Anda di halaman 1dari 4

1 Rencana Pelaksanaan Bangunan Pengelak

1.1 Analisis Kelengkapan Data


Dalam analisis kelengkapan data ada beberapa hal yang menjadi titik berat
dalam perencanaan bangunan pengelak diantaranya adalah:
a. Lokasi rencana tapak bendung
b. Peta situasi dan topografi di lokasi bendung
c. Data teknis penunjang; data hidrologi dan data tanah

1.2 Analisis Pemahaman Lokasi Rencana Bendung


Data peta situasi dan topografi yang digunakan dalam kajian awal ini
bertujuan untuk mendapatkan keterangan dan iformasi mengenai kondisi riil di
sekitar lokasi bendung untuk kemudian dapat dipilih trase bangunan pengelak yang
sesuai.
Layout lokasi Bendung Kamijoro yang akan dibangun sebagaimana ditampilkan
pada gambar berikut.

Gambar 1.1 Layout lokasi rencana Bendung Kamijoro

Berdasarkan peta topografi lokasi rencana pembangunan bendung di atas,


dapat diitepretasikan kondisi wilayah untuk rencana bangunan pengelak sebagai
berikut.
a. Pada sisi kiri bendung terdapat jalan eksisting yang merupakan jalan
akese bagi warga sekitar.
b. Pada sisi kanan bendung merupakan daerah tebing dan terdapat area
permukiman di sekitarnya. Ketinggian tebing di sisi ini mencapai 10 m
dari elevasi bantaran sungai.
c. Lebar sungai pada ruas ini kurang lebih sekitar 100 m dengan
kedalaman palung sungai mencapai kurang lebih 8 m.
d. Di baian hilir bendung kurang lebih berjarak 100 m terdapat bangunan
eksisting intake pengambilan irigasi Kamijoro.

Gambar 1.2 Potongan melintang ruas sungai di lokasi rencana bendung

Berdasarkan hasil intepretasi peta situasi lokasi rencana pembangunan


bendung, kemudian direncanakan desain bangunan pengelak yang dapat
mengalirkan air pada saat pelaksanan pekerjaan seaman mungkin dengan resiko
pembebasan lahan yang siminimal mungkin.

1.3 Desain Kriteria Perencanaan Bangunan Pengelak


Penetapan desain kriteria bangunan pengelak diambil berdasarkan kajian
secara hidrologis dan hidraulik. Refrensi kajian hidrologi pada DTA Kamijoro
menggunakan studi terkait kegiatan DD Peningkatan Bangunan Pengambilan dan
Jaringan Irigasi DI Kamijoro di Kab.Bantul. Dari hasil studi ini, perhitungan debit
banjir rencana menggunakan pendekatan hidrograf satuan sintetis dengan
membandingkan beberapa metode, yaitu Gama I, Snyder, dan Nakayasu.
Rekapitulasi perhitungan debit banjir dengan berbagai kala ulang adalah sebagai
berikut.
Tabel 1.1 Rekapitulasi perhitungan debit puncak (m3/dt)

Untuk memberikan keyakinan dalam penetaplan debit banjir rencana di DTA


Kamijoro, maka dilakukan perhitungan kala ulang debit rencana menggunakan data
debit terukur di lokasi Karang Talun dan Bantar. Berdasarkan hasil analisa ini
diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 1.2 Rekapitulasi perhitungan debit puncak (m3/dt) berdasarkan data debit terukur

Probabilitas
0.9
0.5
0.2
0.1
0.04
0.02
0.01

Kala-Ulang
1.1
2.
5.
10.
25.
50.
100.

Debit Banjir
398.427
755.190
1,091.133
1,302.206
1,554.805
1,733.001
1,903.149

Berdasarkan perhitungan menggunakan data debit terukur dapat disimpulkan


bahwa hasil kajian hidrologi studi terdahulu memberikan hasil yang hampir sama.
Dengan demikian untuk perencanaan bangunan pengelak debit banjir rencana
berdasarkan perhitungan studi sebelumnya dapat digunakan.
Berdasarkan informasi debit banjir yang pernah terjadi di Sungai Progo pada
ruas sungai rencana As Bendung yaitu pada elevasi +28 m atau setinggi 6 m dari
dasar sungai (elev. +22 m ). Berdasarkan informasi ini, maka dilakukan perhitungan
kapasitas sungai yang hasilnya disajikan sebagai berikut.

Tabel 1.3 Rekapitulasi perhitungan debit puncak (m3/dt) berdasarkan data debit terukur
Setara
Kala
Ulang
(tahunan
)
1
2
5
10
25

Q
(m3/dt
)

H trial

(m)

(m2)

(m)

(m)

1000
1200
1300
1400
1500
1600
1700

4.8
5.3
5.6
5.9
6.2
6.4
6.7

523.2
592.2
625.7
658.5
690.8
722.6
753.9

121.4
123.9
125.2
126.3
127.5
128.6
129.8

4.311
4.779
4.999
5.212
5.418
5.617
5.810

0.0010
0.0010
0.0010
0.0010
0.0010
0.0010
0.0010

(m/dt)

(m)

2.09
2.24
2.31
2.38
2.44
2.50
2.56

4.8
5.3
5.6
5.9
6.2
6.4
6.7

Berdasarkan hasil kajian karakteristik tampungan Sungai Progo di ruas rencana


bendung yang akan dibangun, diperoleh hasil bahwa elevasi muka air tertinggi yang
pernah terjadi yaitu setinggi 6 m dapat tercapai pada kondisi debit 1.400 s/d 1.500
m3/dt. Besaran debit ini setara dengan banjir kala ulang 5 tahunan. Dengan
demikian debit banjir rencana yang digunakan untuk desain saluran pengelak juga
menggunakan debit kala ulang 5 tahun.

Anda mungkin juga menyukai