SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
ABSTRAK
Kecamatan Tombolo Pao merupakan wilayah yang banyak memiliki
dataran tinggi yang menjadi ciri khas dari wilayah tersebut, sehingga memiliki
potensi tingkat rawan longsor dari yang rendah, sedang dan tinggi. Penentuan
tingkat kerawanan longsor di Kecamatan Tombolo Pao dilakukan melalui proses
overlay peta. Dalam proses overlay dilakukan proses skoring, yang dilakukan
dengan proses perhitungan perkalian antara nilai bobot dan skor pada setiap
variabel yang digunakan dalam penentuan kelas kerawanan longsor. Adapun
variabel yang diberi skoring yakni variabel kemiringan lereng, curah hujan,
batuan, jenis tanah dan penggunaan lahan. Berdasarkan hasil skoring diperoleh
tiga tingkat kerawanan yaitu tingkat kerawanan tinggi dengan luas wilayah 127,
072 Ha, tingkat kerawanan sedang dengan luas wilayah 82, 135 Ha, dan tingkat
kerawanan rendah dengan luas wilayah 0,789 Ha. Kemudian dilakukan analisis
kesesuaian rencana pola ruang terhadap kerawanan bencana longsor di
Kecamatan Tombolo Pao untuk mengetahui kesesuaian tata guna lahan dalam
meminimalkan intensitas resiko bencana longsor pada masing-masing fungsi
kawasan. Berdasarkan analisis keterkaitan pola ruang dan kerawanan bencana
longsor didapatkan klasifikasi kelas rendah dengan total luasan 0,91 Ha (0,43%)
terdapat pada pemanfaatan pola ruang Hutan Lindung, Hutan Produksi Terbatas
dan Lahan Kering. Untuk kelas kerawanan kedua yaitu rawan sedang seluas
81,47 Ha (38,89%) terdapat pada pemanfaatan pola ruang terluas yaitu Hutan
lindung dengan total luasan 36,121 Ha. Selanjutnya untuk kelas kerawanan
ketiga seluas 127 Ha (60,67%) terdapat pola pemanfaatan ruang terluas Hutan
Lindung dengan luasan 33,779 Ha.
1
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
A. PENDAHULUAN
Bencana ialah sebuah peristiwa yang disebabkan oleh alam maupun ulah
manusia, termasuk di dalamnya merupakan akibat dari kesalahan teknologi yang
memicu respon dari masyarakat, komunitas, individu maupun lingkungan untuk
memberikan antusiasme yang bersifat luas (Parker, 1992). Adapun longsor adalah
suatu proses gangguan keseimbangan yang menyebabkan bergeraknya massa
tanah dan batuan dari tempat yang lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah.
Pergerakan tersebut terjadi karena adanya faktor pada bidang tanah yang tidak
rata atau disebut juga dengan lereng. Kemudian, massa tanah di sepanjang lereng
tersebut dipengaruhi oleh kedudukan muka air tanah, sifat fisik tanah, dan sudut
dalam tahanan geser tanah yang bekerja di sepanjang bidang luncuran (Sutikno,
1994).
Hal yang berpengaruh terhadap terjadinya longsor yaitu intensitas curah
hujan yang tinggi, jenis tanah, faktor geologi, penutupan lahan dan kemiringan
lereng. Selain faktor alam, juga disebabkan oleh faktor aktivitas manusia yang
mempengaruhi suatu bentang alam, seperti kegiatan pertanian, pemotongan lereng
dan penambangan (Hardiyatmo, 2006).
Kecamatan Tombolo Pao memiliki luas sekitar 209,996 km², merupakan
wilayah yang banyak memiliki dataran tinggi yang menjadi ciri khas wilayah
tersebut, sehingga Tombolo Pao memiliki potensi tingkat rawan longsor dari yang
rendah, sedang, dan tinggi. Menurut Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Gowa terdapat beberapa desa di Kecamatan Tombolo Pao
yang rawan bencana longsor salah satunya yaitu Desa Tabbinjai, tercatat dalam
lima tahun terakhir korban sebanyak 11 orang dan fasilitas umum mengalami
kerusakan yang sangat parah yaitu Jembatan Limpas Pattalassang yang
menghubungkan desa Tabbinjai dengan tiga dusun lainnya, Jembatan Gantung
Tallisi yang terjadi pada tahun 2019 dan akses Jalan Poros Tombolo Pao menuju
Sinjai Barat yang terjadi pada tahun 2018 karena disebabkan oleh curah hujan
yang cukup tinggi.
Arahan pemanfaatan ruang di Kabupaten Gowa yaitu Kecamatan Tombolo
Pao merupakan kawasan hutan lindung dan kawasan hutan produksi, yang mana
hutan lindung berperan menjaga kelestarian sungai-sungai yang mengalir di
Kabupaten Gowa untuk mendukung dan melindungi kawasan budidaya potensial
yang ada di bawahnya, dan untuk menjaga kelestarian ragam hayati. Sedangkan
kawasan hutan produksi dilakukan dengan pemanfaatan hutan dan pelestarian
hasil (kayu dan non kayu), sehingga diperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan
ekologi yang maksimal bagi masyarakat yang tinggal atau di sekitar kawasan
hutan.
Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang
selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer
yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis
(Aronoff, 1989). Penerapan teknologi SIG dapat membantu upaya mitigasi
bencana alam dengan melakukan identifikasi lokasi serta pengkajian masalah
yang berkaitan dengan dampak tanah longsor. Upaya mitigasi untuk mengurangi
atau meminimalisir dampak akibat tanah longsor (mitigasi) dilakukan dengan cara
membuat suatu model penyusunan SIG, yakni dengan menganalisis beberapa
2
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
tema peta sebagai variabel untuk memperoleh kawasan yang rentan terhadap
bahaya dan risiko tanah longsor. Selain itu, citra satelit dapat pula dimanfaatkan
secara tidak langsung dalam penentuan potensi tanah longsor, menggambarkan
permukaan suatu wilayah, dan struktur geologi (Suhendar, 1994). Untuk
mengurangi serta mengatasi dampak yang ditimbulkan oleh bencana longsor di
Kecamatan Tombolo Pao maka peneliti perlu mengangkat judul skripsi yaitu
“Pemetaan Daerah Rawan Longsor Dengan Menggunakan Sistem Informasi
Geografis (SIG) (Studi Kasus : Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten
Gowa)”.
B. METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tombolo Pao Kabupaten Gowa,
yang terdiri dari 9 (sembilan) desa/lelurahan yaitu Desa Kanreapia, Desa Tonasa,
Kelurahan Tamaona, Desa Tabbinjai, Desa Pao, Desa Mamanpang, Desa
Erelembang, Desa Bolaromang dan Desa Ballasuka.
Sedangkan, data yang digunakan terbagi atas 2 (dua) yakni data primer dan
sekunder. Data primer dalam penelitian ini meliputi kondisi eksisting terkait
penggunaan lahan. Untuk data sekunder antara lain data aspek fisik dasar (jenis
tanah, curah hujan, penggunaan lahan dan topografi), karakteristik longsor dan
peta-peta pendukung penelitian. Adapun variabel yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Penggunaan lahan meliputi klasifikasi dan intensitas penggunaan lahan
(permukiman, sawah, perkebunan, sungai, dll).
2. Kemiringan lereng
3. Curah hujan
4. Jenis tanah
5. Jenis Batuan
Analisis data yang digunakan ada 3 (tiga) yakni analisis deskriptif/kualitatif,
analisis pembobotan dan analisis overlay, dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Analisis Deskriptif/Kualitatif
Analisis deskriptif yang sesuai dengan tujuan dari penelitian yaitu
menggambarkan atau menguraikan secara detail atau jelas kondisi yang
terjadi di lokasi tempat penelitian dan untuk lebih akurat dalam
menginterpretasi digunakan instrumen berupa peta-peta.
2. Analisis Pembobotan
Pembobotan ialah pemberian bobot pada peta digital masing-masing
parameter yang berpengaruh terhadap longsor, dengan didasarkan pada
pertimbangan pengaruh masing-masing parameter terhadap longsor.
Pembobotan yang dimaksud ialah sebagai pemberian bobot pada masing-
masing peta tematik (parameter). Penentuan bobot untuk masing-masing
peta tematik didasarkan atas pertimbangan, seberapa besar kemungkinan
terjadi longsor dipengaruhi oleh setiap parameter geografis yang akan
digunakan dalam analisis Sistem Informasi Geografis atau SIG (Suhardiman,
2012).
3. Analisis Overlay
3
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
4
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
5
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
Dalam ilmu geologi batuan adalah benda padat yang terbuat secara
alami dari mineral dan atau mineraloid. Adapun jenis batuan di Kecamatan
Tombolo Pao yaitu batuan sedimen, batuan malihan dan batuan beku.
Untuk lebih jelasnya, aspek fisik dasar di Kecamatan Tombolo Pao dapat
dilihat pada Gambar 2, Gambar 3, Gambar 4, Gambar 5 dan Gambar 6 berikut ini:
6
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
7
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
8
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
9
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
e. Penggunaan Lahan
Dalam peta penggunaan lahan Kecamatan Tombolo Pao, diketahui bahwa
daerahnya diklasifikasikan kedalam 6 (enam) jenis penggunaan lahan yaitu
hutan, semak/belukar, kebun campuran, sawah, kawasan budidaya dan
Kawasan terbangun. Skor masing-masing penggunaan lahannya yakni : hutan
diberi skor 2, semak/belukar diberi skor 3, kawasan budidaya diberi skor 4,
kebun campuran diberi skor 5, sawah diberi skor 6, dan Kawasan terbangun
diberi skor 7.
10
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
11
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
12
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
13
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
14
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
15
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
16
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
17
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
4. KESIMPULAN
a. Berdasarkan hasil analisis dengan metode Solle dkk, (2013), diperoleh tiga
kelas kerawanan longsor di Kecamatan Tombolo Pao yaitu kelas
kerawanan tinggi dengan luas 127.072 Ha (60.51%), kelas kerawanan
18
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, (2013) Arahan Pengendalian Banjir Berbasis GIS di Kecamatan Sinjai
Utara Kabupaten Sinjai. Tinjauan terhadap buku Tuntunan Penyusunan
Karya Ilmiah, oleh Nana Sudjana. Bandung: Sinar Baru, 1991
Aronof, S. (1989). Gis A Management Perspective. WDL Publication. Ottawa
Arsyad, S. (1980). Pengawetan Tanah. Bogor: IPB.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gowa. (2019). Informasi Kebencanaan
Kabupaten Gowa tahun 2019.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gowa. (2020). Informasi Kebencanaan
Kabupaten Gowa.
Badan Pusat Statistik (BPS) Kecamatan Tombolo Pao dalam Angka Tahun 2019
Caine, (1980). The Rainfall Intensity–Duration Control Of Shallow Landslides
And Debris Flows, Geografiska Annaler, Vol. 62A.
Cruden dan Varnes (1992) dalam Hariyatmo, H, C. (2006). Penanganan Tanah
Longsor & Erosi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Cruden dan Varnes, DJ. (1996). Landslide Types And Processes. In Special
Report 247:Landslides: Investigation and Mitigation, Transportation
Research Board, Washington D.C.
Guntara, I., (2013). Pengertian Overlay Dalam Sistem Informasi Geografi.
http://www.guntara.com/2013/01/pengertian- overlay-dalam-sistem.html.
Sampangkab.go.id. Diakses pada tanggal 20 Mei 2016.
Hardiyatmo. (2006) Penanganan Tanah Longsor & Erosi. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Jaya, I. N. S. (2002). Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk Kehutanan.
Laboratorium Inventarisasi Sumberdaya Hutan, Fakultas Kehutanan IPB.
Bogor.
Karnawati. (2004). Bencana Gerakan Massa Tanah/ Batuan di Indonesia; Evaluasi
Dan Rekomendasi, Dalam Permasalahan, Kebijakan Dan Penanggulangan
Bencana Tanah Longsor di Indonesia. Jakarta: P3 - TPSLK BPPT Dan
HSF.
Karnawati. (2005). Bencana Alam Gerakan Massa Tanah di Indonesia dan Upaya
Penanggulangannya. Yogyakarta: Jur. Geologi FT UGM.
19
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
20
PLANO MADANI
SENGAJA DIKOSONGKAN
© 2017 P ISSN 2301-878X - E ISSN 2541-2973
21