Anda di halaman 1dari 32

BAB 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Hidrologi

Analisis hidrologi bertujuan untuk mendapatkan besarnya intensitas curah

hujan, sebagai dasar perhitungan debit rencana yang akan menjadi input dari

pemodelan menggunakan aplikasi EPA SWMM 5.1.

4.1.1 Data Hujan

Data hujan tahunan merupakan penjumlahan data hujan yang terjadi

dalam kurun waktu 1 tahun di setiap STA Pengamatan. Dari tabel 4.1

merupakan data hujan tahunan tiap stasiun hujan

Data hujan yang diperoleh merupakan data hujan dari STA terdekat

dari titik penelitian yaitu :

a. STA Bawil 4 Makassar (05 o 08' 57'' LS 119 o27' 8'' BT)

b. STA Meteorologi Maritim Paotere (05 o 06' 49.5'' LS 119 o 25'


11.4'' BT)

c. STA Geofisika Gowa (05 o 13' 4'' LS 119 o28' 11'' BT)

Gambar 4.1 Peta Sebaran Stasiun Hujan

43
OPTIMALISASI SALURAN DRAINASE MENGGUNAKAN APLIKASI
STORM WATER MANAGEMENT MODEL

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan diploma empat (D-4) Program Studi Manajemen Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Politeknik Negeri Ujung Pandang

NURUL MUCHLISAH 412 20 071


HARYANTO ACHMAD 412 20 076

PROGRAM STUDI D-4 TEKNIK JASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2023

i
b) Waktu Penelitian

Penelitian Analisis dan Optimasi Saluran Drainase Jalan Sultan Alauddin

(Perumahan Bank Indonesia) Kota Makassar dilakukan selama ± 6 bulan.

Penelitian dimulai pada tanggal 16 April 2022 dengan melakukan perizinan dan

pengambilan data hujan dan data kependudukan di instansi terkait. Tahapan

pengambilan data lapangan dan survey dilakukan pada Mei 2022 di Jalan Sultan

Alauddin, Kota Makassar.

Tabel 3.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitian


2022 2023
Jenis Kegiatan
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

Seminar
Proposal
Pengumpulan
Data
Peninjauan
Lapangan
Bimbingan
Skripsi
Sidang Akhir

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat

Peralatan yang digunakan meliputi :

a) Total Station / GPS Garmin untuk survey elevasi dan slope lapangan.

b) Rol meter dan meteran untuk mengukur panjang serta dimensi saluran.

c) Alat Tulis dan form standar untuk survey lapangan.

35
3.3.2 Bahan

Bahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah data-data yang

diperlukan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini yaitu sebagai berikut :

a) Data Primer

Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan dari lapangan

dengan cara survey lapangan seperti data pengukuran. Data primer yang

dibutuhkan adalah data elevasi dan dimensi saluran drainase yang diperoleh

dari hasil survey RTK lapangan.

b) Data Sekunder.

Data sekunder adalah data pendukung yang diperoleh bukan dari

survey lapangan secara langsung seperti data dari pihak instansi terkait

ataupun pemerintah seperti data curah hujan. Data yang dibutuhkan adalah

data curah hujan Kota Makassar 10 tahun terakhir, data jumlah penduduk di

sekitar Perumahan, data subcatchment / DAS (citra google earth), serta data

pendukung lainnya.

Tabel 3.2 Formulir Untuk Survey Lapangan


Properti Drainase (m) Properti Jalan
Keterangan

No Node Conduit Kondisi Drainase Penanganan


Tinggi Lebar atas Lebar Bawah Lebar Jalan Bahu Kiri Bahu Kanan

36
Gambar 4.2 Grafik Hubungan P dan xi untuk menentukan P empiris

Tabel 4.11 Nilai D kritis Metode Smirnov Kolmokorov


Nilai Kritis (▲cr ) dari Smirnov-
Kolmogorof
N α
(Jumlah
0.2 0.1 0.05 0.01
Data)
5 0.45 0.51 0.56 0.67
10 0.32 0.37 0.41 0.49
12 0.3 0.342 0.396 0.472
15 0.27 0.3 0.34 0.40
20 0.23 0.26 0.29 0.36
25 0.21 0.24 0.27 0.32
30 0.19 0.22 0.24 0.29
35 0.18 0.2 0.22 0.27
40 0.17 0.19 0.21 0.25
45 0.15 0.18 0.2 0.24
50 0.14 0.17 0.19 0.23
1.07 1.22 1.36 1.63
N > 50 ------- ------- ------- -------
√𝑛 √𝑛 √𝑛 √𝑛
Sumber: Hasil Perhitungan

52
Gambar 4.3 Grafik Intensitas Hujan Jam-jaman Mononobe

4.2 Data Primer Lapangan

Survey lapangan dilakukan untuk pengambilan data dimensi dan elevasi untuk

kelengkapan data dengan tahapan sebagai berikut:

4.2.1 Survey Statik

Survey statik bertujuan untuk menentukan koordinat/posisi base

menggunakan data pada GPS. Base bayangan akan diikat pada satu titik BM

yaitu BM yang diambil langsung menggunakan theodolite di Perumahan Bank

Indonesia sebagai titik permulaan pengambilan data.

4.2.2 Survey Theodolite

Survey menggunakan theodolite dilakukan agar memudahkan mebuat

titik-titik kordinat dilapangan untuk penggambaran. Pada penelitian ini

dilakukan survey theodolite pengambilan detail dengan rata-rata jara 25 meter

55
pada pinggir, tengah jalan dan saluran drainase. Hasil dari survey theodolite

berupa koordinat easting, northing, dan elevasi (NEZ) yang digunakan untuk

penggambaran potongan melintang saluran.

Gambar 4.4 Hasil Pengukuran RTK diproses Menggunakan Software Civil 3D

56
Gambar 4.5 Sampel Potongan Melintang Jalan dan Drainase

Hasil survey lapangan ditunjukan dalam tabel berikut:

Tabel 4.14 Tabel Survey Dimensi Drainase Perumahan Bank Indonesia


Dimensi
Panjang
Node Elevasi Conduit Bentuk Saluran Bottom Max
(m)
Width (m) Height (m)
JN37 8.85
CN1 45.8 Trapezoidal Open 0.2 0.52
JN24 8.60
JN24 8.60
CN2 30.06 Trapezoidal Open 0.2 0.52
JN13 8.68
JN13 8.68
CN3 14.52 Trapezoidal Open 0.2 0.34
JN14 8.66
JN14 8.66
CN4 24.57 Trapezoidal Open 0.2 0.4
JN12 8.64
JN12 8.64
CN5 10.61 Trapezoidal Open 0.2 0.48
JN11 8.62
JN11 8.62
CN6 20.8 Trapezoidal Open 0.2 0.56
JN10 8.58
JN10 8.58
CN7 5.33 Trapezoidal Open 0.2 1.21
JN25 8.54
JN25 8.54
CN43 23.79 Circular 0.2 1.14
OUTFALL5 7.55
JN36 8.70
CN8 52.95 Trapezoidal Open 0.2 0.45
JN26 8.50
JN26 8.50
CN9 38.1 Trapezoidal Open 0.2 0.52
JN27 8.47
JN27 8.47
CN10 8.55 Trapezoidal Open 0.2 0.4
JN15 8.58

57
Gambar 4.6 Arah Pengaliran Drainase Perumahan Bank Indonesia

60
4.6.4 Rain Gage dan Time Series

Rain Gage dan Time Series adalah parameter hujan yang diperoleh pada Tabel

4.12

Gambar 4.11 Setting Rain Gage dan Time Series

Gambar 4.12 Grafik Hujan Perjam pada Time Series

84
4.7 Running Kondisi Eksisting Drainase Perumahan Bank Indonesia

Setelah dilakukan modeling saluran sistem drainase pada Perumahan Bank

Indonesia berdasarkan survey elevasi, dimensi dan beberpa parameter yang telah di

tentukan sebelumnya pada aplikasi SWMM 5.1 dengan data lapangan dan

parameter yang telah ditentukan, maka dilakukan running/simulasi hujan selama 6

jam.

Data yang dimasukkan dapat diterima apabila continuity error < 5%, serta Run

status atau pemodelan dikatakan berhasil dan mendekati kondisi asli.

Gambar 4.13 Hasil Running Pemodelan Saluran Drainase Perumahan Bank


Indonesia

Rincian kondisi running eksisting saluran dapat dilihat dengan setting

parameter tinjauan Node = flooding dan Conduit = Capacity

Gambar 4.14 Parameter Tinjauan Node dan Conduit

85
Tabel 4.24 Tabel Hasil Running Kondisi Eksisting
Jam: Node Conduit Keterangan
Menit
00:30 Keadaan Keadaan
Normal Normal

JN20-JN44 CN23,CN2 Node flooding dan


(Prioritas 4,CN25 mendekati kapasitas
Penelitian) dan CN34 maks(1)
01:00
Mendekati kapasitas
JN14-JN12 CN4 maks
(0.83)
JN17-JN20 Mendekati kapasitas
CN20 dan
(Prioritas maks
CN21
Penelitian) (0.7)
Kapasitas (0.78)
JN15-JN38 CN11
JN26-JN28
(Prioritas C26 Kapasitas (0.9)
Penelitian)

86
87
Setelah melakukan running pada aplikasi berikut table status Report

Summary Node Flooding yang terjadi pada pemodelan hujan selama 6 jam pada

kondisi eksisting Perumahan Bank Indonesia.

Tabel 4.25 Summary Report Node Flooding Eksisting Tamangapa Raya

Dari tabel 4.25 dapat disimpulkan bahwa terjadi flooding pada beberapa

node atau pertemuan saluran khususnya pada JN21-JN29 dikarenakan pada node

tersebut terdapat saluran yang tidak berfungsi yang mana terdapat timbunan

(saluran tertimbun) sehingga debit yang ada pada saluran tersebut tidak tersalur

dengan baik dan menyebabkan bebearapa saluran yang mengalir lebih besar

daripada dimensi pertemuan saluran atau saluran conduit tidak dapat mengalirkan

debit dengan baik sehingga air menumpuk pada node. Hal ini juga disebabkan

88
karena arah pengaliran akibat elevasi yang sudah tidak sesuai fungsinya akibat

gerusan ataupun timbunan tanah.

Gambar 4.15 Posisi Saluran yang tertimbun

89
Kesimpulan
Kapasitas Keterangan
Saluran Q Total Running
Hitungan Optimalisasi
Node Conduit (m3/det) SWMM
(m3/det) Manual
5.1
JN29 0,395 Tidak Tidak
CN28 0.37 Perubahan Dimensi
JN30 Memenuhi Memenuhi
JN28 Tidak
CN27 0.36 0.026 Memenuhi Perubahan Dimensi
JN29 Memenuhi
mengikuti CN28
JN27 Tidak Tidak
CN10 0.42 0.739 Perubahan Dimensi
JN15 Memenuhi Memenuhi
JN15 Tidak Tidak
CN11 0.12 0.243 Perubahan Dimensi
JN38 Memenuhi Memenuhi
JN13 Tidak Tidak
CN3 0.10 0.198 Perubahan Dimensi
JN14 Memenuhi Memenuhi
JN14 Tidak Tidak
CN4 0.11 0.168 Perubahan Dimensi
JN12 Memenuhi Memenuhi
JN12 Tidak Tidak
CN5 0.24 0.366 Perubahan Dimensi
JN11 Memenuhi Memenuhi

Berdasarkan tabel 4.26 terdapat saluran yang tidak memenuhi kapasitas debit yang

mengalir sehingga diperlukan perbaikan/optimlisasi sehingga saluran dapat

berfungsi dengan bagaimna seharusnya untuk menuju outfaal yang telah di

rencanakan.

Gambar 4.16 Kondisi Drainase Jalan depan rumah No. 14

92
Gambar 4.17 Kondisi Drainase Jalan Depan Rumah No. 16 dan Jalan Depan
Rumah No. 7a

93
Tabel 4.28 Rekap rencana Optimalisasi Saluran dan Node Drainse

Node Flooding Penyebab Flooding Gambar Optimalisasi Node

Penggalian JN21 atau


JN20 dan JN22 Dimensi saluran PenambahanTinggi Dinding
tidak cukup Saluran CN23, CN24 dan CN25

Dimensi saluran Penambahan Tinggi Dinding


N29
tidak cukup Saluran CN28 dan C29

94
Node Flooding Penyebab Flooding Gambar Optimalisasi Node

Penggalian serta pembutan


JN29 Saluran tertutup
saluran baru pada CN31

Dimensi saluran
tidak cukup Penambahan tinggi dinding
JN4
Dimensi saluran saluran C3 dan C4
tidak cukup

95
Tutorial dan langkah-langkah pemodelan sistem drainase menggunakan

aplikasi Storm Water Management Model SWMM 5.1 dapat dijabarkan sebagai

berikut:

1. Membuka aplikasi SWMM 5.1, pada tab “project” pilih “default” lalu

mengatur project default sesuai keperluan.

Gambar 5.1 Project Default

2. Pada tab “view” pilih “backdrop” lalu pilih “load” untuk menampilkan layout

drainase/alinyemen horizontal drainase yang ingin dimodelkan. Backdrop

berfungsi sebagai acuan untuk menjiplak dan menggambarkan layout drainase

juga subcathment.
Gambar 5.2 Menu View

3. Manggambar/menjiplak alinyemen horizontal drainase dari hulu ke hilir,

menggambar subcathment, node dan conduit drainase.

“Klik untuk “Klik untuk


menggambar menggambar
subcatchment Outfall (Titik
(Daerah Hilir)”
tangkapan air)”

“Klik untuk
menggambar Conduit
(Saluran Drainase)
“Klik untuk
menggambar Node
(PertemuanSaluran)”

4. Memasukan atribut dan parameter masing-masing node, conduit,

subcatchment, dan outfall. Untuk parameter yang akan diisikan dapat dilihat

pada BAB IV pada sub 4.3 mengenai Pemodelan Melalui Aplikasi Storm

Water Management Model (SWMM 5.1)


Gambar 5.3 Contoh Pengisian Parameter Subcathment, Conduit, dan Node(Junction)

5. Menginput time series hujan dan ran gage yang merupakan hasil perhitungan

intensitas hujan jam-jaman mdengan metode monobe.

6. Setelah semua parameter yang telah di tentukan sebelumnya selesai diinput,

simulasi dapat dianalisis dengan klik tombol “run a simulation”

7. Setelah simulasi dijalankan dan tidak terjadi eror, maka simulasi dapat di

katakana berhasil.

8. Setelah semua rangkain sebelumnya selesai untuk mengetahui dan

menganalisa keadaan saluran drainase dapat dilakukan dengan mengakses

menu “map” lalu mengaktifkan atau mencentang yang ingin diketahui seperti

flooding, capacity, imperviousness.


Gambar 5.4 Contoh Area Study Map yang menggunakan indikator warna
subcatch imperviousness nodeflooding dan link capacity

9. Untuk menyajikan data berupa tabel dapat di akses melalui menu tab

report>summary> pilih indikator apa yang ingin ditampilkan.


CN22
CN24
Q = 0,278 m3/ detik
Q = 0,21 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0,26 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0,27 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0.74 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0.61 m3/detik

CN23
Q = 0,211 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0,06 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0.2 m3/ detik

Gambar 5.5 Optimalisasi Saluran CN22, CN23, CN24


CN27
Q = 0,227 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0.16 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0.24 m3/ detik CN28
Q = 0,395 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0,37 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0.65 m3/ detik

Gambar 5.6 Optimalisasi Saluran CN27 dan CN28


CN11
Q = 0,243 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0,12 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0.24 m3/ detik

CN10
Q = 0,739 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0,42 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0,88 m3/ detik

Gambar 5.7 Optimalisasi Saluran CN10 dan CN11


CN5
Q = 0,366 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0,24 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0.33 m3/ detik

CN4
Q = 0,168 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0,11 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0.18 m3/ detik

CN3
Q = 0,198 m3/ detik
Kapasitas Eksisting = 0,1 m3/ detik
Kapasitas Optimalisasi = 0.23 m3/ detik

Gambar 5.8 Optimalisasi Saluran CN3, CN4, dan CN5

Anda mungkin juga menyukai