Anda di halaman 1dari 19

1.

1 Pengukuran Pemetaan Topografi


1.1.1 Pemetaan Dan Kondisi Topografi
Kajian Detail Engineering Design kawasan perikanan budidaya air tawar
di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang, Provinsi Banten meliputi luas + 1
Ha, pengukuran survei topografi dilaksanakan selama 8 hari pada tanggal 8
agustus sampai dengan 15 agustus 2017. Sesuai dengan teknis pengukuran
maka peralatan yang digunakan terdiri dari :
1. GPS Geodetik Javad Trium
2. Total Station NIKON DTM 325
3. Automatic Level Wil NAK 1
4. Hand GPS Garmin 76CSX
5. Target Prisma
6. Rambu Ukur Waterpass
7. Komputer
Sebagai pelengkap hasil pekerjaan, data-data dan hasil survei disajikan
pada bab-bab selanjutnya dalam laporan ini. Kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan pada survei topografi adalah sebagai berikut :
1. Orientasi Lapangan
Orientasi lapangan dilakukan sebelum pengukuran dilaksanakan.
Orientasi lapangan dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran yang
lebih nyata tentang kondisi daerah survei, dengan tujuan untuk
menyempurnakan perencanaan yang telah dibuat, terutama distribusi
titik-titik Benchmark (BM) yang akan dipasang. Karena hal ini berkaitan
dengan hasil pengamatan yang akan dicapai. Dalam orientasi lapangan
akan dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
Sosialisasi dan koordinasi dengan dinas terkait/masyarakat
setempat
Mencari tempat untuk base camp
Mengetahui batas-batas yang akan disurvei
Orientasi lokasi titik kontrol yang sudah ada dan lokasi titik kontrol
Benchmarks ( BM ) yang direncanakan akan dipasang
Merencanakan jalur Poligon dan Waterpass
Melakukan dokumentasi yang diperlukan
2. Pemasangan Benchmark (BM)
Untuk keperluan pengukuran saat ini dan kegiatan-kegiatan fisik
lainnya di kemudian hari, dilakukan pemasangan titik Benchmark (BM).
BM tersebut terbuat dari cor-pralon dengan ukuran BM adalah diameter
15 cm, ditanam sedalam + 30 cm di dalam tanah dan timbul + 20 cm di
atas tanah, pada bagian atas tengah paralon di pasang baut dengan tanda
silang (+) sebagai titik target.
Jumlah BM yang terpasang sebanyak 4 (empat) buah dengan
perincian berikut:
- BM 01 terletak di selatan dekat saluran irigasi
- BM 02 terletak di selatan dekat dengan kolam
- BM 03 terletak di timur mata air citaman
- BM 04 terletak di barat dekat saluran isrigasi

Gambar Error! No text of specified style in document..1 Benchmark (BM) Sebagai Titik
Kontrol

Sumber: Survey Lapangan, 2017


Gambar Error! No text of specified style in document..2 Distribusi Benchmark (BM) Titik Kontrol Utama
Sumber: Analisis, 2017
1.1.2 Pengukuran Titik Referensi Pemetaan
Peta topografi yang mempunyai sistem koordinat sesuai dengan
koordinat nasional yaitu dalam sistem DGN95, maka telah dilakukan
pengukuran titik referensi pemetaan yang terikat pada titik kontrol nasional.
Titik kontrol nasional yang digunakan adalah orde 2 yang diperoleh dari
Bakosurtanal ataupun dari Badan Pertanahan Nasional. Sesuai dengan hasil
orientasi yang dilakukan titik referensi yang terdekat dengan lokasi adalah
titik J303A yang terletak ditaman Sari tepi pagar sebelah barat
berseberangan dengan Kantor BPBD jalan kitapa letak dari titik referensi
tersebut dapat dilihat pada foto dibawah ini.

Gambar Error! No text of specified style in document..3 Lokasi Titik Kontrol


Referensi
Sumber: Survey Lapangan, 2017

Titik pemetaan dilokasi survei yang dibuat sebanyak 4 titik yang terdiri
dari 2 titik ikat dan 2 titik backset (untuk keperluan orientasi pengukuran
topografi). Pengukuran menggunakan metoda GPS differensial menggunakan
peralatan GPS/GNSS geodetik double frequency merk Javad seri triumph 4X
sebanyak 3 buah. Spesifikasi teknis pengukuran ditunjukan pada

Tabel Error! No text of specified style in document..1 Spesifikasi Teknis Pengukuran


Titik Referensi Pemetaan dengan GPS/GNSS
No. Spesifikasi
1 Metoda Pengamatan : Survei GPS/GNSS
2 Titik ikat : Orde 2 BPN
3 Lama pengukuran : 2 jam (untuk 1 titik referensi)
2 jam (untuk 2 titik backset)
4 Interval pengamatan : 1 detik
5 Data pengamatan utama Fase 2 frekuensi
6 Moda pengamatan Jaring
7 Jumlah pengamatan independent 100%
8 Jumlah Satelit minimum 4
9 Nilai PDOP < 10
10 Elevasi satelit minimum 15
Sumber: Analisis, 2017
Pengukuran dilakukan selama 2 hari dimulai dari tanggal 9 10 agustus
2017, Untuk pengamatan hari pertama dimulai dari titik referensi J303A,
BM1 dan HP1, lama pengamatan selama 2 jam dimulai dari jam 16.00
18.00, Pengamatan hari kedua pengamatan pertama dimulai dari jam 09.00
10.00 untuk titik ikat Hp1, BM1 dan BM3, pengamatan ke dua dimulai dari
jam 11.00 12.00 untuk tititk ikat Bm1, Bm3 dan BM4, pengamatan ke tiga
dimulai dari jam 13.00 14.00 untuk tititk ikat Bm1, Bm2 dan BM3. Setelah
selesai melakukan pengukuran untuk titik ikat pemetaan kemudian di
download untuk mengetahui data hasil pengamatannya.

1. Pengolahan Titik Referensi


Pengolahan data hasil pengukuran titik ikat pemetaan dengan
GPS/GNSS dilakukan dengan tahapan dan spesifikasi teknis ditunjukan
pada Tabel Error! No text of specified style in document..2
Tabel Error! No text of specified style in document..2 Spesifikasi teknis
pengolahan data GPS/GNSS

No. Spesifikasi :
Pengolahan
1 Tipe perangkat lunak : Komersial
2 Orbit satelit : Broadcast
3 Ambiguitas fase : Fixed
4 Eliminasi kesalahan dan : Differencing
bias
5 Tahapan penentuan : Pengolahan baseline, perataan jaring
koordinat bebas dan perataan jaring terikat
6 Mekanisme kontrol : Uji statistik terhadap parameter
kualitas koordinat
Sumber: Analisis, 2015

Software komersial yang digunakan adalah net view untuk


melakukan pengunduhan data dan pengolahan baseline sehingga
dihasilkan data baseline dalam format rinex (receiver independent
exchange format). Sedangkan untuk keperluan pengolahan jaring bebas
dan jaring terikat menggunakan software spectra.
Koordinat titik referensi dan ketelitian tinggi ditunjukan pada
dengan ketelitian terendah adalah 3 cm. Sedangkan ketelitian horizontal
secara grafis ditunjukan pada
Gambar Error! No text of specified style in document..4 yang
menunjukan ellip kesalahan dengan nilai ketelitian terendah adalah
sebesar 1.8 cm pada titik BM1 dan BM2 pada arah azimut 68.
Tabel Error! No text of specified style in document..3 Koordinat dan
Ketelitian Tinggi Titik Referensi

Height Error
Point ID Latitude Longitude
(Meter)

J303A S611'36.18000" E10615'80.57000" 0.000

HP1 S614'01.84131" E10607'15.69542" 0.001

BM1 S613'28.43579" E10606'40.82378" 0.003

BM3 S613'30.65541" E10606'36.54173" 0.002

Sumber: Analisis, 2017

Gambar Error! No text of specified style in document..4 Hasil Pengamatan Jaring


Horizontal Titik Referensi
Sumber: Analisis, 2017
2. Pengukuran Poligon
Sebagai kerangka kontrol horizontal pemetaan, dilakukan
pengukuran poligon yang bisa mencakup area survei dan melalui titik-
titik BM yang telah dipasang. Pengukuran poligon dilakukan dengan
menggunakan alat Total Station NIKON DTM 325 dengan metode
sebagai berikut :
Untuk menentukan posisi (x,y) mendatar titik-titik horizontal
kontrol akan dipergunakan sistem polygon tertutup atau terikat
sempurna.
Sudut-sudut poligon diukur sebanyak 2 seri pada posisi biasa dan
luar biasa
Jarak-jarak sisi poligon diukur 2 kali yaitu ke muka dan ke
belakang
Kontrol kualitas berupa ketelitian sudut dan linier/jarak sebesar

Total jarak : 295.31 m


Jumlah titik Poligon :5
Kesalahan penutup linier : 1 : 9579.62
Tabel Error! No text of specified style in document..4 Hitungan Polygon Utama
TRAVERSE COMPUTATION
Project : DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Surveyor : DADAN Computed : DADAN
Location : KECAMATAN BORONG, KABUPATEN MANGGARAI TIMUR Instr/serial no: NIKON DTM 325 Date : MARET 2015
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Date : MARET 2015 BM 01 622947.045 9311843.226
Section : BM01 - BM02

No Point Horizontal angle Angle Azimuth Distance Dist x Sf d Sin a d Cos a Co o r d i n a tes Point
Corection (meter) 1 dX Koreksi dY Koreksi ( X ) ( Y )
* ' " (sec) * ' " ( meter ) ( meter )

BM 01 622947.045 9311843.226 BM 01
340 39 8.00 160.652 340.652 340.652 -19.348
1 BM 02 193 9 57 -0.216 622931.160 9311888.466 BM 02
353 49 4.30 86.80 86.797 -9.347 0.009 86.292 -0.003
2 A 265 0 53 -0.216 622921.821 9311974.755 A
78 49 57.01 57.01 57.012 55.932 0.006 11.042 -0.002
3 B 274 52 9 -0.216 622977.759 9311985.795 B
173 42 5.91 63.94 63.945 7.015 0.006 -63.559 -0.002
4 C 211 50 3 -0.216 622984.781 9311922.234 C
205 32 8.82 87.56 87.559 -37.744 0.009 -79.006 -0.003
5 BM 01 315 6 59 -0.216 622947.045 9311843.226 BM 01
340 39 8.00 160.652 340.652 340.652 -19.348
BM 02 622931.160 9311888.466 BM 02
1258 117 181.08 -1.080 295.31 295.31 15.86 0.03 -45.23 -0.01 15.885 -45.240
* ' "
Start azimuth = 340.6522 degre 340 39 8.00 Kx = 0.029 meter
End azimuth = 340.6522 degre 340 39 8.00 Ky = -0.010 meter
End Az - star Az = 0.0000 degre 0 0 0.00 Sigma distance = 295.313 295.313 meter
Sigma angle = 1260.000 degre 1260 0 1.08 Linier error 1: = 9579.623
Point no = 5
Sigma true angle = 1260 degre 1260 0 0.00
Misclosure angle = 0.0003 degre 0.0000 0 1.08
= 1.1 sec
Misc engle corection = -1.1 sec
Misc engle tolerance = 22.4 sec

Sumber: Analisis, 2017


Tabel Error! No text of specified style in document..5 Hitungan Polygon Cabang

TRAVERSE COMPUTATION
Project : DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN Surveyor : DADAN Computed : DADAN
Location : KECAMATAN BORONG, KABUPATEN MANGGARAI TIMUR Instr/serial no: NIKON DTM 325 Date : MARET 2015
PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Date : MARET 2015
Section : BM01 - BM02

No Point Horizontal angle Azimuth Distance Dist x Sf d Sin a d Cos a Co o r d i n a tes Point
(meter) 1 dX Koreksi dY Koreksi ( X ) ( Y )
* ' " * ' " ( meter ) ( meter )

BM 01 622947.585 9311841.061 BM 01
340 39 0.64 160.650 340.650 340.650
1 BM 02 145 45 10 622931.698 9311886.301 BM 02
306 24 10.72 49.05 49.046 -39.475 29.107
2 HP1 124 2 59 622892.223 9311915.408 HP1
250 27 9.28 53.02 53.018 -49.962 -17.739
3 HP2 144 28 58 622842.261 9311897.669 HP2
214 56 7.72 71.94 71.937 -41.195 -58.974
4 BM 04 132 13 46 622801.065 9311838.695 BM 04
67 40 3.31 67.67 67.668 62.592 25.712
BM 03 622931.698 9311886.301 BM 03

Sumber: Analisis, 2017


3. Pengukuran Waterpass
Sebagai kerangka kontrol vertikal pemetaan, pengukuran dilakukan
berdasarkan beda tinggi dengan metode waterpass. Sebagai referensi
ketinggian untuk lokasi survei kajian Detail Engineering Design kawasan
perikanan budidaya air tawar di Kecamatan Baros, Kabupaten Serang,
mengacu pada ketinggian hasil dari pengamatan GPS yaitu mengacu
pada BM1 dengan tinggi 174.01 cm. Pengukuran waterpass dilakukan
sebagai berikut :
Pengukuran waterpas dengan menggunakan alat WIL-NAK1
Methode pengukuran beda tinggi Waterpasing dalam loop (jaringan)
tertutup untuk Leveling utama dilokasi, sedangkan untuk pengikatan
ketinggian akan dilakukan secara pulang pergi.
Pengukuran setiap slag akan dilaksanakan secara double stand.
Selisih maximal beda tinggi Stand I & Stand II maximal adalah 1 mm.
Salah penutup beda tinggi maximal adalah = 10 mmD
D = Jumlah jarak jalur Waterpas Tertutup
Jumlah titik : 10 titik
Jumlah jarak ukuran : 0.3 km
Kesalahan penutup : -0.005 m
Tabel 4.4 Hitungan Level Utama

LEVELLING COMPUTATION SHEET


PROJECT : DED Air Tawar Kabupaten Serang SURVEYOR BY : Muhlis
LOCATION : Citaman Kabupaten serang CALCULATED BY : Dadan
DATE : Agustus 2017
SECTION : Loop BM 1

Mean of
Backward Correction
Station Forward (m) Height Elevation (m) REMARK
(m) (m)
Diff. (m)

BM1 174.012 BM1


-1.823 -1.823 -1.823
Ct1 172.189 Ct1
0.194 0.194 0.194 -0.001
Ct2 172.382 Ct2
2.161 2.161 2.161
BM2 174.543 BM2
1.067 1.067 1.067 -0.001
Ct3 175.609 Ct3
1.927 1.927 1.927
A 177.536 A
-2.246 -2.246 -2.246 -0.001
Ct4 175.289 Ct4
-2.587 -2.587 -2.587
B 172.702 B
-0.729 -0.729 -0.729 -0.001
C 171.972 C
-0.374 -0.374 -0.374
Ct5 171.598 Ct5
2.415 2.415 2.415 -0.001
BM1 174.012 BM1
0.005 0.005 0.005 174.012 BM1

Koreksi : -0.005 m -0.005 0.000


Jarak : 0.3 km
m ( 10
Toleransi : 0.005 D )
Jumlah Slah : 10
Tabel 4.4 Hitungan Level Cabang

LEVELLING COMPUTATION SHEET


PROJECT : DED Air Tawar Kabupaten Serang SURVEYOR BY : Ucok
LOCATION : Citaman Kabupaten serang CALCULATED BY : Dadan
: Agustus
DATE 2017
SECTION : BM 2

Mean of
Forward Backward Correction
Station Height Elevation (m) REMARK
(m) (m) (m)
Diff. (m)

BM2 174.543 BM2


1.315 1.315 1.315
HP 175.858 HP
2.373 2.373 2.373 -0.001
HP1 178.230 HP1
1.224 1.224 1.224
HP2 179.454 HP2
0.557 0.557 0.557
BM4 180.011 BM4
1.629 1.629 1.629 -0.001
BM3 181.639 BM3
-2.643 -2.642 -2.643
x1 178.996 x1
-2.189 -2.189 -2.189
x2 176.807 x2
-2.188 -2.188 -2.188 -0.001
x3 174.618 x3
-0.075 -0.075 -0.075
BM2 174.543 BM2
0.003 0.004 0.004 174.543 BM2

Koreksi : -0.003 m -0.003 0.000


Jarak : 0.35 km
Toleransi : 0.006 m ( 10 D )
Jumlah Slah : 9
4. Pengukuran Data Detil Situasi
Pengukuran detail situasi bertujuan untuk pengukuran detail planimetris
baik alam maupun buatan dan titik-titik tinggi di wilayah survei. Spesifikasi
teknis pengukuran detail situasi adalah sebagai berikut:
Penentuan posisi titik-titik detil dilakukan dengan metoda
extrapolasi koordinat kutub yang terikat pada titik kerangka kontrol
pemetaan.
Jarak dan beda tinggi diukur dengan metoda tacheometry atau
trigonometry.
Metode pengukuran jarak pada alat Total Station yang digunakan
adalah fine/precise dengan ketelitian minimal sampai dengan
milimeter.
Tinggi alat dan tinggi target harus selalu diukur menggunakan rol
meter dengan ketelitian bacaan sampai dengan milimeter.
Detil yang tidak terjangkau oleh rangkaian poligon kerangka, harus
dibuat poligon anakan, yang diikatkan pada titik poligon kerangka.
Jumlah titik poligon anakan (terikat satu sisi) sebanyak-banyaknya
hanyalah 2 titik saja (2 kali kedudukan alat).
Saat pengukuran detil harus terpisah dari saat pengukuran kerangka
peta.
Jarak maksimum (jika diukur cara optis) pengambilan detil dari titik
poligon adalah 100 meter.
Perekaman data dilakukan langsung pada alat Total Station yang
digunakan, yang berupa data mentah pengukuran (sudut & jarak),
serta data koordinat nya.
Kerapatan titik detil (spot height) adalah 2 cm di atas kertas plot
atau disesuaikan medan. Misalkan apabila skala peta 1:1000 maka
kerapatan detil di lapangan :
Untuk kemiringan 0o 30o = 10 meter
Untuk kemiringan > 30o = 5 meter
5. Pengukuran Crossection
Pengukuran crossection Topografi sepanjang lokasi kajian dilakukan
dengan metode sebagai berikut (Lihat Gambar 4.6 )
Sebagai tanda lokasi pengukuran cross section , disepanjang batas
area pengukuran dipasang patok - patok kayu (ukuran
5cmX5cmX50cm) dengan interval 25 m..
Kemudian patok-patok tersebut akan diukur secara syslag dari
titik polygon terdekat untuk menentukan posisi dan elevasinya.
Setelah itu dilakukan pengukuran crossection sampai batas area
pengukuran.
Pengambilan detail pada pengukuran crosssection diusahakan
tegak lurus berdasarkan arah dengan lokasi kajian, arah azimuth
0-180 derajat.
Bersamaan dengan pengukuran cross section, akan diukur juga
detail-detail atau situasi yang ada disepanjang atau disekitar
pengukuran cross section, terutama detail detail yang belum
terukur pada waktu pengukuran cross section.
Gambar Error! No text of specified style in document..5 Jalur Cross Section Wilayah DED Air Tawar
Sumber: Survey Lapangan, 2017
6. Pola Tutupan Lahan dan Topografi Berdasarkan Hasil Survey
Berdasarkan pengukuran topografi di lokasi Detail Engineering Design
kawasan perikanan budidaya air tawar di Kecamatan Baros, di dapat pola
tutupan lahan yang umumnya di dominasi oleh lahan pertanian yang cukup
luas, selain itu terdapat lahan terbuka, tegalan, semak, permukiman dan
tubuh air. Hasil pengukuran divisualisasikan dalam bentuk peta topografi
dengan skala 1:1000 dan untuk keperluan perencanaan yang detail maka
kontur interval dibuat dengan kerapatan yaitu 10cm.
Dari peta yang di hasilkan menunjukan bahwa luas area pengukuran +
0.986 Ha area dengan klasifikasi lahan pertani adalah 51%, tubuh air 20%,
lahan terbuka 18%, tegalan 4%, semak 4%, permukiman 3% . Kondisi
topografi di lapangan di tunjukan dengan garis kontur yang landai dengan
beda tinggi arah selatan utara sekitar 1 m dan Barat- Timur sekitar 3.5 m.
Wilayah kajian bagian barat merupakan wilayah yang tertinggi di area survei

7. Perhitungan dan Penggambaran


Data yang diperoleh dilapangan selanjutnya dimasukan dalam data base
di komputer menggunakan software transit v2.35 dan Microsoft exel, untuk
mendapatkan hasil perhitungan berupa koordinat titik dan elevasi
tanah. Pengolahan data ini meliputi hitungan polygon untuk kerangka
kontrol horizontal dilakukan menggunakan metode Bowdith, pengukuran
kerangka vertikal dihitung menggunakan metode leveling trigonometri serta
hitungan posisi dan beda tinggi untuk pengukuran detail situasi, dari hasil
perhitungan koordinat polygon, level dan perhitungan koordinat detail di
peroleh data berupa koordinat ( X,Y,Z ) Data-data kordinat ini selanjutnya
diplot/digambar menggunakan software CAD ( autocad ).
Gambar Error! No text of specified style in document..6 Hasil Peta Topografi
Sumber: Survey Lapangan, 2017
Gambar Error! No text of specified style in document..7 Pola Tutupan Lahan di PPI Wae Bobo
Sumber: Survey Lapangan, 2017
Gambar Error! No text of specified style in document..8 Dokumentasi Kegiatan lapangan
Sumber: Survey Lapangan, 2017

Anda mungkin juga menyukai