Anda di halaman 1dari 16

PENGARUH JARAK TERHADAP

REDAMAN RUANG
-Antena & Propagasi-

Dosen Pembimbing:
Citra Devi Murdaningtyas, S.T., M.T.

Disusun oleh:
Faiz Nursy Aini
(4103191013)
Kelas:
2-D3 Teknologi Multimedia Broadcasting A

TEKNOLOGI MELTIMEDIA BROADCASTING


POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
2021
I. TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah mahasiswa mampu mengukur redaman ruang dari setiap
access point yang ada dengan jarak yang berbeda
II. DASAR TEORI

Pengertian Antena

Antena adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi gelombang
elektromagnetik kemudian memancarkannya ke ruang bebas atau sebaliknya yaitu menangkap
gelombang elektromagnetik dari ruang bebas dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Antena
juga tergolong sebagai Transduser karena dapat mengubah suatu bentuk energi ke bentuk
energi lainnya.

Antena merupakan salah satu komponen atau elemen terpenting dalam suatu rangkaian
dan perangkat Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi Radio ataupun gelombang
Elektromagnetik. Perangkat Elektronika tersebut diantaranya adalah Perangkat Komunikasi
yang sifatnya tanpa kabel atau wireless seperti Radio, Televisi, Radar, Ponsel, Wi-Fi, GPS dan
juga Bluetooth. Antena diperlukan baik bagi perangkat yang menerima sinyal maupun
perangkat yang memancarkan sinyal. Dalam bahasa Inggris, Antena disebut juga dengan
Aerial.

Pengertian Propagasi

Propagasi adalah rambatan gelombang microwave melalui udara dari antenna


pemancar ke antena penerima yang jaraknya bisa mencapai ribuan kilometer.Media
perambatan atau biasa juga disebut saluran transmisi gelombang dapat berupa fisik yaitu
sepasang kawat konduktor, kabel koaksial dan berupa non fisik yaitu gelombang radio atau
sinar laser.
Microwave (gelombang mikro) merupakan pengiriman sinyal radio dengan frekuensi
sangat tinggi pada dua buah relay station (stasiun pengulang) yang terlihat (tidak terhalang)
satu sama lain. Pada gelombang mikro, kisaran frekuensi adalah dari 1 GHz sampai 300 GHz.
Propagasi/perambatan gelombang pada kisaran frekuensi ini adalah propagasi line of sight
(LOS). Oleh karena itu antena microwave umumnya diletakkan diatas gedung, tower, atau
puncak bukit/gunung. Jarak antara kedua stasiun dapat mencapai 30 mil (tergantung
lengkungan bumi), dan dapat mengirimkan data 10 kali lebih besar kabel biasa tanpa perlu
memikirkan cara menanam kabel atau memasangnya dengan tiang sehingga dapat terhubung
lebih cepat. Namun demikian microwave rentan terhadap cuaca seperti hujan deras maupun
badai salju.
Propagasi gelombang radio melalui hujan, kabut dan salju akan mengalami pelemahan
karena penyerapan daya pada saat terjadi rugu-rugi daya dielektrik yang disebabkan oleh air.
Juga terdapat rugi-rugi pada saat gelombang transmisi langsung akibat adanya penghamburan
energi keluar oleh titik-titik hujan, kabut dan salju. Rugi-rugi penghamburan biasanya relatif
kecil daripada rugi-rugi penyerapan. Satelite, merupakan pengiriman radio frekuensi
menggunakan satelit. Mirip dengan microwave yang 2 buah titik yang saling terlihat, namun
karena titik pertama berada di satelit maka coverage area nya dapat mencapai 30% permukaan
bumi. Teknologi satelit antara lain dimanfaatkan pada Global Positioning System (GPS) untuk
menetapkan posisi suatu tempat dimana terdapat alat GPS tersebut. GPS ini didukung oleh 24
satelit orbit rendah (ketinggian 10.900 mil) dimana posisi sebuah alat GPS akan ditentukan
oleh 3 buah satelit sehingga akurasi nya mencapai 50 feet. Infrared, merupakan pancaran sinar
infra merah yang tidak terlihat mata telanjang. Media ini mampu menyalurkan data sangat
besar, tanpa terganggu oleh elektromagnetik. Hanya saja infrared terpengaruh pada kabut,
asap, debu, hujan, serta hubungan setiap unit harus terlihat satu sama lain.

Jika gelombang mikro diserap oleh sebuah benda, maka akan muncul efek pemanasan
pada benda itu. Jika makanan menyerap radiasi gelombang mikro, maka makanan menjadi
panas dalam selang waktu yang sangat singkat. Proses inilah yang dimanfaatkan dalam
microwave oven untuk memasak makanan dengan cepat dan ekonomis. Gelombang mikro
juga dimanfaatkan pada pesawat RADAR (Radio Detection and Ranging). RADAR berarti
mencari dan menentukan jejak sebuah benda dengan menggunakan gelombang mikro. Pesawat
radar memanfaatkan sifat pemantulan gelombang mikro. Karena cepat rambat gelombang
elektromagnetik c = 3 x 108 m/s, maka dengan mengamati selang waktu antara pemancaran
dengan penerimaan. Penerapan gelombang mikro terdapat pada Resonansi Spin Elektron
(Electron Spin Resonance, ESR) dan Satelit Komunikasi.

Redaman
Redaman propagasi (pathloss) merupakan efek dari turunnya level daya sinyal akibat
menempuh jarak tertentu. Dilansir dari pakarkomunikasi.com, redaman, atenuasi, atau yang
biasa disebut juga dengan roll off adalah peristiwa di mana sinyal mengalami pelemahan
selama melewati kabel atau kawat. Hal ini dikarenakan gelombang sinyal berubah bentuk
selama mengalir melalui kawat. Atenuasi dapat dipengaruhi oleh fungsi dan panjang kabel.
Apabila kabel terlalu jauh, sinyal dapat mengalami penurunan kualitas. Lemahnya
sinyal ketika sampai pada stasiun penerima akan membuat sinyal sulit untuk diintepretasikan
dan dapat mengakibatkan kegagalan komunikasi. Selain diakibatkan oleh jauhnya jarak yang
ditempuh, atenuasi juga dapat disebabkan oleh peningkatan frekuensi sinyal selama melewati
saluran.
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa redaman
merupakan salah satu jenis gangguan transmisi pada kanal. Atenuasi atau redaman adalah
proses terjadinya pengurangan daya pada sinyal akibat pengaruh alami, yaitu akibat jarak yang
ditempuh oleh sinyal. Semakin jauh jarak yang ditempuh, akan semakin besar redamannya.
Redaman dapat terjadi tidak hanya pada komunikasi wireless (nirkabel), tetapi juga pada
komunikasi wired (dengan perantara kabel).

Faktor-faktor Penyebab Redaman


1. Attenuation pada fiber optik disebabkan oleh absorbsi, hamburan atau scattering, dan
bending.
2. Attenuation pada transmisi menggunakan kabel disebabkan oleh tahanan kabel. Tahanan
dari suatu bahan bergantung pada panjang, luas penampang, dan jenis bahan tersebut.
3. Noise adalah sinyal yang memiliki daya tetapi tidak diharapkan keberadaannya, karena
mengganggu. Penyebab noise adalah pengaruh alam (badai, lembab, suhu udara, dan
komponen elektrik/manusia)

PERHITUNGAN LINK BUDGET


Perhitungan link budget merupakan perhitungan level daya yang dilakukan untuk
memastikan bahwa level daya penerimaan lebih besar atau sama dengan level daya threshold
(RSL ≥ Rth). Tujuannya untuk menjaga keseimbangan gain dan loss guna mencapai SNR
yang diinginkan di receiver. Sehingga jarak maksimum antara transmitter dan receiver dapat
bekerja dengan baik dapat ditentukan. Parameter-parameter yang mempengaruhi kondisi
propagasi suatu kanal wireless adalah sebagai berikut :

– Lingkungan propagasi
Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi gelombang radio. Gelombang radio dapat
diredam, dipantulkan, atau dipengaruhi oleh noise dan interferensi. Tingkat peredaman
tergantung frekuensi, dimana semakin tinggi frekuensi redaman juga semakin besar.
Parameter yang memengaruhi kondisi propagasi yaitu rugi-rugi propagasi, fading, delay
spread, noise, dan interferensi.

– Rugi-rugi Propagasi
Perambatan gelombang radio di ruang bebas dari stasiun pemancar ke stasiun penerima
akan mengalami penyebaran energi di sepanjang lintasannya, yang mengakibatkan
kehilangan energi yang disebut rugi (redaman) propagasi. Rugi propagasi adalah
akumulasi dari redaman saluran transmisi, redaman ruang bebas(free space loss), redaman
oleh gas (atmosfer), dan redaman hujan.

Redaman saluran transmisi


Redaman saluran transmisi ditentukan oleh loss feeder dan branching. Redaman
feeder terjadi karena hilangnya daya sinyal sepanjang feeder, sehingga redaman feeder
identik dengan panjang dari feeder tersebut. Sedangkan redaman branching terjadi pada
percabangan antara perangkat transmisi radio Tx/Rx.

Redaman ruang bebas (free space loss)


Redaman ruang bebas merupakan redaman sinyal yang terjadi akibat dari media udara
yang dilalui oleh gelombang radio antara pemancar dan penerima perambatan gelombang
radio di ruang bebas akan menghalangi penyebaran energi di sepanjang lintasannya sehingga
terjadi kehilangan energi.
Dimana Gt dan Gr adalah gain antena pemancar dan antena penerima. Jika dikonversikan ke
dB, persamaan diatas menjadi:

Dimana redaman lintasan di ruang bebas (free space loss) yaitu:

dan kombinasi dari P dan Gt disebut Effective Isotropic Radiated Power (EIRP). Sehingga
redaman ruang bebas dapat dituliskan sebagai:

Sehingga, untuk mengetahui kondisi point to point dengan saluran transmisi, maka
perhitungan redaman ruang bebasnya menjadi sebagai berikut:

dimana:
f = frekuensi kerja (GHz) d =
panjang lintasan propagasi (Km)

Redaman oleh gas (atmosfer)


Pada prinsipnya gas-gas di atmosfer akan menyerap sebagian dari energi gelombang
radio, dimana pengaruhnya tergantung pada frekuensi gelombang, tekanan udara dan
temperatur udara. Pengaruh redaman paling besar berasal dari penyerapan energi oleh O2 dan
H2O, sedangkan pengaruh penyerapan gelombang radio oleh gas-gas seperti CO, NO, N2O,
NO2, SO3, O3 dan gas lainnya dapat diabaikan. Untuk sistem transmisi yang beroperasi pada
frekuensi kerja di bawah 10 GHz, redaman gas atmosfer dapat diabaikan karena kecil
pengaruhnya, akan tetapi untuk frekuensi di atas 10 GHz, redaman gas atmosfer perlu
diperhitungkan.

Redaman hujan
Tetes-tetes hujan menyebabkan penghamburan dan penyerapan energi gelombang
radio yang akan menghasilkan redaman yang disebut redaman hujan. Besarnya redaman
tergantung pada besarnya curah hujan. Redaman hujan mulai terasa pengaruhnya pada
frekuensi diatas 10 GHz. Redaman hujan tidak dapat ditentukan secara pasti tetapi ditentukan
secara statistik. Untuk menentukan redaman yang diakibatkan oleh hujan pada suatu site
dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Redaman Spesifik
Redaman spesifik didefinisikan sebagai besarnya redaman oleh hujan per satuan
panjang lintasan efektif (dB/Km), dan dirumuskan sebagai berikut:
Dimana:
γ = redaman hujan spesifik (dB/Km)
R = banyaknya curah hujan untuk daerah tertentu (mm/jam)
Besarnya a dan b merupakan fungsi dari frekuensi, polarisasi dan suhu curah hujan.

Redaman hujan efektif


Pada lintasan propagasi gelombang radio tidak selamanya terjadi hujan, sehingga
redaman hujan efektif dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Kekuatan Sinyal (Signal Strength)


Pengukuran kekuatan sinyal dapat dikatakan bahwa semakin kuat sinyal maka semakin
baik konektivitasnya, sinyal pada wifi router maupun hotspot ponsel ditunjukan dengan
besaran dBm. Rentang kuat sinyal yaitu antara -10 dBm sampai kurang lebih lebih -99 dBm
yang dimana semakin nilai nya mendekati 0 maka semakin besar kekuatan sinyal nya.

III. PERALATAN YANG DIGUNAKAN


Berikut adalah peralatan-peralatan yang digunakan sebagai penunjang dalam
pengerjaan praktikum ini.
No. Keterangan Fungsi Dokumentasi

1. Ponsel Sebagai router penyedia jaringan


atau access point (hotspot)

2. Laptop Sebagai media penerima sinyal dan


pengukur kekuatan sinyal
3. Software WiFi Sebagai alat pengukuran sinyal
Analyzer

4. Meteran 3 Meter Sebagai penghitung jarak dekat

IV. LANGKAH-LANGKAH PRAKTIKUM


Pada praktikum kali ini, akan dilakukan pengukuran kekuatan sinyal dengan pengaruh
jarak terhadap redaman ruang. Jarak yang dihitung mulai dari 0 sampai 5 meter dengan jarak
masing-masing perpindahan 25 cm. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Nyalakan hotspot pada ponsel, kemudian koneksikan ponsel ke WiFi hotspot agar dapat
menyambungkan sinyal!
2. Taruh ponsel tersebut ke tempat yang ditentukan agar menjadi access point
3. Buka aplikasi wifi analyzer pada laptop!
4. Koneksikan laptop melalui wifi yang kemudian akan tersambung dengan hostpot Hp yang
tadi sudah dinyalakan!
5. Hitunglah jarak sesuai dengan yang diinginkan menggunakan meteran (seperti jarak 0
meter sampai 5 meter dengan selang jarak 25 cm)!
6. Kemudian pada setiap perhitungan jarak dalam selang 25 cm, lihatlah hasil yang di dapat
pada wifi analyzer!
7. Catat data hasil pengukuran dan Hitunglah redaman yang dialami sinyal menggunakan
data kekuatan sinyal yang sudah di peroleh dengan rumus [a = a0-an]!

V. TABEL DATA HASIL PENGUKURAN


Pengukuran kekuataan sinyal dilakukan dengan menggunakan alat dan mengikuti
langkah praktikum yang ada, sehingga hasil data yang didapat dituliskan pada tabel secara
rinci dan jelas. Pendataan hasil pengukuran kekuatan sinyal menggunakan WiFi Analyzer
dituliskan dalam bentuk data tabel dengan beberapa poin yaitu titik jarak pengukuran,
banyak BAR sinyal, kecepatan sinyal, kekuatan sinyal dan redaman.
No. Jarak BAR Kecepatan Kekuatan Redaman Ruang
Sinyal (Mbps) Sinyal (dBm) (dBm)
(cm)
[a = a0 - an]
1. 0 4 72 -21 0
2. 25 4 72 -27 6
3. 50 4 72 -29 8
4. 75 4 72 -35 14
5. 100 4 72 -37 16
6. 125 4 72 -39 18
7. 150 4 72 -40 19
8. 175 4 72 -42 21
9. 200 4 72 -43 22
10. 225 4 72 -46 25
11. 250 4 72 -49 28
12. 275 4 72 -50 29
13. 300 4 72 -51 30
14. 325 4 72 -52 31
15. 350 4 72 -54 33
16. 375 4 72 -56 35
17. 400 4 72 -59 38
18. 425 4 72 -62 41
19. 450 4 72 -63 42
20. 475 4 72 -66 45
21. 500 4 72 -67 46

VI. ANALISIS DATA HASIL PENGUKURAN

- Kecepatan Sinyal
Dari data tabel pengukuran, terlihat bahwa pada jarak 0 – 5 meter kecepatan sinyal yang
diterima oleh receiver atau penerima sinyal stabil. Hal ini berarti kecepatan sinyal dari
access point ke penerima sinyal tidak mengalami perubahan dalam kecepatan sinyalnya
yaitu 72 Mbps. Ini mungkin saja terjadi karena kecepatan sinyal yang diterima memang
masih dalam jangkauan access point sehingga tidak mengalami perubahan kecepatan
sinyal.

- Sinyal BAR
Dari data tabel pengukuran, terlihat bahwa sinyal bar pada jarak 0 – 5 meter tidak
mengalami perubahan. Sinyal bar berkaitan erat dengan kecepatan sinyal. Dikarenakan
tidak adanya perubahan kecepatan sinyal atau kecepatan sinyal selalu stabil, sinyal bar
yang dihasilkan pun juga tetap stabil yaitu 4 BAR sinyal.
- Kekuatan Sinyal
Dari data tabel pengukuran, terlihat bahwa pada jarak 0 – 5 meter kekuatan sinyal selalu
berkurang disetiap perubahan jaraknya. Dari jarak 25 cm pun kekuatan sinyal sudah
terlihat berbeda yaitu -27 dBm. Rata-rata pada setiap perubahan jaraknya mengalami
penurunan kekuatan sinyal antara 1 – 3 dBm. Jadi, semakin jauh jarak antara access point
dengan penerima sinyal, semakin lemah pula kekuatan sinyalnya.

- Redaman Ruang
Hasil nilai redaman ruang didapat dari selisih kuat sinyal. Dari data tabel pengukuran,
terlihat bahwa pada jarak 0 – 5 meter redaman ruang yang terjadi selalu konstan. Pada
setiap perubahan jarak hasil nilai redaman semakin besar. Hal ini terjadi karena tidak ada
penghalang antara access point dengan penerima sinyal disaat melakukan pengukuran.
Selain itu juga, karena kuat sinyal semakin lemah, maka redaman ruang yang terjadi pun
semakin besar pula. Hal ini dikarenakan kuat sinyal berbanding terbalik dengan nilai
redaman ruang. Jadi semakin jauh jarak penerima sinyal dengan access point, maka akan
semakin besar pula redaman ruang yang terjadi.

VII. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Analisa yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa

• Hasil yang didapat dari pengukuran terlihat konstan, redaman yang diperoleh semakin
besar tanpa adanya penurunan. Ini disebabkan karena tidak ada nya penghalang atau
obstacle sehingga redaman yang terjadi pun tetap stabil.
• Redaman ruang berpengaruh terhadap jarak antara penerima sinyal dengan access
point. Semakin jauh jarak penerima sinyal dengan access point, semakin besar pula
redaman ruang yang terjadi.
• Selain itu,lemah kuatnya kuat sinyal juga dipengaruhi oleh jarak antara penerima
sinyal dan access point. Semakin jauh jaraknyanya, semakin lemah pula kuat
sinyalnya.

VIII. REFERENSI
PENGERTIAN ANTENA
PENGERTIAN PROPAGASI
GELOMBANG MICRO
FAKTOR PENYEBAB REDAMAN
KARATERISTIKN REDAMAN
ANALISIS RATA-RATA LINTASAN REDAMAN

IX. LAMPIRAN
(Terlampir)
LAMPIRAN
Lampiran 1. Denah Rumah Berdasarkan Access Point
Lampiran 2. Dokumentasi Kekuatan sinyal dengan Wifi Analyzer

No. Jarak Pengukuran Sinyal


(cm)
1. 0

2. 25

3. 50
4. 75

5. 100

6. 125

7. 150
8. 175

9. 200

10. 225

11. 250
12. 275

13. 300

14. 325

15. 350
16. 375

17. 400

18. 425

19. 450
20. 475

21. 500

Lampiran 3. Dokumentasi Pengukuran Jarak

Anda mungkin juga menyukai