PEMERINTAH PROVINSI
SUMATERA UTARA
2023
Tanggal : 3 Agustus 2023
LAPORAN PENGUKURAN
TOPOGRAFI
A. DESKRIPSI BM DAN PENGGUNAAN GPS GEODETIK
Survey pengukuran dan pemetaan topografi meliputi kegiatan :
1. Inventarisasi BM eksisting dan pembuatan BM baru
2. Pengukuran trase saluran pembawa dan pembuang, skala 1: 2000
3. Pengukuran situasi bangunan-bangunan pelengkap 1 : 500
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi secara keseluruhan
adalah seperti gambar berikut:
Bentuk formulir dan cara pengisian dibuat sesuai format yang telah
ditentukan. sketsa lokasi dan keterangan letak BM / CP, dibuat sejelas mungkin
untuk memudahkan dalam pencarian BM / CP di kemudian hari. Foto BM / CP
dibuat dalam posisi close-up dan posisi penampakan daerah sekitarnya. Pemotretan
diusahakan dibuat sedemikian rupa, agar nomor BM / CP dan keterangan yang
diperlukan tampak jelas. Foto, sketsa data koordinat (X,Y), data elevasi (Z) dan
keterangan lokasi BM / CP dicantumkan pula dalam format standar tersebut. Pada
Pengukuran untuk Pekerjaan Survey Investigasi Desain (SID) Pengendalian Banjir
dan Daya Rusak Air Pada Sungai Wampu di Kabupaten Langkat ini, jumlah BM
yang terpasang adalah sebanayak 40 (empat puluh) buah dan jumlah CP yang
terpasang adalah 40 (empat puluh) buah.
Titik Referensi
BM.SL.0
X = 435157.077
Y = 416083.773
Z = 83.612
dimana :
Jenis alat ukur yang digunakan adalah alat sipat datar yang termasuk dalam
orde 2, yaitu Waterpass Automatic yang sederajat dengan Wild NAK-2, yaitu Zeiss
Ni-2 atau Sokkisha B2-A.
T = (6 D ) mm
dimana D = Jarak antara 2 titik kerangka dasar vertikal dalam satuan km.
Perhitungan tinggi menggunakan metoda beda tinggi (sifat datar) yaitu dilakukan
dengan menghitung beda tinggi per seksi. Pengukuran waterpass dilakukan pergi
pulang dalam setiap seksi dan benang dibaca lengkap (BA-BT-BB). Pengukuran
pergi pulang dilakukan dalam satu hari, untuk menghindari kesalahan akibat
refleksi. Pengukuran dilakukan dalam bentuk loop (kring tertutup) yang dibagi
beberapa seksi. Dalam ukuran pergi pulang didapat :
(H1 + H2)
H =
2
Penentuan situasi dilakukan untuk mengambil data rinci lapangan, baik objek
alam maupun bangunan-bangunan, jembatan, jalan dan sebagainya. Objek-objek
yang diukur kemudian dihitung harga koordinatnya (x,y,z). Untuk selanjutnya garis
kontur untuk masing-masing ketinggian dapat ditentukan dengan cara interpolasi.
Metoda Pengukuran Teristris dilakukan pada kondisi air sungai yang dangkal,
sehingga pada saat dilakukan pengukuran Cross Section, posisi target baik itu
prisma ukur atau rambu ukur yang dipasang di dasar sungai masih bisa dibidik oleh
alat ukur. Umumnya di Sungai Wampu ini dilakukan di daerah hulu sungai.
Metoda Pengukuran Sounding dilakukan pada kondisi air sungai yang relatif
dalam, sehingga tidak dimungkinkan utuk memasang target di dasar sungai yang
airnya cukup dalam. Misalnya dihilir sungai dekat muara, dimana kondisi air sungai
di daerah ini relatif dalam sehingga pengukuran untuk mendapatkan tingggi dasar
sungai diambil dari hasil pengukuran sounding.
Adapun alat yang dipakai untuk melakukan pengukuran sounding ini adalah
alat ukur Soundermap 420s.
Pengukuran Cross Section dilakukan dengan interval jarak kurang lebih per
50 m sepanjang jalur pengukuran di Sungai Wampu, juga dilakukan pengukuran
cross section di saluran/drain yang menuju ke Sungai Wampu. Untuk di jalur
pengukuran yang sungainya berbelok-belok, pengukuran cross section diperapat
interval jaraknya kurang lebih 25 m.
Alat yang dipergunakan untuk pengukuran cross section ini adalan alat ukur
Elektronic Total Station dan alat ukur Waterpass.