Anda di halaman 1dari 13

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Diagram Alur Penelitian

Mulai

Identifikasi Masalah

Studi Litertur

Pengumpulan Data / Persiapan Survey

Data Sekunder:
Data Primer: 1. Data Curah Hujan
1. Data CBR 2. Data Eksisting Jalan

Analisi Data dan Pembahasan

Metode Bina Marga Metode Bina Marga


2002 2011

Hasil

Kesimpulan Dan Saran

Selesai

38
39

Diagram alir Metode Bina Marga 2002

Gambar 3.1 Diagram alir Metode Bina Marga 2002


40

Diagram alir Metode Bina Marga 2011


41

Gambar 3.2 Diagram alir Metode Bina Marga 2011


42

3.2 Metode Pengambilan Data Primer


Metode Pegambilan Data yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung dilokasi penelitian. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui kondisi lapangan terkini dilokasi penelitian, sehinngga dapat
meminimalisir terjadinya kesalahan dalam perencanaan. Adapun tujuan dari
dilaksankannya survey ini adalah untuk mendapatakan data-data primer yang
diperlukan untuk penelitian.
3.2.1 Lokasi Pengambilan Data
Lokasi jalan yang dijadikan bahan penelitian berada pada jalan Drs. Moh.
Hatta, Desa Sungai Rengas Kecamatan Sungai Kakap, Kabupaten Kubu Raya.
Berikut adalah loksi jalan tersebut.

Gambar 3.3 Lokasi Penelitian


(Sumber: Google Earth (2020))

3.2.2 Pengambilan Data CBR Tanah


Pengambilan data CBR tanah pada lokasi studi dilakukan menggunakan
pengujian DCP ((Dynamic Cone Penetration Test). Berdasarkan Manual
Perkerasan Jalan 2017, Pengujian DCP hanya dilakukan pada kondisi berikut :
a. Tanah rawa jenuh air sehingga tidak mungkin dapat dipadatkan sehingga
pengujian CBR laboratorium menjadi tidak relevan. Pengujian DCP mjuga
digunakan untuk menentukan kedalaman tanah lunak.
43

b. Pada kawasan tanah alluvial kering, khususnya daerah persawahan,


kemungkinan terdapat lapisan dengan kepadatan rendah antara (1200-
1500 kg/m3) dibawah permukaan tanah yang kering. Pengujian DCP harus
dilakukan untuk memastikan kondisi faktual terbasah di lapangan dan
harus dipeprhitungkan dalam desain. Untuk keamanan, dalam proses
desain harus diasumsikan bahwa lapisan tersebut jenuh selama musim
penghujan.
Berdasarkan pedoman terkait cara uji CBR dengan Dynamic Cone
Penetrometer (DCP) berikut ini penjelasan terkait Pengujian DCP:
1. Peralatan dan personil dalam Pengujian DCP
Alat penetrometer konus dinamis (DCP) terdiri dari tiga bagian
utama yang satu sama lain harus disambung sehingga cukup kaku.

Gambar 3.4 Penetrometer Konus Dinamis


Peralatan bantu pada uji ini adalah cangkul, sekop, blincong, pahat,
linggis, palu, core drill apabila pengujian pada lapisan perkerasan beraspal,
alat ukur panjang/pita ukur yang bisa dikunci, kunci pas, formulir lapangan
dan alat tulis. Pengujian DCP memerlukan 3 orang teknisi, yaitu:
a) satu orang memegang peralatan yang sudah terpasang dengan tegak;
b) satu orang untuk mengangkat dan menjatuhkan penumbuk;
c) satu orang untuk mencatat hasil.
44

2. Persiapan alat dan lokasi pengujian


Persiapan alat dan lokasi pengujian, sebagai berikut:
a) sambungkan seluruh bagian peralatan dan pastikan bahwa sambungan
batang atas dengan landasan serta batang bawah dan kerucut baja sudah
tersambung dengan kokoh;
b) tentukan titik pengujian, catat Sta./Km., kupas dan ratakan permukaan
yang akan diuji;
c) buat lubang uji pada bahan perkerasan yang beraspal, sehingga didapat
lapisan tanah dasar;
d) ukur ketebalan setiap bahan perkerasan yang ada dan dicatat.
3. Cara pengujian
a) Letakkan alat DCP pada titik uji di atas lapisan yang akan diuji;
b) Pegang alat yang sudah terpasang pada posisi tegak lurus di atas dasar
yang rata dan stabil, kemudian catat pembacaan awal pada mistar
pengukur kedalaman;
c) Mencatat jumlah tumbukan;
1) Angkat penumbuk pada tangkai bagian atas dengan hati-hati
sehingga menyentuh batas pegangan;
2) Lepaskan penumbuk sehingga jatuh bebas dan tertahan pada
landasan;
3) Lakukan langkah-langkah pada 6.c).1) dan 6.c).2) di atas, catat
jumlah tumbukan dan kedalaman pada formulir 1-DCP, sesuai
ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
 untuk lapis fondasi bawah atau tanah dasar yang terdiri dari
bahan yang tidak keras maka pembacaan kedalaman sudah
cukup untuk setiap 1 tumbukan atau 2 tumbukan;
 untuk lapis fondasi yang terbuat dari bahan berbutir yang cukup
keras, maka harus dilakukan pembacaan kedalaman pada setiap
5 tumbukan sampai dengan 10 tumbukan.
4) Hentikan pengujian apabila kecepatan penetrasi kurang dari 1 mm/3
tumbukan. Selanjutnya lakukan pengeboran atau penggalian pada
titik tersebut sampai mencapai bagian yang dapat diuji kembali.
45

d) Pengujian per titik, dilakukan minimum duplo (dua kali) dengan jarak
20 cm dari titik uji satu ke titik uji lainnya. Langkah-langkah setelah
pengujian;
 Siapkan peralatan agar dapat diangkat atau dicabut ke atas;
 Angkat penumbuk dan pukulkan beberapa kali dengan arah ke
atas sehingga menyentuh pegangan dan tangkai bawah terangkat
ke atas permukaan tanah;
 Lepaskan bagian-bagian yang tersambung secara hati-hati,
bersihkan alat dari kotoran dan simpan pada tempatnya;
 Tutup kembali lubang uji setelah pengujian.
4. Cara menentukan nilai CBR
Pencatatan hasil pengujian dilakukan menggunakan formulir pengujian
penetrometer konus dinamis (DCP),
a) Periksa hasil pengujian lapangan yang terdapat pada formulir pengujian
penetrometer konus dinamis (DCP) dan hitung akumulasi jumlah
tumbukan dan akumulasi penetrasi setelah dikurangi pembacaan awal
pada mistar penetrometer konus dinamis (DCP);
b) Gunakan formulir hubungan kumulatif (total) tumbukan dan kumulatif
penetrasi, terdiri dari sumbu tegak dan sumbu datar, pada bagian tegak
menunjukkan kedalaman penetrasi dan arah horizontal menunjukkan
jumlah tumbukan;
c) Plotkan hasil pengujian lapangan pada salib sumbu di grafik Tarik garis
yang mewakili titik-titik koordinat tertentu yang menunjukkan lapisan
yang relatif seragam;
e) Hitung kedalaman lapisan yang mewakili titik-titik tersebut, yaitu selisih
antara perpotongan garis-garis yang dibuat pada grafik dalam satuan mm;
f) Hitung kecepatan rata-rata penetrasi (DCP, mm/tumbukan atau
cm/tumbukan) untuk lapisan yang relatif seragam; Nilai DCP diperoleh
dari selisih penetrasi dibagi dengan selisih tumbukan.
g) Gunakan gambar grafik atau hitungan formula hubungan nilai DCP
dengan CBR dengan cara menarik nilai kecepatan penetrasi pada sumbu
46

horizontal ke atas sehingga memotong garis tebal untuk sudut konus 60°
atau garis putus-putus untuk sudut konus 30°;
h) Tarik garis dari titik potong tersebut ke arah kiri sehingga nilai CBR dapat
diketahui.
Tabel 3.1 Formulir Pengujian Penetrometer Konus Dinamis (DCP)
47

Gambar 3.5 Grafik hubungan nilai DCP dengan CBR

3.3 Metode Pengambilan Data Sekunder


Metode Pegambilan Data Sekunder yang akan digunakan dalam penelitian
ini yaitu dengan mengumpulkan data-data dari beberapa instansi berdasarkan data
sekunder yang dibutuhkan. Adapun data sekunder yang dibutuhkan pada penelitian
ini ialah data curah hujan dan data eksisting jalan. Data curah hujan didapat melalui
situs resmi Badan Pusat Statistik Kabupaten Kubu Raya yang mana data tersebut
berdasarakan BMKG Stasiun Meteorologi Kelas 1 Supadio. Sedangkan data
eksisting jalan di dapat dari Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan
dan Permukiman (PUPR-PERKIM) Kabupaten Kubu Raya.

3.4 Metode Penelitian


sebuah penelitian harus memiliki alur penelitian yang jelas agar maksud
dan tujuan dari penelitian tersebut bias tercapai. Alur penelitian yang runtut akan
mempermudah pembaca dalam memahami metodologi yang digunakan oleh
penulis. Adapun alur penelitian tersebut sebagai berikut:
48

3.4.1 Studi Literatur


Pada tahap ini mengumpulkan literature yang berhubungan dengan
penelitian ini seperti buku-buku tentang perencanaan perkerasan jalan serta jurnal-
jurnal skripsi yang berkaitan dengan penelitian. Adapun peraturan atau pedoman
yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
1. Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Tahun 2002 dari
Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah (Pt T-01-2002-B)
2. Pedoman Interim Desain Perkerasan Jalan Lentur Tahun 2011 oleh
Kementrian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga (NO. 002 /
P / BM /2011)

3.4.2 Tahap Pengumpulan Data


Tahap pengumpulan data dibagi menjadi dua yaitu pengumpulan data
primer dan data sekunder. Data primer didapat dari hasil survey yang telah
dilakukan sedangkan untuk data sekkunder di dapat dari berbagai instansi
pemerintahan. Untuk data pertumbuhan penduduk didapat dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Kabupaten Kubu Raya. Untuk data berat kendaraan, peta jaringan
jalan, data CBR serta data lendutan didapat dari Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang (PUPR) bidang Bina Marga Kabupaten Kubu Raya. Sedangkan
untuk data hujan didapat dari Badan Meteorologi, klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Supadio Pontianak.

3.4.3 Tahap Rekapitulasi dan Evaluasi Data


Data yang telah didapatkan dari survey pada tahap sebelumnya kemudian
direkap dan diperiksa apakah data tersebut sudah cukup untuk dilanjutkkan ke tahap
analisis

3.4.4 Tahap Analisis Data


Pada tahap ini dilakukan analisis terhadap data yang telah didapat dan
direkapitulasi dari hasil survey lapangan. Data-data yang telah didapat dilakukan
perhitungan terkait perencanaan perkerasan jalan berdasarkan metode yang telah
ditentukan . adapun tahap pada analisis data adalah sebagai berikut:
49

3.4.4.1 Metode Bina Marga 2002


Analisis perhitungan perencanaan perkerasan jalan berdasarkan metode
Bina Marga 2002 adalah sebagai berikut :
a. Menentukan Jumlah Beban Gandar Tunggal Standar Kumulatif (Wt)
Untuk menentukan (Wt) menggunakan rumus :
(1+𝑔)𝑛 − 1
Wt = w18 x
𝑔

b. Menentukan tingkat reliabilitas berdasarkan klasifikasi jalan (R)


c. Menentukan penyimpangan normal standar (standar normal deviate) (Z R)
berdasarkan niali reliabilitas yang telah ditentukan.
d. Menetukan nilai deviasi standar (So) yang dipilih mewakili kondisi
setempat. Dimana rentang So adalah 0,40-0,50
e. Menentukan perbedaan antaa initial design serviceability index (ΔIP)
menggunakan rumus sebagai berikut :
ΔIP = IP0 – IPt
Dimana :
IPo = indeks pemukaan pada awal umur rencana
IPt = indeks permukaan pada akhir umur rencana
f. Menentukan indeks permukaan jalan hancur (IPf) (minimum 1,5)
g. Menentukan Modulus Resilien efektif material tanah dasar (MR)
h. Melakukan perhitunga perencanaan tebal perkerasan dengan
mempertimbangkan kualitas drainase menggunakan rumus sebagai berikut
:
SN = a1 D1 + a2 D2 m2 + a3 D3 m3
Dimana ;
a1, a2, a3 = Koefisien kekuatan relaif bahan perkerasan
D1, D2, D3 = Tebal masing – masing lapis perkerasan
M2, m3 = Koefisien Drainase
50

3.4.4.2 Metode Bina Marga 2011


Analisis perhitungan perencanaan perkerasan jalan berdasarkan metode
Bina Marga 2011 adalah sebagai berikut :
a. Menentukan jumlah beban lalu lintas yang akan melewati jalan tersebut
b. Menentukan lapisan permukaan yang akan digunakan seperti HRS-WC
atau AC-WC
c. Menetukan lapisan pondasi yang akan digunakan seperti bergranular atau
bersemen
d. Menentukan umur rencana untuk jalan tersebut
e. Menentukan CBR pada tanah dasar
f. Melakukan perhitungan untuk tebal perkerasan pada jalan tersbut
menggunakan rumus sebagai berikut :

T surface (non mod) = 17,298 (L)0,1597

T base = 8,4729 (L)0,1202

T subbase = (0,0735 CBR2- 1,528 CBR + 8,5729)(ln L) –


0,0931 CBR3 + 2,2316 CBR2 – 21,668 CBR +
82,347

Dimana :
T surface : tebal lapis permukaan beraspal (non modifikasi), (cm)
T base : tebal lapi pondasi agregat kelas A (CBR 90%), (cm)
T sub-base : tebal lapis pondasi agregat kelas B (CBR 60%), (cm)
L : repetisi beban lalu lintas (dalam juta ESA)
CBR : CBR sub-grade (%)

3.4.5 Kesimpulan
Tahap ini diisi dengan data yang harus sesuai dengan tujuan akhir yang
hendak dicapai oleh peneliti pada penelitian ini. Dicantumkan juga beberapa saran
guna memperbaiki penelitia selanjutnya dimasa yang akan datang.

Anda mungkin juga menyukai