Anda di halaman 1dari 7

Nama : Sindy Yustin Linggi

NIM : H061191034

Tugas membuat suatu rancangan (langkah-langkah) survei untuk pembuatan peta situasi.
Mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga pembuatan peta. 

Jawab:

Peta situasi atau yang sering disebut dengan peta topografi skala besar pada umumnya digunakan
untuk perkerjaan teknik sipil seperti, pembuatan waduk, perencanaan trace jalan, proyek
pengaliran, dan sebagainya. Dengan demikian data-data dan informasi yang diperoleh harus
lengkap yang kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk peta topografi.

Pembuatan peta situasi tidak dapat langsung jadi karena harus diawali dengan pengambilan data
melalui pengukuran-pengukuran baik pengukuran horizontal maupun vertikal, sehingga setiap
detail pada peta dapat diketahui posisinya terhadap bidang datar. Pada pengukuran peta situasi
ini yang harus dilakukan adalah:

1. Pengukuran di lapangan termasuk pembuatan titik sebagai kerangka peta


2. Pekerjaan perhitungan
3. Cara pemberian koreksi pada hasil perhitungan
4. Proses penggambaran

 Persiapan
Sebelum melaksanakan kerja lapangan dilakukan pemeriksaan alat ukur. Pada
pelaksanaan pemeriksaan alat meliputi pemeriksaan alat ukur total station dan waterpass.
Pada alat ukur total station pemeriksaan yang dilakukan meliputi mencari besarnya
kesalahan kolimasi dan mencari besar kesalahan indeks vertikal. Pada alat ukur waterpass
pemeriksaan yang dilakukan meliputi pengecekan benang silang mendatar tegak lurus
sumbu I dan pengecekan garis bidik sejajar garis arah nivo.

 Pelaksanaan
o Tahap Pelaksanaan Pengukuran

Pelaksanaan pengukuran meliputi kegiatan yang telah dilakukan. Jenis kegiatan


pengukuran yaitu:
1. Pengukuran kerangka horizontal dan vertikal
2. Pengukuran detil

o Orientasi Lapangan dan Pemasangan Patok Titik Poligon


Orientasi lapangan dilakukan sebelum pengukuran di lapangan. Hal ini bertujuan
untuk mengetahui situasi dan kondisi lapangan sehingga membantu mahasiswa
dalam melakukan pengukuran di lapangan. Penentuan lokasi titik poligon utama
memiliki beberapa kriteria sebagai berikut.
1. Titik-titik yang berurutan harus saling terlihat dan saling meng-cover seluruh
area pemetaan.
2. Jarak antara titik poligon diusahakan 100 – 150 m

o Pengukuran Kerangka Kontrol Horizontal


Pengukuran ini menggunakan kerangka pemetaan metode poligon tertutup dengan
9 titik, dua titik merupakan titik kerangka kontrol utama BM 4 dan BM 5. Metode
pengukuran yang digunakan adalah dua seri rangkap ditambah 2 tambahan
pengukuran jarak. Sisi poligon diukur pergi-pulang. Dengan pengukuran ini dapat
langsung mendapatkan data kerangka kontrol horisontal perapatan.
Pengukuran dilakukan berpindah dari BM 4 ke P2 dan seterusnya, searah dengan
jarum jam. Langkah-langkah pengukuran Kerangka Kontrol Horisontal:
1. Periksa alat sebelum digunakan.
2. Lakukan sentering dan ukur tingginya pada masing-masing alat (Total Station
maupun Prisma Poligon).
3. Melakukan setting pada alat.
4. Membuat job
5. Melakukan setting STN
6. Melakukan setting BS (Backsight)
7. Sudut diukur sebanyak 2 seri rangkap (4 sudut : kedudukan biasa dan luar
biasa) dengan selisih maksimum antara sudut sudut rerata dengan sudut tunggal
sebesar k√2 detik (k : ketelitian sudut).

Gambar Pengukuran sudut 2 seri rangkap


8. Sebelum dilakukan pengukuran sudut, instrument harus sudah terpusat diatas
titik poligon dimana alat itu berdiri. Pemusatan dilakukan dengan pemusatan
secara optik. Disamping pemusatan, instrument juga harus dalam kondisi
setimbang/sumbu satu vertikal. Sudut diukur sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditetapkan. Sebelum diputuskan untuk memindahkan instrument ke titik lain data
hasil pengamatan sudut harus sudah dicek, dan pastikan kesalahan yang terjadi
dibawah toleransi yang ditetapkan. Jika terjadi kesalahan yang terjadi lebih besar
dari toleransi, pengukuran ulang harus dilakukan sebelum pindah ke titik lain.
9. Ketika mengukur sudut,maka kita juga akan mendapatkan jarak, dimana
pengukuran jarak seperti gambar di bawah ini

Gambar Pengukuran Jarak Datar


Kesalahan penutup sudut rangkaian poligon maksimum sebesar 2 k √n detik (n:
jumlah titik poligon).

o Pengukuran Sipat Datar Memanjang


Pengukuran beda tinggi titik-titik poligon dilakukan dengan cara :

Gambar Pengukuran Sipat Datar Memanjang


1. Waterpass diletakkan pada slag-slag diantara dua titik poligon, dan diatur
sumbu I vertikal.
2. Dibaca rambu belakang ba,bt, dan bb kemudian dicatat dalam formulir.
3. Dibaca rambu depan ba,bt, dan bb kemudian dicatat dalam formulir. Untuk
kontrol bt=(ba+bb)/2
4. Dilakukan pengukuran selanjutnya sampai titik n poligon dengan cara yang
sama langkah 1–3.
5. Dilakukan pengukuran pergi pulang dalam satu hari pengukuran
o Pengukuran Detil Situasi
Detil situasi yang harus diukur terdiri dari detil alam dan detil buatan. Detil alam
berupa sungai, lembah, bukit, rawa sedangkan detil buatan manusia berupa sawah,
jalan, jembatan, rumah, selokan dan sebagainya. Selain detil planimetris, detil
tinggi (spotheight) juga diukur untuk pembuatan garis kontur. Sebelum dimulai
pengukuran, terlebih dahulu dilakukan perencanaan pemberian kode tiap detil-
detil baik detil planimetris maupun detil spotheight. Langkah pelaksanaan
pengukuran detil adalah sebagai berikut.

Gambar Pengukuran Detil Situasi


1. Total station didirikan di titik poligon 2 seperti pada gambar di atas kemudian
dilakukan sentering dan pengaturan sumbu I vertikal. Tinggi alat diukur dengan
rol meter. Masukan koordinat titik berdiri alat dan tinggi alat ke total station
2. Teropong diarahkan ke salah satu titik poligon yang digunakan sebagai
backside yaitu titik poligon 1. Masukan koordinat backside dan tinggi prisma
backside ke total station
3. Dirikan prisma pool di titik yang akan diukur detilnya, arahkan teropong ke
prisma pool, maka akan muncul nilai koordinat detil pada total station setelah itu
simpan dan beri kode pada koordinat detil.
4. Pengukuran detil planimetris dilakukan dengan pembidikan pojok-pojok detil
sehingga membentuk geometri dari detil tersebut. Sedangkan pengukuran detil
spotheight dengan pola grid dengan kerapatan tertentu.

 Proses Perhitungan
Data hasil pengukuran yang dihitung antara lain data kerangka kontrol horizontal, dan
kerangka kontrol vertikal dimana perhitungan menggunakan metode bouwditch dengan
bantuan seperangkat laptop.
o Perhitungan Kerangka Kontrol Horizontal
Perhitungan KKH hasil pengukuran dilakukan dengan cara :
1. Sudut-sudut ukuran dijumlahkan dan gunakan persamaan di bawah ini untuk
menghitung kesalahan penutup sudut (fs).
( n−2 ) × 180+fs=Σ S
2. Hasil fs dikoreksikan ke setiap titik sebesar sehingga diperoleh sudut
terkoreksi.
3. Perhitungan azimut tiap sisi polygon
α BM 5−2=α BM 4− BM 5 +1800 −S BM 5
α 23=α BM 5−2+180 0−S 2
4. Perhitungan harga d sin α dan d cos α.
5. Harga d sin α dan d cos α dijumlahkan untuk dimasukkan ke persamaan
Σ d sin α +fx=0
Σ d cos α + fy=0

6. Koreksi kesalahan fx dan fy pada tiap absis dan ordinat dengan rumus

di
Δ x= x fx
Σd

di
Δy= x fy
Σd

7. Perhitungan koordinat titik polygon

X 1 =X A + d sin α A 1 + Δ x 1

Y 1=Y A +d cos α A 1+ Δ y 1

8. Hitung kesalahan linear apakah masuk TOR atau tidak

fx 2+ fy 2
fl= √
ΣD

o Perhitungan Kerangka Kontrol Vertikal


Perhitungan beda tinggi antar titik poligon dengan cara :
1. Hitung beda tinggi pergi (∑∆hpergi) dan beda tinggi pulang (∑∆hpulang).
Kemudian menjumlahkan ∆hpergi dan ∆hpulang tiap sisi poligon dan dirata-
ratakan untuk memperoleh ∆hrata-rata.
2. Perhitungan kesalahan penutup beda tinggi (fh) dengan rumus :

ΣΔ h+fh=0
3. Pemberian koreksi (ϵ h 1) beda tinggi rata-rata (∆hrata-rata) tiap sisi polygon
dengan rumus:
di
ϵ h 1= × fh
Σd
4. Kemudian tinggi tiap titik polygon yang telah dikoreksi dapat diperoleh dengan
rumus:

H 2=H 1+ Δ h12 +ϵ h12

 Penggambaran Peta Digital


Penggambaran peta digital dilakukan untuk memudahkan dalam proses pembuatan peta
situasi, dalam prosesnya menggunakan software Surpac dan Arcgis. Pada software
Surpac memudahkan untuk pengeplotan titik-titik poligon atau titik-titik detail yang
dibidik dalam pengukuran, serta memudahkan dalam pembuatan DTM kontur hasil
pengukuran, sedangkan software Arcgis memudahkan dalam pengeplotan peta dan kontur
hasil olahan Surpac untuk dijadikan sebuah peta situasi yang sempurna disertai dengan
garis grid dan legenda yang akan memudahkan dalam pembacaan peta.
o Input data ukuran ke Microsoft Excel
Data hasil dari total station di download, karena data masih dalam format raw data
tersebut dikonversi menjadi data format excel. Data yang dimasukkan berupa data
poligon, beda tinggi dan detil.
o Ploting kontur dan data planimetris di Software Surpac Ploting kontur dan data
planimetris dengan cara :
1. Input data ukuran dengan perintah File > Import > Data from many files
(string).
2. Membuat DTM dengan perintah Surfaces > DTM File function > Create DTM
from string file.
3. Membuat kontur dari file DTM dengan perintah Surfaces > Contouring >
Contour DTM file.
4. Untuk detil planimetris lakukan digitasi dengan menghungkan titik - titiknya
sesuai sketsa lapangan dengan perintah Create > Digitise > Create new segmen.
o Pembuatan layout peta dengan ArcGIS
Sebelum diolah di ArcGIS, data ploting di surpac di konversi dulu menjadi format
dxf kemudian input file dxf tersebut ke dalam ArcGIS. Peta yang sudah
dilengkapi garis kontur diatur layoutnya sedemikian rupa sesuai kaidah kartografi.
Keterangan informasi berisi judul peta, arah orientasi, skala garis dan angka,
legenda serta nama pembuat peta.

Sumber:

https://www.academia.edu/7140785/PEMBUATAN_PETA_SITUASI

https://www.scribd.com/doc/173279733/Cara-Pembuatan-Situasi-Peta

Anda mungkin juga menyukai