Abstrak
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya longsor adalah curah hujan, penggunaan
lahan, jenis tanah, dan kemiringan lahan. Penelitian pendugaan rawan longsor bertujuan untuk
mengetahui besarnya tingkat kerawanan longsor di Desa Lempake. Analisa data dilakukan metode
pembobotan menggunakan skala bogardus berdasarkan sistem penilaian bobot dan skor Pemberian
nilai bobot dan skor untuk setiap parameter dilakukan berdasarkan kekontinuan data dimana terdapat
parameter yang memiliki skor yang lebih rendah dan lebih tinggi. Penelitian ini menunjukkan bahwa
36,7% luas wilayah Desa lempake merupakan daerah rawan longsor dengan katagori menengah.
2
Peta Peta Curah Peta Peta Jenis
Kemiringan Hujan (3) Penggunaan Tanah (1)
Lereng (4) lahan (2)
0 – 8 % (1) 0 – 100 mm/bln (1) Rawa, tubuh air (1) Histosol (1)
9 – 15 % (2) 0 – 100 mm/bln (2) Semak belukar (2) entisol (2)
16 – 25 % (3) 0 – 100 mm/bln (3) hutan (3) Inceptisol (3)
26 – 45 % (4) 0 – 100 mm/bln (4) Sawah, ladang, Alfisol (4)
> 45 % (5) tegalan, perkebunan Ultisol (5)
(4) Oxisol (6)
Pemukiman (5)
Overlay
Peta Rawan
Longsor
3
Gambar 3. Peta rawan longsor Desa Lempake
Berdasarkan peta daerah rawan longsor (Gambar dengan tingkat rawan terhadap kejadian
3), dapat dilihat bahwa Desa lempake longsor masih dalam keadaan menengah Hal
merupakan tempat yang memiliki kecenderungan ini terlihat dari hasil analisis yang
rawan terhadap kejadian longsor. Berdasarkan dilaksanakan dalam penelitian ini dan
hasil proyeksi peta parameter longsor, masing- menunjukkan bahwa luas wilayah dengan
masing peta menunjukkan bahwa : tingkat menengah rawan terhadap longsor
a. Rata-rata curah hujan tahunan di Desa merupakan daerah yang terluas yaitu 13,702
Lempake cukup tinggi sehingga Ha (36,7%). Sedangkan daerah yang sangat
mempengaruhi peluang terjadinya longsor rendah terhadap longsor memiliki luasan
b. Penggunaan lahan di Desa Lempake mencapai 5,000 Ha (13,5%); daerah dengan
sebagian besar berupa belukar, persawahan tingkat rendah rawan terhadap longsor
dan daerah pemukiman yang menyebabkan memiliki luasan mencapai 13,411 Ha (36%);
daerah serapan air hujan menjadi tidak daerah dengan tingkat menengah rawan
maksimal terhadap longsor memiliki luasan mancapai
c. Derajat kemiringan lahan di Desa Lempake 13,702 Ha (36,7%); dan daerah yang sangat
cenderung curam hingga terjal, sehingga tinggi terhadap rawan longsor hanya sedikit
daerah-daerah dengan derajat kemiringan dengan perbandingan luas hampir sama
curam hinnga terjal cenderung berpotensi dengan daerah dengan tingkat kerawanan
longsor sangat rendah dengan luas 5,150 Ha (13,8%).
d. Tekstur tanah di Desa Lempake didominasi
dengan jenis Kandiudults, Paleudults, Daftar pustaka
Dystropepts menurut USDA 1990 atau bisa
di katagorikan jenis tanah pasir sehingga BAPPEDA, 2008, Metode Pemetaan Risiko
menyebabkan kurang optimalnya tanah Bencana Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
menyerap air hujan sehingga tanah dapat 2008, Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Yogyakarta
menjadi jenuh dan mudah terjadi longsor.
BMKG, 2018, Data curah hujan tahunan di
Berdasarkan penjabaran di atas, sebaran Daerah Samarinda, Badan Meteorologi
daerah rawan longsor berdasarkan luas Kimatologi dan Geofisika, Samarinda.
wilayah Desa Lempake dapat di lihat pada
tabel 1. Dinkes. 2012. Profil Kesehatan Provinsi
Kalimantan Timur Tahun 2012. Dinas Kesehatan
Tabel 1. Luas wilayah tingkat kerawanan longsor Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda
Luas
Tingkat Persentase Faizana, F., Nugraha, A.L., dan Yuwono, B.D.,
wilayah
kerawanan luas (%) 2015, Pemetaan Risiko Bencana tanah longsor
(ha)
Kota Semarang, Undip, Semarang.
Sangat rendah 5,000 13,5
Rendah 13,411 36 Halimah, N., 2013, Pemetaan daerah rawan
Menengah 13,702 36,7 banjir dengan pendekataan sistem
Tinggi 5,150 13,8 informasiberbasis web di Kota Samarinda,
Unmul, Samarinda
Jumlah 37,000 100
Sulistiarto, B., dan Cahyono, A.B., 2010, Studi
4. Kesimpulan Tentang Identifikasi Longsor dengan
Berdasarkan penelitian yang telah Menggunakan Citra Landsat dan Aster (Studi
Kasus: Kabupaten Jember), ITS, Surabaya.
dilaksanakan dan hasil serta pembahasan
yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan Taufik Q, Firdaus. 2012. Pemetaan Ancaman
bahwa Desa Lempake merupakan daerah Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Konawe.
Kendari : Fisika FMIPA Universitas Haluoleo.
http://tanahair.indonesia.go.id/portal-
web/download/perwilayah, di akses 4
05/04/2018
Lampiran
5
6