Anda di halaman 1dari 8

PAPER

TELEKOMUNIKASI SELULER
“Model Hatta, Sealtering, Dimension dan Multipath”

Oleh :

NAMA : Gardenia Marheta Putra


NIM : 17065042
GRUP : 3E4

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sinyal yang ditransmisikan akan mengalami perubahan ketika melalui jalur
propagasi menuju penerima. Efek dari perubahan ini biasa disebut fading. Dalam
udara bebas, sinyal mengikutisatu jalur dan sampai pada penerima dengan sedikit
penurunan.Untuk kasus sinyal yang menemui hambatan dalam jalur propagasi,
sinyal dicerminkan,terdifraksi, dan tersebar dari benda-benda yang ada dalam
jalur. Setiap jalur dapat memiliki jumlah atenuasi, delay, dan tipe fading yang
berbeda. Kombinasi dari jalur yang berbeda inidisebut multipath fading atau
multipath propagasi. Simulasi sejumlah jalur dengan konfigurasifading yang
berbeda menjadi sangat penting untuk menguji kinerja receiver.Pada sisi
penerima, sinyal dapat mengalami interferensi konstruktif atau destruktif, hal
inimenyebabkan fluktuasi acak secara cepat dalam amplitude penerima ketika
receiver atautransmitter bergerak. Berdasarkan efek Doppler, keadaan ini juga
menyebabkan sinyal menjaditersebar dalam domain frekuensi.
2.
a. Untuk mengetahui pengertian model hatta
b. Untuk mengetahui pengertian sealtering
c. Untuk mengetahui pengertian dimension
d. Untuk mengetahui pengertian multipath

B. LANDASAN TEORI
1. Model Hatta
Model Hatta merupakan bentuk persamaan empirik dari kurva redaman lintasan
yang dibuat oleh Okumura, karena itu model ini lebih sering disebut sebagai model
Okumura-Hatta. Model ini valid untuk daerah range frekuensi antara 150-1500 MHz.
Hatta membuat persamaan standard untuk menghitung redaman lintasan di daerah
urban, sedangkan untuk menghitung redaman lintasan di tipe daerah lain (suburban,
open area, dll), Hatta memberikan persamaan koreksinya. Persamaan prediksi Hatta
untuk daerah urban adalah
L(urban)(dB) = 69,55 + 26,16 logfc – 13,82 loghte – a(hre) + (44,9–6,55 loghre) logd
(2.25 )
Keterangan:
fc adalah frekuensi kerja antara 150-1500 MHz,
he adalah tinggi effektif antena transmitter (BS), 30-200 m ,
hre adalah tinggi efektif antena receiver (MS), 1-10 m,
d adalah jarak antara Tx-Rx (km),
dan a(hre) adalah faktor koreksi untuk tinggi efektif antena MS

sebagai fungsi dari luas daerah yang dilayani. atau :

Keterangan:
Lp : rugi-rugi lintasan (dB),
fc : frekuensi pembawa (900 Mhz),
Hb : Tinggi antena BTS(m),
a(Hm): faktor koreksi untuk tinggi antena MS dalam beberapa tipe daerah
Gambar : Model prediksi Hatta

Untuk kota kecil sampai sedang, faktor koreksi a(hre) atau a(hms) diberikan oleh
persamaan:
a(hre) = (1,1logfc – 0,7) hre – (1,56logfc – 0,8) dB
sedangkan untuk kota besar:
a(hre) = 8,29 (log1,54hre)2 – 1,1 db untuk fc  300 MHz
a(hre) = 3,2 (log11,75hre)2 – 4,97 dB untuk fc  300 MHz

Untuk memperoleh redaman lintasan di daerah suburban dapat diturunkan dari


persamaan standar Hata untuk daerah urban dengan menambahkan faktor koreksi,
sehingga diperoleh persamaan berikut:
L(suburban)(dB) = L(urban) – 2[log(fc/28)]2 – 5,4
dan untuk daerah rural terbuka, persamaannya adalah:
L(open rural)(dB) = L(urban) – 4,78 (logfc)2 – 18,33logfc – 40,98
Walaupun model Hatta tidak memiliki koreksi lintasan spesifik seperti yang
disediakan model Okumura, tetapi persamaan-persamaan diatas sangat praktis untuk
digunakan dan memiliki akurasi yang sangat baik. Hasil prediksi dengan model Hata
hampir mendekati hasil dengan model Okumura, untuk jarak d lebih dari 1 km. Model
ini sangat baik untuk sistem mobile dengan ukuran sel besar, tetapi kurang cocok
untuk sistem dengan radius sel kurang dari 1 km.
Okumura hatta membeakan jenis lingkungan propagasi menjadi 4 macam:
a. Metropolitan jika lingkungan berupa gedung bertingkat dengan tinggi rata rata
lebih dari 5 tingkat lebar jalan lebih dari 15 m.
b. Daerah urban jika lingkungan berupa gedung bertingkat dengan tinggi rata rata
lebih dari 5 tingkat lebar jalan kurang dari 15 m.

c. Daerah sub urben dengan lingkungan area rural dengan pemantulan (skater)
rumah dan perpohonan.

d. Daerah rural daerah ini tidak terdapat pohon-pohon dan bangunan- bangunan
tinggi sepanjang lintasan dan tidak ada halangan, seperti k awasan persawahan,
ladang tau lapangan terbuka.
2. Sealtering
Gelombang Elektromagnetik dapat melewati beberapa objek, namun juga dapat
dipantulkan oleh suatu objek. Pemantulan ini sering disebut dengan baunching atau
scattering. Baunching dapat menurunkan unjuk kerja suatu sistem dan dapat pula
meningkatkan unjuk kerja lainnya. Tidak semua yang didapat dari akibat bounching
baik, salah satunya disebut dengan multipath scattering pada komunikasi bergerak.
Multipath Scattering adalah sinyal yang mencapai penerima dari beberapa jalur yang
merupakan hasil dari bounching. Jika sinyal diterima diluar fase, maka sinyal dibatalkan.
Jika sinyal diterima pada fase namun tidak tersinkronisasi, akan diterima echo sinyal.

3. Dimension
Tujuan dimensi GSM untuk membagi sumber radio yang terbatas agar mendapatkan
kombinasi sinyal (CCCH dan SDCCH) dan traffic (TCH dan PDTCH) canel yang
menyediakan performansi yang optimal. Secara konsep dapat dilihat pada gambar 2.12
keseimbangan antara jumlah sinyal dan traffic ditemukan antara kepadatan ketika yang
lain tetap dibawah penggunaan.

Gambar: Konsep dimensi sumber radio menuju pensinyalan dan traffic

Dimensi optimal sumber radio, sebagai fungsi perhitungan performansi


keseluruhan jaringan. Probabilitas bloking untuk suara yaitu PBV , probabilitas
delay kepadatan data GPRS yaitu PDD, probabilitas delay untuk traffic SMS yaitu
PDSMS . Fungsi biaya C kompresi dari jumlah suara.
C = PBV + PDD + PDSMS
Input yang dibutuh kan untuk dimensioning:
1. area geografi yang dicangkup
2. Estimasi traffic pada setiap daerah
3. Path loss
4. Pita frekuensi yang akan digunakan dan frekuensi re-use
Dengan parameter tersebut dapat ditentukan jumlah base station yang
dibutuhkan untukcangkupan dalam spesifik area sesuai target kualitas setiap
individu dan memenuhi pertumbuhan traffic dalam beberapa tahun kedepan.

4. Multipath
Multipath adalah suatu bentuk gangguan atau interferensi yang muncul
ketika sinyal memiliki lebih dari satu jalur pada saaat di transmisikan. Propagasi
pada multipath akan menyebabkan efek yang disebut dengan ISI (intersimbol
interference) yang nantinya akan menyebabkan informasi yang diterima menjadi
cacat.

Gambar 2.5. Ilustrasi penggunaan antena MIMO dalam mengatasi Multipath fading

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dari sisi transmitter dan receiver
digunakan banyak antenna dengan tujuan untuk membuat sinyal pantulan dapat
menguatkan sinyal utama sehingga tidak saling menggagalkan. Dengan
menggunakan sistem seperti ini, maka tidak hanya data yang dikirim dapat lebih
banyak dan cepat bahkan jarak juga dapat diperluas. Karena sinyal yang
membawa data dengan MIMO tidak akan saling mediadakan, sebaliknya sinyal
pantulan akan menguatkan sinyal utama. Dengan MIMO, kelemahan ini dijadikan
alat untuk menduplikasikan bandwidth. Oleh sebab itu, secara teori, bila
digunakan jaringan nirkabel dengan standar 802.11g dengan kecepatan efektif 54
Mbps,maka dengan adanya tambahan router MIMO, kecepatan dapat kecepatan
dapat mencapai 108 Mbps

Multipath fading terjadi ketika sinyal frekuensi radio (RF) mengambil


jalur berbeda dari suatu sumber ke tujuan/penerima. Sebagian dari sinyal
langsung ke tujuan sedangkan bagian lain terlebih dahulu memantul ke
penghalang. Sebagai hasilnya, sebagian sinyal menempuh jarak yang lebih jauh
dan mengalami penundaan. Multipath fading adalah suatu bentuk gangguan atau
interferensi sinyal RF yang timbul ketika sinyal memiliki lebih dari satu jalur dari
transmitter ke receiver.

Effect Multipath Fading


Jenis-Jenis Multipath Fading:
a. Large scale fading merupakan hasil pelemahan sinyal berdasarkan
propagasinya melalui jarakyang jauh dan difraksi di sekitar objek-objek
besar pada jalur propagasi. Dalam large scal fadingterdapat relative path
loss(hilang karena jarak) danlog normal shadowing (terhalangnya
sinyalkarena objek yang besar). Fenomena ini terjadi pada mobile yang
bergerak melalui jarak dariurutan ukuran sel dan biasanya frekuensi yang
ada independen.

Probability Distribution Function (PDF) dari distribusi log normal variable


acakdirepresentasikan dengan:

b. Small scale fading terjadi karena interferensi konstruktif dan destruktif


dari multipath sinyalantara pemancar dan penerima. Hal ini terjadi pada
skala spasial dari tatanan panjang carrier,frekuensinya dependen

Adanya objek yang menyebabkan pantulan dan hamburan pada saluran


mengakibatkan berkurangnya energi sinyal pada amplitudo dan fasa. Sinyal yang
diterima merupakan resultan dari sinyal LOS dan pantulan, atau sering kali hanya
merupakan resultan dari sinyal pantulan. Efek ini menjadikan sinyal yang
diterima di receiver bervariasi yang mengakibatkan fluktuasi sinyal sehingga
terjadi fading dan distorsi. Propagasi multipath juga mengakibatkan perbedaan
waktu yang menyebabkan timbulnya intersimbol ineterference.
Gambar : Multipath propagasi

Lintasan jamak yang terjadi disebabkan oleh adanya refleksi, difraksi dan
scattering pada propagasi gelombang.Dari gambar diatas dapat kita amati bahwa
dengan adanya lintasan jamak tersebut akan mengakibatkan sinyal informasi yang
dikirim dari Tx ke Rx akan diterima berulang kali dengan level daya yang
berbeda dan dengan jeda waktu yang berbeda pula. Dengan adanya multipath,
maka komponen sinyal yang diterima pada sisi Rx dapat berupa sinyal yang
datangnya secara direct path yaitu sinyal yang perambatannya langsung ke arah
penerima dan ada juga berupa sinyal indirect path yaitu sinyal yang datang ke Rx
tidak secara langsung melainkan melewati pantulan, pembiasan, ataupun
penghamburan.
JURNAL

Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/7675811/Jenis_Fading_dalam_proses_transmisi
http://wireless.agilent.com/wireless/helpfiles/n5106a/about_fading.htm
http://www.slideshare.net/nitin_jain_india/introduction-to-wireless-fading-channels

Anda mungkin juga menyukai