Anda di halaman 1dari 13

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Total Station, yaitu alat ukur elektronik dengan teknologi digital. Total Station merupakan
gabungan dari alat ukur sudut (teodolit) dan alat ukur jarak elektronik (EDM) serta dilengkapi
dengan perangkat elektronis untuk menentukan koordinat dan ketinggian titik detail secara
otomatis digital menggunakan gelombang elektromagnetis serta dilengkapi piranti untuk
perekaman data. Total Station (TS) merupakan teknologi alat yang menggabungkan secara
elektornik antara teknologi theodolite dengan teknologi EDM (electronic distance measurement).
EDM merupakan alat ukur jarak elektronik yang menggunakan gelombang elektromagnetik sinar
infra merah sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor
berupa prisma sebagai target (alat pemantul sinar infra merah agar kembali ke EDM). Total station
adalah alat ukur sudat dan jarak yang terintegrasi dalam satu unit alat. Total station juga sudah
dilengkapi dengan processor sehingga bisa menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi
secara langsung tanpa perlu kalkulator lagi.
Pengukuran, pemetaan, dan mengamati adalah fungsi utama survei tanah Texas. Alat survei
yang paling penting adalah total station. Nama berasal dari digabung dengan jarak meter untuk
mengukur jarak dan teodolit untuk mengukur sudut ke dalam satu perangkat. Stasiun total didukung
baik oleh tiang atau tripod. Ini mengirimkan seberkas cahaya inframerah menuju prisma optik. Ini
kemudian cermin cahaya kembali ke total station dan mengambil pengukuran. Pengukuran ini
dihitung dalam total station dengan waktu yang dibutuhkan untuk cahaya untuk kembali. Semua
data bahwa tindakan total station (sudut dan jarak) didokumentasikan dalam sebuah kolektor data
dan di-download ke komputer.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu menentukan luas area suatu polygon
2. Mahasiswa mampu mengetahui titik koordinat N,E,Z
3. Mahasiswa mampu mengetahui jarak dari pesawat ke titik koordinat
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara pembuatan peta kontur pada software ArcGIS.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Total Station (2 Sitasi)


Total station merupakan gabungan EDM, Theodolit, kalkulator dan media rekaman yang
dijadikan satu (compacted). Total Station merupakan alat ukur jarak pendek yang dirancang
untuk pengukuran teliti dengan menggunakan sinar inframerah sebagai gelombang pembawa
dimana dapat langsung dikoreksi terhadap pengaruh kondisi atmosfer. Alat ini juga dapat
menampilkan dua hasil pengukuran dalam satu tampilan, antara lain kombinasi sudut horisontal
dengan sudut vertikal, jarak dengan sudut, dan lain-lain. Prinsip utama pengukuran jarak
dengan alat ini adalah mendapatkan harga beda fase antar sinyal utama dengan sinyal data.
Faktor frekuensi merupakan faktor pokok dalam penentuan ketelitian hasil pengukuran
(Fajriyanto, 2009).
Secara sederhana total station (TS) adalah gabungan kemampuan antara theodolit
elektronik dengan alat pengukur jarak elektronik dan pencatat data elektronik. Alat ini dapat
membaca dan mencatat sudut horisontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak miringnya.
Bahkan dilengkapi mikroprosesor sehingga mampu melakukan operasi perhitungan matematis
seperti menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi secara langsung (Slamet, 2015).

2.2 Pengertian Edm (2 Sitasi)


Electronic Distance Measurement (EDM) adalah fitur mendasar dari Total station survei
modern. Pengukuran jarak dapat dilakukan dalam dua mode: [1] dengan reflektor
menggunakan Inframerah atau pengukuran gelombang dan fase elektromagnetik laser yang
terlihat atau [2] 'tanpa reflektor' menggunakan yang terlihat sinar laser dan waktu pulsa
penerbangan. Panjang tanpa reflektor terbatas - biasanya kurang dari 500 m - dan tidak seakurat
pengukuran untuk reflektor; akibatnya catatan ini adalah berkaitan dengan penentu jarak
(Deakin, 2016).
Pada prinsipnya instrumen EDM mengukur waktu penjalaran gelombang
elektromagnetik sejak dipancarkan dan dipantulkan reflektor kemudian diterima kembali oleh
instrumen tersebut. Survei EDM bertujuan untuk mendapatkan data jarak miring antar reflektor
dengan titik referensi yang berada pada pos pengamatan, kemudian dilakukan perhitungan
perubahan jarak. Data perubahan yang diperoleh merupakan besaran deformasi yang hendak
dicari (Abdillah, 2018).

2.3 Pengertian Peta Kontur (2 Sitasi)


Salah satu unsur yang penting pada suatu peta topografi adalah informasi tentang tinggi
suatu tempat terhadap rujukan tertentu. Untuk menyajikan variasi ketinggian suatu tempat pada
peta topografi, umumnya digunakan garis kontur (contour-line). Garis kontur adalah garis yang
menghubungkan titik-titik dengan ketinggian sama. Nama lain garis kontur adalah garis
tranches, garis tinggi dan garis lengkung horisontal. Garis kontur + 25 m, artinya garis kontur
ini menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian sama + 25 m terhadap referensi
tinggi tertentu. Garis kontur dapat dibentuk dengan membuat proyeksi tegak garis-garis
perpotongan bidang mendatar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar peta
(Purwaamijaya, 2018).
Peta kontur adalah peta yang menggambarkan ketinggian permukaan bumi. Peta kontur
dibuat dengan mengambil citra permukaan bumi dari pesawat udara atau satelit. Proses
pencitraan akan menghasilkan sebuah gambar permukaan bumi dengan warna–warna yang
menunjukkan ketinggian tiap permukaan bumi yang dicitrakan. Gambar berwarna tersebut
kemudian diolah dengan memberi batas berupa polyline untuk tiap permukaan bumi yang
memiliki ketinggian yang sama (memiliki warna yang sama). Tiap garis dalam polyline akan
menggambarkan ketinggian permukaan bumi yang sama. Tiap polyline yang menggambarkan
ketinggian permukaan bumi tertentu disebut sebagai kontur. Kumpulan dari kontur disebut
sebagai peta kontur (Jimmy, 2016).

2.4 Pembuatan Peta Kontur (2 sitasi)


Umumnya, setiap kontur dalam sebuah peta kontur akan menggambarkan ketinggian
permukaan bumi dengan kelipatan bilangan tertentu yang menunjukkan tingkat ketelitian peta
kontur tersebut. Sebuah peta kontur yang memiliki tingkat ketelitian 50m akan memiliki
kontur–kontur dengan ketinggian 50m, 100m, 150m, 200m, dan seterusnya. Peta kontur pada
gambar 1 adalah peta kontur dengan tingkat ketelitian 50m. Saat ini peta kontur pada umumnya
diperoleh dan disimpan melalui pemrosesan digital menggunakan komputer (selanjutnya
disebut peta kontur digital). Peta kontur digital kemudian dapat disajikan dalam bentuk tercetak
di atas suatu media seperti kertas atau langsung di layar monitor komputer (Jimmy, 2016).
Semakin rapat titik detil yang diamati, maka semakin teliti informasi yang tersajikan dalam
peta. Dalam batas ketelitian teknis tertentu, kerapatan titik detil ditentukan oleh skala peta dan
ketelitian (interval) kontur yang diinginkan. Pengukuran titik-titik detil untuk penarikan garis
kontur suatu peta dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Pengukuran tidak
langsung, titik-titik detail yang tidak harus sama tinggi, dipilih mengikutipola tertentu yaitu:
pola kotak-kotak (spot level) dan profil (grid) dan pola radial. Pengukuran langsung, titik detail
dicari yang memounyai ketinggian yang sama dan ditentukan posisinya dalam peta dan diukur
pada ketinggian tertentu (Purwaamijaya, 2018).

2.5 Bagian – bagian total station + gambar (2 Sitasi)


Menurut Purwaamijaya (2015), bagian bagian pada total station terdiri dari :
 Lensa Objektif :Untuk melihat atau mengamati benda yang akan diukur oleh total
station posisi bayangannya dapat di sesuaikan.
 Visir : Garis tetap sebagai garis penghubung antara titik tengah lensa
okuler dengan lensa objektif dan titik silang yang di tempatkan pada
diafragma.
 Sumbu Datar : Untuk patokan sumbu Horizontal atau mendatar.
 Nivo skala tegak :Untuk mengatur kedudukan total station menjadi rata atau centering.
 Pengatur bayangan Lensa : Sebagai pengatu fokus lensa agar tidak berbayang.
 Alat Pembaca : Sistem pembacaan alat pembaca pada keadaan garis teropong pada alat ukur.
 Pengatur lensa okuler: Pengatur khusus pada lensa okuler.
 Nivo Tabung : Nivo yang berguna pengatur centering melihat dari gelembung.
 Knob Gerak mendatar:Sebagai penggerak Total station yang horizontal atau mendatar.
 Lingkaran skala mendatar : Sebagai pemutar skala pada horizontal atau mendatar.
 Kunci lingkaran horizontal : Berguna agar tidak goyang dan akurat saat proses pembacaan
objek yang di tembakan
 Tribarch : Alat centering pada optis yang seperti plat nivo kotak.
 Sekrup pengatur nivo kotak : Sebagai pengatur bagian pada nivo kotak.
Sedangkan menurut Wardhana (2015) bagian bagian total station meliputi,

(Purwaamijaya, 2015).
2.6 Tujuan Pemetaan Menggunakan Total Station (2 Sitasi)
Total Station (TS) merupakan alat pengukur jarak dan sudut (sudut horisontal dan sudut
vertikal) secara otomatis. TS dilengkapi dengan chip memori, sehingga data pengukuran sudut
dan jarak dapat disimpan untuk kemudian di-download dan diolah secara computerize. Ada
beberapa tujuan dari penggunaan total station sebagai alat ukur. Tujuan penggunaan TS, antara
lain : Upaya mengurangi kesalahan (dari manusia). Contohnya adalah kesalahan pembacaan
dan kesalahan pencatatan data, aksesibilitas ke sistem berbasis computer, mempercepat proses,
memberikan kemudahan (ringkas) bagi peneliti (Slamet, 2015).
Pada pengukuran dengan cara terestrial, penggunaan alat ukur ETS (Elektronic Total
Station) saat ini sudah umum digunakan. Sebagaimana diketahui bahwa ETS merupakan
gabungan antara alat ukur jarak elektronik dan teodolit berbasis digital sehingga dari
pengukuran lapangan didapat koordinat titik - titik dengan ketelitian yang tinggi. Penggunaan
receiver GPS pada metode ekstraterestrial untuk penentuan posisi titik saat ini sudah banyak
digunakan. Hal tersebut disebabkan karena penggunaan metode tersebut memungkinkan untuk
mendapatkan posisi titik yang teliti dengan waktu yang relatif singkat. Dalam penelitian ini
akan dilakukan kajian penerapan metode ekstraterestrial menggunakan GPS dengan tipe
mapping untuk pemetaan bidang tanah (Ningsih, 2014).

2.7 Perbedaan Total Station dengan Theodolit (2 sitasi)


Theodolite sebenarnya adalah alat pengukur sudut saja, jadi data primer yang dihasilkan
dari theodolite hanya sudut horizontal, sudut vertikal dan bacaan rambu ukur. Untuk
mendapatkan jarak diperlukan data pendukung seperti data dari EDM, meteran atau dengan
tachimetri. Sedangkan Total station langsung bisa mendapatkan data sudut dan jarak dalam
satu pengukuran. Total station merupakan perangkat elektronik yang dilengkapi piringan
horisontal, piringan vertikal dan komponen pengukur jarak (Purwaamijaya, 2015).
Seperti halnya penggunaan theodolite yang mendapatkan besaran sudut horisontal ataupun
vertikal hanya saja bedanya total station tidak serumit theodolite yang masih menggunakan
limbus, dikarenakan bacaannya sudah terlihat dilayar dan untuk pengaturan hanya tinggal
mengetik besaran horisontalnya saja.Hal lainya mungkin kita sering mendengar benang
atas,benang tengah, dan benang bawah pada teodolite yang berguna untuk mencari jarak
optis,beda halnya dengan Total Station yang sudah dilengkapi dengan EDM pengukur
jarak,perbedaan yang lain terdapat pada record yang terdapat di Total Station yang berguna
merekam hasil pengukuran kita. Perbedaan yang sangat menonjol adalah
ketelitiannya.Penggunaan Total Station pada umumnya sama dengan penggunaan pada
Theodolite hanya saja kita perlu mengerti fungsi tombol tombol tambahan dari Total Station
tersebut yang setiap merk berbeda beda (Wardhana, 2015).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan Beserta Fungsi
1. Pesawat Total Station : alat pengukuran
2. Prisma ukur : pemantul data dari total station kembali untuk diproses hasilnya
3. Kaki tiga : menyangga total station
4. Payung : melindungi total station dari sinar matahari dan kondisi cuaca
5. Kompas : menentukan arah

3.2 Gambar Alat


3.2.1 Gambar Tangan

Nama alat Gambar

Pesawat Total
station

Prisma ukur

Kaki tiga
Payung

Kompas

3.2.2 Gambar Literatur


Nama alat Gambar

Pesawat Total
Station
Prisma ukur

Kaki tiga

Payung

Kompas
3.3 Diagram Alir

a. Penentuan Ketinggian
1. Dengan cara memasukkan tinggi prisma

Alat dan bahan


Disiapkan

Alat
Datarkan dan dihidupkan di tempat (target
dapat terlihat dengan jelas
Masuk ke Program REM

Prisma
Dirikan target tepat di bawah menara,
kemudian bidik prisma
Masukkan ketinggian dari permukaan tanah

Jarak
Lakukan pengukuran

Menara

Bidik titik K (Puncak menara)

Catat ketinggian yang tertera pada alat

Hasil

2. Tanpa memasukkan ketinggian prisma


Alat dan bahan

Disiapkan
Alat
Datarkan dan dihidupkan di tempat (target
dapat terlihat dengan jelas
Masuk ke Program REM
Prisma

Dirikan target tepat di bawah menara,


kemudian bidik target prisma
Jarak

Lakukan pengukuran

Target G
Bidik pada permukaan tanah

Simpan dan catat ketinggian

Target K

Bidik (tinggi puncak menara)

Simpan dan catat ketinggian puncak


menara
Hasil

b. Penentuan jarak dan luas


perhitungan baseline
Alat dan bahan

Disiapkan

Alat
Datarkan dan dihidupkan di tempat (target
dapat terlihat dengan jelas
Masuk ke Program MLM

Prisma
Dirikan dititik A dan bidik target A

Jarak
Diukur dari I – A, kemudian simpan

Prisma

Dirikan dititik B dan bidik target B


Jarak
Diukur dari I – B, kemudian simpan

Jarak datar (HD) A_B, Beda


tinggi (VD)

Tampil di layar

Jarak miring (SD) A_B

Ditampilkan

Prisma
Dirikan dititik C dan bidik target C

Jarak
Diukur dari I – C, kemudian simpan

Jarak datar (HD) A-C, Beda


tinggi (VD) A – C

Tampil di layar

Jarak miring (SD) A – C

Ditampilkan

Hasil

Tahapan perhitungan luas

Alat

Datarkan dan dihidupkan di tempat (target


dapat terlihat dengan jelas

Masuk ke Program area

Prisma

Dirikan dititik A pertama kemudian


bidik dan ukur titik pertama

Prisma
Dirikan dititik kedua B kemudian
bidik dan ukur titik kedua (seterusnya
sampai semua titik terukur berurutan)

Besaran luas

Pada titik terakhir akan ditampilkan

Hasil

Diagram alir pengukuran

Alat dan bahan


Disiapkan

Pesawat
Dipasang
Diatur tegak lurusnya dengan tanda X
dengan melihat optical plum
Nivo
Diatur menggunakan skrup ABC

Pesawat

Diatur skrup horizontal dan vertical


dan dikunci agar tidak bergerak saat
dilakukan penembakan
Diatur dan diarahkan penembakan ke
tempat yang diinginkan

Display

Diatur

Penembakan

Dilakukan

Hasil
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, dkk. 2018. Analisis Perbandingan Koreksi Data Pengukuran Edm (Electronic AAA
Distance Measurement) Guna Monitoring Metode Episodik Deformasi Gunung Merapi.
AAA Semarang : UNDIP.
Deakin, 2016. EDM : Notes on Electronics Distance Measurement. Sydney : VIC Australia.
Jimmy, 2016. Visualisasi Peta Kontur Dalam Sudut Pandang Tiga Dimensi. Surabaya : UBAYA.

Ningsih, Arintia Eka. 2014. Kajian Pengukuran Dan Pemetaan Bidang Tanah Metode DGPS AAA
Post Processing Dengan Menggunakan Receiver Trimble Geoxt 3000 Series. Semarang :
AAA UNDIP.
Purwaamijaya, 2015. Teknik Survey dan Pemetaan. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan.
Purwaamijaya, 2018. Pemetaan Topografi Penarikan Garis Kontur, Kartografi dan Perhitungan
Volume. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Slamet, C. 2015. Surveying Pengukuran dengan Total Station. Tangerang : Universitas
Pembangunan Jaya.
Wardhana, 2015. Pembaruan Peta dan SIG Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Semarang : UNNES.

Anda mungkin juga menyukai