Anda di halaman 1dari 19

TUGAS 2 SA5033

PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMEN

Oleh:
KELOMPOK 2

Rif’atul Ummah (NIM. 25821019)


Ruth Helena Siregar (NIM. 25821020)
Jandik Nainggolan (NIM. 25821024)
Jovan Putranda (NIM. 25821027)
Hadiranti (NIM. 25821029)
Ika Kurnia Sari (NIM. 25821030)

(Program Studi Magister Pengelolaan Sumber Daya Air)

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2022
PENDAHULUAN

• Lokasi yang dianalisa dalam studi ini


adalah DAS Parangjoho dengan luas
sebesar 3211,59 ha atau 32,12 km2 yang
terletak di Kabupaten Wonogiri, Jawa
Tengah.

• Di dalam DAS tersebut terdapat Waduk


Parangjoho yang berfungsi mengairi
daerah irigasi seluas 650 ha.

• Tujuan dari studi ini adalah untuk


menanggulangi permasalahan erosi pada
DAS Parangjoho dengan mencari nilai
laju erosi, sedimen dan tingkat bahaya
erosi pada DAS Waduk Parangjoho serta
penataan penggunaan lahan secara
optimal untuk mendapatkan skenario
tata guna lahan yang optimal.
OUTLINE
REVIEW
Metode yang Digunakan

Analisa Laju Erosi


dan Arahan Asumsi - asumsi
Konservasi Lahan
Berbasis ArcGis
pada DAS Solusi yang Diberikan
Parangjoho
Kabupaten
Wonogiri Jawa Kelebihan dan Kekurangan
Tengah

References
1.Metode yang digunakan
1. Mengumpulkan data-data yang diperlukan antara lain:
a.Data curah hujan periode (2000-2020) pada DAS Parangjoho.
b.Data debit AWLR.
c.Peta Topografi DAS Parangjoho.
d.Peta tata guna lahan.
e.Peta jenis tanah.
f. Peta solum tanah.
2. Pengujian data hidrologi:
g.Data teknis Waduk Parangjoho
a. Uji inlier-outlier untuk menguji kualitas data apakah konsisten atau
tidak.
b. Uji RAPS untuk mengetahui data tersebut homogen atau tidak.
c. Uji tetap (uji f dan uji t) untuk memutuskan apakah fluktuasi dan
kualitas normal adalah homogen. Uji ketangguhan harga fluktuasi
menggunakan uji F, sedangkan uji kekuatan nilai normal menggunakan
uji t.
1.Metode yang digunakan (2)
4. Melakukan analisa laju erosi di DAS dengan metode
USLE
Metode USLE yang digunakan yaitu metode
Wischmeier dan Smith (1978).
3. Melakukan analisa data dengan menggunakan software a. Menghitung erosivitas dujan (EI30) dengan data curah
ARC-GIS, yaitu: hujan menggunakan persamaan Bols.
a. Menganalisa DEM (Digital Elevation Model) untuk b. Menentukan nilai erodibilitas tanah (K) berdasarkan
mengetahui batas DAS, luas DAS, dan membuat peta tabel nilai erodibilitas tanah yang bersumber dari
kemiringan lereng. Puslitbang Pengairan Bogor (1985) dengan melihat
b. Penyusunan peta jenis tanah dan tata guna lahan. peta jenis tanah pada DAS Parangjoho.
c. Peta tingkat disintegrasi dan kedalaman solum tanah. c. Menentukan faktor nilai LS berdasarkan berdasarkan
Dilakukan dengan melapisi peta tingkat disintegrasi dengan tabel nilai LS sesuai kemiringan lereng Kironoto
overlay peta tingkat disintegrasi dan kedalaman solum tanah. (2000) dengan melihat peta kemiringan lereng pada
DAS Parangjoho.
d. Menentukan Nilai C dan P, Nilai C yaitu faktor
vegetasi penutup tanah dan pengelolaan tanaman
sedangkan nilai P yaitu faktor tindakan-tindakan
khusus konservasi tanah. Penentuan faktor C dan P
dilakukan dengan melihat peta tata guna lahan.
1.Metode yang digunakan (3)
5. Melakukan perhitungan laju erosi rata-rata DAS Waduk Parangjoho

6. Menghitung SDR (Sediment Delivery Ratio)


SDR (Sediment Delivery Ratio) adalah proporsi ukuran residu yang dikirim ke badan
air/aliran dengan ukuran disintegrasi yang terjadi di DAS bagian hulu.

7. Menghitung Sediment Yield


Hasil sedimen biasanya dipertimbangkan mengingat fakta bahwa itu diperlukan untuk
perlindungan tanah dan air, pembacaan yang logis untuk pembangunan bendungan dll.

8. Menghitung trap efisiensi


Trap efisiensi yaitu estimasi sedimen yang mengendap di waduk dihitung menggunakan Metode
Brune. Dari estimasi sedimen tersebut dapat diketahui usia guna waduk.
1.Metode yang digunakan (4)
9. Menentukan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan kekritisan lahan
Hasil perhitungan nilai laju erosi dengan menggunakan rumus USLE kemudian diklasifikasi menjadi lima kelas, yaitu
sangat ringan, ringan, sedang, berat, dan sangat berat.

Tabel Klasifikasi Tingkat Bahaya


Erosi (TBE)

10. Merencanakan skenario konservasi lahan dengan metode vegetative dan


mekanis.
2. Asumsi - asumsi / Estimasi Faktor Erosi DAS Parangjoho

Dalam analisis menggunakan USLE Wischmeier dan Smith (1978), terdapat beberapa faktor yang dalam pengambilan
nilainya harus diasumsikan atau diestimasi berdasarkan pada data sekunder dari lokasi studi.

Data yang dibutuhkan dalam menentukan estimasi nilai faktor-faktor yaitu data hujan, peta jenis tanah, peta topografi, dan
peta tata guna lahan.
a. Faktor Erosivitas Hujan (R atau EI30)
Nilai R setara dengan EI30 (BPDAS). Dalam perhitungannya erosivitas hujan dalam paper menggunakan persamaan
Bols 1978 dalam Arsyad 2012:
EIEI30 = 6,119
30
x e(Rain)
: In d e ks ro si h uja n b ulaxn a(Days)
1,21
n
-0,47
x (MaxP)0,53
Ra in : C ura h h uja n ra ta -ra ta b ula n a n (c m )

Da ys : Jum la h h a ri h uja n ra ta -ra ta p e r b ula n

Ma xP : C ura h h uja n m a ksim um d a la m sa tu b ula n (c m )


2. Asumsi - asumsi / Estimasi Faktor Erosi DAS Parangjoho (2)
b. Faktor Nilai Erodibilitas Tanah (K)
Didapatkan dengan melihat peta jenis tanah pada DAS Waduk Parangjoho, lalui nilai K ditetntukan berdasarkan tabel nilai
K (Puslitbang Pengairan Bogor ,1985). Sifat-sifat tanah yang menentukan erodibilitas tanah yaitu permukaan tanah,
komponen alam, dan struktur tanah.
2. Asumsi - asumsi / Estimasi Faktor Erosi DAS Parangjoho (3)
c. Faktor Panjang dan Kemiringan (LS)
Faktor LS bergantung pada input informasi DEM yang diolah menggunakan ArcGIS. Nilai LS berdasarkan tabel nilai LS
sesuai kemiringan Kironoto (2000)
2. Asumsi - asumsi / Estimasi Faktor Erosi DAS Parangjoho (4)
d. Faktor Nilai C dan P
Faktor vegetasi penutup tanah (C) ditentukan berdasarkan tabel Suripin (2002,79) dalam Asmaranto et al (2012) dan tabel
Utomo dalam erosi dan konservasi tanah (1994, p.151) dan faktor konservasi tanah (P) ditentukan berdasarkan tabel
Arsyad (2012: 372). Harga CP diintegrasikan dengan penggunaan lahan di Waduk Parangjoho tahun 2020.
2. Asumsi - asumsi / Estimasi Faktor Erosi DAS Parangjoho (5)

e. Perkiraan Laju Erosi dan Sedimen


Erosi total dari penjumlahan semua tutupan lahan
didapatkan angka taksiran total erosi tahunan yang
terjadi pada DAS Parangjoho adalah 200.153 ton/tahun.
Laju erosi rata-rata E sebesar 62,322 ton/ha/tahun 
sehingga tebal erosi yang sebesar 1,49 mm/tahun.

SDR (Sediment Delivery Ratio): rasio perbandingan


jumlah sedimen yang terangkut ke dalam badan air
dengan jumlah erosi yang terjadi di hulu DAS,
dirumuskan dengan DPU Pengairan 1999. Didapatkan
SDR = 0,214. Hasil sedimen menggunakan rumus
Asdak,2004 didapatkan Laju sedimen (Y) = 42.832
ton/tahun
2. Asumsi - asumsi / Estimasi Faktor Erosi DAS Parangjoho (5)

f. Analisa Usia Guna Waduk


Untuk mengetahui estimasi perkiraan sedimen yang mengendap di waduk maka nilai analisis sedimen dikalikan trap efisiensi,
didapatkan estimasi yang mengendap di waduk 39.254 m 3/th sehingga usia guna waduk didapatkan 32 tahun.

g. Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dan Kekritisan Lahan (perkiraan jumlah tanah yang hilang maksimum yang akan
terjadi pada suatu lahan)
Hasil perhitungan laju erosi USLE kemudian diklasifikasikan menjadi 5 kelas yaitu:
2. Asumsi - asumsi / Estimasi Faktor Erosi DAS Parangjoho (5)
g (lanjutan). Berdasarkan tabel sebaran peta bahaya erosi, termasuk dalam kelas III dalam kondisi B
(berat). Dan berdasarkan tingkat kekritisan lahan termasuk dalam kekkritisan lahan dengan kondisi kritis
3. Solusi yang Diberikan
Solusi yang dilakukan untuk menanggulangi permasalahan erosi pada DAS Parangjoho yaitu
dengan konservasi lahan metode vegetatif dan mekanis, yaitu:

1. Konservasi lahan metode vegetatif direncanakan penanaman tanaman musiman dan


tanaman tahunan. Dimana Jenis tanaman musiman yaitu padi, jagung, kacang tanah, pisang,
kedelai sedangkan Tanaman Tahunan yaitu mangga kelapa, jeruk, talas, tebu.

2. Konservasi lahan metode mekanis salah satunya yaitu pengendalian sedimen dengan
checkdam.
Dengan luas 24,02 ha dan nilai laju erosi 7259,40 ton/ha/th dengan kondisi kritis, dilakukan
perhitungan volume tampungan checkdam eksisting agar dapat mengetahui laju erosi dapat
tertampung atau tidak.
4. Kelebihan dan Kekurangan
KELEBIHAN:
Keuntungan/kelebihan yang bisa diambil dari hasil analisa yang dilakukan adalah agar bisa digunakan sebagai
informasi dan juga rekomendasi untuk instansi-instansi yang terkait dalam mengupayakan konservasi serta
rehabilitasi lahan yang disebabkan oleh erosi, yaitu:

1. Mengetahui besarnya laju erosi yang terjadi pada DAS Parangjoho

2. Mengetahui kondisi tingkat bahaya erosi pada DAS Parangjoho

3. Mengetahui scenario tata guna lahan yang optimal untuk mengatasi permasalahan erosi pada DAS Parangjoho

4. Data curah hujan bulanan, jumlah hari hujan, hujan harian maks Stasiun Parangjoho yang dimiliki lengkap dan
terupdate yaitu pada rentang tahun 2000-2019.

5. Menggunakan Sistem Informasi Geografis (GIS) dengan perangkat lunak ArcMAP 10.4 dengan metode USLE
(The Universal Soil Loss Equation)

6. Penanganan konservasi lahan dijelaskan secara metode vegetatif dan metode mekanis

7. Perhitungan laju erosi dilakukan dengan cukup baik sehingga diperoleh rekapitulasi nilai total erosi dan sedimen
delivery ratio secara cukup jelas dan detail
4. Kelebihan dan Kekurangan (2)
KEKURANGAN:
T
1. Masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat bahaya erosi yang terjadi pada DAS di
h
i
s
Waduk Parangjoho, supaya hasilnya lebih maksimal, misalnya dengan metode MUSLE
P
h
o
2. Karena keterbatasan data yang tersedia, dalam studi ini tidak dilakukan kalibrasi dan validasi dengan
t
o
data lapangan. b
y

3. Pengetahuan tentang masalah penyebab erosi juga perlu di tekankan agar warga bisa mengurangi
U
n
tingkat masalah erosi. k
n
o

4. Perhitungan checkdam hanya untuk mengatasi erosi di SubDAS 30, sedangkan yang dibutuhkan untuk
w
n
mengatasi erosi di DAS Parangjoho tidak diperhitungkan. A
u
t
5. Perhitungan tingkat laju erosi belum menggunakan metode MUSLE h
o
r
i
s

l
i
c
e
n
s
5. REFERENCES

1. C. D. Soemarto, Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional. 1987.


2. Asdak, Hidrologi dan DAS Dewan. Yogyakarta: Pers Perguruan Tinggi Gajah Mada. 2010.
3. U. Andawayanti, Daerah Aliran Sungai Terkoordinasi. 2019.
4. Arsyad, Konservasi Tanah dan Air. Bogor : IPB Press 2012.
5. S. Devi Puspita, Analisis Erosi Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG) pada Daerah Aliran Sungai
Kali Lamong Provinsi Jawa Timur [skripsi]. Malang: Universitas Brawijaya.
6. R. Muhammad Zakaria, Analisis Erosi dan Sedimentasi Berbasis Sistem Informasi Geografis (SIG)
pada Bagian Hulu DAS Ciliwung Kabupaten Bogor Jawa Barat [skripsi]. Malang : Universitas
Brawijaya 2018.
7. Soewarno. Pemanfaatan Strategi Terukur untuk Investigasi Informasi. 1995.
8. U. Wani Hadi, Erosi dan Konservasi Tanah. Malang : Universitas Brawijaya 1987.
9. B. Triatmodjo, Hidrologi Terapan. Yogyakarta : Beta Offset. [10] L. M. Limantara, Rekayasa Hidrologi-
Edisi Revisi. Yogyakarta: ANDI, 2018
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai