Oleh:
KELOMPOK 2
2022
PENDAHULUAN
References
1.Metode yang digunakan
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan antara lain:
a.Data curah hujan periode (2000-2020) pada DAS Parangjoho.
b.Data debit AWLR.
c.Peta Topografi DAS Parangjoho.
d.Peta tata guna lahan.
e.Peta jenis tanah.
f. Peta solum tanah.
2. Pengujian data hidrologi:
g.Data teknis Waduk Parangjoho
a. Uji inlier-outlier untuk menguji kualitas data apakah konsisten atau
tidak.
b. Uji RAPS untuk mengetahui data tersebut homogen atau tidak.
c. Uji tetap (uji f dan uji t) untuk memutuskan apakah fluktuasi dan
kualitas normal adalah homogen. Uji ketangguhan harga fluktuasi
menggunakan uji F, sedangkan uji kekuatan nilai normal menggunakan
uji t.
1.Metode yang digunakan (2)
4. Melakukan analisa laju erosi di DAS dengan metode
USLE
Metode USLE yang digunakan yaitu metode
Wischmeier dan Smith (1978).
3. Melakukan analisa data dengan menggunakan software a. Menghitung erosivitas dujan (EI30) dengan data curah
ARC-GIS, yaitu: hujan menggunakan persamaan Bols.
a. Menganalisa DEM (Digital Elevation Model) untuk b. Menentukan nilai erodibilitas tanah (K) berdasarkan
mengetahui batas DAS, luas DAS, dan membuat peta tabel nilai erodibilitas tanah yang bersumber dari
kemiringan lereng. Puslitbang Pengairan Bogor (1985) dengan melihat
b. Penyusunan peta jenis tanah dan tata guna lahan. peta jenis tanah pada DAS Parangjoho.
c. Peta tingkat disintegrasi dan kedalaman solum tanah. c. Menentukan faktor nilai LS berdasarkan berdasarkan
Dilakukan dengan melapisi peta tingkat disintegrasi dengan tabel nilai LS sesuai kemiringan lereng Kironoto
overlay peta tingkat disintegrasi dan kedalaman solum tanah. (2000) dengan melihat peta kemiringan lereng pada
DAS Parangjoho.
d. Menentukan Nilai C dan P, Nilai C yaitu faktor
vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman
sedangkan nilai P yaitu faktor tindakan-tindakan
khusus konservasi tanah. Penentuan faktor C dan P
dilakukan dengan melihat peta tata guna lahan.
1.Metode yang digunakan (3)
5. Melakukan perhitungan laju erosi rata-rata DAS Waduk Parangjoho
Dalam analisis menggunakan USLE Wischmeier dan Smith (1978), terdapat beberapa faktor yang dalam pengambilan
nilainya harus diasumsikan atau diestimasi berdasarkan pada data sekunder dari lokasi studi.
Data yang dibutuhkan dalam menentukan estimasi nilai faktor-faktor yaitu data hujan, peta jenis tanah, peta topografi, dan
peta tata guna lahan.
a. Faktor Erosivitas Hujan (R atau EI30)
Nilai R setara dengan EI30 (BPDAS). Dalam perhitungannya erosivitas hujan dalam paper menggunakan persamaan
Bols 1978 dalam Arsyad 2012:
EIEI30 = 6,119
30
x e(Rain)
: In d e ks ro si h uja n b ulaxn a(Days)
1,21
n
-0,47
x (MaxP)0,53
Ra in : C ura h h uja n ra ta -ra ta b ula n a n (c m )
g. Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan Kekritisan Lahan (perkiraan jumlah tanah yang hilang maksimum yang akan
terjadi pada suatu lahan)
Hasil perhitungan laju erosi USLE kemudian diklasifikasikan menjadi 5 kelas yaitu:
2. Asumsi - asumsi / Estimasi Faktor Erosi DAS Parangjoho (5)
g (lanjutan). Berdasarkan tabel sebaran peta bahaya erosi, termasuk dalam kelas III dalam kondisi B
(berat). Dan berdasarkan tingkat kekritisan lahan termasuk dalam kekkritisan lahan dengan kondisi kritis
3. Solusi yang Diberikan
Solusi yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan erosi pada DAS Parangjoho yaitu
dengan konservasi lahan metode vegetatif dan mekanis, yaitu:
2. Konservasi lahan metode mekanis salah satunya yaitu pengendalian sedimen dengan
checkdam.
Dengan luas 24,02 ha dan nilai laju erosi 7259,40 ton/ha/th dengan kondisi kritis, dilakukan
perhitungan volume tampungan checkdam eksisting agar dapat mengetahui laju erosi dapat
tertampung atau tidak.
4. Kelebihan dan Kekurangan
KELEBIHAN:
Keuntungan/kelebihan yang bisa diambil dari hasil analisa yang dilakukan adalah agar bisa digunakan sebagai
informasi dan juga rekomendasi untuk instansi-instansi yang terkait dalam mengupayakan konservasi serta
rehabilitasi lahan yang disebabkan oleh erosi, yaitu:
3. Mengetahui scenario tata guna lahan yang optimal untuk mengatasi permasalahan erosi pada DAS Parangjoho
4. Data curah hujan bulanan, jumlah hari hujan, hujan harian maks Stasiun Parangjoho yang dimiliki lengkap dan
terupdate yaitu pada rentang tahun 2000-2019.
5. Menggunakan Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan perangkat lunak ArcMAP 10.4 dengan metode USLE
(The Universal Soil Loss Equation)
6. Penanganan konservasi lahan dijelaskan secara metode vegetatif dan metode mekanis
7. Perhitungan laju erosi dilakukan dengan cukup baik sehingga diperoleh rekapitulasi nilai total erosi dan sedimen
delivery ratio secara cukup jelas dan detail
4. Kelebihan dan Kekurangan (2)
KEKURANGAN:
T
1. Masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat bahaya erosi yang terjadi pada DAS di
h
i
s
Waduk Parangjoho, supaya hasilnya lebih maksimal, misalnya dengan metode MUSLE
P
h
o
2. Karena keterbatasan data yang tersedia, dalam studi ini tidak dilakukan kalibrasi dan validasi dengan
t
o
data lapangan. b
y
3. Pengetahuan tentang masalah penyebab erosi juga perlu di tekankan agar warga bisa mengurangi
U
n
tingkat masalah erosi. k
n
o
4. Perhitungan checkdam hanya untuk mengatasi erosi di SubDAS 30, sedangkan yang dibutuhkan untuk
w
n
mengatasi erosi di DAS Parangjoho tidak diperhitungkan. A
u
t
5. Perhitungan tingkat laju erosi belum menggunakan metode MUSLE h
o
r
i
s
l
i
c
e
n
s
5. REFERENCES