Nama: 1. Ahmad Iqbal Maulana Lubis 2. Azizah Nur Rahmah 3. Michel Christiansesn S. 4. Iva Kusniawati 5. Eka Yuliandany Defenisi
Pemetaan teristris maksudnya adalah semua data
yang diperlukan untuk membuat peta sesuai dengan skala yang diinginkan, yang diperoleh dengan jalan melakukan pengukuran langsung di lapangan (darat), dimana pelaksana pekerjaan harus mempergunakan segala peralatan dan perlengkapan serta juga bahan-bahan yang memenuhi syarat dan ketepatan dan standar ketelitian yang telah disetujui dalam ketentuan teknis. Hasil pengecekannya, alat yang digunakan, harus dilampirkan termasuk jenis- jenis alat dan nomor-nomor seri Ruang Lingkup Pekerjaan Pemasangan benchmark dan patok kayu Pengukuran koordinat Pengukuran sipat datar Pengukuran situasi Perhitungan Penggambaran Basis Survey Peta Rupa Bumi skala 1:50.000 atau skala yang lebih besar BIG untuk penetapan daerah survey, pemasangan BM dan rencana pengukuran Referensi yang digunakan sebagai titik pengukuran koordinat (x,y) dan pengukuran tinggi (z) menggunakan titik tetap BIG Titik Kontrol Tanah Titik kontrol tanah dalam bentuk tugu sebagai benchmark untuk menyimpan data koordinat (x,y) dan tinggi (z) yang digunakan untuk kepentingan pembangunan irigasi dan kontrol pemetaan, dengan ketentuan: Ketentuan Umum Pemasangan BM Seluruh pengukuran koordinat (x,y) dan tinggi (z) harus diikatkan pada titik tetap orde 0 atau orde1 BIG. Kerapatan setiap satu titik kontrol mewakili luas areal +/- 250 ha atau setiap jarak 2,5 km di sepanjang jalur koordinat dan setiap titik simpul, ketepatan dari titik tersebut harus memenuhi ketentuanketentuan yang telah ditetapkan. Ketentuan Umum Pemasangan BM (1) Benchmark dalam bentuk tugu harus mencakup semua daerah yang akan dipetakan dan sebagai kontrol perimeter, sebagai catatan jumlah keseluruhan dari titik-titik tetap tersebut dapat melebihi jumlah yang telah dihitung dari daerah nominal yang akan dipetakan, pemasangan benchmark dipasang lebih dulu sebelum pekerjaan lapangan dimulai. Metode Pengamatan & Pengukuran Pengamatan dan pengukuran koordinat (x,y) dan tinggi (z) di lapangan untuk memperoleh data lapangan (darat) dalam membuat peta skala 1:2.000 dan Skala 1:5.000, alat ukur yang digunakan Total Station (x,y) dan level automatic atau automatic digital (z), seluruh benchmark harus diukur koordinat (x,y) maupun tinggi (z). Pengamatan GPS 1) Alat min. 3 GPS Geodetik ketelitian 5mm + 1ppm(H) dan 10mm + 2ppm(V) 2) Pengamatan dgn cara double difference berdasarkan data fase dgn metode Static atau Rapid Static dgn Receiver GPS Single frek (L1) atau Dual frek (l1+l2) 3) Ketentuan pengamatan: -Satelit minimal 4 -Besaran GDOP < 8 Pengamatan GPS (1) -Pengamatan dapat dilakukan siang hari atau malam hari -Level aktifitas atmosfer dan ionosfer relatif sedang -Lama pengamatan berdasarkan panjang baseline Pengukuran Poligon Utama 1)Basis poligon meliputi daerah pemetaan yang merupakan jaringjaring tertutup (closed loop) dan diikatkan ke titik tetap orde 0 atau orde 1 Bakosurtanal, kaki-kaki poligon harus sepanjang mungkin dan sistem statip tetap (fixed tripod) seperti yang diuraikan di bawah ini dipakai untuk mendapatkan ketelitian yang diisyaratkan. 2) Apabila mungkin titik-titik yang ada akan digunakan sebagai azimut awal dan azimut akhir, titik-titik triangulasi yang digunakan harus saling berhubungan dengan titik triangulasi yang lainnya. 3) Untuk kontrol orientasi harus dilakukan pengamatan azimut matahari, jika titik-titik triangulasi yang sudah ada tidak terlihat lagi dan/atau pada interval 25 titik di sepanjang masing-masing poligon. 4) Statip harus ditempatkan pada tanah yang stabil untuk memperoleh hasil pengamatan sudut horizontal dan jarak yang teliti, poligon yang melalui daerah sawah harus diikuti secara hati-hati untuk menghindari lokasi-lokasi sulit di daerah genangan sawah atau pada pematang-pematang yang tidak stabil. 5) Semua theodolit harus dalam keadaan baik dan setelannya akan diperiksa terus selama pengamatan berlangsung, kolimasi akan diperiksa apabila melebihi 1 (satu menit), pelaksana pekerjaan harus menyiapkan semua catatan yang berkenaan dengan pemeriksaan dan penyesuaian peralatan yang dilakukan. 6) Theodolit harus mampu mengukur sampai 1 (satu detik ) dan dilengkapi dengan komponen yang diperlukan. 7) Untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang tidak perlu pada saat melakukan sentring maka perlu digunakan 4 buah statip dan 4 buah kiap (tribrach). Selama pengamatan berlangsung statip dan kiap tersebut harus tetap berada disatu titik, hanya target dan teodolit saja yang berpindah/berubah. 8) Di titik-titik dimana pekerjaan hari itu berakhir dan pekerjaan hari berikutnya mulai, sentering harus dilakukan dengan hati-hati, hal yang sama berlaku juga pada waktu dilakukan pengamatan ulang ditempat yang sama. 9) Kedudukan nivo kotak dan pengunting optic harus sering diperiksa dengan bantuan unting-unting gantung dan penyesuaianpenyesuaian dilakukan bilamana perlu. 10) Sebelum pengamatan dilakukan theodolit harus di setel sebaikbaiknya, pengukuran sudut horizontal dan jarak dilakukan minimum 2 kali pengamatan, untuk satu kali pengamatan dilakukan sejumlah Pembacaan 11) Ketelitian pengukuran poligon : - Semua hasil pengamatan di reduksi di lapangan jika perbedaan antara keempat harga sudut yang diperoleh (2FL, 2FR) melebihi 5, maka harus dilakukan pengukuran ulang. -Toleransi untuk kesalahan penutup pada azimut matahari harus 10 n dimana n adalah jumlah sudut, jika kesalahan penutupnya masih berada dalam toleransi maka sudut itu akan disesuaikan dengan azimut matahari dan jika toleransi tersebut dilampaui, maka azimut dan/atau sudut-sudut tersebut harus di ulang dan dicek. - Kesalahan penutup linear poligon utama tidak boleh lebih besar dari 1 : 10.000 dari panjang totalnya, poligon akan dijaga agar tetap pendek untuk menjamin bahwa kesalahan penutup pada jaringjaring atau bagian tidak lebih dari satu meter. Pengukuran Sipat Data (z) a. Sistem patok benchmark sudah terpasang sebelum dilakukan pengukuran sipat datar, pemindahan elevasi ke benchmark yang dibuat sesudah selesainya penyipatan datar tidak akan diterima. b. Pengukuran digunakan alat rambu ukur metrik dan tatakan rambu yang terbuat dari metal, untuk jaring sipat datar utama digunakan alat sipat datar digital atau non digital Pengukuran Sipat Datar (z) (1) c. Setiap alat harus dicek kolimasinya (kesalahan garis bidik) setiap hari dengan menggunakan 2 patok-uji (peg test), mid-base atau cara-cara sejenis sampai dengan jarak 100 m, dalam metode mid-base di cari perbedaan tinggi antara dua titik, di mana hasil ukuran di saat alat ditempatkan di tengah harus dibandingkan dengan hasil ukuran di saat alat ditempatkan di dekat salah satu titik. Penyesuaian harus dilakukan apabila kesalahan kolimasinya lebih dari 0,05 mm/m. Nivo kotak dan kompensator otomatis juga harus selalu dicek secara teratur. Pelaksana pekerjaan harus membuat catatan lengkap mengenai seluruh hasil pengecekan dan penyesuaian yang telah dilakukan. Pengukuran Sipat Datar (z) (2) d. Rambu ukur ditempatkan pada tatakan dari metal pada setiap pengukuran (kecuali pada benchmark atau benchmark sementara). Juru ukur harus menginstruksikan kepada pemegang rambu, agar rambu ukur selalu tepat vertikal dengan menggunakan stafflevel atau carpenters level (penempatannya harus juga dicek). e. Metode stan ganda (double-stand) pada pengukuran sifat datar tidak boleh digunakan, jarak bidikan tidak diperkenankan lebih dari 50 m. Bidikan ke belakang kira-kira sama dengan bidikan ke muka, untuk menghindari kesalahan kolimasi. Tidak dibenarkan melakukan pembidikan silang (intermediate sight). f. Pembacaan rambu tidak boleh dilakukan melebihi 20 cm dari batas bawah rambu dan juga 20 cm dari batas bagian atas rambu. g. Untuk membantu pelaksanaan pengukuran titik-titik rincik ketinggian dianjurkan agar titik tinggi sementara dipasang pada waktu pengukuran sipat datar utama Pengukuran Sipat Datar (z) (3) h. Juru ukur harus memasukkan data-data mengenai tinggi dan rendahnya hasil ukuran pada setiap formulir yang sudah ditentukan i. Pengecekan harus dilakukan pada setiap halaman dan setiap bagian pengukuran sipat datar, secara sistematis setiap hari Pengukuran Situasi Detail 1) Alat yang digunakan adalah Total Station atau yang sederajat ketelitiannya. 2) Metode yang digambarkan adalah Raai dengan jarak antara Raai 20 m sampai dengan 40 m atau Voorstraal dengan jarak pengambilan titik detail 20 m sampai dengan 40 m atau kombinasi Raai dan Voorstraal dengan jarak 40 m dan pekerjaan tersebut dapat dilakukan sekaligus pada saat pengukuran poligon utama atau poligon cabang. 3) Ketelitian poligon raai untuk sudut 20n, dimana n = banyak titik sudut, ketelitian linier poligon kombinasi Raai dan Voorstraal 1 : 2.000. 4) Semua tampakan yang ada, baik alamiah maupun buatan manusia di ambil sebagai titik detail, misalnya : bukit, lembah, alur, sadel, dll. 5) Kerapatan titik detail ( 40 m di lapangan) harus di buat sedemikian rupa sehingga bentuk topografi dan bentuk buatan manusia dapat digambarkan sesuai dengan keadaan lapangan. 6) Sketsa lokasi detail harus di buat rapi, jelas dan lengkap sehingga memudahkan penggambaran dan memenuhi persyaratan mutu yang baik dari peta. Pencatatan 1) Seluruh proses perhitungan koordinat (x,y) dalam proyeksi UTM,tinggi (z) terhadap permukaan air laut rata-rata, azimut matahari, dan perhitungan titik detail menggunakan software distributor alat merk apa saja yang berlaku di Indonesia. 2) Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan laporan hasil hitungandengan menggunakan software dari distribusi alat alat merk apa saja dalam bentuk softcopy VCD atau DVD. 3) Penjelasan-penjelasan yang dibutuhkan dimasukkan ke lembar pengamatan sementara pekerjaan berlangsung, hal ini menyangkut nama pengamat, tanggal, nomor titik, nomor alat juga penjelasanpenjelasan lainnya seperti ketinggian alat, temperatur dan tekanan udara, seluruh lembar data harus disertai tanggal dan tanda tangan pengamat dan orang yang telah melakukan pemeriksaan. 4) Seluruh laporan pengamatan yang dilakukan di lapangan diserahkan kepada pihak pemilik pekerjaan, termasuk juga bagian-bagian yang telah di ulang,yang disebut terakhir ini harus ditandai dengan jelas sehingga bisa saling dicocokkan. Reduksi 1) Koordinat (x,y) perlu di reduksi dan dirata- ratakan pada setiap titik dan di periksa apakah memenuhi toleransi yang sudah ditetapkan 2) Pengamatan di lapangan perlu di reduksi setiap harinya lalu diorganisasikan dengan baik Pemrosesan Data 1) Penghitungan harus dilakukan di lapangan untuk memeriksa apakah pengamatan telah sesuai dengan standar ketelitian. 2) Untuk kontrol planimeter ini meliputi : -Pengecekan hasil penghitungan koordinat. -Pengecekan penutup koordinat tertutup. -Pengecekan azimut antara titik-titik triangulasi dan hasil pengamatan. -Penyesuaian kesalahan koordinat. -Penghitungan dari Rx dan Ry untuk mencek hasil planimetrik. 3) Untuk kontrol ketinggian kegiatan pemrosesan ini meliputi : -Pemeriksaan hasil hitungan dari Bacaan belakang, Bacaan muka, Perbedaan tinggi (h). -Perhitungan h untuk seksi-seksi antara titik-titik tetap (benchmark) . -Perhitungan dari tiap loop/kring. -Perataan dari loop dengan metode Dell (atau metode lainnya), agar memperoleh ketinggian yang tepat untuk di pakai pada perhitungan rincik ketinggian nantinya. 4) Perhitungan blok-blok pengukuran lapangan harus disesuaikan dengan batas-batas triangulasi udara, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kelambatan pada tahapan selanjutnya. 5) Apabila hasil pekerjaan lapangan telah disetujui oleh pengawas, hasil pengamatan serta hasil hitungannya segera di kirim ke kantor pelaksana pekerjaan untuk dilakukan perhitungan akhir. 6) Penyesuaian planimetri harus dihitung mencakup seluruh titik-titik triangulasi yang ada di lapangan. 7) Penyesuaian titik-titik poligon harus sesuai dengan jarak 8) Seluruh hasil penghitungan, pengamatan dan informasi seperti yang di daftar dibawah ini harus diserahkan kepada pihak pemilik pekerjaan dalam bentuk softfile Kartografi 1) Ukuran peta (50x50) cm, garis silang untuk grid dibuat setiap 10 cm dengan ukuran (10x10) mm, garis sambungan peta 10 cm, skala peta 1 : 2.000 di buat grafis dan numeris, indek peta dengan ukuran yang sudah ditentukan, informasi legenda sesuai dengan yang ada di lembar peta , keterangan titik referensi harus ada disetiap lembar peta dicantumkan dibawah legenda 2) Semua benchmark, titik ikat horizontal bakosurtanal, dan titik tinggi bakosurtanal yang ada di lapangan harus digambar dengan legenda yang telah ditentukan 3) Pada setiap interval 5 (lima) garis kontur di buat tebal dari garis kontur lainnya 4) Pencantuman legenda pada gambar harus sesuai dengan ketentuan Direktorat Irigasi 5) Penarikan kontur cukup 2.5 m untuk daerah datar dan 5 m untuk daerah berbukit 6) Gambar/peta situasi skala 1 : 2.000 digambar di atas kertas transparan stabil atau sesuai dengan keinginan pemilik pekerjaan dengan ukuran A-1.