Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM ANTENA

DAN PROPAGASI

Nama : Atika Nasywa As Salma/5121522004

Dosen Pengampu : Citra Devi Murdaningtyas S.T., MT.

Program Studi Diploma III Multimedia Broadcasting

Mata Kuliah Praktikum Antena dan Propagasi

2023-2024
I. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk menghitung
nilai redaman ruang pada antena.

II. Peralatan
 Dua unit handphone
 Unit komputer beserta Operating System Windows.
 Software Wifi Router Master & Analyzer

III. Dasar Teori


 Propagasi sinyal: adalah proses perambatan gelombang radio dari antena
pemancar sampai ke antena penerima. Redaman propagasi merupakan salah satu
parameter penting untuk menentukan power transmit dan coverage dari suatu
site.
 Antena didefinisikan sebagai perangkat yang biasanya terbuat dari logam
(sebagai tongkat atau kawat) untuk memancarkan dan menerima gelombang
radio. Antena adalah komponen utama dalam sistem WLAN. Antena bekerja
dengan memancarkan gelombang elektromagnetik dalam arah radial yang
terkoordinasi . Tipe antena menurut pancaran radiasinya dibagi menjadi dua tipe
yaitu directional dan omnidirectional/non-directional
 Hotspot: Hotspot adalah lokasi fisik tempat orang dapat mengakses Internet,
biasanya menggunakan Wi-Fi, melalui jaringan area lokal nirkabel (WLAN)
dengan router yang terhubung ke penyedia layanan Internet (ISP). Kebanyakan
orang menyebut lokasi ini sebagai “hotspot Wi-Fi”atau “koneksi Wi-Fi”

 Redaman adalah proses terjadinya pengurangan daya pada sinyal akibat


pengaruh alam yaitu akibat jarak yang ditempuh oleh sinyal. Semakin jauh jarak
yang ditempuh semakin besar redaman-nya.

 Seperti kita ketahui, bahwa dalam pentransmisian sinyal informasi dari satu
tempat ke tempat lain dapat dilakukan melalui beberapa media, baik media fisik,
yang berupa kabel/kawat (wire) maupun media non-fisik (bukan kabel/kawat),
yang lebih dikenal dengan wireless, seperti halnya udara bebas Dengan beberapa
pertimbangan teknis dan terutama ekonomis, untuk komunikasi pentransmisian
gelombang dalam jarak yang jauh, akan lebih efisien apabila menggunakan udara
bebas sebagai media transmisinya. Hal ini memungkinkan karena gelombang
radio atau RF (radio frequency) akan diradiasikan oleh antena sebagai matching
device antara sistem pemancar dan udara bebas dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik. Gelombang ini merambat atau berpropagasi melalui udara dari
antena pemancar ke antena penerima yang jaraknya bisa mencapai beberapa
kilometer, bahkan ratusan sampai ribuan kilometer.

 Gelombang tanah (ground wave) adalah gelombang radio yang berpropagasi di


sepanjang permukaan bumi/tanah. Gelombang ini sering disebut dengan
gelombang permukaan (surface wave). Untuk berkomunikasi dengan
menggunakan media gelombang tanah, maka gelombang harus terpolarisasi
secara vertikal, karena bumi akan menghubung-singkatkan medan listriknya bila
berpolarisasi horisontal. erubahan kadar air mempunyai pengaruh yang besar
terhadap gelombang tanah.

 Redaman gelombang tanah berbanding lurus terhadap impedansi permukaan


tanah. Impedansi ini merupakan fungsi dari konduktivitas dan frekuensi. Jika
bumi mempunyai konduktivitas yang tinggi, maka redaman (penyerapan energi
gelombang) akan berkurang. Dengan demikian, propagasi gelombang tanah di
atas air, terutama air garam (air laut) jauh lebih baik dari pada di tanah kering
(berkonduktivitas rendah), seperti padang pasir. Rugi-rugi (redaman) tanah akan
meningkat dengan cepat dengan semakin besarnya frekuensi. Karena alasan
tersebut, gelombang tanah sangat tidak efektif pada frekuensi di atas 2 MHz.

 Namun demikian, gelombang tanah sangat handal bagi hubungan komunikasi.


Penerimaan gelombang tidak terpengaruh oleh perubahan harian maupun
musiman, sebagaimana yang terjadi pada gelombang langit (gelombang
ionosfir). Propagasi gelombang tanah merupakan satu-satunya cara untuk
berkomunikasi di dalam lautan. Untuk memperkecil redaman laut, maka
digunakan frekuensi yang sangat rendah, yaitu band ELF (Extremely Low
Frequency), yaitu antara 30 hingga 300 Hz. Dalam pemakaian tertentu dengan
frekuensi 100 Hz, redamannya hanya sekitar 0,3 dB per meter. Redaman ini akan
meningkat drastis bila frekuensinya makin tinggi, misalnya pada 1 GHz
redamannya menjadi 1000 dB per meter.

 Pada frekuensi tinggi atau daerah HF, yang mempunyai range frekuensi 3 – 30
MHz, gelombang dapat dipropagasikan menempuh jarak yang jauh akibat dari
pembiasan dan pemantulan lintasan pada lapisan ionospher. Gelombang yang
berpropagasi melalui lapisan ionosfir ini disebut sebagai gelombang ionosfir
(ionospheric wave) atau juga disebut gelombang langit (sky wave). Gelombang
ionosfir terpancar dari antena pemancar dengan suatu arah yang menghasilkan
sudut tertentu dengan acuhan permukaan bumi. Dalam perjalanannya, bisa
melalui beberapa kali pantulan lapisan ionosfir dan permukaan bumi, sehingga
jangkauannya bisa mencapai antar pulau, bahkan antar benua.

 Lapisan troposfir adalah lapisan terendah dari bumi, dan di dalamnya berisi zatzat
yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Lapisan ini dapat dilalui gelombang
yang berfrekuensi tinggi menuju lapisan berikutnya. Karena itu, tidak akan
terjadi inversi temperatur atau juga tidak bisa menyebabkan pembiasan yang
berarti.

 Lapisan stratosfir dengan temperaturnya yang konstan tersebut disebut juga


daerah isothermal. Ionosfir adalah nama yang benar-benar sesuai, karena lapisan
ini tersusun dari partikel-partikel yang terionisasi. Lintasan ini tidak terkontrol
dan bervariasi terhadap waktu, musim dan aktivitas matahari. Kerapatan pada
bagian yang paling atas adalah sangat rendah dan semakin ke bawah, makin
tinggi kerapatannya. Bagian yang lebih atas mengalami radiasi matahari yang
relatif lebih kuat. Radiasi ultraviolet dari matahari menyebabkan udara yang
terionisasi menjadi ion-ion positip, dan ion-ion negatip.

Suatu antena dapat diartikan sebagai suatu tranduser antara saluran transmisi atau
pandu gelombang dalam suatu saluran transmisi dan suatu medium yang tak terikat (zona
bebas) tempat suatu gelombang elektromagnetik berpropagasi (biasanya udara),
ataupun sebaliknya.
Dalam aplikasinya, suatu antena dapat berfungsi selain sebagai media
pemancargelombang elektromagnetik, juga sebagai pe nerima gelombang
elektromagnetik secaraefisien dan berpolarisasi sesuai dengan struktur yang dimilikinya.
Selain itu, untukmeminimalkan refleksi gelombang pada titik antara saluran transmisi
dan titik catu antena, maka suatu antena harus mempunyai kesesuaian (matched)
dengan saluran transmisi yang digunakan.
Suatu karakteristik yang menggambarkan daya radiasi relatif yang
dipancarkan oleh suatu antena fungsi terhadap arah pada daerah medan jauh, dikenal
dengan pola radiasi antena, atau disingkat dengan pola antena (antenna pattern).
Karakteristik ini, akan menunjukkan arah kerja suatu antena dalam memancarkan atau
kepekaan menerima gelombang elektromagnetik.
Suatu antena isotopis merupakan suatu antena hipotetikal yang meradiasikan daya ke
segala arah dengan intensitas yang sama. Antena ini hanya ada dalam teori, dan sering
digunakan untuk referensi pada saat menggambarkan sifat radiasi dari antena yang
sesungguhnya.
Kebanyakan antena memiliki sifat timbal-balik atau resiprositas, yang menyatakan
bahwa suatu antena mempunyai pola radiasi yang sama, pada saat memancarkan dan
menerima gelombang elektromagnetik. Dengan sifat resiprositas ini, jika dalam mode
pemancar suatu antena memancarkan daya pada arah A sebesar 100 kali dari arah B, maka
bila antena tersebut digunakan sebagai sebagai penerima , akan mempunyai kepekaan
penerimaan gelombang elektromagnetik pada arah A 100 kali lebih sensitif dari pada arah
B.Beberapa antena mengikuti aturan resiprositas, tapi tidak semua antena mempunyai sifat
resiprositas. Untuk antena-antena yang mempunyai material non-linier semikonduktor atau
material ferit, maka sifat resiprositas ini sulit dipertahankan.

Performansi antena terdiri dari dua aspek, yaitu sifat radiasi dan impedansi yangdimiliki.
Sifat radiasi antena, mencakup pola radiasi dan polarisasi ketika antena digunakan
dalam mode transmisi. Model polarisasi yang dimiliki antena , bersesuaian dengan arah
medan listrik yang dipancarkan oleh suatu antena, dan disebut sebagai polarisasi antena.
Aspek kedua adalah impedansi antena, menyangkut masalah transfer energi dari sebuah
sumber ke suatu antena, pada saat antena digunakan sebagai sebuah pemancar. Selain itu,
parameter ini digunakan sebagai pertimbangan, apakah suatu antena pantas dipasangkan pada
suatu terminal untuk dihubungkan dengan saluran transmisi atau tidak. Hal ini dilakukan
untuk menghindarkan masalah refleksi gelombang yang terjadi pada titik catu antena.

Karakteristik dan Parameter Kinerja Antena


Antena memiliki beberapa karakteristik penting dalam mendukung kinerjanya.
Karakteristik atau Parameter Kinerja ini perlu diperhatikan saat kita membuat Antena
dan juga pada saat kita memilih jenis Antena yang kita perlukan.

Empat Karakteristik atau Parameter Kinerja Antena tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Pola Radiasi Antena (Radiation Pattern)

Pola Radiasi atau Radiation Pattern adalah penggambaran radiasi yang berkaitan
dengan kekuatan gelombang radio yang dipancarkan oleh antenna ataupun tingkat penerimaan
sinyal yang diterima oleh antenna pada sudut yang berbeda. Pada umumnya Pola Radiasi ini
digambarkan dalam bentuk plot 3 dimensi. Pola radiasi antenna 3 dimensi ini dibentuk oleh
dua pola radiasi yaitu pola elevasi dan pola azimuth. Bentuk pola radiasi adalah Pola
Omnidirectional pattern yaitu pola radiasi yang serba sama dalam satu bidang radiasi dan Pola
Drective yang membentuk bola berkas yang sempit dengan radiasi yang tinggi.

2. Keterarahan (Directivity)
Keterarahan atau Directivity adalah perbandingan antara dentisitas daya antenna pada
jarak sebuah titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator isotropis. Yang dimaksud dengan
Radiator Isotropis adalah pemancaran radiasi Antena secara seragam ke semua arah.
3. Gain
Gain atau sering juga disebut dengan Directivity Gain adalah sebuah parameter
Antena yang mengukur kemampuan antena dalam mengarahkan radiasi sinyalnya atau
penerimaan sinyal dari arah tertentu. Dengan kata lain, Gain digunakan untuk mengukur
efisiensi sebuah Antena. Gain diukur dalam bentuk satuan decibel.
3. Polarisasi (Polarization)
Polarisasi atau Polarization dapat diartikan sebagai arah rambat dari medan listrik
atau penyebaran vektor medan listrik. Polarisasi Antena yang dimaksud disini adalah
orientasi medan listrik dari gelombang radio yang berhubungan dengan permukaan bumi
dan kecocokan struktur fisik antena dengan orientasinya. Mengenali Polarisasi
bermanfaat untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada transmisi sinyal.

Syarat-syarat antena yang baik:

1. mempunyi efisiensi pancaran yang baik ( di atas 50 %)


2. rnernpunyai irnpedansi input yang sesuai (matched) dengan irnpedansi
karakteristik kabel pencatunya (SWR < 2)
3. dapat rneradiasikan dan rnenerirna energi gelornbang radio dengan arah
dan polarisasi yang sesuai dengan aplikasi yang dibutuhkan.

IV. Prosedur Praktikum


1. Siapkan dua handphone dan hidupkan salah satu hotspot dari handphone tersebut.
2. Hidupkan wifi handphone lalu sambungkan pada hotspot di handphone kedua.
3. Buka software wifi analyzer untuk mengukur sinyal desibel (db) dari hotspot.
4. Ukur nilai sinyal db dengan cara meletakkan dua hanphone tersebut secara
berhadap hadapan.
5. Kemudian ss hasil dbm yang diterima dari jarak
6. Ukur dengan jarak 20 cm dan seterusnya untuk kekuatan sinyal db yang
dipancarkan oleh hotspot handphone pertama.
7. Perhitungkan menggunakan 3 halangan. Halangan kain kertas dan papan.
8. Setelah hasil dari sinyal kekuatan db ditemukan maka lakukan perhitungan untuk
mengetahui hasil redaman dari sinyal db yang dipancarkan oleh hotspot.
V. Data Percobaan

No D dBrx Redaman SS Apk Foto

1 20 -20

2 20 -22 2

3 20 -25 5

4 20 -28 8
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004

5 20 -29 9

6 20 -30 10

7 20 -32 12

8 20 -33 13

9 20 -36 16

10 20 -37 17
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004

11 20 -39 19

12 20 -41 21

13 20 -44 24

14 20 -46 26

15 20 -47 27
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004

16 20 -51 31

Keterangan :
 Nilai dBrx pada jarak 20 cm adalah : -20
 Satu lantai memiliki panjang 20 cm, maka jika setengah lantai panjangnya 10 cm.
 Satu obstacle di beri jarak 10cm, 2 Obstacle di beri jarak 6,7cm, 3 obstacle di beri jarak 5cm

VI. Analisa Data


1. Redaman
o Jarak 20 cm
o Halangan kertas
= A1 - A2
= -20 – (-22)
= 2dB
2. Redaman
o Jarak 20 cm
o Halangan Kain
= A1 – A2
= -20 – (-25)
= 5dB
3. Redaman
o Jarak 20 cm
o Halangan papan
= A1 - A2
= -20 – (-28)
= 8dB
4. Redaman
o Jarak 20 cm
o Halangan/obstacle kain kertas
= A1 – A2
= -20 – (-29)
= 9dB

5. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle kertas kain
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004

= A1 - A2
= -20 – (-30)
= 10dB
6. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle kertas papan
= A1 – A2
= -20 – (-32)
= 12dB

7. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle papan kertas
= A1 - A2
= -20 – (-33)
= 13dB
8. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle papan kain
= A1 – A2
= -20 – (-36)
= 16dB

9. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle kain papan
= A1 - A2
= -20– (-37)
= 17 dB
10. Redaman
o Jarak 20 meter
o Obstacle kain kertas papan
= A1 – A2
= -20 – (-39)
= 19 dB
11. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Kain papan kertas
= A1 - A2
= -20 – (-41)
= 21 dB
12. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Papan kertas kain
= A1 – A2
= -20 – (-44)
= 24 dB
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004

13. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Kertas papan kain kertas
= A1 - A2
= -20 – (-46)
= 26 dB
14. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Kertas papan kain
= A1 – A2
= -20 – (-47)
= 27 dB

15. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Kertas kain papan
= A1 - A2
= -14 – (-51)
= 31 dB

VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat kita ketahui bahwa setiap handphone yang terhubung
dengan hotspot menetap dengan jarak 20cm dari hotspot pemancar akan mengalami perubahan dB.
Perubahan dB itu terjadi setiap handphone penerima hotspot atau Rx ketika di tengah perubahan
terdapat halangan atau obstacle dari kain atau kertas atau papan maka terdapat redaman yang
semakin cepat pemancarnya hingga semakin lemah sinyalnya. Apabila di halangin oleh 2 atau 3
obstacle maka ada perubahan dari redaman seperti analisa data diatas. Kemudian jika sinyalnya
semakin lemah maka redamannya semakin besar. Rata-rata perubahan nilai dB terjadi setiap
halangan yang diberikan sedangkan untuk nilai yang didapatkan dari setiap halangan atau obstacle
tersebut rata-rata berubah 1-3 dB.

VIII. Referensi
 https://media.neliti.com/media/publications/190778-ID-analisis-rata-rata-lintasanredaman-
mode.pdf
 https://www.intel.co.id/content/www/id/id/tech-tips-and-tricks/what-is-
ahotspot.html#:~:text=Hotspot%3A%20Hotspot%20adalah%20lokasi%20fisik,%E2%80
% 9Ckoneksi%20Wi%2DFi%E2%80%9D.
 http://repository.usm.ac.id/files/skripsi/C41A/2014/C.431.14.0054/C.431.14.0054-05-
BAB-II-20190218063324.pdf
 https://www.academia.edu/24346109/MAKALAH_ANTENA_PROPAGASI_ANTENA
_CELAH_Program_Studi_Multimedia_Broadcasting
 https://repository.unikom.ac.id/32993/1/ANTENA%20PROPAGASI.pdf

Anda mungkin juga menyukai