0 v 2.4
v 2.4

Long distance path loss model


The average large-scale

path loss for an arbitrary


T-R separation is
expressed as a function
of distance by using a
path loss exponent n:

The value of n depends


on the propagation
environment: for free
space it is 2; when
obstructions are present
it has a larger value.

PL(d ) (

d n
)
d0

d
PL(dB) PL(d 0 ) 10n log( )
d0

Equation 11
PL(d ) denotes the average large - scale path loss
at a distance d (denoted in dB)

Path Loss Exponent for Different


Environments
Environment
Free space

Path Loss Exponent,


n
2

Urban area cellular radio

2.7 to 3.5

Shadowed urban cellular


radio

3 to 5

In building line-of-sight

1.6 to 1.8

Obstructed in building

4 to 6

Obstructed in factories

2 to 3

LEE PATH LOSS PREDICTION MODEL


Dalam persamaan linear, dinyatakan :

ro = 1mil

Pro

= 1,6 km

Pr Pro .
r
o

Pr

.
f
o

. o

Dalam persamaan logaritmik (dB), dinyatakan :

r
f
Pr Pro .10 log n.10 log o
ro
fo

Pr = Daya terima pada jarak r dari transmitter


Pro = Daya terima pada jarak ro = 1 mill dari transmitter
Y = Slope / kemiringan Path Loss
n = Faktor koreksi, digunakan apabila ada perbedaan frekuensi antara kondisi
saat eksperimen dengan kondisi sebenarnya.
ao = Faktor koreksi, digunakan apabila ada perbedaan keadaan antara kondisi
saat eksperimen dengan kondisi sebenarnya.

Kondisi saat eksperimen dilakukan,


1. Operating Frequency = 900 MHz.
2. RBS antenna = 30.48 m
3. MS antenna = 3 m
4. RF Tx Power = 10 watt
5. RBS antenna Gain = 6 dB over dipole l/2.
6. MS antenna Gain = 0 dB over dipole l/2.

Metoda Pengukuran dgn Regresi


Pilih beberapa lokasi

berjarak d1 dan
lakukan pengukuran
path loss
Ulangi untuk d2 and
d3 , dst
Plot nilai mean

pathloss sebagai
fungsi jarak

d1

d2
d3

Cell
site
(Tx)

Pengukuran Pathloss
Hasil pengukuran sinyal dapat sebagai berikut :
2 wavelength

Range jarak pengukuran optimal umumnya pada sekitar 2


karena jika jaraknya terlalu dekat mungkin tidak
memberikan harga rata-rata (mean value), sedangkan jika
range jarak pengukuran terlalu jauh mungkin akan
keluar dari nilai large scale realnya ( nilai mungkin
sudah berubah)
Jumlah sample pengukuran adalah > 36 sample untuk
mendapatkan interval tingkat keyakinan 90%

Mendapatkan Mean dan Standar Deviasi

Path loss [dB]

Pengukuran biasa
dilakukan untuk beberapa
tipe daerah: Urban,
suburban, dan open area 85
Catat bahwa pengukuran
pada radius konstan dari 79
BTS dapat menghasilkan
75
pathloss yang berbeda
Dengan regresi linear kita
bisa mendapatkan trend
mean pathloss dan
standar deviasi disekitar
nilai rata-rata
Contoh untuk urban : path
loss
Slope = 33.2
dB/decade and

x
x

urban

x
x

x x

#
#

o
# open #
#

o suburban
o

o o

x x

x
x

Distance d
[km]

Anda mungkin juga menyukai