Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRATIKUM RADIO TV & DISPLAY

Dosen Pembimbing : Thamrin,S.Pd

Oleh Kelompok 1 :
1. Gardenia Marheta Putra (17065042)
2. Nikhel Purnama Delfa (17065048)
3. Athika Maisyarah Nillofa Ende (17065055)
4. Wahyu Ilham Zen (17065050)

JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang
FT UNP Padang Lembaran : Job sheet
Jurusan : PT. Elektronika Mata Kuliah : Pr. Radio TV & Display
Waktu : 4 x 50 Topik : Penerima TV
Kode : 05/ELK-ELA185/2018 Judul : Tuner TV

A. Tujuan
Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Mengetahui blok rangkaian tuner pada TV.
2. Memahami dan mengetahui prinsip kerja tuner TV.
3. Dapat mengukur tegangan tala untuk tunner pada setiap perubahan talaan siaran
dari masing-masing stasiun pemancar TV di sekitar anda.
4. Dapat mengukur tegangan supply rangkaian tuner dan menelusuri sumber
tegangan supply tersebut.
5. Dapat mengukur sinyal IF pada keluaran (output) rangkaian tuner.

A. Alat dan Bahan


1. Antena TV / Pattern Generator
2. Trainer televisi warna
3. Toolset
4. Multimeter dan Oscilo scop
5. Kabel penghubung serta alat tulis untuk pengambilan data.

C. Teori Singkat
Sinyal yang diterima oleh antena televisi adalah semua frekuensi yang termasuk
dalam range kerja frekuensi dari antena yang digunakan pada sebuah TV, tetapi pada
sistem PAL dan NTSC telah ditetapkan frekuensi kerja dari masing-masing kanal
frekuensi VHF dan UHF. Untuk VHF bekerja pada range kanal 2 hingga kanal 12
dengan frekuensi kerja 47-230 MHz, sedangkan untuk UHF bekerja pada range
kanal 14- 83 dengan frekuensi kerja 470- 890 MHz. Semua frekuensi yang diterima
oleh antena dan diteruskan oleh saluran transmisi kemudian diolah pada bagian tuner
sebuah televisi.

Bagian tuner atau bagian penala merupakan bagian yang berfungsi untuk memilih
salah satu frekuensi dari pemancar (repeater) televisi yang ditangkap oleh antena.
Gambar dibawah ini menunjukan salah satu rangkaian penala (tuner sistem saklar).
Tiap kanal dapat dipilih dan diubah menjadi sinyal If gambar oleh penala tersebut.

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang
Bagian-Bagian Tuner :
1. Pemilih Kanal (Pemilih Stasiun Pemancar)
Tuner blok memilih gelombang pemancar yang akan diterima, mencakup kanal
2 hingga kanal 12 (54-230 MHz) pada VHF dan tiap kanal memiliki lebar
frekunsi 7 MHz. Rangkaian penala dapat dipilih sehingga beresonansi dengan
frekuensi kanal yang dikehendaki.
Didalam tuner blok terdapat penguat RF, Mixer dan Osilator. Penguat RF
memilih pemancar yang akan diterima, kemudian diteruskan ke mixer. Osilator
membangkitkan frekuensi yang tertentu besarnya untuk pembanding frekuensi
yang diterima penguat RF kemudian diberikan ke mixer kemudian di filter
akhirnya menghasilkan Frekuensi baru yang keluar yaitu 38,9 MHz merupakan
frekuensi pembawa gambar yang didalamnya terdapat sinyal sinkronisasi dan
33,4 MHz merupakan frekuensi pembawa suara dan kedua frekuensi tersebut
diteruskan kepenguat video IF.
2. Penguat Frekuensi Tinggi (HF Amplifier)
Sebelum sampai pada rangkaian pencampur (Mixing) gelombang TV diperkuat
oleh penguat HF. Karena ratio S/N (perbandingan sinyal/nois) pada penerima
TV berwarna ditentukan oleh penguatan HF ini, maka penguatan HF harus dapat
menghasilkan penguatan (gain) yang besar. Juga memerlukan distorsi yang kecil
walaupunn bila gelombang TV input besar. Maka dibutuhkan tegangan AGC
(Automatic Gain Control / pengatur penguatan otomatis ) pada penguat HF itu
dipasang rangkaian netralisasi, pada penguat HF untuk mencegah osilasi
parasitis yang timbul. Karakteristik resfon frekuensi penguat HF pada bidang
frekuensi kanal penerimaan, harus serata mungkin dan perbedaan penguatan
antara kanal-kanal yang diterima harus sekecil mungkin.

3. Pencampur (Mixer)
Gelombang TV yang diterima TV dicampur dengan output osilator lokal dengan
menggunakan pencampur (Mixer) dan dirubah menjadi sinyal IF (Intermediate)
gambar yang mempunyai frekuensi sama dengan selisih dengan kedua frekuensi
tadi. Frekuensi pembawa sinyal IF gambar adalah 38,9 MHz dan frekuensi
pembawa suara adalah 33,4 MHz.
Kanal No.3 Freq. Osc. Lokal

FV 38,9 MHz
FA 33,4 MHz

55,25 60,75 95,15 MHz


FV = Frekuensi pembawa gambar; FA = Frekuensi pembawa suara
4. Osilator Lokal
Frekuensi pencampur (frekuensi lokal) dibangkitkan oleh osilator lokal, dan
diberikan ke pencampur (Mixer). Frekuensinya dapat dirubah tergantung pada
kanal penerimaan yang dipilih.
Sebagai osilator lokal biasanya digunakan osilator Colpitts karena sifat
kestabilannya dan juga sederhana struktur rangkaiannya. Ada dua cara memilih
frekuensi osilator lokal pertama adalah dengan merubah kumparan resonansi dan
yang kedua dengan mengontrol tegangan bias dioda kapasitansi variabel.

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang
D. LANGKAH KERJA PRAKTEK
1. Ambil masing masing kelompok, tv trainer yang sudah disediakan, dan jangan
dihubungkan catu daya listrik ke jala-jala PLN.
2. Ambil multimeter dan Osciloscope, lakukan kalibarisi kedua alat ini.
3. Buka tv trainer tersebut dan pastikan sudah melakukan pengosongan tegangan
tersimpan pada kapasitor tegangan tinggi dengan kabel penghubung.
4. Cari dan amati bagian tuner dengan pedoman skema rangkaian di bawah ini :

5. Pastikan anda menemukan tegangan 5 V dan 33 V. atau B+., VT, TU1


6. Sambungkan televisi dengan antene penerima.
7. Hubungkan jala-jala listrik dan hidupkan televisi.

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang
8. Masuk ke menu pencarian manual ” manual searching” untuk mendapatkan
583semua siaran televisi yang ada di kota Padang. Setiap siaran televisi yang
ditemukan catat frekuensi pancarnya pada tabel pengamatan berikut ini :

9. FREKUENSI Cari salah


NO STASIUN
SIARAN KETERANGAN satu chanel
TELEVISI
(MHz) yang paling
kuat
1 Trans 7 487 Bersemut
2. TVRI 569 Memerah
3. NET 583 Memerah
4. Global 699 Bersemut
5. Indosiar 695 Bersemut
6. Padang Tv 567 Bersemut
7. Metro 615 Bersemut
8. MNC 628 Bersemut
9. RCTI 647 Bersemut
10. ANTV 663 Bersemut
11. SCTV 679 Lumayan
penerimaannya.
10. Ukurlah dengan menggunakan osciloscope bentuk sinyal pada pin IF.
(amplitudo dan bentuk sinyal).

11. Dokumentasikan sinyal IF yang terbaca pada osciloscope dan lampirkan pada
laporan anda.

12. Ukurlah dengan menggunakan osciloscope bentuk sinyal pada C109.


(amplitudo dan bentuk sinyal).

13. Dokumentasikan sinyal IF yang terbaca pada osciloscope dan lampirkan pada
laporan anda.

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang
14. Ukur Tegangan (dc) pada pin AGC, B1, B2, TU1, VCC dan LNA

Pin AGC (dc) Pin B1 (dc) Pin B2 (dc) TU1 /VT (dc) VCC (dc) LNA (dc)
4V 4.8V 4.8V 11V 5V 5V

15. Putus catu daya 5 V dan perhatikan efek yang ditimbulkan?


16. Buatlah kesimpulan dari praktikum anda.
E. Analisa
Jelaskan analisa anda tentang praktikum dari langkah kerja dan data yang anda
dapatkan?

F. Evaluasi
1. Tentukan komponen utama apa saja yang terdapat pada bagian tuner dan
tentukan kode komponennya pada televisi traniner anda.
 DWE 7052B-PLL 1 (tuner)  berfungsi sebagai penangkap sinyal
frekuensi gambar dan suara dari stasiun pemancar televisi.
 25C1674  berfungsi sebagai penguat untuk sinyal yang telah diterima dari
tuner.
 SC1815  memiliki fungsi sebagai saklar jika terjadi short circuit pada
tuner
2. Sinyal-sinyal apa saja yang terdapat pada sinyal IF yang anda ukur dengan
osciloscope dan jelaskan fungsi dari sinyal-sinyal tersebut bagi rangkaian
penerima televisi ?
 Sinyal yang terdapat pada sinyal if adalah berupa sinyal modulasi gambar
dan sinyal modulasi gambar.
3. Jelaskan fungsi tegangan 5V dan 33 V pada tuner?
 Fungsi tegangan 33v (VT) yaitu untuk mengatur jumlah masukkan sinyal
frekuensi pada televisi contohnya jika pada televisi menerima 10 saluran tv

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang
jika nilai tengangan VT kurang dari 33v maka sinyal yang bisa diterima bisa
berkurang minsalnya hanya menerima 5 saluran saja.
 Fungsi tengangan (MB) berfungsi untuk tengangan supply yang dibutuhkan
oleh tuner untuk bekerja
4. Apa yang anda ketahui tentang sistem pertelevisian digital?
 Televisi Digital memiliki banyak kelebihan daintaranya adalah warna jadi
lebih bagus, jernih serta kualitas audio yang jauh lebih baik
 Juga untuk saat ini dunia global juga sudah mengadaptasi siaran tv digital
dan sudah mulai meniggalkan siaran tv analog
 Indonesia sendiri awalnya melakukan ujicoba sebelumnya untuk daerah
Jabodetabek, dan dicanangkan untuk bisa diterapkan pada tahun 2018
namun tidak terlaksana.
 TV analog bisa menangkap siaran tv digital mengunakan Set Top Box atau
STB, diantaranya sepeerti pada Usee TV milik Telkom
 TV analog menggunakan rangkaian yang jauh lebih simpel, dan juga tidak
menggunakan tabung Katode lagi.
 Tv analog biasanya memiliki layar datar dan desain yang lebih bagus (tipis)
dan efisien
5. Jelaskan fungsi kaki (pin) BL, BH, AGC dan LNA.
 AGC berfungsi untuk mengatur penguatan secara otomatis, dan mengatur
level tengangan RF yang masuk di blok if
 Pin BL berfungsi untuk mensuplly blok – blok tiap band tuner dengan
tengangan 5v berserta dengan pin BH dengan supply sebesar 33v yang mana
fungsi utamanya sebagai pemilih band dari tuner tersebut dengan memberi
salah satu tengangan pada salah satu pin tersebut
 LNA berfungsi sebagai pengontrol tengan lumin pada televisi

F. Buku Sumber
1. Reka Rio, S (2001). Teknik Reparasi Televisi Berwarna. Pradnya Paramita, Jakarta.
2. Grob, Bernard (1993). Sistem Telavisi dan Video. Erlangga, Jakarta.
3. Suhana (1984). Buku Pegangan Teknik Telekominikasi. Pradnya Paramita, Jakarta.

Keterangan
 IF = Keluaran IF 
 MB atau B+ = Tegangan Vcc tuner 5
 AFC AFT Masukan tegangan pengontrol frekuensi otomatis, berguna menjaga
kestabilan frekuensi Tegangan berubah saat frekuensi tergeser
 BL VHL, VL = Memilih BAND VHF Low (48 - 82 Mhz) atau Kanal 2 - 6 0 Volt =
Non aktif, setara dengan Vcc = Aktif
 BH VH = Memilih BAND VHF High (175 - 224 Mhz) atau Kanal 7 - 13 0 Volt =
Non aktif, setara dengan Vcc = Aktif
 BU VU Memilih BAND UHF High (471 - 855 Mhz) atau Kanal 14 - 83 0 Volt =
Non aktif, setara dengan Vcc = Aktif
 AGC = Masukan tegangan pengontrol penguatan otomatis (AGC) Saat signal
lemah, tegangan naik, saat signal kuat tegangan turun
 BT VT = Masukan tegangan pengontrol frekuensi tuning (Voltage Tuning) 0 - 33
Volt

Lab Sistem Komunikasi dan Pengolahan Sinyal


FT-UNP Padang

Anda mungkin juga menyukai