Anda di halaman 1dari 9

TUGAS KULIAH

Mata Kuliah : Medan Elektromagnetis


Dosen Pengampu : 1. Dra. Dwi Purwanti, M.S.
2. Rizky Ajie Aprilianto, S.Pd., M.Eng.

Disusun Oleh :
Nama : Evy Nur Octaviani
NIM : 5301422009
Rombel : Satu

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
MATERI PERTEMUAN KE – 4
DIVERGENSI & TEOREMA DIVERGENSI

Divergensi adalah ukuran sebaran atau "pembukaan" dari suatu medan vektor. Dalam medan
elektromagnetik, divergensi medan listrik atau medan magnetik menggambarkan sebaran
muatan listrik atau fluks magnetik. Teorema divergensi, juga dikenal sebagai teorema Gauss,
menyatakan bahwa integral dari divergensi suatu medan vektor atas suatu volume tertutup
sama dengan fluks medan vektor tersebut melalui permukaan yang mengelilingi volume
tersebut. Teorema ini merupakan salah satu dari empat persamaan Maxwell yang mendasar
dalam elektromagnetisme. Lebih lanjut, teorema divergensi dapat digunakan untuk mengubah
integral volume dari suatu medan vektor menjadi integral permukaan, atau sebaliknya, yang
seringkali mempermudah perhitungan dalam analisis medan elektromagnetik.
Rumus Divergensi dalam Koordinat Kartesian
𝜕𝐹𝑥 𝜕𝐹𝑦 𝜕𝐹𝑧
𝛻 ⋅ 𝐹⃗ = + +
𝜕𝑥 𝜕𝑦 𝜕𝑧
Teorema Divergensi (Teorema Gauss)

∫ 𝑉 𝛻 ⋅ 𝐹⃗ ⅆ𝑉 = ∮ 𝐹⃗ ⋅ ⅆ𝑠⃗

Contoh Penerapan Teorema Divergensi

Misalnya, untuk menghitung fluks listrik yang melalui permukaan bola berjari-jari R yang diberi
muatan Q, kita dapat menggunakan teorema divergensi. Langkah-langkahnya meliputi menghitung
medan listrik menggunakan hukum Coulomb, menghitung divergensi medan listrik, dan kemudian
menerapkan teorema divergensi untuk menghitung fluks listrik.

Aplikasi dalam Elektromagnetik

Teorema divergensi sangat penting dalam elektromagnetisme, terutama dalam perhitungan fluks
listrik atau fluks magnet yang melalui permukaan tertutup. Ini digunakan dalam berbagai konteks,
seperti elektrostatika dan dinamika fluida.
MATERI PERTEMUAN KE -5
ENERGI DAN POTENSIAL

Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh benda akibat kedudukan atau posisi
bendanya. Energi potensial terbagi menjadi 3 jenis: energi potensial gravitasi, energi potensial
listrik, dan energi potensial elastis.
1. Energi Potensial Gravitasi
Energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki oleh benda yang berada di sebuah
tingkat, seperti di atas atau bawah permukaan.
Rumus energi potensial gravitasi adalah

Ep=m.g.h
• Ep = energi potensial gravitasi (Joule)
• m = massa benda (kg)
• g = accelerasi gravitasi (m/s²)
• h = tinggi permukaan (m)
2. Energi Potensial Listrik.
Energi yang muncul akibat interaksi partikel bermuatan.
Rumus umum untuk energi potensial listrik

1
W= CV2
2

• W = energi potensial listrik (Joule)


• C = kapasitansi (farad)
• V = tegangan (volt)

3. Energi Potensial Elastis


Energi potensial elastis atau pegas adalah energi yang diperlukan untuk menekan atau
meregangkan benda elastis, seperti pegas, bola, dan karet. Rumus energi potensial
pegas adalah:

1
Ep= kx2
2

• Ep = energi potensial pegas (Joule)


• k = konstanta pegas (Nm)
• x = perubahan posisi (m)
Energi potensial medan elektromagnetik adalah energi yang dimiliki oleh suatu sistem akibat
dari konfigurasi medan listrik dan medan magnetik di dalam sistem tersebut. Energi potensial
medan elektromagnetik dapat ditemukan dalam berbagai aplikasi, seperti dalam rangkaian
listrik, transformator, dan induktor.
Rumus umum untuk energi potensial medan elektromagnetik tidak secara eksplisit diberikan
dalam sumber yang disediakan. Namun, dalam konteks medan listrik, energi potensial listrik
dapat dihitung menggunakan rumus
1
W= CV2
2
• W adalah energi potensial listrik (joule),
• C adalah kapasitansi (farad), dan
• V adalah tegangan (volt).

Sementara itu, dalam konteks medan magnetik, energi potensial magnetik dapat dihitung
menggunakan rumus
1
W= LI2
2
• W adalah energi potensial magnetik (joule),
• L adalah induktansi (henry), dan
• I adalah arus (ampere).

Perbedaan antara Energi Potensial Listrik dan Potensial Listrik:


a. Energi Potensial Listrik
• Energi potensial listrik adalah energi yang dimiliki oleh suatu sistem akibat dari
konfigurasi medan listrik di dalam sistem tersebut.
• Energi potensial listrik diukur dalam satuan joule dan berasal dari gaya Coulomb
konservatif.
• Contoh energi potensial listrik dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, seperti
pada tabung gas yang belum terisi atau pada karet yang belum tertarik.
b. Potensial Listrik
• Potensial listrik pada suatu titik adalah energi potensial per satuan muatan di titik
tersebut.
• Perbedaan potensial listrik adalah perbedaan energi potensial per satuan muatan antara
dua lokasi dalam medan listrik.
• Potensial listrik juga dapat diukur dalam satuan volt dan merupakan ukuran perbedaan
energi potensial antara dua titik dalam medan listrik.
Dalam kehidupan sehari-hari, energi potensial dapat ditemukan dalam berbagai situasi,
seperti
1. Pada anak panah yang dilepaskan
2. Pada mobil mainan yang bergerak maju setelah diberi gaya dorong dari belakang
3. Pada tali busur yang ditarik.
MATERI PERTEMUAN KE -6
KAPASITANSI/DIELEKTRIK DAN KONDUKTOR

A. Kapasitansi/Dielektrik:
• Kapasitansi adalah kemampuan suatu benda untuk menyimpan muatan listrik. Satuan
kapasitansi adalah farad (F)
• Dielektrik adalah bahan yang mempunyai sifat menghambat aliran listrik. Ketika
ditempatkan di antara dua konduktor yang dibebani, dielektrik akan menyebabkan
peningkatan kapasitansi system.
Q
Rumus Kapasitansi C=
V

• C adalah kapasitansi (farad),


• Q adalah muatan (coulomb),
• V adalah tegangan (volt).
B. Konduktor:
• Konduktor adalah bahan yang memungkinkan listrik mengalir melaluinya dengan
mudah. Contoh konduktor adalah logam seperti tembaga dan aluminium
• Konduktor umumnya mempunyai kapasitansi rendah karena muatan listrik dapat
mengalir dengan mudah melalui material

Cara menghitung kapasitansi antara dua konduktor


Untuk menghitung kapasitansi antara dua konduktor, kita perlu mengetahui hal berikut:
Luas permukaan pelat konduktor: A (m²)
Jarak antar konduktor: d (m)
Medan listrik antar konduktor: V (V)
Kapasitansi antara dua konduktor dapat dihitung dengan menggunakan rumus

𝑞 𝑘 ∈ 0𝐴
𝐶= =
𝑣 ⅆ

κ adalah dielektrik antara dua konduktor (dimensi 1, 2, 3, atau 4, tergantung pada jenis
dielektrik yang digunakan),
ϵ0 adalah permittensitas kosongan (sekitar 8.854×10−12 F/m),
A dan d adalah luas permukaan dan jarak antara konduktor, respectively
Untuk menghitung hambatan listrik konduktor, kita dapat menggunakan rumus :
𝑙
R=ρ
𝐴

R adalah hambatan listrik konduktor (Ω),


ρ adalah hambatan jenis konduktor (mΩ),
l adalah panjang konduktor (m),
A adalah luas penampang konduktor (m²)

Contoh Penggunaan Materi dalam Kehidupan Sehari-hari:


1. Kapasitansi/Dielektrik:
• Kapasitor pada papan sirkuit elektronik.
• Dielektrik pada kondensator yang meningkatkan kapasitansi dan kinerja perangkat.
2. Konduktor:
• Kabel tembaga pada instalasi listrik di rumah.
• Koneksi logam pada komponen sirkuit elektronik.
3. Penerapan Rumus Kapasitansi dan Hambatan:
• Menghitung kapasitansi kapasitor pada perangkat elektronik.
• Menentukan hambatan suatu kawat logam dalam sirkuit listrik.
MATERI PERTEMUAN KE -7
PERSAMAAN LAPLACE DAN PERSAMAAN POISSON

Persamaan Laplace dan Persamaan Poisson adalah kedua persamaan differensial orta dua yang
digunakan dalam fisika untuk menyelesaikan masalah potensial φ dan medan elektrik E.
Keduanya memiliki hubungan yang erat dan memiliki perbedaan dalam
penggunaannya.Persamaan Laplace:

∇2ϕ=0
Persamaan Poisson:
𝜌
∇ 2E=−𝜀
0

❖ Persamaan Laplace
1. Sifat Batas
Persamaan Laplace memodelkan potensial (\(\phi\)) dan memiliki sifat batas pada
solusinya. Ini berarti solusi Persamaan Laplace akan memenuhi kondisi batas
tertentu di sekitar konduktor atau dalam suatu wilayah.
2. Metode Pemisahan Variabel
Persamaan Laplace dapat diselesaikan dengan menggunakan metode pemisahan
variabel dalam banyak kasus sederhana. Metode ini memungkinkan penyelesaian
solusi dengan mengasumsikan bahwa variabel-variabel dapat dipisahkan.
3. Penerapan dalam Fisika
Lebih sering digunakan ketika konduktor tidak bermuatan. Contoh
penggunaannya adalah dalam memodelkan distribusi potensial di sekitar
konduktor yang tidak memiliki muatan netral.

❖ Persamaan Poisson
1. Sifat Batas
Persamaan Poisson menggambarkan medan listrik (\(E\)) dan memiliki sifat
batas pada medan listriknya. Ini berarti distribusi medan listrik akan memenuhi
kondisi batas tertentu sesuai dengan distribusi muatan dalam ruang.
2. Metode Pemisahan Variabel
Persamaan Poisson, karena sifatnya yang non-homogen, seringkali memerlukan
metode numerik atau pendekatan iteratif untuk penyelesaiannya. Metode ini
melibatkan pendekatan solusi secara iteratif dengan memperkirakan nilai-nilai
solusi.
3. Penerapan dalam Fisika
Lebih sering digunakan ketika konduktor memiliki muatan atau ada distribusi
muatan tertentu. Contoh penggunaannya adalah dalam memodelkan distribusi
potensial di sekitar konduktor bermuatan atau di hadapan distribusi muatan
tertentu dalam ruang.
REFERENSI

Wijaya, S. (2014, November 6). Fluks listrik, hukum gauss, dan teorema divergensi.
[Slideshare]. https://www.slideshare.net/satriarwijaya/fluks-listrik-hukum-gauss-dan-
teorema-divergensi

Anonymous. (2014). Medan Elektromagnetik [Presentasi slide]. 30 Juli 2014. Tersedia pada:
https://www.slideserve.com/zeheb/medan-elektromagnetik#google_vignette

telcoma12. (2013). Konduktor, Dielektrik Dan Kapasitansi. Scribd.


https://www.scribd.com/presentation/133218054/7-Konduktor-Dielektrik-Dan-Kapasitansi

Michio Thea, Elva A. (2014, November 19). Implementasi Persamaan Poisson dan Persamaan
Laplace di Dalam Fisika. Jurnal Fisika Modern, 7(3), 112-130. https://www.nama-
jurnal.com/jurnal-fisika-modern

Anda mungkin juga menyukai