Oleh Kelompok 10 :
1. Martin Fernandes
Manullang(5213530028)
2. Yoel Rainer Christopher
Tarigan(5213530005)
3. Ramadan
KAPASITANSI
Kapasitansi atau kapasitans adalah ukuran banyak muatan listrik yang disimpan (atau
dipisahkan) untuk sebuah potensial listrik yang telah dipilihkan. Susunan sangat umum
dari piranti penyimpanan muatan adalah sebuah kapasitor dua lempeng/pelat/keping.
Jika muatan di lempeng/pelat/keping adalah +Q dan –Q, dan V adalah tegangan listrik
antar lempeng/pelat/keping,
Kapasitor adalah perangkat yang menyimpan energi, tersedia dalam berbagai ukuran
dan bentuk. Kapasitor terdiri dari dua piring bahan konduktif (biasanya logam halus)
yang terletak di antara isolator keramik, film, kaca, atau bahan lainnya, termasuk udara.
1. Insulator juga dikenal sebagai dielektrik dan meningkatkan kapasitansi kapasitor. Kapasitor
2. Pelat bagian dalam terhubung ke dua terminal luar, yang kadang-kadang panjang dan tipis,
dan menyerupai antena kecil atau kaki logam. Terminal-terminal ini dapat dihubungkan ke
suatu rangkaian.
3. Kapasitor dan baterai menyimpan energi. Sementara baterai melepaskan energi sedikit demi
2. C = Q / V
5. Dalam rangkaian listrik, kapasitor sering digunakan untuk memblokir arus searah
(DC), sambil memungkinkan aliran arus bolak-balik (AC).
Energi
Energi (diukur dalam satuan joule) yang disimpan dalam sebuah kapasitor sama dengan kerja yang telah
dilakukan untuk mengisinya dengan muatan listrik. Anggap sebuah kapasitans sebagai C, yang
menyimpan muatan +q di sebuah lempeng dan -q di lempeng yang lain. Memindahkan sebuah elemen
muatan yang kecil d q dari satu lempeng ke lempeng yang lain bertentangan dengan beda potensial V =
q/C memerlukan kerja d W :
d W = q C d q di mana
W adalah kerja yang diukur dalam joule q adalah muatan yang diukur dalam coulomb C adalah kapasitans
yang diukur dalam farad Kita bisa mengetahui energi yang tersimpan dalam sebuah kapasitas dengan
mengintegralkan persamaan ini. Dimulai dengan sebuah kapasitans tak bermuatan (q=0) dan
memindahkan muatan dari satu lempeng ke lempen yang lain sampai lempeng bermuatan +Q dan -Q
membutuhkan kerja W:
W b e r m u a t a n = ∫ 0 Q q C d q = 1 2 Q 2 C = 1 2 C V 2 = W d i s i m p a n Dengan mengombinasikan
persamaan di atas untuk kapasitansnya sebuah kapasitor pelat rata, kita mendapatkan:
W d i s i m p a n = 1 2 C V 2 = 1 2 ϵ A d V 2 . di mana
W adalah energi yang diukur dalam joule C adalah kapasitans, diukur dalam farad V adalah voltase yang
diukur dalam volt
Kapasitans dan Arus Pergeseran
Kapasitans dan Arus Pergeseran
Fisikawan bernama James Clerk Maxwell menemukan konsep arus pergeseran, ∂ D → ∂ t , untuk
membuat hukum Ampere konsisten dengan kekekalan muatan dalam kasus di mana muatan
terakumulasi, contohnya di dalam sebuah kapasitor. Ia menginterpretasikan hal ini sebagai
sebagai gerakan nyatanya muatan, bahkan dalam vakum, di mana Maxwell menduga bahwa
gerakan nyatanya muatan berhubungan dengan gerakannya muatan dipol di dalam eter. Meski
interpretasi ini telah ditinggalkan, koreksi dari Maxwell terhadap hukum Ampere tetap valid
(medan listrik yang berubah menghasilkan medan magnet).
Persamaan Maxwell menggabungkan hukum Ampere dengan konsep arus pergeseran dirumuskan
sebagai ∇ → × H → = J → + ∂ D → ∂ t . (Dengan mengintegralkan kedua sisi, the integral dari ∇
→ × H → bisa diganti dengan integralnya H → ⋅ d l → di sekeliling sebuah kontur tertutup,
dengan begitu mendemonstrasikan interkoneksi dengan formulasinya Ampere.)
Koefisien potensial
Koefisien potensial
Diskusi di atas hanya berlaku dalam kasus dua lempeng konduksi. Definisi C=Q/V masih berlaku
bila hanya satu lempeng yang diberikan muatan listrik, dengan ketentuan bahwa garis-garis
medan yang dihasilkan oleh muatan itu berakhir seakan-akan lempeng tadinya berada di pusat
ruang lingkup bermuatan sebaliknya pada ketakterhinggaan.
C=Q/V tidak berlaku saat jumlah lempeng yang bermuatan lebih dari dua, atau ketika muatan
netto di dua lempeng adalah bukan-nol. Untuk menangani kasus ini, Maxwell memperkenalkan
konsep "koefisien potensial". Jika tiga lempeng diberikan muatan Q 1 , Q 2 , Q 3 , maka
voltasenya lempeng 1 adalah
V 1 = p 11 Q 1 + p 12 Q 2 + p 13 Q 3 , dan rumus yang sama juga berlaku bagi voltase lainnya.
Maxwell memperlihatkan bahwa koefisien potensial adalah simetris, sehingga p 12 = p 21 , dll.
Dualitas kapasitansi/induktansi
Dualitas kapasitansi/induktansi
Dalam istilah matematika, kapasitas yang ideal bisa dianggap sebagai kebalikan dari induktansi
yang ideal, karena persamaan voltase-arusnya dua fenomena bisa dialihragamkan ke satu sama
dielektrik (yang juga disebut permitivitas listrik relatif) dari bahan di antara lempeng, (vakum =1) ε0 adalah
permitivitas vakum atau konstanta listrik di mana ε0 = 8.854x10-12 F/m d adalah jarak antar lempeng, diukur dalam
meter Persamaan di atas sangat baik digunakan jika d besarnya kecil bila dibandingkan dengan dimensi lainnya
lempeng. Dalam satuan CGS, persamaannya berbentuk:
6. C = ϵ r A d di mana C dalam kasus ini memiliki satuan panjang.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH.