Anda di halaman 1dari 56

Manajemen Frekuensi Radio Satelit

Disampaikan pada acara Pelatihan Petugas Monitoring Spektrum Frekuensi Radio Ditjen SDPPI di Cidokom, 26 Mei 2011

Mulyadi Direktorat Penataan Sumber Daya Ditjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Dinas Angkasa (Space Service)


Dinas Tetap Satelite (fixed satellite service)
Dinas komunikasi radio antara stasiun bumi pada titik tertentu dengan satu satelit atau lebih

Dinas Antar Satelit (Inter-satellite service)


Link radio antara satelit dengan satelit

Dinas Operasi Ruang Angkasa (Space Operation Service)


digunakan secara eksklusif untuk operasi pesawat ruang angkasa, khususnya space tracking, space telemetry dan space telecommand.

Dinas Penyiaran Satelit (Broadcasting-Satellite Service)


Dinas komunikasi radio yang sinyalnya dipancarkan atau di pancar ulang oleh stasiun angkasa dengan maksud untuk penerimaan langsung oleh masyarakat

Dinas Angkasa (Space Service)


Dinas Bergerak Satellite (Mobile-Satellite service) : dinas komunikasi radio antara
Antara Stasiun bumi bergerak dengan satu stasiun angkasa atau lebih, atau Antara Stasiun angkasa dalam servis ini; atau Dinas bergerak satelit terdiri dari : Land Mobile-Satellite Service
Stasiun bumi berada di darat

Aeronautical Mobile-Satellite Servie


Stasiun bumi berada di pesawat

Maritime Mobile-Satellite Service :


Stasiun bumi berada di kapal

Dinas Angkasa (Space Service)


Dinas Radionavigasi Satelit (RadionavigationSatelite Service)
Dinas Radionavigasi Satelit Penerbangan (Aeronautical Radionavigation-Satellite Service) Dinas Radionavigasi Satelit Maritim (Maritim Radionavigasi Satelit Service

Dinas Radiolokasi Satelit (Radiolocationsatellite service)

Dinas Angkasa (Space Service)


Dinas Explorasi Bumi Satelit (Earth Exploartion-Satellite Service)
Antara stasiun bumi dengan satu satelit atau lebih dimana
Informasi yang disampaikan terkait dengan karakteristik bumi atau fenomena alam termasuk kondisi lingkungan yang didapat dari sensor aktif atau sensor pasif di satelit Informasi serupa dikumpulkan dari platform airborne atau platform di bumi; Informasi serupa didistribusikan ke stasiun bumi

Dinas Meteorologi Satelit (Meteorological-Satellite Service):


dinas explarasi bumi satelit untuk tujuan meteorologi

Dinas Angkasa (Space Service)


Dinas Frekuensi Standar dan Sinyal Waktu Satelit (Standard Frequency and Time Signal Satellite Service)
Dinas komunikasi radio menggunakan stasiun angkasa untuk tujuan ilmu pengetahuan, teknik yang menyediakan layanan sinyal waktu atau frekuensi tertentu yang memiliki presisi tinggi untuk tujuan penerimaan umum.

Dinas Penelitian Ruang Angkasa (Space Research Service)


Dinas komunikasi radio untuk pesawat ruang angkasa atau objek lain di angkasa untuk tujuan ilmu pengetahuan atau penelitian

Dinas Amatir Satelit (Amateur Satellite Service)


Dinas komunikasi radio menggunakan satelit bumi untuk tujuan amatir

Dinas Radio Astronomi (Radio Astronomy Service)

Jenis Orbit Satelit


LEO (low earth orbit)
100 300 mile di atas bumi Satelit harus berputar sangat cepat, sekitar 17.500 mph untuk melawan gravitasi bumi Orbital periode : 5 8 jam Dibutuhkan lebih dari 48 satelit Satellite visibility 10 20 menit Umumnya memiliki orbit polar Contoh : Iridium, Globalstar, LapanTubsat, International Space Station

Jenis Orbit Satelit


MEO (medium earth orbit)
6.000 12.000 mile di atas bumi Orbital Period : 6 -12 jam Diperlukan 10 15 satelit Satellite visibility : 2 4 jam Contoh : GPS

Jenis Orbit Satelit


GEO : geostationary earth orbit
36.000 km di atas bumi Mengitari bumi selama 24 jam, sama dengan waktu rotasi bumi Posisi di atas khatulistiwa Tiga satelit GSO dapat mengcover seluruh permukaan bumi (kecuali daerah kutub) Contoh : Palapa, Measat, Inmarsat

Jenis-Jenis Satelit
Satelit Asronomi adalah satelit yang digunakan untuk mengamati planet, galaksi, dan objek angkasa lainnya yang jauh. Satelit Komunikasi adalah satelit dengan tujuan telekomunikasi menggunakan radio pada frekuensi gelombang mikro. Kebanyakan satelit komunikasi menggunakan orbit geostasioner , meskipun beberapa tipe terbaru menggunakan satelit orbit rendah. Menggunakan Dinas Tetap Satelit dan Dinas Bergerak Satelit Satelit yang paling banyak dioperasikan Contoh : Satelit Telkom, Measat, SES-7, Garuda-1, Inmarsat, Thuraya

Typical Fixed Satellite Service etwork


Applications Credit Card Validation ATM/Pay at the Pump Inventory Control Store Monitoring Electronic Pricing Training Videos In-Store Audio Broadband Internet Access Distance Learning

Apartment Buildings

Gas Stations HQ Red Cross News Agency Corporate


Emergency Response 1

Branch Offices

Corporate Offices

Residential

Ground Equipment
Overall systems costs have decreased because of the explosion of lowcost user terminals that can now receive video via hand-held units Omni directional antennas Smaller, lighter, cheaper More powerful, faster Pocket, notebook, rugged Application specific terminals, embedded modems

Minimal Set-Up Time, Robust, Portable, Easy To Use

Mobile Satellite Service


Function like terrestrial wireless system with ubiquitous reach Use a mix of orbit types Geosynchronous (GEO) Non Non-geosynchronous (LEO and MEO) System sizes range from (1) GEO to (66) LEO Use a mix of frequencies Mostly LL-Band / Some SS-Band, UHF/VHF Feeder links and some services use C, Ka, and Ku Ku- Band Applications Aeronautical Maritime Land

Typical Mobile Satellite etwork

Mobile Satellite Equipment

Jenis-Jenis Satelit
Satelit Pengamatan Bumi adalah satelit yang dirancang khusus untuk mengamati bumi dari orbit, yang ditujukan untuk penggunaan non-militer seperti pengamatan lingkungan, meteorologi, pembua tan peta dll. Satelit Cuaca adalah satelit yang diguanakan untuk mengamati cuaca dan iklim bumi.

Jenis-Jenis Satelit
Satelit Navigasi adalah satelit yang menggunakan sinyal radio yang disalurkan ke penerima di permukaan tanah untuk menentukan lokasi sebuah titik dipermukaan bumi.

Slot Orbit Satelit



Slot orbit adalah tempat meletakkan posisi satelit GSO di angkasa. Merupakan sumber daya alam yang terbatas sehingga penggunaannya diatur secara internasional oleh International Telecommunication Union (ITU). Kerangka Hukum: Internasional : Space Treaty 1967, ITU Instruments (Constitution, Convention, Radio Regulations) ; ITU Radio Regulations, dll. Nasional : PM 13/2005; PM37/2006; Perdirjen Postel 357/2006; Roadmap Infrastruktur Satelit INS

Kerangka Legal Internasional

United Nations Outer Space Treaty (1967) Angkasa luar bebas untuk eksploitasi dan penggunaan oleh semua negara sesuai regulasi internasional Negara-negara memiliki jurisdiksi dan kontrol terhadap obyek yang diluncurkan ke angkasa luar International Telecommunication Union (ITU) Satelit tidak boleh menyebabkan terjadinya interferensi yang merugikan (harmful interference) terhadap jaringan satelit lain Slot orbit satelit dan spektrum frekuensi radio harus digunakan secara efektif, efisien dan rasional (Konstitusi ITU, Artikel 44); Hak penggunaan Slot Orbit dan Frekuensi Radio diperoleh dengan Prinsip first come first serve, melalui mekanisme Notifikasi ke ITU (diatur dalam ITU-Radio Regulations)

GSO SATELLITES

INTERFERENCE

Non-GSO SATELLITES

TRANSMITTING EARTH STATION

TERRESTRIAL STATION

RECEIVING EARTH STATION

Pendaftaran Satelit ke ITU


Sesuai dengan ketentuan pada ITU Radio Regulation Artikel 9 dan 11 maka setiap pendaftaran satelit harus mengikuti prosedur berikut ini :
Menyampaikan data umum jaringan satelit (Advanced Publication Information (API)) Melakukan koordinasi untuk menghindari interferensi (Coordination) Mengirimkan notifikasi untuk di catatkan dalam Master Information Frequency Register (MIFR) (Notification)

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU


Tahapan Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU :
1. Publikasi awal

2. Koordinasi Frekuensi

3. Notifikasi

23

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit : Nasional


Permohonan pendaftaran filing satelit diajukan secara tertulis oleh operator ke Menteri Kominfo Permohonan dilampirkan data-data mengenai :
Frekuensi yang digunakan Daerah cakupan Jumlah transponder Umur satelit Keterangan analisis pemilihan lokasi orbit dan sistem yang digunakan Surat pernyataan sanggup melaksanakan koordinasi satelit Surat pernyataansanggup mengikuti prosedur pendaftaran satelit Surat pernyataan sanggup menanggung biaya pendaftaran satelit yang ditetapkan ITU Surat pernyataan sanggup memenuhi seluruh persyaratan lain yang ditetapkan ITU
24

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit : Nasional


Kemenkeminfo melakukan evaluasi atas permohonan tersebut antara lain Pemeriksaan administrasi :
izin penyelenggaraan telekomunikasi, Rencana bisnis, penanggung jawab dll.

Pemeriksaan teknis:
Kesesuaian dengan Tabel Alokasi Frekuensi Nasional dan rencana penggunaan frekuensi nasional Pemeriksaan kelengkapan form pendaftaran satelit sesuai ketentuan ITU.

Jika memenuhi persyaratan, Kemenkominfo akan mengajukan permohonan pendaftaran filing satelit ke ITU sebagai filing satelit Indonesia.
25

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU


Kemkominfo mengirimkan surat pendaftaran filing satelit dilampiri dengan Advance Public Information (API) ke ITU Data API harus dilengkapi oleh calon operator satelit. Data API diberikan dalam bentuk format elektronik, diisi dengan menggunakan software ITU SpaceCapture API berisi data rencana umum penggunaan frekuensi satelit, berisi data antara lain:
identitas jaringan satelit, identifikasi beam; Tanggal bringing into use Informasi slot orbit, untuk non-GSO data jumlah bidang orbit,

26

LAPAN-TUBSAT API

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU


ITU akan mempublikasikan Special Section API/A, berdasarkan data API dari Administrasi Telekomunikasi dalam publikasi ITU yaitu BRIFIC ITU (Bureau Radiocommunication International Frequency Information Circular) paling lama 3 bulan sejak diterimanya permohonan pendaftaran satelit secara lengkap. Publikasi API dalam BRIFIC ini bertujuan untuk menginformasikan kepada semua negara untuk memeriksa apakah jaringan satelit mereka terganggu oleh jaringan satelit baru Indonesia. Negara yang jaringan satelitnya berpotensi terganggu dengan jaringan satelit Indonesia harus mengirimkan surat pemberitahuan kepada Indonesia dan ITU dalam masa 4 bulan setelah terbitnya API di BR IFIC.
30

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU


Selanjutnya administrasi telekomunikasi mengirimkan Coordination Request ke ITU jika frekuensi yang akan digunakan termasuk kategori memerlukan koordinasi. Berdasarkan data yang dikirimkan administrasi, ITU akan mempublikasikan data tersebut dalam Part I-S di BRIFIC. Part-IS berarti administrasi siap melaksanakan koordinasi dengan administrasi lain untuk menyelesaikan permasalahan frekuensi. Selanjutnya, administrasi diwajibkan untuk menjalankan koordinasi satelit untuk menyelesaikan permasalahan interferensi yang terjadi dengan jaringan satelit/ jaringan terestrial negara lain. Penyelesaian masalah ini dilaksanakan melalui pertemuan koordinasi satelit antar administrasi telekomunikasi.

31

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU


Koordinasi Satelit untuk Non-GSO
Untuk satelit non-GSO, koordinasi hanya diperlukan jika menggunakan frekuensi tertentu. Untuk satelit non-GSO, koordinasi frekuensi hanya diperlukan jika
Non-GSO menggunakan pita frekuensi BSS Non-GSO menggunakan pita frekuensi tertentu dalam alokasi FSS Non-GSO menggunakan pita frekuensi yang dipersyaratkan koordinasi dalam footnote Table of Allocation Frequency di RR Dipersyaratkan mencari persetujuan administrasi lain dicantumkan dalam footnote Tabel Alokasi Frekuensi

Stasiun bumi non-GSO, wajib dikoordinasikan jika:


Menggunakan frekuensi yang dipersyaratkan koordinasi dalam footnote Table of Allocation Frequency di RR Menggunakan pita frekuensi di atas 100 MHz yang dialokasikan dengan hak yang sama antara space service dan terrestrial service Dipersyaratkan mencari persetujuan administrasi lain dicantumkan dalam footnote Tabel Alokasi Frekuensi Menggunakan pita frekuesi dalam alokasi FSS yang sharing primer dengan alokasi BSS
32

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU


Untuk penggunaan pita amatir satelit, koordinasi frekuensi dilakukan dengan International Amateur Radio Union (IARU). Permohonan kepada IARU diajukan oleh penanggung jawab yang memiliki lisensi amatir radio. Koordinasi dengan IARU dapat dilakukan sebelum pengiriman data API ke ITU. Jika hasil koordinasi masih belum selesai, ITU akan mempublikasikan filing satelit Indonesia dalam bagian Part- IIIS BRIFIC. Part IIIS berisi daftar negara yang harus dikoordinasikan oleh Indonesia untuk menyelesaikan permasalahan gangguan frekuensi.
33

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU


Setelah semua proses koordinasi dengan negara yang terganggu selesai, maka Indonesia mengirimkan pemberitahuan ke ITU. Jika berdasarkan evaluasi ITU, koordinasi satelit telah selesai, maka ITU akan mengumumkan status filing Indonesia dalam bagian Part IIS BR IFIC dan mencatatnya Master International Frequency Register (MIFR) dengan status notified. Filing satelit sudah tercatat dalam MIFR dengan status Notified berarti frekuensi satelit tersebut sudah mendapat pengakuan internasional sehingga dapat digunakan oleh satelit Indonesia dan frekuensi tersebut mendapat proteksi dari gangguan pemancar negara lain.
34

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU


Hanya frekuensi yang telah tercatat dalam MIFR yang dapat digunakan untuk satelit. Filing satelit yang telah memiliki status Notified dapat digunakan selamanya oleh Indonesia sepanjang ada satelit yang beroperasi sesuai dengan kondisi filing. Jika proses koordinasi dengan jaringan satelit negara lain tidak selesai (masalah interferensi tidak dapat diatasi), maka frekuensi tersebut tidak boleh digunakan oleh satelit Indonesia. Dalam masa 7 tahun sejak tanggal pengiriman API, administrasi wajib mengirimkan informasi Due Diligent (Resolusi 49)

Due Diligent berisi informasi mengenai rencana real peluncuran satelit. Due Diligent hanya untuk satelit yang menggunakan alokasi FSS, BSS dan MSS yang membutuhkan koordinasi. Data yang harus disampaikan dalam due diligent :
Data manufactur satelit Tanggal kontrak pengadaan satelit Nama kendaraan peluncur Tanggal pelaksanaan Nama dan lokasi peluncuran
35

Prosedur Pendaftaran Filing Satelit di ITU


Satelit harus sudah dioperasikan paling lama 7 tahun sejak tanggal penerimaan pendaftaran (API) di ITU. Administrasi dan operator satelit hanya memiliki waktu 7 tahun untuk menyelesaikan masalah-masalah: koordinasi satelit dengan negara lain, Disain dan procurement satelit urusan peluncuran satelit, dll Jika dalam masa 7 tahun, satelit tidak beroperasi maka ITU akan menghapus filing satelit tersebut. Setiap tahapan dalam proses pendaftaran filing satelit memiliki batas waktu yang harus dipenuhi. Kegagalan dalam memenuhi batas waktu yang telah ditetapkan akan berakibat dihapusnya filing satelit tersebut.

36

Biaya Pendaftaran Filing Satelit di ITU


Administrasi diwajibkan membayar biaya filing satelit (cost recovery) yang besarannya ditentukan oleh ITU dalam waktu yang telah ditentukan. Kegagalan pembayaran cost recovery pada waktunya dapat berakibat dihapusnya filing satelit yang telah didaftarkan.

37

Pengadaan Satelit dan Kendaraan Peluncuran


Calon operator satelit wajib menyerahkan rencana pengadaan satelit kepada Menteri Rencana meliputi analisis manajemen dan analisis teknik Analisis manajemen meliputi
Rencana proyek dan bisnis Kepemilikan saham Profil perusahaan pembuat satelit Profil perusahaan peluncur satelit asuransi

Analisis tenis meliputi:


Jenis satelit, interferensi, konstruksi satelit, peluncuran satelit, pengujian penempatan satelit di orbit (in orbit test)

Pengadaan kendaraan peluncur dan kegiatan peluncuran wajib dilaporkan kepada Menteri
38

Tanggung Jawab Peluncuran Satelit


Penyelenggara satelit dan penyedia kendaraan peluncur satelit bertanggung jawab secara perdata terhadap ganti rugi perdata jika terjadi kerugian perdata terhadap negara atau pihak lain akibat kegiatan peluncuran dan pengoperasian satelit. Penyelenggara satelit wajib melakukan pembuangan satelit (deorbit) jika satelit telah mencapai akhir masa operasi atau tidak berfungsi normal (anomali)

39

Biaya Hak Penggunaan Orbit Satelit


BHP Orbit Satelit hanya dikenakan kepada calon penyelenggara satelit Indonesia yang akan menggunakan frekuensi yang telah dialotmentkan untuk Indonesia dalam Appendix 30, 30A dan 30B.

40

Filing Satelit Indonesia


No. Filing 1Palapa-B1 2Palapa-B1-EC 3Palapa-C2 4Palapa-B3 5Palapa-B3 TT&C 6Palapa-B3 EC 7Palapa-C3 8Palapa-C3K 9Palapa-C3X 10Palapa-B2 11Palapa-C1 12Palapa-C1-A 13Palapa-C1-K 14Palapa-C4 15Garuda-4 16Garuda-4A 17Garuda-1 Slot Orbit (BT) 108 108 108 118 118 118 118 118 118 113 113 113 113 150.5 80.5 80.5 118 18Garuda-1A 19Garuda-2 20Garuda-3 21Palapa-Pac-3C 22Palapa-Pac-3R 23Palapa-Pacific-3 24Palapa-Pac-3 CKU 25Palapa-Pac-C 146E 26Palapa-Pac-Ku 146E 118 123 135 144 144 144 146 146 146

27Indostar-1 107.7 28Indostar 107.7E 107.7 29Indostar 107.7E-K 107.7 30Indostar-1A 107.7 31Indostar-118E 118 32Indostar-110E 110 (2007) 108.2 (2010) 33Indostar-110E-K 110 (2007) 108.2 (2010) 34Lapan-Tubsat NGSO

Slot Orbit Satelit Indonesia


146E 108E 115.4 E
Filing Palapa B1 Palapa B1EC Palapa C2 Std-C band Ext-C band Satelit Exist. TELKOM-1 Std-C : 24 Ext-C : 12 Filing Planned band Filing Palapa PAC-3 C Palapa PAC-3 CKU Palapa PACIFIC-3 Std C band Ext C band Ku band Satelit Exist. AGILA-2 Std C: 24 Ext C : 6 Ku : 24

123E
4 500 - 4 800 MHz 6 725 - 7 025 MHz 10.70 - 10.95 GHz, 11.20 - 11.45 GHz 12.75 - 13.25 GHz Satelit Exist. ---Filing Garuda-2 L band Ext-C bnd Satelit Exist. ACeS Satelit Exist. Filing

135E
Garuda-3 L band Ext-C band -----

107.7E 108E

113E

115.4E 118E 113E 118E


Filing

123E 135E 144E 144E


Filing Palapa-PAC 3C Palapa PACIFIC3 Palapa PAC3CKU C band Ext-C band Satelit Exist. ----Ada Superbird (Kuband) Filing

146E

150.5E 150.5E
Palapa C4 Std-C band Ext-C band Ku band

107.7E
Filing Indostar-1 Indostar107.7E

Filing

Palapa B2 Palapa C1 Palapa C1K Std-C band Ext-C band Ku band

S-band Satelit Exist.


CAKRAWARTA

Palapa B3 Palapa B3EC Palapa-C3 Palapa-C3-X Palapa-C3-K TELKOM-3EK Palapa TT&CB3 Garuda-1 , 1A Std-C band Ext-C band X- band Ku band

Satelit Exist.

Palapa C2 JSAT (Ku-Band)

S band : 5

Satelit Exist

PALAPA D (exp 2010) Std-C : 24 Ext-C : 6 Ku : 4 @ 72 Satelit Exist.

TELKOM-2 Std-C : 24

DATA SATELIT INDONESIA


No Filing/ Satelit Slot Orbit (BT) Operator Pita Frekuensi Jumlah Transponder

1.

INDOSTAR-1 (Nama Komersial : CAKRAWARTA-1)

107.7

Media Citra Indostar

S-band (2520-2670 MHz) X-band (8120-8270 MHz) Std C-band (5862-5966 MHz)

5 Feeder link TT&C 10 22 TT&C 24 11 5 5 24 12

2.

INDOSTAR-2 (Nama Komersial : INDOSTAR-2/ PROTOSTAR-2) PALAPA-D

107.7

Media Citra Indostar

S-band (2520-2670 MHz) Ku-band (13750-14000 MHz)

113

INDOSAT

Std C-band (5927-6423 MHz) Ext C-band (3402-3638 MHz) Std Ku-band (14002-14498 MHz) Ext Ku-band (13758-13934 MHz)

PALAPA-B1 (Nama Komersial : TELKOM-1)

108

TELKOM

Std C-band (5925-6425 MHz) Ext C-band (3473-3402 MHz)

No

Satelit

Slot Orbit (BT)

Operato r

Pita Frekuensi

Jumlah Transpon der

Remarks

118 PALAPA-B3 (Nama Komersial : TELKOM-2) GARUDA-1 123

TELK OM

Std C-band (5925-6425 MHz)

24

PSN/A L-band CeS (1525-1605 MHz)

Circuit On Boa rd Feeder Lin k 30 6 24 Di tempati oleh satelit Philipina yaitu AGILA-2

Ext C-band (3400-3700 MHz) 7. PALAPA PACIFIC 146 (Nama Komersial : AGILA-2) PSN Std C-band (3700-4200 MHz) Ext C-band (3400-3700 MHz) Std Ku-band (14000-14500 Mhz) 8. LAPANSAT NGSO LAPA N S-band (2206-2233 MHz) Band amatir (436.039-436.1MHz)

Foot Print Satelit Indonesia

Pengaturan Satelit Asing di Indonesia


Kapasitas Indonesia tidak mencukupi kebutuhan dalam negeri, sehingga satelit asing dibutuhkan untuk infrastruktur telekomunikasi dan penyiaran. Dasar Pengaturan
PERMEN 13/2005: Penyelenggaraan Telekomunikasi yang Menggunakan Satelit PERMEN 37/2006: Perubahan atas PM 13/2005 PERDIRJEN 357/2006: Penerbitan ISR untuk Penyelenggaraan Telekomunikasi yang menggunakan Satelit

90.0E - 99.9E
Long. 90.0E 90.7E 91.5E 91.5E 92.2E 93.5E 93.5E 94.9E 96.5E 97.0E 97.9E 98.1E 98.2E 99.4E

Satelit Asing yang berada di atas Indonesia (Slot Orbit 90 130 BT)
Name YAMAL 201 KODAMA MEASAT-3 MEASAT 3A CHINASAT 9 INSAT-3A INSAT-4B NSS-6 EXPRESS-AM 33 THURAYA-3 ZHONGXING-22 ZHONGXING-20 PROTOSTAR 1 LEASAT 5 8.7 5.4 1.7 0.1 Incl. Drift NORAD Epoch Date Origin CIS JPN MALA MALA PRC IND IND NETH CIS UAE PRC PRC ITSO US

110.0E - 119.9E
Long. 110.1E 110.5E 110.5E 110.6E 111.4E 113.0E 113.0E 115.5E 116.2E 118.0E 118.1E 119.5E Name NSAT 110 BEIDOU 1C SINOSAT 1 JCSAT 4 DFH 3-2 PALAPA D KOREASAT 5 ZHONGXING-6B KOREASAT 3 TELKOM 2 THAICOM 1 THAICOM 4 0.9 0.5W 2.1 5.6 0.6W 0.2W 0.2 Incl. Drift NORAD Epoch Date Origin 26559 04.02.2010 18:02:32 JPN 27813 04.02.2010 15:30:08 PRC 25404 04.02.2010 15:30:08 PRC 24732 04.02.2010 16:32:50 JPN 24798 04.02.2010 12:08:50 PRC 35812 03.02.2010 15:25:13 INDO 29349 04.02.2010 13:07:28 SKOR 31800 03.02.2010 22:05:19 PRC 25894 04.02.2010 02:40:03 SKOR 28902 03.02.2010 18:52:44 INDO 22931 15.01.2010 15:07:13 THAI 28786 04.02.2010 01:49:49 THAI

28094 04.02.2010 16:52:57 27516 04.02.2010 02:48:26 29648 04.02.2010 13:50:43 35362 04.02.2010 15:43:32 33051 04.02.2010 19:00:09 27714 04.02.2010 17:50:01 30793 04.02.2010 20:01:23 27603 03.02.2010 21:37:55 32478 04.02.2010 20:16:28 32404 04.02.2010 06:38:49 26058 04.02.2010 13:36:54 28082 03.02.2010 20:21:47 33153 06.01.2010 18:00:42 20410 03.02.2010 18:38:42

100.0E - 109.9E
Long. 100.5E 101.3E 102.7E 103.2E 103.9E 104.9E 105.5E 107.4E 107.6E 107.9E 108.0E 108.2E 109.1E 109.6E 109.9E 109.9E 109.9E 109.9E Name ASIASAT 5 RADUGA-1 5 EXPRESS 2A ZHONGXING-22A FENGYUN 2E ASIASTAR ASIASAT 3S PROTOSTAR 2 INDOSTAR 1 TELKOM 1 NIGCOMSAT 1 NSS-11 INMARSAT 2-F4 BSAT-1A BSAT-2C BSAT-3A BS-3N BSAT-2A 5.0 1.2 4.1 7.1 3.8 0.2 1.7 0.1E Incl. Drift NORAD Epoch Date Origin AC CIS CIS PRC PRC US AC BERM INDO INDO NIG NETH IM JPN JPN JPN JPN JPN 35696 04.02.2010 06:49:43 26477 04.02.2010 20:34:44 26098 04.02.2010 18:06:47 29398 04.02.2010 18:47:59 33463 03.02.2010 23:47:27 26107 04.02.2010 00:27:23 25657 03.02.2010 18:03:47 34941 04.02.2010 14:10:06 25050 04.02.2010 12:37:18 25880 04.02.2010 08:48:30 31395 04.02.2010 13:04:08 26554 03.02.2010 17:52:28 21940 04.02.2010 20:56:41 24769 31.01.2010 15:36:41 27830 04.02.2010 15:30:08 32019 04.02.2010 15:30:08 23176 04.02.2010 15:30:08 26720 04.02.2010 15:30:08

120.0E - 129.9E
Long. 122.2E 123.0E 123.8E 124.0E 125.0E 127.9E 128.0E Name ASIASAT 4 GARUDA 1 FENGYUN 2C JCSAT 6 SINOSAT 3 JCSAT-12 JCSAT 10 1.4 2.0 Incl. Drift NORAD Epoch Date Origin 27718 04.02.2010 20:09:16 AC 26089 03.02.2010 03:22:25 INDO 28451 04.02.2010 20:33:53 PRC 25630 04.02.2010 20:18:42 JPN 31577 04.02.2010 15:46:17 PRC 35755 04.02.2010 12:00:55 JPN 29272 04.02.2010 02:35:44 JPN

130.0E - 139.9E
Long. 130.0E 131.9E 132.0E 134.0E 136.0E 138.0E 139.9E Name APSTAR 1A VINASAT 1 JCSAT 9 APSTAR 6 N-STAR C APSTAR 5 BEIDOU 1A 1.1 Incl. 4.3 Drift NORAD Epoch Date Origin 23943 03.02.2010 16:10:29 PRC 32767 04.02.2010 05:56:24 VTNM 29045 04.02.2010 10:38:02 JPN 28638 04.02.2010 18:36:39 PRC 27461 02.02.2010 05:06:10 JPN 28364 04.02.2010 08:44:58 PRC 26599 04.02.2010 03:44:30 PRC

Syarat Hak Labuh Satelit Asing di Indonesia


Pada PM 13 tahun 2007 diatur bahwa satelit asing dapat beroperasi di Indonesia dengan syarat sebagai berikutr :
Tidak menimbulkan gangguan terhadap seluruh jaringan satelit Indonesia; Telah menyelesaikan koordinasi satelit dengan seluruh jaringan satelit Indonesia; Negara dimana satelit asing tersebut terdaftar harus memberikan kesempatan yang sama terhadap jaringan satelit Indonesia untuk beroperasi dan berkompetisi.

Satelit asing yang beroperasi di Indonesia

Commercial Satellite Industry


Voice/Video/Data Communications
Rural Telephony ews Gathering/Distribution Internet Trunking Corporate VSAT etworks Tele-Medicine Distance-Learning Mobile Telephony Videoconferencing Business Television Broadcast and Cable Relay VOIP & Multi-media over IP

GPS/ avigation
Position Location Timing Search and Rescue Mapping Fleet Management Security & Database Access Emergency Services

Remote Sensing
Pipeline Monitoring Infrastructure Planning Forest Fire Prevention Urban Planning Flood and Storm watches Air Pollution Management

Direct-To-Consumer
Broadband IP DTH/DBS Television Digital Audio Radio Interactive Entertainment & Games Video & Data to handhelds

Geo-spatial Services

Infrastructure / Support Services


Launch Vehicles Ground Equipment Insurance Manufacturing

Critical To The Economy

Pump Gas

Eat Out

Watch TV

Shop

Transact Financially

Stay at Hotels

Buy & Service Automobile

Satellite Industry untuk Penanggulangan Bencana

Manufaktur Satelit
Lockheed Martin Boeing (Hughes Space & Communications) Space System Loral Astrium Alcatel Space Alenia Spazio

Layanan Peluncuran Satelit


ArianeSpace (Ariane) Guyana Perancis Boeing (Delta) Cape Canaveral ILS (Atlas/Proton) Cape Canaveral Lockheed Martin (Atlas) Cape Canaveral Russian (Proton) Baikonur Cosmodrome, Kazhakstan Boeing Sea Launch platform di atas laut, Samudera Pasifik

Terima Kasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai