Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – 5001201132

Analisis Pola Radiasi Antena Monopole


Menggunakan Metode Far Field
Ahmad Siroj At Tamami, Mochammad Dwi Putra Sufandi, Adnan Wahyu Dwiputra, dan Endarko
Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data, Insitut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: attamamivj@gmail.com

Abstrak—Percobaan ini berjudul Analisis Pola Radiasi Antena suatu gelombang transversal. Gelombang elektromagnetik
Monopole Menggunakan Metode Far Field bertujuan untuk merupakan gelombang medan listrik dan medan magnetik
menentukan pola radisi antena monopole dalam skala logaritmik yang saling terkait dan bukan merupakan gelombang mekanik
dan linier, memahami sifat dan prinsip dari antena dan
memahami jenis-jenis pola radiasi antena. Prinsip kerja
(materi). Pada gelombang elektromagnetik, medan listrik E
percobaan ini didasarkan pada konversi antara gelombang selalu tegak lurus terhadap arah medan magnetik B. Energi
listrik dan magnetik yang terjadi karena arus listrik pada gelombang elektromagnetik memiliki beberapa karakter
menyebabkan medan magnetik dan medan listrik untuk saling yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang atau wavelength,
berinteraksi dan menghasilkan gelombang elektromagnetik. frekuensi, amplitude/amplitude dan kecepatan. Amplitudo
Percobaan ini diawali dengan menentukan jarak far field,
kemudian antena dikoneksikan dengan device smartphone untuk
sendiri adalah besarnya perubahan maksimum dari medan
mengukur intensitas sinyal pola radiasi dengan menggunakan listrik atau medan magnetik dalam satu siklus gelombang.
variasi 75 sudut. Setelah data intensitas di dapatkan kemudian Panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak sedangkan
dilakukan pengolahan data dalam bentuk grafik. Dari hasil data Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik
yang di dapatkan diperoleh 3 buah grafik yaitu grafik koordinat dalam satu satuan waktu. Nilai frekuensi tergantung dari
polar, linear dan bentuk pola radiasi dalam 3D. Dari pengolahan
data yang dilakukan diperoleh rata-rata intensitas sebesar 50.9
kecepatan merambatnya gelombang yang mana energi
dB 60.8 db dan 61.2 dB. Dari percobaan ini dapat disimpulkan elektromagnetik memiliki kecepatan yang konstan. Oleh
bahwa pola radiasi yang terbentuk dari antena monopole ini karena itu panjang gelombang dan frekuensi berbanding
adalah pola omnidirectional. Selain pola tersebut secara terbalik. Semakin tinggi suatu sumber energi maka semakin
umumterdapat dua pola lain yaitu directional dan isotropis. rendah panjang gelombang dari energi yang dihasilkan, dan
Faktor error pada percobaan ini dikarenakan adanya
interferensi external dan ketidakuratan praktikan dalam
semakin tinggi frekuensinya.
mengatur sudut dan perbedaan spesifikasi handphone yang Gelombang elektro magnetik memiliki sifat sifat
digunakan. diantarnya adalah :
1. Perubahan medan listrik dan medan magnetik
Kata Kunci—Antenna, elektromagnetik, Monopole,
terjadi pada saat yang bersamaan, sehingga kedua
Omnidirectional, Radiasi.
medan memiliki harga maksimum dan minimum
pada saat yang sama dan pada tempat yang sama.
I. PENDAHULUAN
2. Arah medan listrik dan medan magnetik saling tegak
P erkembangan teknologi yang pesat memberikan dampak
yang menguntungkan bagi kehidupan manusia. Salah satu
teknologi yang umum digunakan adalah Antenna. Antena
lurus terhadap arah rambat gelombang.
3. Dari arah rambatnya diketahui bahwa gelombang
elektromagnetik merupakan gelombang transversal.
berperan penting dalam duna telekomunikasi. Antena
4. Seperti halnya gelombang pada umumnya,
digunakan untuk memancarkan dan/atau menerima gelombang
elektromagnetik secara efisien. Teknologi antena saat ini gelombang elektromagnetik mengalami peristiwa
memiliki banyak inovasi dengan salah satunya memiliki pemantulan, pembiasan, interferensi
banyak jenis pola radiasi yang memiliki kegunaannya masing- (penggabungan), dan difraksi (pelenturan). Juga
masing. Dari pola radiasi ini kemudian berkembang menjadi mengalami peristiwa polarisasi karena termasuk
berbagai merek dan tipe. Salah satunya adalah antena gelombang transversal.
monopole dan antena patch yang digunakaan pada percobaan 5. Cepat rambat gelombang elektromagnetik hanya
ini. Antenna yang digunakan ini memiliki pola radiasi bergantung pada sifat-sifat listrik dan magnetik
tersendiri oleh karena itu percobaan ini bertujuan untuk pada medium yang ditempuhnya
menentukan pola radisi antena monopole dalam skala
logaritmik dan linier, memahami sifat dan prinsip dari antena
dan memahami jenis-jenis pola radiasi antena.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang
dapat merambat tanpa memerlukan medium dan merupakan
Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – 5001201132

Gelombang elektromagnetik dikelompokkan sesuai to point, namun antena ini memiliki jangakauan yang jauh.
dengan panjang gelombang (λ) atau frekuensinya (f), dari Contoh dari antena directional ini adalah antena yagi, grid,
frekuensi terendah ke frekuensi ke lebih tinggi. Jenis-jenis parabolic dan sectoral. Antena omnidirectional adalah antena
gelombang elektromagnetik adalah sebagai berikut: yang memiliki pola radiasi 360°. Kelebihan antena ini adalah
1. Gelombang radio (≥30 kHz) dihasilkan oleh muatan- cakupan yang lebih meluas dengan jarak yang lebih pendek.
muatan listrik yang dipercepat melalui kawat-kawat Karena cakupan yang luas sehingga ada kemungkinan
penghantar. Muatan-muatan ini dibangkitkan oleh
mengumpulkan sinyal lain yang akan menyebabkan
rangkaian elektronika yang disebut osilator dan
interferensi baik konstruktif maupun destruktif dimana medan
transmisikan melalui antena.
listrik dan magnet cenderung independen satu sama lain, dan
2. Gelombang mikro merupakan gelombang yang memiliki
satu medan dapat mendominasi jenis medan lainnya. Untuk
panjang gelombang yang berkisar antara 1 mm hingga 1
meter. Dalam aplikasinya sering digunakan dalam menghindari itu diperlukan jarak antra antena pemancar
teknologi komunikasi seperti Wi-Fi, satelit, dan telepon dengan antena penerima agar sinyal yang diterima stabil.
seluler. Antena omnidirectional mengirim atau menerima sinyal radio
3. Sinar inframerah (1011Hz - 1014 Hz) Sinar yang dari semua arah secara sama, biasanya digunakan untuk
dihasilkan oleh elektron dalam molekul-molekul yang koneksi multiple point atau hotspot.
bergetar karena benda diipanaskan. Jumlah sinar Pola radiasi adalah penggambaran menggambarkan sifat
inframerah yang dipancarkan bergantung pada suhu dan radiasi suatu antena pada medan jauh sebagai fungsi dari
warna benda. koordinat ruang. Pola radiasi dibedakan menjadi 3 yaitu
4. Cahaya tampak yang merupakan bentuk radiasi yang isotropis, directional dan omnidirectional. Isotropis adalah
terlihat dengan Panjang gelombang 4 x 10-7 m untuk arah pancaran antena ke berbagai arah dengan energi sama
cahaya violet (ungu) sampai 7x 10-7 m untuk cahaya besar pada seluruh bidang. Pola isotropis sering digunakan
merah. Kegunaan cahaya tampak ini salah satunya adalah sebagai acuan untuk mengukur gain antena, dan kemudian
penggunaan laser dalam serat optik pada bidang
digunakan untuk membandingkan antena dengan antena
telekomunikasi.
lainnya untuk memilih antena yang paling cocok untuk
5. Sinar X (1017 – 1019Hz) tercipta dari elektron yang
digunakan pada suatu aplikasi tertentu. Pola radiasi
bergerak dengan kecepatan tinggi dan memancarkan
energi dalam bentuk foton. Sinar-X memiliki sifat Directional adalah arah pancaran antena ke satu arah. Pola
penetrasi yang tinggi sehingga dapat melewati benda- radiasi ini memiliki keunggulan dalam meningkatkan daya
benda padat. pancar dan daya terima antena yang lebih jauh dibandingkan
dengan pola radiasi isotropis atau omnidirectional. Pola
Antena adalah perangkat yang berfungsi untuk omnidirectional adalah arah pancaran antena ke berbagai arah
memindahkan energi gelombang elektromagnetik dari media dengan energi pada satu bidang sama besar. Pola ini
kabel ke udara maupun sebaliknya. Prinsip kerja antena berbanding terbalik dengan directional dimana dapat
didasarkan pada konversi antara gelombang listrik dan memancarkan sinyal lebih luas secara merata namun sangat
magnetik. Ketika arus listrik mengalir melalui antena, bergantung pada jarak yang lebih kecil.
gelombang elektromagnetik dipancarkan atau diterima. Proses Near field adalah area di sekitar antena yang medan
ini terjadi karena arus listrik menyebabkan medan magnetik elektromagnetiknya masih berubah secara signifikan, dan
dan medan listrik untuk saling berinteraksi dan menghasilkan sinyal yang dipancarkan masih dipengaruhi oleh struktur dan
gelombang elektromagnetik. Panjang antena dalam bentuk antena. Near field umumnya terdiri dari dua zona, yaitu
meradiasikan gelombang tergantung pada frekuensi sinyal zona induksi (induction zone) dan zona reaktivitas (reactive
yang dipancarkan. Antena pendek untuk frekuensi tinggi, dan zone). Zona induksi terletak paling dekat dengan antena, di
antena panjang untuk frekuensi rendah. Oleh karena itu mana medan elektromagnetik berubah secara signifikan dan
semakin tinggi frekuensi maka panjang gelombang akan polaritas medan berganti secara periodik. Sedangkan zona
semakin pendek. Antena dapat berfungsi sebagai converter reaktivitas terletak di antara zona induksi dan far field, di
dan radiator yang artinya dapat menerima dan memancarkan mana medan elektromagnetik mulai berkembang menjadi
sinyal. Antena memiliki karakteristik untuk dapat gelombang elektromagnetik dan sinyal radiasi mulai tersebar
menyesuaikan inpedansi karakteristik saluran dengan ke lingkungan sekitarnya. Far field adalah wilayah di luar
impedansi karekteristik udara. zona reaktivitas di mana medan elektromagnetik telah stabil
Antena memiliki berbagai jenis tergantung pada fungsional
dan kekuatan dan pola radiasi. Secara umum antena dibedakan
menjadi dua yaitu antena pengarah (directional) dan antena
omnidirectional. Antena directional merupakan antena yang
digunakan untuk mengirim sinyal dalam satu arah atau point
Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – 5001201132

dan merambat sebagai gelombang elektromagnetik. Dalam far

Gambar 2 Grafik Koordinat Polar

Gambar 1 Skema alat handphone. Untuk mendapatkan data klik refresh pada
browser di semua handphone. Keenam lakukan pengulangan
field, sinyal radiasi elektromagnetik dapat diukur dengan hingga sudut 360° pada masing-masing antena patch. Ketujuh
mudah dan pola radiasi antena dapat diprediksi secara akurat. catat hasil seluruh data yang didapatkan.
Jarak dari antena ke medan jauh tergantung pada ukuran dan
bentuk antena, frekuensi operasi, dan lingkungan. Dalam
perhitungan far field digunakan persamaan matematis :
2𝐷 2 D. Flowchart
𝐹𝑎𝑟 𝐹𝑖𝑒𝑙𝑑 =
𝜆 Adapun flowchart pada percobaan Analisis Pola Radiasi
Antena Monopole Menggunakan Metode Far Field ini tersaji
pada gambar 6.
II. METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
III. HASIL DAN DISKUSI
Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam percobaan
A. Analisa Data
ini antara lain : Antena monopole sebagai media transmitter
(pengirim sinyal), 3 buah antena patch sebagai penerima Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh data
radiasi sinyal, 3 buah Handphone sebagai media pengukuran pengukuran dari 3 variasi antena patch dan variasi sudut
intensitas radiasi sinyal, penggaris sebagai media pengukuran dengan kenaikan 15°. Variasi sudut yang digunakan sebanyak
far field. Penunjuk sudut sebagai acuan saat antenna di putar 24 dari 0° hingga 345°. Pengukuran ini menggunakan 3
dan laptop sebagai media pengolahan data. handphone dengan IP yang berbeda. Hasil pengukuran
percobaan ini tersaji pada tabel.1, 2, dan 3.
B. Skema Alat
Adapun skema alat yang digunakan pada percobaan sistem
B. Grafik
perencanaan perawatan radioterapi ini tersaji pada gambar 1.
Dari hasil percobaan didapatkan grafik bentuk pola radiasi,
C. Langkah Kerja koordinat polar intensitas sinyal dan grafik linear
Pada percobaan Analisis Pola Radiasi Antena Monopole perbandingan sudut dengan radius yang terdapt pada gambar
Menggunakan Metode Far Field ini langkah kerja yang grafik 2, 3, 4, dan 5.
dilakukan yaitu pertama siapkan alat dan bahan terlebih C. Pembahasan
dahulu. Kedua lakukan pengukuran far field untuk
Percobaan ini berjudul Analisis Pola Radiasi Antena
medapatkan jarak minimal antena patch agar berfungsi dengan
Monopole Menggunakan Metode Far Field yang bertujuan
baik. Ketiga, koneksikan handphone pada antena patch
untuk menentukan pola radisi antena monopole dalam skala
dengan melakukan setting IP handphone menjadi 192.168.0.5
logaritmik dan linier, memahami sifat dan prinsip dari antena
dan IP router 192.168.0.1. Kempat koneksikan 2 handphone
dan memahami jenis-jenis pola radiasi antena. Pada percobaan
berikutnya dengan IP handphone yang berbeda. Kelima, Buka
browser lalu ketikan 192.168.0.1 dan login ke menu admin jenis antena yang digunakan adalah antena monopole sebagai
router sesuai dengan password yang disediakan. Kenam, transmitter dan antena patch sebagai penerima. Antena patch
setelah terkoneksi putar antena pathc dan catat intensitas digunakan karena mudah diaplikasikan dan memiliki
kemampuan penerimaan yang baik. Sinyal yang dipancarkan
radiasi sinyal setiap kenaikan sudut 15° pada ketiga (sinyal dari transmitter ke antena) atau sinyal yang diterima
Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – 5001201132

(sinyal dari pemancar yang diterima oleh antena) berada pada gambar pola radiasi secara 3D yang menunjukan bentuk pola
batang konduktor antena monopole. Pola radiasi antena radiasi omnidirectional seperti pada gambar 2.
monopole ini di dapatkan dengan menggunakan metode far Dari data yang didapatkan diperoleh rata-rata intensitas
field, yang mana metode ini melakukan pengukuran pada jarak sebesar 41.24 dB 41.42 db dan 41.45 dB dari pengukuran 3
dengan antena penerima yang telah ditentukan. Pola radiasi di device. Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa pengaruh sudut
dapatkan dari pengukuran 75 nilai intensitasi sinyal yang mempengaruhi penurunan intensitas sinyal. Ketika posisi
terbagi dalam 3 variasi antena patch dan device dengan antena patch membelakangi transmitter atau pada posisi 180°
masing-masing 24 sudut dan 3 IP yang berbeda. maka terjadi penurunan intensitas radiasi sinyal. Hal tersebut
Prinsip kerja percobaan ini didasarkan pada konversi di perjelas pada gambar koordinat polar. Pengaruh lain ada
antara gelombang listrik dan magnetik. Ketika arus listrik pada gangguan external berupa interferensi gelombang yang
mengalir melalui antena, gelombang elektromagnetik dapat terjadi karena adanya logam atau benda-benda yang
dipancarkan atau diterima. Proses ini terjadi karena arus listrik memancarkan sinyal karena dapat menyebabkan interferensi
menyebabkan medan magnetik dan medan listrik untuk saling gelombang. Faktor error pada percobaan ini yaitu
berinteraksi dan menghasilkan gelombang elektromagnetik. ketidakuratan praktikan dalam mengatur sudut dan perbedaan
Panjang antena dalam meradiasikan gelombang tergantung spesifikasi handphone yang digunakan.
pada frekuensi sinyal yang dipancarkan. Antena pendek untuk
frekuensi tinggi, dan antena panjang untuk frekuensi rendah. IV. KESIMPULAN
Oleh karena itu semakin tinggi frekuensi maka panjang Dari percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan
gelombang akaan semakin pendek. Antena yang digunakan bahwa pola radiasi dalam skala logaritmik dan linier diketahui
pada percobaan ini termasuk ke dalam antena jenis dari hubungan antara sudut dengan intensitas linier pola
omnidirectional yang dapat menerima sinyal dengan relatif radiasi yang dihasilkan oleh antena tersebut adalah
sama besar pada segala arah. omnidirectional yaitu pancaran radiasinya ke segala arah.
Near field adalah suatu area yang berada di dekat pusat Dalam antena sendiri terdapat 3 pola radiasi secara umum
dimana medan elektromagnetiknya masih berubah secara yaitu pola isotropis, omnidirectional dan pola directional.
signifikan. Hal tersebut dikarenakan adanya Interferensi yang Prinsip kerja percobaan ini didasarkan pada konversi antara
terjadi ketika dua atau lebih gelombang elektromagnetik gelombang listrik dan magnetik yang terjadi karena arus listrik
bertemu dan bersinggungan pada suatu titik. Terdapat dua menyebabkan medan magnetik dan medan listrik untuk saling
jenis interferensi, yaitu interferensi destruktif dan interferensi berinteraksi dan menghasilkan gelombang elektromagnetik.
konstruktif. Interferensi destruktif terjadi ketika dua LAMPIRAN
gelombang bertemu dengan polaritas yang berbeda dan saling
membatalkan, sehingga sinyal menjadi lemah atau bahkan
hilang. Sedangkan interferensi konstruktif terjadi ketika dua
gelombang bertemu dengan polaritas yang sama dan saling
memperkuat, sehingga sinyal menjadi lebih kuat. Pada antena
ini cenderung terjadi interferensi destruktif karena adanya
perbedaan fase antara sinyal yang bergantung pada jarak
antara antena dan arah pandang. Maka dari itu diperlukan
batas area far field di mana medan elektromagnetik telah stabil
dan merambat sebagai gelombang elektromagnetik sehingga
pola radiasi dapat di prediksi dengan lebih akurat. Far field
didapatkan dari diameter antena patch dan panjang gelombang
seperti pada persamaan 1. Pada percobaan ini didapatkan nilai
far field sebesar 50,13cm, yang kemudian dilakukan Gambar 3 Grafik distribusi intensitas daya terhadap derajat pada
pengukuran intensitas diluar jarak tersebut. koordinat polar pada antenna 1
Terdapat tiga grafik yang masing-masing menunjukan
bentuk pola radiasi, koordinat polar intensitas sinyal dan jika
ditinjau pada posisi sudut 0° dapat di lihat bahwa posisi awal
pemutaran memiliki nilai intensitas 52 dB yang sama,
sedangkan pada posisi 180° intensitas sinyal menurun menjadi
42dB hal itu sesuai dengan posisi antena patch yang
berlawanan arah dengan transmitter. Data tersebut diperjelas
kembali pada grafik koordinat polar, yang mana dalam grafik
ini membentuk rincian intensitas radiasi dalam 360°. Oleh
karena itu polardiasi antena monopole ini membentuk pola
ominidirectional. Pola ini diperjelas kembali pada grafik
Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – 5001201132

Gambar 4 Grafik distribusi intensitas daya terhadap derajat pada


koordinat polar pada antenna 2

Gambar 5 Grafik distribusi intensitas daya terhadap derajat pada


koordinat polar pada antenna 3

Gambar 6 Flowchrart

Tabel 1 hasil pengukuran intensitas sinyal pada antena patch 1


Antena 1 Alamat IP
Sudut 1 3 36
0 37 40 40
15 38 42 43
30 40 41 39
45 40 40 42
60 41 44 44
75 45 46 44
90 41 43 42
105 42 40 34
120 40 39 39
135 46 42 42
150 42 41 43
165 41 47 43
180 46 48 46
Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – 5001201132

195 46 52 49 Antena 3 Alamat IP


210 45 49 47 Sudut 1 3 36
225 48 50 47
0 31 32 32
240 49 49 49
15 33 36 36
255 48 47 48
30 34 34 34
270 45 48 46
45 39 33 33
285 41 39 40
60 45 43 39
300 43 45 44
75 40 43 43
315 42 43 45
90 37 39 36
330 41 39 38
105 38 31 35
345 37 45 43
120 38 35 35
Rata-rata 42,66 44,12 43,20
135 40 42 44
150 41 42 41
Tabel 2 hasl pengukuran intensitas sinyal pada antena Patch 2
165 40 38 43
Antena 2 Alamat IP 180 47 44 42
Sudut 1 3 36 195 40 40 41
210 41 43 39
0 52 49 50
225 42 45 46
15 44 45 44
240 46 43 44
30 48 51 45
255 46 44 45
45 41 45 45
270 44 41 45
60 46 40 43
285 43 44 42
75 43 43 42
300 35 34 35
90 54 54 53
315 37 33 38
105 46 50 50
330 41 31 39
120 53 52 54
345 38 35 32
135 50 54 52
150 50 52 50
165 47 49 50 Rata-rata 39,83 38,54 39,12
180 53 54 55
195 51 53 55
UCAPAN TERIMA KASIH
210 36 35 50
Penulis A.S.AT. mengucapkan terima kasih kepada bapak
225 33 32 33
Endarko selaku dosen pengampu pada mata kuliah Fisika
240 31 34 32 Laboratorium II, Mas Mochammad Dwi Putra Sufandi dan
255 32 26 29 Mas Adnan Wahyu Dwiputra selaku asisten laboratorium pada
270 26 23 28 praktikum “Pola Radiasi Antena” ini yang membantu penulis
285 22 28 22 dalam penulisan laporan praktikum ini, dan teman-teman
300 34 29 34 kelompok D.
.
315 33 34 31
330 33 33 33 DAFTAR PUSTAKA
345 32 34 29
[1] James J R & Hall P S. Handbook of Microtrip Antennas. IEE
0 52 49 50 Electromagnetic Waves Series 28. Vol 1. (1989).
Rata- [2] Sobagjo, Basuki B 2003. “Antena dan Propagasi”. Semarang: Polines.
41,25 41,62 42,04 [3] Alaydrus, Mudrik. “Antena dan Prinsip serta Aplikasi”. Yogyakarta:
rata Graha Ilmu. (2011).
[4] ]Kraus, Johd.1950 “Antenas”. New York. Graw-Hill Book Company
[5] Constantine.A. Balanis.2005.Antena Theory Analysis and Design.Canada :
John Wiley &Sons.Inc
[6] Fadlilah, Umi.2004.Simulasi Pola Radiasi Antena Dipole Tunggal. Jurnal
Tabel 3 hasil pengukuran intensitas sinyal pada antena patch 3 Teknik Elektro dan Komputer Emitor Volume 4, No. 2
Laporan Praktikum Fisika Laboratorium 2 – 5001201132

Anda mungkin juga menyukai