Anda di halaman 1dari 16

BAB III

MODEL KANAL WIRELESS


Pemahaman mengenai kanal wireless merupakan bagian pokok dari
pemahaman tentang operasi, desain dan analisis dari setiap sistem wireless secara
keseluruhan, seperti pada sistem komunikasi selular, radio paging atau pada
sistem satelit mobile.
Arsitektur klasik dari sistem komunikasi pada umumnya dapat dilihat pada
gambar 3.1. Sumber informasi (suara manusia, kamera video, komputer)
mengirimkan informasi ke suatu tujuan (pendengaran manusia, layar monitor,
komputer). Data diubah menjadi sinyal yg sesuai untuk dikirimkan oleh pemancar
dan pemancar mengirimkannya melalui kanal. Kanal itu sendiri memodifikasi
sinyal yang dikirimkan. Modifikasi tersebut mungkin dapat tidak terprediksi oleh
penerima, jadi penerima harus didisain untuk mengatasi modifikasi tersebut untuk
mengirimkan informasi ke tujuan dengan kesalahan atau distorsi sesedikit
mungkin.

Gambar 3.1. Arsitektur Sistem Komunikasi Pada Umumnya

Kanal wireless merupakan faktor pokok yang mebatasi kinerja sistem


komunikasi wireless. Jarak transmisi antara pemancar dan penerima dapat
bervariasi dari LOS (line of sight) hingga tertutup oleh penghalang seperti
bangunan, bukit dan pepohonan. Tidak seperti kanal wired yang tetap dan dapat
diprediksi, kanal radio bersifat random dan tidak bisa dianalisis dengan mudah.

22

Bahkan kecepatan dari pergerakan pengguna mempengaruhi seberapa cepat level


sinyal memudar. Memodelkan kanal kanal radio merupakan bagian yang paling
sulit dalam mendesain sistem radio mobile, dan biasanya dilakukan dalam bentuk
statistik yang berdasar atas hasil pengukuran.

3.1.

Karakteristik Kanal Wireless


Karakteristik kanal wireless dapat dikelompokan menjadi dua kelompok

besar, yaitu large-scale fading dan small-scale fading. Fading sendiri memiliki
arti fenomena terjadinya variasi amplituda dan/atau fasa relatif pada satu atau
lebih komponen frekuensi sinyal yang diterima. Fading disebabkan oleh
perubahan karakteristik jalur propagasi terhadap waktu. Large-scale fading adalah
daya sinyal rata-rata sebagai fungsi dari jarak antara pengirim dan penerima,
sedangkan small-scale fading adalah fluktuasi sinyal dalam periode waktu yang
sangat singkat di sekitar nilai rata-ratanya (large-scale).

Gambar 3.2. Large-scale dan Small-scale Fading [2]

Tiga mekanisme dasar yang dapat mempengaruhi sinyal propagasi pada


sistem komunikasi mobile adalah :

Reflection
Terdapat sinyal tak langsung datang ke penerima setelah mengalami
pantulan terhadap objek. Mungkin terdapat banyak pantulan yang
berkontribusi terhadap besarnya delay.

Diffraction

23

Propagasi melewati objek yang cukup besar sehingga seolah-olah


menghasilkan sumber sekunder, seperti puncak bukit dan sebagainya.

Scattering
Propagasi

melewati

objek

yang

kecil

dan/atau

kasar

yang

menyebabkan banyak pantulan untuk arah-arah yang berbeda.

3.1.1. Large-scale Fading


Large-scale fading disebabkan karena akibat keberadaan obyek-obyek
pemantul serta penghalang pada kanal propagasi serta pengaruh kontur bumi,
menghasilkan perubahan sinyal dalam hal energi, fasa serta delay waktu yang
bersifat random. Sesuai namanya, large-scale fading memberikan representasi
rata-rata daya sinyal terima dalam suatu daerah yang luas. Statistik dari largescale fading memberikan cara perhitungan untuk estimasi path loss sebagai fungsi
jarak. Estimasi path loss sebagai fungsi dari jarak hanya menghasilkan nilai ratarata dan hal tersebut tidak cukup untuk menggambarkan sinyal propagasi karena
perbedaan kondisi lingkungan antara pengirim dan penerima. Untuk mendapatkan
hasil yang akurat, perhitungan path loss harus ditambahkan dengan konstanta
variasi sinyal yang terdistribusi Lognormal.

3.1.2. Small-scale Fading


Small-scale fading, atau disebut juga dengan multipath fading, dihasilkan
oleh dua macam mekanisme, yaitu time spreading sinyal sebagai akibat dari
multipath dan time varying channel yang disebabkan oleh pergerakan.
Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi small-scale fading adalah :

Propagasi multipath
Adanya objek pemantul dan scatterer akan menyebabkan hilangnya
energi sinyal pada amplituda, fasa, dan waktu. Ini akan menyebabkan
penerima menerima banyak versi dari sinyal yang dikirimkan.

Kecepatan pengguna
Pergerakan

relatif

antara

base

station

dan

pengguna

akan

menghasilkan frekuensi modulasi yang acak karena perbedaan

24

Doppler shifts pada tiap komponen multipath. Doppler shift akan


bernilai positif atau negatif tergantung apakah pengguna bergerak
mendekat atau menjauh dari base station.

Kecepatan objek di sekitarnya


Jika objek pada kanal radio bergerak maka akan terjadi perubahan
Doppler shift terhadap waktu pada setiap sinyal multipath. Efek
pergerakan objek tersebut akan menjadi dominan ketika objek
bergerak lebih cepat dibandingkan pengguna dan sebaliknya.

Bandwidth sinyal
jika bandwidth sinyal yang ditansmisikan lebih besar daripada
bandwidth kanal multipath, sinyal yang terima akan terdistorsi tetapi
kekuatan sinyal tidak akan berkurang banyak.

3.1.2.1.Delay Spread
Time spreading sinyal menyebabkan sinyal datang dengan delay yang
berbeda-beda atau disebut dengan delay spread.
Delay spread biasanya digambarkan dengan delay profile, dimana sinyal
utama dan sinyal delay digambarkan dengan beberapa sinyal pulsa dengan delay
dan daya yang berbeda-beda.

Gambar 3.3. Delay Profile [2]

Parameter-parameter yang digunakan adalah :

Excess delay maksimum ( m )

Rata-rata excess delay ( )

25

a
=
a
2
k

2
k

P( )
=
P( )
k

(3.1)

RMS delay spread ( )

= 2 - ( )2
Dimana,

(3.2)

a
=
a

2 2
k k

2
k

P( )
=
P( )

2
k

(3.3)

Delay spread menentukan channel coherence bandwidth atau bandwidth


kanal yang memiliki arti ukuran statistik jangkauan frekuensi dimana suatu kanal
dapat dipertimbangkan sebagai respon yang flat (fasa yang linier dan gain yang
sama). Nilai dari channel coherence bandwidth dapat diperkirakan dengan
persamaan.

Wo =

Wo =

1
, untuk korelasi frekuensi 90%
50

1
5

, untuk korelasi frekuensi 50%

(3.4)

(3.5)

Gambar 3.4. Channel Coherence Bandwidth [2]

Efek-efek yang ditimbulkan oleh delay spread adalah :

Flat fading
Jika kanal memiliki gain yang konstan dan respon fasa yang linier
terhadap bandwidth yang lebih besar daripada bandwidth sinyal
transmisi atau nilai maksimum excess delay lebih kecil dibandingkan

26

dengan durasi simbol ( Wo > W atau m < Ts ). Jenis fading ini


mengakibatkan berkurangnya daya sinyal dan dapat diatasi dengan
teknik diversitas, error control, dan power control.

Frequency selective fading


Jika kanal memiliki gain yang konstan dan respon fasa yang linier
terhadap bandwidth yang lebih kecil daripada bandwidth sinyal
transmisi atau nilai maksimum excess delay lebih besar dibandingkan
dengan durasi simbol ( Wo < W

atau m > Ts ). Jenis fading ini

mengakibatkan bekurangnya daya sinyal dan inter-symbol interference


(ISI) dan dapat diatasi dengan proses ekualisasi.

3.1.2.2.Doppler Spread

Doppler spread adalah ukuran perluasan spektral (Spectral Broadening)


karena adanya perubahan kanal terhadap waktu. Perluasan spektral tersebut adalah
akibat dari pergeseran frekuensi karena adanya pergerakan pengguna atau objek di
sekitarnya. Pergeseran frekuensi dapat dihitung dengan persamaan berikut.
f =

f v cos v
=

Dimana,

(3.6)

f = frekuensi carrier
v = kecepatan pengguna

= sudut kedatangan sinyal relatif terhadap arah kecepatan


pengguna
Pergeseran frekuensi maksimum terjadi pada saat sudut kedatangan sinyal
sama dengan 0 dan nilai tersebut dapat bernilai positif dan negatif sehingga nilai
maksimum perluasan spektral adalah dua kali besar pergeseran frekuensi
maksimum ( f m ).

fm =

fv
c

(3.7)

Doppler spread menentukan channel coherence time yang memiliki arti


ukuran statistik dari durasi waktu dimana impuls respon dari kanal masih bisa

27

dikategorikan invariant dan mengkuantifikasi kesamaan respon kanal pada waktu


yang berbeda. Nilai dari channel coherence time dapat diperkirakan dengan
persamaan berikut.

Tc =

Tc =

9
16 f m

, untuk korelasi waktu 50%

9
16 f m2

, untuk pendekatan geometris

(3.8)

(3.9)

Channel coherence time juga dapat dilihat dengan pendekatan spektrum


atau Doppler spectrum. Doppler spectrum menunjukan sebaran pergeseran fasa.
Berikut ini adalah beberapa Doppler spectrum yang dapat digunakan :

Rounded Doppler Spectrum


1 1.72 f o 2 + 0.785 f o 4
S( f ) =
0

f
f o 1
, fo =
fm
f o >1

(3.10)

Model spektrum ini menunjukan sebaran pergeseran Doppler yang


terdistribusi di sekitar nol. Model ini sesuai untuk aplikasi fixed.

Gambar 3.5. Rounded Doppler Spektrum [10]

Classic Jakes Doppler spectrum


1

S( f ) =

fm

1 f

f
m

(3.11)

28

Model spektrum ini menujukan sebaran pergeseran Doppler yang lebih


terdistribusi di sekitar pergeseran frekuensi maksimum. Model ini
sesuai untuk aplikasi mobile.

Gambar 3.6. Classic Jakes Doppler Spectrum

Efek yang ditimbulkan oleh Doppler spread adalah :

Slow fading
Kecepatan perubahan respon impuls kanal lebih lambat daripada durasi
simbol sinyal yang ditransmisikan. Hal ini diakibatkan karena time
coherence channel jauh lebih besar dibandingkan dengan periode
simbol atau bandwidth Doppler lebih kecil dibandingkan bandwidth
sinyal ( Ts << Tc atau Bs >> B D ). Dalam kasus ini kanal diasumsikan
statis. Jenis fading ini mengakibatkan berkurangnya daya sinyal dan
dapat diatasi dengan teknik diversitas, error control, dan power
control.

Fast Fading
Respon impuls kanal berubah dengan cepat dalam satu durasi simbol.
Hal ini diakibatkan karena coherence time lebih kecil daripada periode
simbol sinyal yang ditransmisikan atau bandwidth Doppler lebih besar
dibandingkan bandwidth sinyal ( Ts > Tc atau Bs < BD ). Jenis fading
ini mengakibatkan berkurangnya daya sinyal, distorsi sinyal dan

29

masalah sinkronisasi dan dapat diatasi dengan error control dan


interleaving.

3.1.2.3.Model Fading

Pada komunikasi mobile dengan kanal multipath, model statistik yang


sering digunakan adalah :

Fading Rayleigh
Pada lingkungan NLOS, distribusi Rayleigh sering digunakan untuk
mengambarkan statistik variasi sinyal pada kanal flat fading atau pada
masing-masing komponen path pada lingkungan multipath. Kecepatan
variasi sinyal bergantung pada Doppler spread. Amplitudo dari setiap
komponen multipath digambarkan dalam komponen in-phase dan
quadrature. Karena pergerakan yang acak, kedua komponen tersebut
terdistribusi Gaussian dengan rata-rata nol. Sebagai contoh
r
a = a I ,i + j.aQ ,i adalah suatu distribusi kompleks Gaussian. Amplituda

dari komponen multipath i adalah :

ri = a I2,i + aQ2 ,i

(3.12)

Amplituda dari variabel distribusi kompleks Gaussian adalah


terdistribusi Rayleigh dengan pdf :

r
r2
2
exp

p(r ) = 2
2
0

untuk r 0

lainnya

Dengan adalah standar deviasi.

30

(3.13)

Gambar 3.7. PDF Rayleigh [7]

Fading Rician
Ketika ada satu dominan komponen, seperti komponen sinyal LOS,
distribusi variasi sinyal dapat berubah menjadi terdistribusi Rician.
Sama seperti pada contoh Rayleigh dengan ditambah komponen LOS
dengan rata-rata tidak nol. Sinyal yang diterima adalah superposisi dari
komponen LOS dan komponen kompleks Gaussian dari komponen
NLOS. Amplituda sinyal yang diterima mempunyai distribusi Rician
yang diperoleh melalui persamaan :
p (r ) =

(K + 1)r 2 I 2 K (K + 1) r
2(K + 1)r
exp K

(3.14)

r 0, K 0, 0

[ ]

Dimana I n adalah fungsi Bessel termodifikasi orde 1, = E r 2 , dan


K (faktor K) adalah rasio daya yang diterima dari komponen LOS
terhadap daya dari komponen NLOS. Untuk K = 0 kita akan
mendapatkan distribusi Rayleigh, dan untuk K = tidak terjadi
fading.

3.2.

Model Kanal Propagasi

Karakteristik-karakteristik kanal yang dijelaskan sebelumnya dapat


diestimasi dengan berbagai cara dan metode. Model kanal propagasi adalah model

31

estimasi karakteristik kanal. Model kanal propagasi sangat berperan penting


dalam perencanaan jaringan wireless, terutama untuk penentuan coverage base
station dan penentuan persyaratan RF bagi perangkat base station maupun
perangkat subscriber station.
Secara umum, model kanal propagasi dapat dikelompokan menjadi tiga
kelompok besar, yaitu :

Model empirik
Model yang diturunkan dari hasil pengukuran lapangan di lokasi-lokasi
yang dianggap mewakili sampel lingkungan wireless.

Model Deterministik
Model

yang

dikembangkan

dari

teori

propagasi

gelombang

elektromagnetik dan digunakan untuk perhitungan daya panacar di


lokasi yang ditinjau.

Model stokastik
Model yang menyertakan peubah acak sebagai representasi kondisi
lingkungan yang berubah dari waktu ke waktu dan dari satu lokasi ke
lokasi lain.

Dari ketiga model kanal propagasi di atas, model kanal propagasi empirik
merupakan model yang sangat diminati kalangan peneliti maupun industri karena
kemudahan penggunaan serta toleransi terhadap ketidaktersediaan informasi
terrain. Yang termasuk dalam model kanal propagasi empirik adalah model ECC33, COST Hatta, dan SUI. Dari ketiga model tersebut, model kanal SUI
menyediakan informasi yang terkait dengan karakteirstik dispersif kanal.

3.2.1. Stanford University Interim Model

Model kanal seperti yang dideskripsikan di poin-poin sebelumnya


menyediakan dasar untuk menspesifikasikan kanal dengan skenario tertentu.
Model ini dikembangkan oleh kelompok kerja IEEE 802.16. SUI model
merupakan model yang dikembangkan untuk frekuensi di bawah 11 GHz. Model

32

ini didefinisikan untuk pita frekuensi 2.52.7 GHz, yakni pita frekuensi untuk
MMDS (Multipoint Microwave Distribution System) di Amerika.
Berdasarkan terrain, model SUI membagi 3 jenis, yaitu :

Tipe A

: path loss terbesar yaitu perbukitan dengan densitas

pepohonan sedang sampai tinggi.

Tipe B

: path loss pertengahan antara tipe A dan C.

Tipe C

: path loss terkecil yaitu terrain rata dengan pepohonan

jarang.
Persamaan umum model empirik SUI :

d
PL = A + 10 log 10
d0

+ X f + X h + s , untuk d>d0

(3.15)

Keterangan :
- d : jarak antara antenna dan CPE dalam meter
- d0 : 100 meter
- s : peubah acak yang terdistribusi secara lognormal sebagai

representasi shadowing oleh pepohonan atau bangunan, dengan


nilai berkisar 8.2 10.6 dB.
-

4d 0
A = 20 log10

= a bhb +

(3.16)

c
hb

(3.17)

hb

: tinggi antenna base station

a,b,c

: konstanta perhitungan pangkat path loss yang tergantung

jenis terrain
Tabel 3.1. Parameter Terrain [11]
Model Parameter

Terrain A

Terrain B

Terrain C

4.6

4.0

3.6

b (m-1)

0.0075

0.0065

0.005

c (m)

12.6

17.1

20

33

- Xf : faktor koreksi untuk penggunaan frekuensi f ( dalam MHz) di

atas 2 GHz.
f
X f = 6 log10

2000

(3.18)

- Xh : factor koreksi tinggi antenna CPE pada berbagai kondisi

terrain dengan hr dalam meter.


h
X h = 10.8 log10 r untuk terrain tipe A & B
2000

(3.19)

h
X h = 10.8 log10 r untuk terrain tipe C
2000

(3.20)

3.2.2. Perbandingan Model Path Loss SUI dengan Model Lain

Gambar berikut menunjukkan perbandingan model path loss SUI dan


model lainnya seperti COST-231 Hatta dan ECC-33.

Gambar 3.8. Perbandingan Model Kanal untuk Daerah Rural [6]

34

Tabel 3.2. Statistik Kesalahan untuk Daerah Rural [6]

Gambar 3.9. Perbandingan Model Kanal untuk Daerah Suburban [6]

Tabel 3.3. Statistik Kesalahan untuk Daerah Suburban [6]

35

Gambar 3.10. Perbandingan Model Kanal untuk Daerah Urban [6]


Tabel 3.4. Statistik Kesalahan untuk Daerah Urban [6]

Dari ketiga tabel di atas, dapat terlihat bahwa pada model path loss SUI
tidak memprediksi sebaik ECC-33 dan COST-231. Namun, ECC-33 tidak dapat
digunakan untuk suburban area, sementara COST-231 memerlukan perhitungan
yang jauh lebih kompleks. Sehingga untuk mendapatkan hasil yang masih cukup
akurat untuk segala tipe topografi dengan perhitungan yang tidak terlalu
kompleks, maka SUI adalah model yang tepat.

3.2.3. Karakteristik Kanal Multipath SUI

Untuk model small-scale fading atau multipath fading, ada 6 jenis


parameter SUI yang dideskripsikan pada tabel-tabel di berikut ini :

36

Tabel 3.5. Parameter model SUI [11]

Tipe Topografi

Kanal SUI

SUI-1 , SUI-2

SUI-3, SUI-4

SUI-5, SUI-6

Faktor-K : Rendah
Doppler

Low

Low delay

Moderate

High

spread

delay spread

spread

SUI-3

SUI-5
SUI-4

SUI-6

Low delay

Moderate

High

spread

delay spread

spread

High

delay

Faktor-K: Tinggi
Doppler

Low

SUI-1,2

High

37

delay

Anda mungkin juga menyukai