METODOLOGI PENELITIAN
39
3.2 Tahapan Penelitian
3.2.1 Persiapan
Sebelum melakukan penelitian lapangan terlebih dahulu melakukan
persiapan, yang meliputi:
a. Kajian pustaka
Melakukan kajian pustaka, untuk mencari informasi mengenai geologi
regional dan hidrogeologi pada wilayah Kabupaten Banjar, Kabupaten
Tanah Laut, Kota Banjarbaru mempersiapkan peta geologi, peta
administrasi wilayah Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kota
Banjarbaru dan mencari referensi mengenai metode yang digunakan untuk
pemetaan kerentanan airtanah terhadap pencemaran.
b. Perijinan pengambilan data
Membuat surat perijinan melakukan penelitian lapangan di Kecamatan
yang terletak pada Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, Kota
Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan.
c. Persiapan alat lapangan
Mempersiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk melakukan
pengambilan data seperti safety shoes, tas ransel, buku catatan lapangan, alat
tulis, kamera, meteran, Global Positioning System (GPS)
3.2.2 Pengumpulan data
Pengumpulan data lapangan meliputi:
a. Pengumpulan data primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara mengambil data sumur
dangkal berupa pencatatan koordinat sumur dangkal, pengukuran
kedalaman sumur hingga mencapai airtanah, pengukuran elevasi
menggunakan GPS dan dokumentasi sumur, pengukuran resistivitas batuan
bawah permukaan dengan menggunakan alat geolistrik bawono resistivity
(Gambar 3.1).
b. Pengumpulan data sekunder
40
Dinas ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral) dan jurnal ilmiah.
Pencarian data peta tata guna lahan dan nilai estimasi konduktivitas hidrolik
(K).
41
Gambar 3.2 Hasil interpolasi kedalaman muka airtanah
b. Pembuatan penampang unit litostratigrafi
Pembuatan penampang dilakukan berdasarkan data sumur bor dan data
geolistrik yang telah diinterpretasi. Data-data tersebut kemudian dilakukan
korelasi dengan berdasarkan titik koordinat dan elevasi yang sesuai dengan
kenyataan untuk menghasilkan unit litostratigrafi. Alasan perlu
dilakukannya korelasi unit stratigrafi adalah untuk mengetahui persebaran
baik vertikal maupun lateral dari jenis batuan yang dihasilkan dari analisis
geolistrik yang telah diakuisisi sebelumnya. Selain itu, analisis ini juga
menjadi salah satu komponen parameter metode kerentatan airtanah yang
akan dilakukan. Korelasi unit stratigrafi dapat dilihat pada Gambar 3.3.
42
Gambar 3.3 Korelasi unit stratigrafi
43
Data yang digunakan berupa penampang unit litostratigrafi, dengan
menentukan jenis batuan penutup akuifer, kemudian dilakukan
pembobotan. Bobot yang diberikan adalah 0,5 untuk alluvial berupa
lanau; 0,6 untuk formasi batuan beku dan metamorf; 0,9 untuk
batugamping; 0,5 untuk batulempung; 0,7 untuk batuan vulkanik tua; dan
0,7 untuk batupasir. Hasil pembobotan jenis litologi penutup dapat dilihat
pada Gambar 3.5.
44
4. Pembuatan peta kerentanan airtanah
Dari ketiga data yang telah dilakukan pembobotan kemudian dilakukan
overlay dan perhitungan dari tiap-tiap bobot. Hasil perhitungan
tersebut merupakan zona yang dapat ditampilkan dalam bentuk peta
kerentanan airtanah seperti pada Gambar 3.7 di bawah.
45
Gambar 3.8 Interpolasi perhitungan dengan metode AVI
46
Gambar 3.9 Diagram alir penelitian
47