DAN PROPAGASI
2023-2024
I. Tujuan
Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu untuk menghitung
nilai redaman ruang pada antena.
II. Peralatan
Dua unit handphone
Unit komputer beserta Operating System Windows.
Software Wifi Router Master & Analyzer
Seperti kita ketahui, bahwa dalam pentransmisian sinyal informasi dari satu
tempat ke tempat lain dapat dilakukan melalui beberapa media, baik media fisik,
yang berupa kabel/kawat (wire) maupun media non-fisik (bukan kabel/kawat),
yang lebih dikenal dengan wireless, seperti halnya udara bebas Dengan beberapa
pertimbangan teknis dan terutama ekonomis, untuk komunikasi pentransmisian
gelombang dalam jarak yang jauh, akan lebih efisien apabila menggunakan udara
bebas sebagai media transmisinya. Hal ini memungkinkan karena gelombang
radio atau RF (radio frequency) akan diradiasikan oleh antena sebagai matching
device antara sistem pemancar dan udara bebas dalam bentuk radiasi gelombang
elektromagnetik. Gelombang ini merambat atau berpropagasi melalui udara dari
antena pemancar ke antena penerima yang jaraknya bisa mencapai beberapa
kilometer, bahkan ratusan sampai ribuan kilometer.
Pada frekuensi tinggi atau daerah HF, yang mempunyai range frekuensi 3 – 30
MHz, gelombang dapat dipropagasikan menempuh jarak yang jauh akibat dari
pembiasan dan pemantulan lintasan pada lapisan ionospher. Gelombang yang
berpropagasi melalui lapisan ionosfir ini disebut sebagai gelombang ionosfir
(ionospheric wave) atau juga disebut gelombang langit (sky wave). Gelombang
ionosfir terpancar dari antena pemancar dengan suatu arah yang menghasilkan
sudut tertentu dengan acuhan permukaan bumi. Dalam perjalanannya, bisa
melalui beberapa kali pantulan lapisan ionosfir dan permukaan bumi, sehingga
jangkauannya bisa mencapai antar pulau, bahkan antar benua.
Lapisan troposfir adalah lapisan terendah dari bumi, dan di dalamnya berisi zatzat
yang diperlukan untuk kelangsungan hidup. Lapisan ini dapat dilalui gelombang
yang berfrekuensi tinggi menuju lapisan berikutnya. Karena itu, tidak akan
terjadi inversi temperatur atau juga tidak bisa menyebabkan pembiasan yang
berarti.
Suatu antena dapat diartikan sebagai suatu tranduser antara saluran transmisi atau
pandu gelombang dalam suatu saluran transmisi dan suatu medium yang tak terikat (zona
bebas) tempat suatu gelombang elektromagnetik berpropagasi (biasanya udara),
ataupun sebaliknya.
Dalam aplikasinya, suatu antena dapat berfungsi selain sebagai media
pemancargelombang elektromagnetik, juga sebagai pe nerima gelombang
elektromagnetik secaraefisien dan berpolarisasi sesuai dengan struktur yang dimilikinya.
Selain itu, untukmeminimalkan refleksi gelombang pada titik antara saluran transmisi
dan titik catu antena, maka suatu antena harus mempunyai kesesuaian (matched)
dengan saluran transmisi yang digunakan.
Suatu karakteristik yang menggambarkan daya radiasi relatif yang
dipancarkan oleh suatu antena fungsi terhadap arah pada daerah medan jauh, dikenal
dengan pola radiasi antena, atau disingkat dengan pola antena (antenna pattern).
Karakteristik ini, akan menunjukkan arah kerja suatu antena dalam memancarkan atau
kepekaan menerima gelombang elektromagnetik.
Suatu antena isotopis merupakan suatu antena hipotetikal yang meradiasikan daya ke
segala arah dengan intensitas yang sama. Antena ini hanya ada dalam teori, dan sering
digunakan untuk referensi pada saat menggambarkan sifat radiasi dari antena yang
sesungguhnya.
Kebanyakan antena memiliki sifat timbal-balik atau resiprositas, yang menyatakan
bahwa suatu antena mempunyai pola radiasi yang sama, pada saat memancarkan dan
menerima gelombang elektromagnetik. Dengan sifat resiprositas ini, jika dalam mode
pemancar suatu antena memancarkan daya pada arah A sebesar 100 kali dari arah B, maka
bila antena tersebut digunakan sebagai sebagai penerima , akan mempunyai kepekaan
penerimaan gelombang elektromagnetik pada arah A 100 kali lebih sensitif dari pada arah
B.Beberapa antena mengikuti aturan resiprositas, tapi tidak semua antena mempunyai sifat
resiprositas. Untuk antena-antena yang mempunyai material non-linier semikonduktor atau
material ferit, maka sifat resiprositas ini sulit dipertahankan.
Performansi antena terdiri dari dua aspek, yaitu sifat radiasi dan impedansi yangdimiliki.
Sifat radiasi antena, mencakup pola radiasi dan polarisasi ketika antena digunakan
dalam mode transmisi. Model polarisasi yang dimiliki antena , bersesuaian dengan arah
medan listrik yang dipancarkan oleh suatu antena, dan disebut sebagai polarisasi antena.
Aspek kedua adalah impedansi antena, menyangkut masalah transfer energi dari sebuah
sumber ke suatu antena, pada saat antena digunakan sebagai sebuah pemancar. Selain itu,
parameter ini digunakan sebagai pertimbangan, apakah suatu antena pantas dipasangkan pada
suatu terminal untuk dihubungkan dengan saluran transmisi atau tidak. Hal ini dilakukan
untuk menghindarkan masalah refleksi gelombang yang terjadi pada titik catu antena.
Empat Karakteristik atau Parameter Kinerja Antena tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Pola Radiasi Antena (Radiation Pattern)
Pola Radiasi atau Radiation Pattern adalah penggambaran radiasi yang berkaitan
dengan kekuatan gelombang radio yang dipancarkan oleh antenna ataupun tingkat penerimaan
sinyal yang diterima oleh antenna pada sudut yang berbeda. Pada umumnya Pola Radiasi ini
digambarkan dalam bentuk plot 3 dimensi. Pola radiasi antenna 3 dimensi ini dibentuk oleh
dua pola radiasi yaitu pola elevasi dan pola azimuth. Bentuk pola radiasi adalah Pola
Omnidirectional pattern yaitu pola radiasi yang serba sama dalam satu bidang radiasi dan Pola
Drective yang membentuk bola berkas yang sempit dengan radiasi yang tinggi.
2. Keterarahan (Directivity)
Keterarahan atau Directivity adalah perbandingan antara dentisitas daya antenna pada
jarak sebuah titik tertentu relatif terhadap sebuah radiator isotropis. Yang dimaksud dengan
Radiator Isotropis adalah pemancaran radiasi Antena secara seragam ke semua arah.
3. Gain
Gain atau sering juga disebut dengan Directivity Gain adalah sebuah parameter
Antena yang mengukur kemampuan antena dalam mengarahkan radiasi sinyalnya atau
penerimaan sinyal dari arah tertentu. Dengan kata lain, Gain digunakan untuk mengukur
efisiensi sebuah Antena. Gain diukur dalam bentuk satuan decibel.
3. Polarisasi (Polarization)
Polarisasi atau Polarization dapat diartikan sebagai arah rambat dari medan listrik
atau penyebaran vektor medan listrik. Polarisasi Antena yang dimaksud disini adalah
orientasi medan listrik dari gelombang radio yang berhubungan dengan permukaan bumi
dan kecocokan struktur fisik antena dengan orientasinya. Mengenali Polarisasi
bermanfaat untuk mendapatkan efisiensi maksimum pada transmisi sinyal.
1 20 -20
2 20 -22 2
3 20 -25 5
4 20 -28 8
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004
5 20 -29 9
6 20 -30 10
7 20 -32 12
8 20 -33 13
9 20 -36 16
10 20 -37 17
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004
11 20 -39 19
12 20 -41 21
13 20 -44 24
14 20 -46 26
15 20 -47 27
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004
16 20 -51 31
Keterangan :
Nilai dBrx pada jarak 20 cm adalah : -20
Satu lantai memiliki panjang 20 cm, maka jika setengah lantai panjangnya 10 cm.
Satu obstacle di beri jarak 10cm, 2 Obstacle di beri jarak 6,7cm, 3 obstacle di beri jarak 5cm
5. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle kertas kain
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004
= A1 - A2
= -20 – (-30)
= 10dB
6. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle kertas papan
= A1 – A2
= -20 – (-32)
= 12dB
7. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle papan kertas
= A1 - A2
= -20 – (-33)
= 13dB
8. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle papan kain
= A1 – A2
= -20 – (-36)
= 16dB
9. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle kain papan
= A1 - A2
= -20– (-37)
= 17 dB
10. Redaman
o Jarak 20 meter
o Obstacle kain kertas papan
= A1 – A2
= -20 – (-39)
= 19 dB
11. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Kain papan kertas
= A1 - A2
= -20 – (-41)
= 21 dB
12. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Papan kertas kain
= A1 – A2
= -20 – (-44)
= 24 dB
Laporan Resmi Praktikum Antena dan Propagasi
( Semester 4 D3 MMB – PSDKU Sumenep )
Atika Nasywa As Salma- 5121522004
13. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Kertas papan kain kertas
= A1 - A2
= -20 – (-46)
= 26 dB
14. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Kertas papan kain
= A1 – A2
= -20 – (-47)
= 27 dB
15. Redaman
o Jarak 20 cm
o Obstacle Kertas kain papan
= A1 - A2
= -14 – (-51)
= 31 dB
VII. Kesimpulan
Dari hasil praktikum diatas dapat kita ketahui bahwa setiap handphone yang terhubung
dengan hotspot menetap dengan jarak 20cm dari hotspot pemancar akan mengalami perubahan dB.
Perubahan dB itu terjadi setiap handphone penerima hotspot atau Rx ketika di tengah perubahan
terdapat halangan atau obstacle dari kain atau kertas atau papan maka terdapat redaman yang
semakin cepat pemancarnya hingga semakin lemah sinyalnya. Apabila di halangin oleh 2 atau 3
obstacle maka ada perubahan dari redaman seperti analisa data diatas. Kemudian jika sinyalnya
semakin lemah maka redamannya semakin besar. Rata-rata perubahan nilai dB terjadi setiap
halangan yang diberikan sedangkan untuk nilai yang didapatkan dari setiap halangan atau obstacle
tersebut rata-rata berubah 1-3 dB.
VIII. Referensi
https://media.neliti.com/media/publications/190778-ID-analisis-rata-rata-lintasanredaman-
mode.pdf
https://www.intel.co.id/content/www/id/id/tech-tips-and-tricks/what-is-
ahotspot.html#:~:text=Hotspot%3A%20Hotspot%20adalah%20lokasi%20fisik,%E2%80
% 9Ckoneksi%20Wi%2DFi%E2%80%9D.
http://repository.usm.ac.id/files/skripsi/C41A/2014/C.431.14.0054/C.431.14.0054-05-
BAB-II-20190218063324.pdf
https://www.academia.edu/24346109/MAKALAH_ANTENA_PROPAGASI_ANTENA
_CELAH_Program_Studi_Multimedia_Broadcasting
https://repository.unikom.ac.id/32993/1/ANTENA%20PROPAGASI.pdf