Anda di halaman 1dari 5

JAWABAN SOAL SUREK

1. Jelaskan bagaimana mengecek kesalahan garis bidik waterpass sebelum digunakan untuk
pengukuran?
Membuat Garis Bidik Sejajar Garis Arah Nivo
Pada alat ukur waterpass, yang diperlukan adalah garis bidik mendatar. Untuk
mengetahui apakah garis bidik sudah betul-betul mendatar atau belum, digunakan nivo
tabung. Jika gelembung nivo seimbang, garis arah nivo pasti mendatar. Dengan demikian,
jika kita bisa membuat garis bidik sejajar dengan garis arah nivo, garis arah nivo pasti
mendatar.
Karena garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo. Hal ini dapat dihindarkan dengan
menempatkan alat di tengah-tengah rambu belakang dan rambu muka (dp = dm) atau
usahakan jumlah jarak rambu belakang = jumlah jarak muka.
PEMERIKSAAN KESALAHAN GARIS BIDIK
Sebelum dan sesudah melakukan pengukuran, diharuskan melakukan pemeriksaan
kesalahan garis bidik. Prosedurnya sebagai berikut:
 Dirikan dua rambu saling berjauhan pada tempat yang relatif stabil.
 Untuk stand pertama, dirikan alat sipat datar dekat dengan rambu 1.
 Bidik kedua rambu, catat bacaan benang tengah, benang atas, dan benang bawah.
 Pindahkan alat sipat datar untuk stand kedua, dirikan dekat dengan rambu 2.
 Bidik lagi kedua rambu, dan catat bacaan benang tengah, benang atas, serta benang
bawah.
 Dari hasil pengukuran, gunakan rumus berikut untuk mencari nilai kesalahan garis
bidik:
Rumus Kesalahan Garis Bidik:
2. Jelaskan bagaimana cara uji peta situasi skala tertentu (mis: 1:1000), baik detail horizontal
maupun vertical
Uji peta dimaksudkan untuk mengetahui apakah peta tersebut sudah layak dipakai
atau tidak sesuai spesifikasi yang sudah ditentukan dalam kerangka acuan pekerjaan. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah hasil peta tersebut sesuai dengan keadaan sebenarnya di
lapangan atau tidak. Pengujian dilakukan dengan cara melakukan pengukuran secara acak
dan menyeluruh pada detil-detil planimetris, arah atau beda tinggi. Uji peta dilakukan dengan
membandingkan dan menguji antara objek-objek dari peta yang diuji dengan keadaan
sebenarnya di lapangan dengan cara pengamatan dan pengukuran objek-objek tersebut baik
pada peta maupun di lapangan (Basuki, 2006).
Uji ketelitan posisi ditentukan dengan titik uji yang memenuhi ketentuan objek yang
digunakan sebagai titik uji peta, yaitu (Peraturan Kepala Badan Informasi Geospasial No. 15
tahun 2014) :
1. Dapat diidentifikasi dengan jelas di lapangan dan di peta yang diuji.
2. Merupakan objek yang relatif tetap tidak berubah bentuk dalam jangka waktu yang
singkat.
3. Memiliki sebaran yang merata di seluruh area yang diuji.
Uji ketelitian posisi yang dilakukan meliputi uji ketelitian horizontal dan uji ketelitian
vertikal. Hasil dari uji ketelitian horizontal dan ketelitian vertikal harus memenuhi toleransi
uji peta. Nilai toleransi untuk ketelitian tersebut berbeda-beda tergantung pada skala peta
yang dibuat. Toleransi uji ketelitian horizontal dan vertikal meliputi (BIG, 2014) :
 Uji ketelitian vertikal 90 % dari jumlah elevasi/koordinat tinggi yang diuji kesalahannya
harus lebih kecil dari 0,5 kali interval kontur, sehingga ketelitian vertikalnya 0,25
 Uji ketelitian horizontal 90 % dari jumlah jarak/koordinat planimetrik yang diuji
kesalahannya harus lebih kecil dari 0,3 mm pada skala peta.
3. Didalam Standart Perencanaan irigasi bab persyaratan teknis bagian topografi PT.02 ada
perbedaan antara pemetaan sungai dan bending, sebutkan perbedaanny
Garis besar pengukuran dan penggambaran sungai terdiri dari :
 Pemasangan Benchmark. Pengukuran Poligon.
 Pengukuran Azimut Matahari. Pengukuran Sipat Datar.
 Pengukuran Potongan Memanjang.
 Pengukuran Potongan Melintang.
 Pengukuran Situasi : pengukuran titik rincik antar potongan melintang, dan ketelitian titik
rincik
 Pencatatan, Reduksi, Pemrosesan Data.
 Penggambaran : Peta situasi sungai, Peta Potongan Melintang, Peta Potongan
Memanjang.
Garis besar pengukuran dan penggambaran lokasi bendung terdiri dari :
 Pemasangan Benchmark. Pengukuran Poligon.
 Pengukuran Azimut Matahari. Pengukuran Sipat Datar.
 Pengukuran Situasi.
 Pencatatan, Reduksi, Pemrosesan Data.
 Penggambaran: Peta situasi lokasi bending
4. Pemetaan situasi untuk rencana daerah irigasi dilaksanakan dengan skala 1:5000, secara
fotogrametri atau terestris masing-masing metode membutuhkan pengukuran titik control
tanah, tahapanny:
Fotogrametry:
 Desain Jaringan Titik Kontrol
o Kelengkapan Receiver GPS
o Rencana Jaringan
 Pemasanaga Benchmark
 Metode Pengamatan dan Pengukuran
o Pengamatan GPS
o Pengukuran Sipat Datar
o Pengukuran Titik Rincik
o Identifikasi Lapangan
 Pencatatan,Reduksi dan Pemrosesan Hasil Lapangan
o Pencatatan
o Reduksi
o Pemrosesan
Terestris
 Persiapan Pemasangan Benchmark
 Pemasangan Benchmark
5. Pemetaan situasi trace rencana saluran dan lokasi khusus
a. Pengukuran Situasi Rencana Trase Saluran
 Jarak antara potongan melintang yang akan diambil tegak lurus terhadap as
saluran adalah sekitar 50,0 meter untuk saluran lurus dan 25,0 meter untuk
potongan saluran melengkung, atau menurut petunjuk pemilik pekerjaan.
 Letak potongan-potongan melintang akan ditetapkan dengan menggunakan patok-
patok kayu seperti dijelaskan di atas, poligon (garis kerangka peta situasi trase
saluran) yang terbentuk oleh patok-patok itu, akan sedekat mungkin mengikuti
trase saluran yang ditunjukkan yang ditandai pada peta skala 1 : 5.000.
 Poligon harus tertutup terhadap titik terdekat yang sudah ditetapkan (benchmark
atau penanda azimut) guna mencek ketelitian.
 Potongan melintang yang akan diukur akan membentang sedikit-dikitnya 75.0
meter di kedua sisi as saluran atau mengikuti petunjuk dari pemilik pekerjaan.
b. Pengukuran Situasi Lokasi Khusus
 Lokasi khusus sebagaimana ditunjukkan pada peta skala 1 : 5.000 di mana trase
saluran memotong sungai atau lembah yang lebar, alur saluran akan diukur
dengan potongan melintang dari jarak 500 meter ke hulu sampai 500 meter ke
hilir dari titik potong, potongan melintang ini akan dibuat 10,0 meter jauhnya.
 Bila trase saluran memotong sungai atau lembah yang kecil maka alur saluran
akan diukur dengan potongan melintang dari jarak 100 meter ke hulu sampai 100
meter ke hilir dari titik potong, potongan melintang ini akan dibuat 10,0 meter
jauhnya.
6. Gambar bagan alir tahapan kegiatan pengukuran pemetaan terrestris sungai

Anda mungkin juga menyukai