SURVEI KADASTRAL
Topik: Survei Pendahuluan Pemetaan Bidang Kadastral
Minggu ke-2
Disusun oleh :
E. Landasan Teori
Titik dasar teknik adalah sebuah titik yang tercantum pada peta dasar teknik dan
mempunyai koordinat yang didapatkan dari proses pengukuran dan pengolahan data
dalam suatu sistem tertentu. Fungsi dari titik dasar teknik yaitu sebagai titik kontrol atau
titik ikat yang bermanfaat bagi pengukuran dan rekonstruksi batas (Pasal 1 (13) PP No.
24/1997). Titik dasar teknik memiliki koordinat yang diperoleh dari suatu pengukuran
dan perhitungan dengan sistem dan teknik tertentu.
TDT terbagi sesuai dengan klasifikasinya berdasarkan orde. Orde merupakan
tingkatan titik dasar teknik yang mengacu pada kerapatan dan ketelitian. Terdapat 5
(lima) orde yaitu orde 0, 1, 2, 3, dan 4 (Pasal 1 (1) Peraturan Menteri Agraria / Kepala
BPN No. 3/1997). Selain itu, juga ada titik dasar teknik perapatan. Pemasangan Titik
Dasar Teknik orde 0 dan 1 dilakukan oleh Bakosurtanal sedangkan orde 2, 3, 4 dan Titik
Dasar teknik perapatan dilakukan oleh BPN. Berdasarkan pemasangannya, Titik Dasar
Teknik dibedakan atas 2 bagian yaitu sebagai perapatan dan sebagai pengikatan. Titik
Dasar Teknik yang berfungsi sebagai pengikatan berarti bahwa setiap bidang tanah dalam
pendaftaran tanah sistematik atau sporadik harus dikuatkan kepada titik dasar teknik
tersebut. Sedangkan Titik Dasar Teknik yang berfungsi sebagai perapatan berarti
pemasangan Titik Dasar Teknik dapat merapatkan titik dasar teknik yang telah ada dan
tersebar di suatu wilayah.
Titik dasar teknik orde 3 didapatkan dengan mengikatkan pada TDT orde 4
dengan persebaran kerapatan ± 1-2 kilometer. TDT orde 3 sendiri terdiri 7 digit (2 digit
kode provinsi, 2 digit kode kota/kabupaten, & 3 digit nomor urut TDT. Titik dasar teknik
orde 3 dibuat dengan beton cor dari campuran semen, pasir dan kerikil dengan
perbandingan 1 : 2 : 3 berkerangka besi ukuran (30×30×60) cm, dan berdiri di atas beton
dasar dengan ukuran 0,40 m x 0,40 m dan tinggi 0,20 m yang diberi warna biru dengan
dilengkapi dengan logam yang berbentuk tablet yang berisi sekurang-kurangnya nomor
titik dasar teknik tersebut.
Pengadaan titik perapatan dilakukan jika titik BM (titik ikat tidak mencukupi
seluruh lokasi yang akan dipetakan. Fungsi perapatan adalah sebagai titik-titik bantu agar
optimal dalam pengukuran. Dalam pengukuran terdapat metode yang digunakan yaitu
metode poligon dengan pengadaan jaring titik kontrol untuk orde 4 adalah menggunakan
Poligon menggunakan ETS atau survei GPS.
Tabel 1. Spesifikasi teknis untuk poligon terbuka terikat sempurna
Teknik Pengadaan sudut jurusan Pengamatan matahari atau dari 2 titik GPS
1
Kesalahan Linear : 2 2 0,5
(((Σ𝑓𝑥 ) + (Σ𝑓𝑦 )) ))/Σ𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘)
Pengukuran perapatan titik dasar teknik dilakukan dengan cara Poligon Terbuka
Terikat Sempurna (PTTS) yang terikat pada dua titik yang saling terlihat pada awal
jaringan dan dua titik yang saling terlihat pada akhir jaringan. Poligon terbuka terikat
sempurna merupakan poligon yang memiliki titik awal dan akhir berbeda. Kesalahan
sudut serta kesalahan jarak dapat dikontrol dengan diketahuinya azimuth awal dan
koordinat awal serta azimuth akhir dan koordinat akhir. Apabila semakin jauh dari titik
ikat, kesalahan dalam pengukuran jarak dan sudut akan semakin besar. Untuk
mengantisipasi hal tersebut, perlu ditambahkan kontrol koordinat dan azimuth di akhir
poligon. Tingkat ketelitian poligon terbuka terikat sempurna diukur dari besarnya
kesalahan penutup sudut dan jarak.
Tabel 2. Kelas ketelitian poligon
Koreksi 1” 2” 3” 6”
maksimum
persudut
𝛼𝑛𝑛+1 = 𝛼𝑛−1𝑛−180°+𝛽𝑛
Σ𝛽 = 𝛼𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟−𝛼𝑎𝑤𝑎𝑙+(𝑛−1)×180°
Koreksi sudut : =
X akhir – X awal = XB - XA
Y akhir – Y awal = Y B - Y A
koreksi kesalahan penutup absis (fx) dan ordinat (fy) serta kesalahan linear fl
(kesalahan penutup sisi)
Δ𝑥𝑖= ×𝑓𝑥
Δy𝑖= ×𝑓y
X Y Z X Y Z
4 Tahap Akhir
Berisi rangkaian kegiatan proyek pengukuran
Laporan dan pemetaan bidang tanah dan peta bidang
Akhir tanah
H. Kesimpulan
Dari praktikum survei pendahuluan pada minggu ini, dapat disimpulkan bahwa
titik dasar teknik orde 4 yang digunakan dalam penentuan titik perapatan adalah BM19
(sebagai titik ikat awal) dan BM20 (sebagai titik ikat akhir). Titik perapatan yang
direncanakan berjumlah 7 dengan letak yang tersebar di seluruh bidang tanah yang
direncanakan. Alat yang digunakan untuk penentuan posisi titik-titik perapatan adalah
Total Station dengan metode Bowditch. Sedangkan, bidang-bidang tanah diukur
menggunakan Total Station dan meteran dengan metode trilaterasi sederhana.
Daftar Pustaka
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun
1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. (n.d.). Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2021 Tentang Hak Pengelolaan,
Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun, dan Pendaftaran Tanah.
110°22'13"E 110°22'15"E 110°22'18"E
430518 430568 430618 430668 430718
±
9141640
9141640
1:1.500
7°45'55"S
7°45'55"S
0 10 20 40 60 80
9141590
9141590
Meter
4 LEGENDA
! = TDT Orde 4 = Bidang Tanah III
= Titik Perapatan =Bidang Tanah IV
5 = Bidang Tanah I = Bidang Tanah V
9141540
9141540
= Bidang Tanah II
7°45'57"S
6 Sistem Proyeksi : Universal Transverse Mercator
Datum Horizontal : WGS 1984
3
DISUSUN OLEH
Kelompok 3
Sheehan Dava Maulana (20/456169/TK/50299)
9141490
9141490
7 BM20 Fairus Naveel Mubarok (20/460249/TK/50838)
Mayla Tasya Nabila (20/460261/TK/50850)
! BM19 Syahrastania Qibti Ertono (20/460279/TK/50868)
Cintia Lirifa Asmarani (20/463305/TK/51297)
!
2
1 DIPERIKSA OLEH
Febrian Fitryanik Susanta, S.T., M.Eng.
7°46'0"S
7°46'0"S
NIP. 11199502201811201
9141440
9141440
PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK GEODESI
DEPARTEMEN TEKNIK GEODESI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
Source: Esri, Maxar, Earthstar Geographics, and the GIS User 2022
Community
430518 430568 430618 430668 430718
110°22'13"E 110°22'15"E 110°22'18"E