Anda di halaman 1dari 8

TUGAS 4 ELEKTROMAGNETIKA

Nama : Ferdika Pradana Putra Hidayat


NRP : 5009211026

Soal A
1. Medan magnet tetap adalah medan magnet yang tidak berubah terhadap waktu. Hal ini
dihasilkan oleh sumber magnet yang tidak bergerak, seperti magnet permanen atau kabel
pembawa arus yang tidak berubah seiring waktu.
Hukum Biot-Savart menggambarkan medan magnet yang dihasilkan oleh arus tetap dalam
kawat. Dinyatakan bahwa medan magnet pada suatu titik di ruang akibat segmen kecil kawat
yang membawa arus tetap sebanding dengan besarnya arus, panjang segmen, dan sinus sudut
antara segmen dan garis yang menghubungkan segmen ke titik.
Hukum Biot-Savart dapat ditulis sebagai:

di mana vektor B adalah medan magnet pada suatu titik dalam ruang, vector I adalah arus dalam
kawat, vector dl adalah segmen kecil dari kawat, vector r adalah vektor dari segmen ke titik di
mana medan diukur, r adalah besarnya vector r, dan μ0 adalah konstanta magnetik (juga dikenal
sebagai permeabilitas vakum).
Hukum ini dapat digunakan untuk menghitung medan magnet yang dihasilkan oleh
distribusi arus tetap, seperti kawat yang membawa arus konstan, loop kawat, atau solenoida.

2. Hukum Biot-Savart adalah hukum dasar dalam elektromagnetisme yang menggambarkan


medan magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik. Hukum ini menyatakan bahwa medan
magnetik B pada suatu titik dalam ruang disebabkan oleh arus listrik I yang mengalir melalui
suatu konduktor, dan dapat dihitung dengan rumus:
B = (μ₀/4π) × I × ∫(dl × r) / r³
di mana μ₀ adalah permeabilitas vakum, I adalah arus listrik yang mengalir melalui
konduktor, dl adalah elemen panjang dari konduktor, r adalah vektor jarak dari elemen panjang
ke titik pengamatan, dan ∫ adalah integral lintas pada semua elemen panjang konduktor.
Hukum Biot-Savart dapat juga dihubungkan dengan kerapatan arus permukaan K dan
kerapatan arus J. Misalkan kita memiliki permukaan dengan arus listrik yang mengalir di
atasnya, maka kerapatan arus permukaan K dapat dihitung sebagai I/A, di mana I adalah total
arus yang mengalir dan A adalah luas permukaan yang dialiri arus tersebut. Kemudian, medan
magnetik yang dihasilkan pada titik di atas permukaan tersebut dapat dihitung dengan rumus:
B = (μ₀/2) × K × ∫(ds × r) / r³
di mana μ₀ adalah permeabilitas vakum, K adalah kerapatan arus permukaan, ds adalah
elemen luas dari permukaan, r adalah vektor jarak dari elemen luas ke titik pengamatan, dan ∫
adalah integral lintas pada semua elemen luas permukaan.
Selain itu, jika arus listrik yang mengalir tidak dalam bentuk permukaan, tetapi dalam bentuk
volume, maka digunakan kerapatan arus J yang didefinisikan sebagai I/V, di mana I adalah total
arus yang mengalir dan V adalah volume yang dialiri arus tersebut. Dalam hal ini, medan
magnetik yang dihasilkan dapat dihitung dengan rumus:
B = (μ₀/4π) × ∫(J × r) / r³ dV
di mana μ₀ adalah permeabilitas vakum, J adalah kerapatan arus volume, r adalah vektor
jarak dari elemen volume ke titik pengamatan, dan ∫ adalah integral volume pada semua elemen
volume yang dialiri oleh arus.
Dengan demikian, hukum Biot-Savart sangat berguna dalam memahami hubungan antara
arus listrik dan medan magnetik yang dihasilkan, serta menghitung medan magnetik dalam
berbagai situasi, baik dalam bentuk permukaan maupun volume.

3. Hukum integral Ampere adalah salah satu hukum dasar dalam elektromagnetisme yang
menghubungkan arus listrik dengan medan magnetik yang dihasilkan olehnya. Hukum ini
menyatakan bahwa integral dari medan magnetik yang melingkupi suatu lintasan tertutup sama
dengan jumlah arus yang mengalir melalui permukaan yang dibatasi oleh lintasan tersebut.
Secara matematis, hukum ini dapat dituliskan sebagai:
∮B·ds = μ₀I
di mana B adalah medan magnetik, ds adalah elemen panjang dari lintasan tertutup, I adalah
arus listrik yang mengalir melalui permukaan yang dibatasi oleh lintasan tersebut, dan μ₀ adalah
permeabilitas vakum.
Analogi dari Hukum Integral Ampere pada kasus medan elektrostatis adalah Hukum Gauss.
Hukum Gauss menyatakan bahwa fluks medan listrik yang melalui suatu permukaan tertutup
sama dengan muatan listrik yang berada di dalam permukaan tersebut. Dalam hal ini, medan
listrik menggantikan medan magnetik dan arus listrik digantikan oleh muatan listrik.
Secara matematis, Hukum Gauss dapat dituliskan sebagai:
∮E·dA = q/ε₀
di mana E adalah medan listrik, dA adalah elemen luas dari permukaan tertutup, q adalah
muatan listrik yang berada di dalam permukaan tersebut, dan ε₀ adalah konstanta permitivitas
vakum.
Dalam kedua hukum ini, konsep dasarnya adalah keterkaitan antara sumber medan (arus
listrik atau muatan listrik) dan medan itu sendiri (medan magnetik atau medan listrik). Kedua
hukum ini sangat penting dalam memahami fenomena elektromagnetik dan digunakan secara
luas dalam berbagai aplikasi, seperti dalam perancangan mesin listrik, transmisi listrik, dan
elektronika.

4. Solenoida dan toroida adalah dua bentuk konduktor yang sering digunakan dalam aplikasi
elektromagnetik, khususnya dalam pembuatan elektromagnet. Kedua jenis konduktor ini
menghasilkan medan magnetik yang khas dan dapat dihitung dengan menggunakan hukum
Biot-Savart.
Pada kasus solenoida, arus listrik mengalir sepanjang kawat yang membentuk spiral panjang.
Jika arus tersebut homogen dan searah, maka medan magnetik yang dihasilkan di dalam
solenoida dapat dianggap sebagai homogen dan searah juga. Medan magnetik tersebut memiliki
arah sejajar dengan sumbu solenoida dan besarnya dapat dihitung dengan rumus:
B = μ₀ × n × I
di mana μ₀ adalah permeabilitas vakum, n adalah kerapatan lilitan (jumlah lilitan per satuan
panjang), dan I adalah arus listrik yang mengalir melalui solenoida.
Pada kasus toroida, arus listrik mengalir sepanjang kawat yang membentuk lingkaran dan
dililitkan membentuk bentuk torus. Medan magnetik yang dihasilkan oleh toroida adalah
melingkar dan searah, dengan arah tegak lurus terhadap bidang torus. Besarnya dapat dihitung
dengan rumus:
B = μ₀ × I × N / (2πr)
di mana μ₀ adalah permeabilitas vakum, I adalah arus listrik yang mengalir melalui toroida, N
adalah jumlah lilitan, dan r adalah jari-jari toroida.
Pada kedua kasus tersebut, kerapatan arus permukaan K tidak dapat digunakan untuk
menghitung medan magnetik yang dihasilkan, karena arus listrik yang mengalir melalui
solenoida dan toroida tidak memiliki bentuk permukaan. Sebaliknya, arus filamen I digunakan
untuk menghitung medan magnetik pada kedua kasus tersebut.
Dalam praktiknya, solenoida dan toroida sering digunakan dalam pembuatan elektromagnet,
seperti dalam pembuatan elektromagnetik relai dan generator listrik. Medan magnetik yang
dihasilkan oleh keduanya sangat berguna dalam aplikasi tersebut dan menjadi kunci
keberhasilan dalam desain dan pembuatan perangkat elektromagnetik.

5. Titik hukum integral Ampere (integral form of Ampere's Law) adalah salah satu dari empat
persamaan Maxwell yang menjelaskan hubungan antara medan listrik dan medan magnetik
dalam ruang hampa. Persamaan ini menyatakan bahwa integral melingkar medan magnetik
pada sebuah lintasan tertutup sama dengan muatan listrik yang melintasi lintasan tersebut
beserta arus yang melalui permukaan yang dibatasi oleh lintasan tersebut.
Bentuk integral dari Hukum Ampere dalam rotasi (curl) dinyatakan sebagai:
∮C B·dl = μ_0I + μ_0ε_0(dΦ_E/dt)
di mana C adalah lintasan tertutup, B adalah medan magnetik, dl adalah elemen panjang
pada lintasan, μ_0 adalah permeabilitas magnetik vakum, I adalah arus melalui permukaan yang
dibatasi oleh lintasan, ε_0 adalah permitivitas vakum, dΦ_E/dt adalah perubahan fluks listrik
melalui permukaan yang dibatasi oleh lintasan dalam satu waktu, dan μ_0ε_0(dΦ_E/dt) adalah
arus bawaan.
Bentuk integral dari Hukum Ampere dalam curl juga dapat dituliskan sebagai:
∇ x B = μ_0J + μ_0ε_0(dE/dt)
di mana ∇ x B adalah rotasi dari medan magnetik, J adalah kerapatan arus, dan dE/dt adalah
perubahan medan listrik dalam satu waktu. Persamaan ini menunjukkan bahwa rotasi dari
medan magnetik disebabkan oleh arus yang melewati permukaan tertutup serta perubahan
medan listrik dalam waktu tertentu.
Kedua bentuk integral dari Hukum Ampere dalam rotasi dan curl sangat penting dalam fisika
dan teknik, terutama dalam bidang elektromagnetisme. Persamaan ini membantu kita
memahami bagaimana medan listrik dan medan magnetik saling mempengaruhi dan berkaitan
dalam suatu sistem.

6. Fluks magnetik adalah jumlah medan magnetik yang menembus suatu permukaan tertentu.
Secara matematis, fluks magnetik dinyatakan sebagai integral dari medan magnetik (B) melalui
permukaan (A) yang dibentuk oleh suatu kontur tertentu:
Φ = ∫∫B·dA
Di mana Φ adalah fluks magnetik, B adalah medan magnetik, dan dA adalah elemen luas
pada permukaan.
Kerapatan fluks magnetik (flux density) adalah besarnya fluks magnetik yang melewati
suatu permukaan tertentu per satuan luas permukaan tersebut. Kerapatan fluks magnetik
dinyatakan dalam satuan tesla (T) atau gauss (G). Kerapatan fluks magnetik pada suatu titik di
sekitar penghasil medan magnetik ditentukan oleh besarnya medan magnetik pada titik tersebut.
Kerapatan fluks magnetik juga dapat dinyatakan sebagai divergensi dari medan magnetik,
dengan persamaan matematis sebagai berikut:
∇·B = 0
Persamaan ini menunjukkan bahwa kerapatan fluks magnetik pada suatu titik harus selalu
sama dengan nol, kecuali ada sumber atau drain dari medan magnetik pada titik tersebut. Hal
ini disebabkan oleh hukum kekekalan muatan listrik, yang menyatakan bahwa muatan listrik
tidak bisa diciptakan atau dimusnahkan, melainkan hanya dapat dipindahkan dari satu tempat
ke tempat lain.

7. Permeabilitas bahan adalah kemampuan suatu bahan untuk mengalami magnetisasi ketika
dikenai medan magnetik. Setiap bahan memiliki tingkat permeabilitas yang berbeda-beda
tergantung pada struktur kristal dan sifat-sifat materialnya.
Ada dua jenis permeabilitas bahan yaitu permeabilitas magnetik relatif dan permeabilitas
magnetik absolut.
Permeabilitas magnetik relatif adalah kemampuan suatu bahan untuk mengalami
magnetisasi dibandingkan dengan vakum. Permeabilitas magnetik relatif dinyatakan sebagai
rasio antara permeabilitas bahan (μ) dan permeabilitas vakum (μ_0), yang dituliskan sebagai
μ_r = μ/μ_0. Permeabilitas magnetik relatif bahan umumnya lebih besar dari satu, artinya bahan
tersebut lebih mudah magnetisasi dibandingkan dengan vakum.
Permeabilitas magnetik absolut adalah kemampuan suatu bahan untuk mengalami
magnetisasi secara absolut tanpa membandingkannya dengan vakum. Permeabilitas magnetik
absolut dinyatakan dalam satuan henry per meter (H/m) dan menunjukkan seberapa mudah
bahan dapat dimagnetisasi dalam medan magnetik tertentu.
Permeabilitas bahan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi suhu, tekanan, dan
magnetisasi. Beberapa bahan seperti besi dan baja memiliki tingkat permeabilitas yang cukup
tinggi dan dapat digunakan dalam pembuatan kumparan atau inti transformator. Sedangkan
bahan lain seperti kayu, plastik, dan kaca memiliki tingkat permeabilitas yang rendah dan tidak
dapat digunakan dalam aplikasi yang memerlukan sifat magnetis.

8. Potensial magnetik adalah besaran fisika yang digunakan untuk memodelkan medan magnetik.
Ada dua jenis potensial magnetik yaitu potensial magnetik skalar dan potensial magnetik
vektor.
Potensial magnetik skalar dinyatakan sebagai fungsi skalar (φ) yang tergantung pada jarak
dari pusat penghasil medan magnetik dan arah medan magnetik pada titik tersebut. Potensial
magnetik skalar digunakan dalam analisis medan magnetik yang simetris, di mana medan
magnetik memiliki orientasi yang sama pada setiap titik di sekitar pusat penghasil medan.
Persamaan matematis untuk potensial magnetik skalar adalah:
φ = ∫B·ds
Di mana φ adalah potensial magnetik skalar, B adalah medan magnetik, dan ds adalah
elemen panjang pada jalur integral.
Potensial magnetik vektor dinyatakan sebagai fungsi vektor (A) yang juga tergantung pada
jarak dari pusat penghasil medan magnetik dan arah medan magnetik pada titik tersebut.
Potensial magnetik vektor digunakan dalam analisis medan magnetik yang tidak simetris, di
mana medan magnetik berbeda pada setiap titik di sekitar pusat penghasil medan. Persamaan
matematis untuk potensial magnetik vektor adalah:
B=∇×A
Di mana A adalah potensial magnetik vektor, B adalah medan magnetik, dan ∇ × adalah
operator curl. Potensial magnetik vektor dapat digunakan untuk menghitung medan magnetik
pada setiap titik di sekitar pusat penghasil medan dengan menggunakan persamaan di atas dan
hukum Ampere.
Dalam aplikasi teknologi, potensial magnetik skalar dan vektor sering digunakan dalam
pembuatan kumparan, motor listrik, dan alat-alat elektronik lainnya.

9. Persamaan gaya Lorentz adalah persamaan yang digunakan untuk menghitung gaya yang
diberikan pada benda bermuatan ketika berada dalam medan magnetik atau medan listrik.
Persamaan ini merupakan konsekuensi dari hukum gerak Newton dan hukum elektromagnetik
Faraday dan Ampere.
Persamaan gaya Lorentz dinyatakan sebagai:
F = q(E + v × B)
Di mana F adalah gaya yang diberikan pada benda bermuatan, q adalah muatan benda
tersebut, E adalah medan listrik, v adalah kecepatan benda, dan B adalah medan magnetik.
Komponen pertama dari persamaan gaya Lorentz (qE) menggambarkan gaya yang diberikan
pada benda bermuatan ketika berada dalam medan listrik. Gaya ini selalu searah atau
berlawanan arah dengan arah medan listrik, tergantung pada tanda muatan benda.
Komponen kedua dari persamaan gaya Lorentz (q(v × B)) menggambarkan gaya yang
diberikan pada benda bermuatan ketika berada dalam medan magnetik. Gaya ini selalu tegak
lurus dengan arah kecepatan benda dan arah medan magnetik. Arah gaya Lorentz dapat
ditentukan dengan menggunakan aturan tangan kanan.
Persamaan gaya Lorentz memiliki banyak aplikasi dalam fisika, terutama dalam studi
magnetisme, listrik, dan elektrodinamika. Persamaan ini juga digunakan dalam pembuatan alat-
alat elektronik seperti motor listrik dan generator.

10. Efek Hall adalah fenomena fisika di mana medan listrik terinduksi pada bahan konduktor atau
semikonduktor yang terletak dalam medan magnetik. Efek ini pertama kali ditemukan oleh
Edwin Hall pada tahun 1879.
Ketika bahan konduktor atau semikonduktor ditempatkan dalam medan magnetik, muatan
listrik di dalamnya akan mengalami gaya Lorentz yang menyebabkan muatan terdistribusi
secara tidak merata pada permukaan bahan tersebut. Akibatnya, akan ada medan listrik
terinduksi yang tegak lurus dengan arah medan magnetik dan arah arus listrik pada bahan
tersebut. Medan listrik ini disebut sebagai medan Hall.
Persamaan matematis untuk medan Hall adalah sebagai berikut:
E_H = R_H j B
Di mana E_H adalah medan Hall, R_H adalah koefisien Hall, j adalah kepadatan arus listrik,
dan B adalah medan magnetik.
Koefisien Hall, R_H, merupakan besaran fisika yang tergantung pada sifat-sifat bahan,
termasuk mobilitas muatan dan densitas muatan. R_H dapat digunakan untuk mengukur
konduktivitas dan jenis muatan pada bahan.
Efek Hall memiliki banyak aplikasi praktis dalam elektronika dan teknologi, termasuk
dalam pembuatan sensor, pengukuran kecepatan aliran fluida, dan analisis material. Efek Hall
juga digunakan dalam pembuatan sensor kompas digital dan dalam pengukuran medan
magnetik pada benda-benda yang sulit diakses, seperti di dalam tubuh manusia atau benda di
bawah permukaan bumi.

11. Ketika rangkaian tertutup yang terdiri dari kawat konduktor ditempatkan dalam medan
magnetik, maka kawat tersebut akan mengalami gaya dan torka yang disebut dengan Gaya
Lorentz dan Torka Lorentz.
Gaya Lorentz adalah gaya yang terjadi pada kawat konduktor yang membawa arus listrik
ketika berada dalam medan magnetik. Gaya Lorentz dinyatakan dalam persamaan berikut:
F=IlxB
Di mana F adalah gaya Lorentz yang diterima oleh kawat konduktor, I adalah arus listrik
yang mengalir pada kawat tersebut, l adalah panjang kawat, dan B adalah medan magnetik.
Arah gaya Lorentz bergantung pada arah arus listrik dan arah medan magnetik, sesuai
dengan aturan tangan kanan. Jika arus listrik dan medan magnetik sejajar, maka tidak akan
terjadi gaya Lorentz pada kawat konduktor.
Torka Lorentz adalah torka yang terjadi pada kawat konduktor ketika kawat tersebut berada
dalam medan magnetik. Torka Lorentz dinyatakan dalam persamaan berikut:
τ = IAB sinθ
Di mana τ adalah torka Lorentz yang diterima oleh kawat konduktor, I adalah arus listrik
yang mengalir pada kawat tersebut, A adalah luas penampang kawat, B adalah medan magnetik,
dan θ adalah sudut antara arah medan magnetik dan arus listrik.
Torka Lorentz akan menyebabkan kawat konduktor berputar jika dibiarkan bebas. Arah
putaran kawat bergantung pada arah medan magnetik dan arah arus listrik, sesuai dengan aturan
tangan kanan.
Gaya dan torka Lorentz pada rangkaian tertutup dapat dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi
teknologi, seperti dalam pembuatan motor listrik, generator listrik, dan pengukuran medan
magnetic

12. Momen dwikutub magnetik adalah besaran fisika yang digunakan untuk menggambarkan sifat
magnetik dari suatu benda, seperti magnet batang atau kumparan solenoida. Momen dwikutub
magnetik dihasilkan oleh pasangan kutub magnetik pada ujung benda magnetik, yang
menghasilkan medan magnetik yang sebanding dengan momen magnetik.
Persamaan untuk momen dwikutub magnetik adalah sebagai berikut:
m=IA
Di mana m adalah momen dwikutub magnetik, I adalah arus listrik yang mengalir pada
kumparan solenoida atau bahan konduktor, dan A adalah luas penampang dari bahan tersebut.
Magnetisasi adalah sifat bahan untuk menghasilkan medan magnetik yang terkait dengan arus
listrik yang mengalir pada bahan tersebut. Magnetisasi dapat dinyatakan dalam satuan ampere-
per-meter (A/m) atau tesla (T). Ketika bahan ditempatkan dalam medan magnetik, magnetisasi
akan memengaruhi interaksi antara medan magnetik dan bahan tersebut.
Persamaan untuk magnetisasi adalah sebagai berikut:
M = χ_m H
Di mana M adalah magnetisasi, χ_m adalah susceptibility magnetik, dan H adalah medan
magnetik yang diterapkan pada bahan tersebut.
Magnetisasi dapat digunakan untuk menggambarkan sifat magnetik dari berbagai bahan,
termasuk bahan ferromagnetik, diamagnetik, dan paramagnetik. Bahan ferromagnetik memiliki
magnetisasi yang besar, sehingga dapat digunakan dalam pembuatan magnet permanen. Bahan
diamagnetik dan paramagnetik memiliki magnetisasi yang kecil, sehingga digunakan dalam
berbagai aplikasi teknologi, seperti dalam pembuatan bahan magnetik cair dan sensor medan
magnetik.

13. Bahan magnetik adalah bahan yang dapat menghasilkan medan magnetik atau tertarik oleh
medan magnetik. Bahan magnetik dibedakan menjadi tiga jenis utama, yaitu bahan
ferromagnetik, diamagnetik, dan paramagnetik. Berikut adalah penjelasan tentang jenis-jenis
bahan magnetik dan perbedaannya:
Bahan Ferromagnetik Bahan ferromagnetik memiliki sifat magnetik yang kuat dan dapat
mempertahankan magnetisasi dalam jangka waktu yang lama setelah medan magnetik
dihilangkan. Beberapa contoh bahan ferromagnetik adalah besi, kobalt, dan nikel. Bahan
ferromagnetik digunakan dalam pembuatan magnet permanen, transformator, motor listrik, dan
berbagai aplikasi teknologi lainnya.
Bahan Diamagnetik Bahan diamagnetik memiliki sifat magnetik yang lemah dan cenderung
menolak medan magnetik. Beberapa contoh bahan diamagnetik adalah tembaga, perak, dan
emas. Bahan diamagnetik biasanya digunakan dalam aplikasi yang memerlukan penghalang
medan magnetik, seperti dalam penelitian medis dan pengukuran magnetik.
Bahan Paramagnetik Bahan paramagnetik memiliki sifat magnetik yang lemah dan
cenderung tertarik oleh medan magnetik. Beberapa contoh bahan paramagnetik adalah
alumunium, platina, dan magnesium. Bahan paramagnetik biasanya digunakan dalam aplikasi
teknologi yang memerlukan penggunaan medan magnetik, seperti dalam pembuatan sensor
medan magnetik dan bahan magnetik cair.
Perbedaan utama antara ketiga jenis bahan magnetik ini terletak pada sifat magnetik yang
dimilikinya. Bahan ferromagnetik memiliki sifat magnetik yang kuat dan dapat
mempertahankan magnetisasi dalam jangka waktu yang lama, sementara bahan diamagnetik
dan paramagnetik memiliki sifat magnetik yang lemah dan cenderung menolak atau tertarik
oleh medan magnetik. Karena perbedaan sifat magnetik ini, ketiga jenis bahan magnetik ini
digunakan dalam aplikasi teknologi yang berbeda-beda.

14. Analogi rangkaian listrik dan rangkaian magnetik mengacu pada kesamaan prinsip dasar yang
terkait dengan aliran listrik dan aliran medan magnetik pada sistem tertentu. Analogi ini
digunakan untuk membantu pemahaman tentang sifat dan perilaku dari rangkaian listrik dan
rangkaian magnetik.
Dalam analogi rangkaian listrik dan rangkaian magnetik, komponen listrik seperti resistor,
kapasitor, dan induktor diwakili oleh komponen magnetik seperti hambatan magnetik,
kapasitansi magnetik, dan induktansi magnetik. Arus listrik diwakili oleh medan magnetik dan
tegangan listrik diwakili oleh gaya elektromagnetik.
Dalam rangkaian listrik, arus listrik mengalir melalui konduktor seperti kabel dan resistor,
dan melalui sumber tegangan seperti baterai atau generator. Arus listrik ini menghasilkan
tegangan yang menggerakkan arus listrik melalui sirkuit. Dalam analogi rangkaian magnetik,
medan magnetik mengalir melalui bahan magnetik dan menghasilkan gaya magnetik yang
menggerakkan medan magnetik melalui rangkaian magnetik.
Perbedaan utama antara rangkaian listrik dan rangkaian magnetik terletak pada sifat dari
komponen listrik dan magnetik. Komponen listrik seperti resistor dan kapasitor bekerja dengan
mengalirkan arus listrik melalui konduktor dan melalui medan listrik. Di sisi lain, komponen
magnetik seperti hambatan magnetik dan induktansi magnetik bekerja dengan mengalirkan
medan magnetik melalui bahan magnetik dan melalui gaya magnetik.
Meskipun ada perbedaan dalam sifat dan perilaku komponen listrik dan magnetik, analogi
rangkaian listrik dan rangkaian magnetik membantu dalam memahami prinsip dasar dari
keduanya. Analogi ini juga berguna dalam merancang dan menganalisis sistem listrik dan
sistem magnetik yang kompleks.

15. Induktansi diri (self-inductance) dan induktansi saling (mutual-inductance) adalah konsep
penting dalam teori induksi elektromagnetik dan digunakan dalam perancangan dan analisis
rangkaian listrik dan elektronik.
Induktansi diri mengacu pada sifat dari sebuah rangkaian listrik yang menyebabkan
penolakan perubahan arus yang melalui rangkaian tersebut. Ketika arus mengalir melalui
kumparan, medan magnetik yang dihasilkan oleh arus tersebut menyebabkan sebuah fluks
magnetik terbentuk di sekitar kumparan. Fluks magnetik ini kemudian menghasilkan tegangan
induksi yang bertentangan dengan perubahan arus yang mengalir melalui kumparan tersebut.
Hal ini dikenal sebagai hukum Faraday dan menyebabkan resistansi terhadap perubahan arus
melalui kumparan tersebut. Satuan untuk induktansi diri adalah Henry (H).
Induktansi saling mengacu pada sifat dari dua atau lebih kumparan yang saling
mempengaruhi satu sama lain melalui fluks magnetik yang terbentuk oleh arus yang mengalir
melalui masing-masing kumparan. Ketika arus mengalir melalui kumparan satu, medan
magnetik yang dihasilkan oleh kumparan tersebut mempengaruhi kumparan lain dan
menghasilkan tegangan induksi di kumparan lain. Ini juga dikenal sebagai hukum Faraday dan
digunakan dalam pembuatan transformator dan solenoida. Satuan untuk induktansi saling
adalah Henry (H).
Perbedaan utama antara induktansi diri dan induktansi saling adalah sumber dari fluks
magnetik yang dihasilkan. Induktansi diri menghasilkan fluks magnetik di sekitar kumparan itu
sendiri, sedangkan induktansi saling menghasilkan fluks magnetik di antara dua atau lebih
kumparan. Kedua konsep ini sangat penting dalam perancangan dan analisis rangkaian listrik
dan elektronik, karena mempengaruhi perilaku dari sirkuit, termasuk impedansi, tegangan, dan
arus.
16. Persamaan Maxwell adalah seperangkat empat persamaan diferensial parsial yang menjelaskan
hubungan antara medan listrik dan medan magnetik serta perubahan dari medan tersebut.
Persamaan Maxwell dinyatakan sebagai berikut:
Persamaan Gauss untuk medan listrik (Elektrostatis): ∇ · E = ρ/ε0
Persamaan ini menggambarkan bahwa medan listrik yang dihasilkan oleh muatan listrik
pada suatu titik adalah sebanding dengan rapat muatan pada titik tersebut. Di sini, E adalah
medan listrik, ρ adalah rapat muatan, dan ε0 adalah konstanta dielektrik vakum.
Contoh: Jika sebuah benda bermuatan positif dengan rapat muatan sebesar 2 C/m3 berada
pada jarak 0,1 m dari sebuah titik, maka medan listrik pada titik tersebut adalah:
E = ρ/ε0 E = 2 C/m3 / (8.85 x 10^-12 F/m) E = 2.26 x 10^11 N/C
Persamaan Gauss untuk medan magnetik tunak (Steady): ∇ · B = 0
Persamaan ini menyatakan bahwa medan magnetik tunak atau steady tidak memiliki sumber
atau muatan magnetik yang mengalir keluar atau masuk dari sebuah daerah tertutup. Oleh
karena itu, total fluks magnetik melalui suatu permukaan tertutup harus sama dengan nol. Di
sini, B adalah medan magnetik.
Contoh: Jika sebuah magnet ditempatkan di atas meja, medan magnetik yang dihasilkan oleh
magnet tersebut adalah tunak karena tidak ada sumber atau muatan magnetik yang mengalir
keluar atau masuk dari magnet tersebut.
Persamaan Faraday untuk medan listrik yang berubah dengan waktu: ∇ × E = -∂B/∂t
Persamaan ini menggambarkan bahwa medan listrik yang dihasilkan oleh perubahan medan
magnetik pada suatu titik adalah sebanding dengan perubahan fluks magnetik yang mengalir
melalui permukaan yang terbentuk oleh medan magnetik tersebut. Di sini, E adalah medan
listrik, B adalah medan magnetik, dan t adalah waktu.
Contoh: Jika sebuah magnet bergerak ke dekat kumparan, medan magnetik di sekitar
kumparan akan berubah, sehingga akan muncul medan listrik. Hal ini dapat dimanfaatkan
dalam generator listrik.
Persamaan Maxwell untuk medan magnetik yang berubah dengan waktu: ∇ × B = μ0(J +
ε0∂E/∂t)
Persamaan ini menggambarkan bahwa medan magnetik yang dihasilkan oleh arus listrik
atau perubahan medan listrik pada suatu titik adalah sebanding dengan arus listrik atau
perubahan medan listrik yang mengalir melalui permukaan yang terbentuk oleh medan
magnetik tersebut. Di sini, B adalah medan magnetik, J adalah arus listrik, E adalah medan
listrik, μ0 adalah permeabilitas magnetik vakum, dan ε0 adalah konstanta dielektrik vakum.
Contoh: Jika sebuah arus listrik mengalir melalui kumparan, maka akan dihasilkan medan
magnetik yang berubah dengan waktu. Medan magnetik ini dapat dimanfaatkan dalam
transformator untuk mentransmisikan energi listrik.
Jadi, Persamaan Maxwell untuk medan elektrostatis, medan magnetik tunak/steady, dan
medan yang berubah dengan waktu menjelaskan hubungan antara medan listrik dan medan
magnetik serta perubahan dari medan tersebut. Persamaan ini sangat penting dalam pemahaman
tentang fenomena listrik dan magnetik, dan memungkinkan kita untuk mengembangkan
teknologi seperti generator listrik, motor listrik, dan transformator.

Anda mungkin juga menyukai