Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

SURVEI TERISTRIS 3

Disusun Oleh:
Kelompok 3A
Anggota:

1. Anisya Apriliyanti Putri 17/410198/TK/45555


2. Mega Andina 17/413609/TK/46049
3. M. Naufal Jaladika 17/413612/TK/46052
4. Rafif Fadhil 17/410220/TK/45577
5. Yeni Ikawati 17/410228/TK/45585

DEPARTERMEN TEKNIK GEODESI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018

1
DAFTAR ISI

BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................................................... 3


1. Mata Acara Praktikum ................................................................................................................ 3
2. Tujuan Praktikum........................................................................................................................ 3
3. Waktu dan Tempat ...................................................................................................................... 3
4. Landasan Teori............................................................................................................................ 3
4.1) Alat Pengumpul Data Teristrik Otomatik (Totalstation) ......................................................... 3
4.2) Azimuth adalah besaran sudut yang diukur dari arah utara searah jarum jam dari ................. 5
4.3) Kerangka Kontrol Horizontal .................................................................................................. 5
4.4) Kerangka Kontrol Vertikal ...................................................................................................... 5
4.5) Pengambilan Titik Detil ........................................................................................................... 6
BAB II : LANGKAH KERJA .............................................................................................................. 7
Membuat JOB dan Penentuan Azimuth Awal 1-2 .............................................................................. 7
Pengukuran KKV dengan Waterpas digital ........................................................................................ 7
Pengukuran Detil dengan Total Station ............................................................................................. 9
Pengukuran KKH dengan Total Station........................................................................................... 10
Menginput seluruh data ke dalam surpac .......................................................................................... 10
Layouting Peta (Menggunakan Software ArcGis) ............................................................................ 14
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................................... 19
a. Perhitungan jarak dan sudut ...................................................................................................... 19
b. Perhitungan Azimuth ................................................................................................................ 19
c. Perhitungan koordinat titik poligon .......................................................................................... 21
d. Perhitungan tinggi (z) ................................................................................................................ 22
e. Titik detil................................................................................................................................... 22
f. Hasil Peta .................................................................................................................................. 23
BAB IV : KESIMPULAN .................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 25
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 26

2
BAB I: PENDAHULUAN

1. Mata Acara Praktikum

Praktikum Survei Teristris 3 adalah Pemetaan Digital, yang dimaksudkan


Pemetaan Digital adalah proses pembuatan peta, yaitu menjadikan permukaan bumi
yang lengkung dan berelief menjadi datar dengan skala tertentu dengan bantuan
komputer. Dalam praktek pengukurannya, menggunakan Alat Digital seperti Total
Station, Waterpass Digital, serta Rambu Barcode. Pengolahan datanya juga
menggunakan Software Aplikasi berbasis CAD.
2. Tujuan Praktikum
 Mahasiswa dapat mengoperasikan Total Station
 Mahasiswa dapat mengoperasikan Waterpass Digital
 Mahasiswa dapat menghasilkan Peta Digital

3. Waktu dan Tempat


12 September 2018 – 6 Desember 2018 di Laboratorium Teknik Pantai –
Departermen Teknik Sipil dan Lingkungan UGM.

4. Landasan Teori
Pemetaan Digital yaitu Ilmu merancang, mengumpulkan, meproses,
menampilkan dan menyimpan informasi spasial dengan bantuan komputer (secara
digital). Tahapannya berupa pengumpulan data teristrik menggunakan Alat Modern
sehingga proses pemetaan lebih cepat, pemrosesan data menggunakan program aplikasi
sehingga pembuatan peta lebih murah dan mudah diupdate, penyajian berupa peta
digital, dan penyimpanan di komputer sehingga lebih praktis.

4.1) Alat Pengumpul Data Teristrik Otomatik (Totalstation)


Merupakan pengembangan dari teodolit dan EDM yaitu gabungan alat ukur
sudut digital dan alat ukur jarak elektronik. Sistem pembagian skala piringan horisontal
dan vertikal pada alat pengukur sudut.
Keunggulan:
a. dapat merekam data ukuran secara otomatis
b. Memiliki ketelitian yang baik (2”-5”, 3-5 mm  3-5ppm.
c. Memiliki modul-modul pengukuran khusus seperti koordinat, stake out, remote
elevasi,missing line, perhitungan area, offset sudut, offset jarak, offset bidang, offset
kolom.
Terdiri atas bagian-bagian:
1. Unit pengukur sudut eletronik

3
METODE INCREMENTAL

Konsep dasar: gelas berbentuk lingkaran dengan diameter, 70 – 100 mm, digaris
secara radial pada interval yang sama  Gelas disinari oleh suatu diode. Sebuah
photo diode yang memiliki celah sama dengan lebar graduasi membentuk tanda
sebagai indek  jika alidade instrumen diputar, lingkaran gelas bergerak relatif
terhadap diode  Sinyal intensitas cahaya yg dipancarkan mendekati kurve
sinusiode  Diode mengkonversi sinyal elektrik menjadi sinyal square wave.
Jumlah periode sinyal dihitung kemudian ditampilkan pada layar display dalam
bentuk derajat, menit, detik.

2. Unit pengukur jarak elektronik

t: waktu tempuh gelombang


c: cepat rambat gelombang pada medium
3. Unit pengontrol
Totalstation memiliki on-board microprocessor berfungsi memonitor instrumen
seperti misalnya : kedataran instrumen, status battery, kekuatan sinyal yang kembali
ke instrument, koreksi data terukur pada kondisi pertama. Microprocessor juga
befungsi mengontrol: Acquisition data sudut & jarak, menghitung jarak horizontal,
menghitung jarak vertical, menghitung koordinat, kesalahan penutup dan seterunya
tergantung pada jenis program yang di upload.
4. Unit penyimpan data
Totalstation dirancang untuk dapat menyimpan data di dalam data collector
sehingga dapat di donw load ke komputer melalui port RS 232 atau USB. Software
untuk download biasanya disuplay oleh pabrik. Diperlukan program software lain
untuk mentraslate raw data ke dalam format data yang kompatibel.

4
4.2) Azimuth adalah besaran sudut yang diukur dari arah utara searah jarum jam dari
sembarang meridian acuan yang besarnya berkisar antara 0º – 360º. Azimuth berfungsi
sebagai orientasi arah utara pada peta, sebagai kontrol pada pengukuran jaringan poligon
maupun dalam hitungan koordinat.

4.3) Kerangka Kontrol Horizontal


Kerangka dasar horizontal merupakan kumpulan titik-titik yang telah diketahui
atau ditentukan posisi horizontalnya berupa koordinat pada bidang datar (X,Y) dalam
sistem proyeksi tertentu. Bila dilakukan dengan cara teristris, pengadaan kerangka
horizontal bisa dilakukan menggunakan cara triangulasi, trilaterasi atau poligon.
Pemilihan cara dipengaruhi oleh bentuk medan lapangan dan ketelitian yang
dikehendaki. ( Purworhardjo, 1986 ).
Metode poligon adalah metode penentuan posisi lebih dari satu titik dipermukaan
bumi, yang terletak memanjang sehingga membentuk segi banyak
(Wongsotjitro,1977). Unsur-unsur yang diukur adalah unsur sudut dan jarak, jika
koordinat awal diketahui, maka titik-titik yang lain pada poligon tersebut dapat
ditentukan koordinatnya. Metode Poligon Tertutup adalah poligon dengan titik awal
sama dengan titik akhir, jadi dimulai dan diakhiri dengan titik yang sama.
Jika pada proses perhitungan poligon tertutup koordinat akhir sama dengan koordinat
awal maka perhitungan tersebut dianggap benar, sebaliknya jika koordinat akhir tidak
sama dengan koordinat awal maka perhitungan tersebut dinyatakan salah karena titik
awal dan titik akhir poligon tertutup adalah sama atau kembali ketitik semula. Salah
penutup sudut untuk poligon tertutup atau poligon terikat sempurna adalah : 10
√ n”. Pengukuran jarak dilakukan minimal 2 (dua) kali dengan perbedaan maksimum
adalah 1 cm. Salah penutup Jarak untuk Pengukuran dengan TS ini adalah lebih kecil
dari 1 : 10.000

4.4) Kerangka Kontrol Vertikal


Kerangka vertikal digunakan dalam suatu pengukuran untuk menentukan beda

5
tinggi dan ketinggian suatu tempat/titik. ( Purworaharjo, 1986 ). Syarat utama dari
penyipat datar adalah garis bidik penyipat datar, yaitu garis yang melalui titik potong
benang silang dan berhimpit dengan sumbu optis teropong dan harus datar.
Syarat pengaturannya adalah :
 Mengatur sumbu I menjadi vertical
 Mengatur benang silang mendatar tegak lurus sumbu I
 Mengatur garis bidik sejajar dengan arah nivoa

4.5) Pengambilan Titik Detil


Metode yang digunakan untuk pengukuran detil situasi adalah metode
tachimetry. Metode tachimetry banyak digunakan untuk memetakan daerah yang luas
dan detil-detil yang bentuknya tidak beraturan yang diikatkan pada titik kontrol yang
telah diketahui koordinatnya lewat
pengukuran titik-titik kerangka.
Proses kerjanya adalah sebagai
berikut:

6
BAB II : LANGKAH KERJA

Membuat JOB dan Penentuan Azimuth Awal 1-2

1. Dirikan statif di atas titik BM 1 (sudah diketahui koordinatnya)


2. Pasang TS di atas statif kemudian putar sekrup pengunci pada statif
3. Angkat dan gerakkan 2 kaki statif sambil melihat titik patok melalui centering optik
sampai benang centering mendekati titik patok
4. Apabila benang centering sudah mendekati titik patok, tancapkan kembali 2 kaki
statif yang diangkat tadi
5. Atur nivo tabung dengan cara menaik-turunkan kaki statif
6. Setelah nivo tabung tepat ditengah, atur nivo kotak dengan memutar 3 sekrup
7. A,B,C secara secara searah dan bersamaan sampai gelembung udara nivo kotak
tepat di tengah lingkaran
8. Kemudian, cek kembali apakah benang centering optik masih tepat berada di atas
titik patok. Apabila tidak tepat lagi, longgarkan sekrup pengunci theodolit dan
gerakkan TS secara perlahan sambil melihat pada centering optik sampai benang
centering optik benar-benar tepat berada di atas titik patok. Bila sudah tepat
kencangkan kembali sekrup pengunci TS
9. Jika sudah, hidupkan TS dengan menekan tombol PWR/ON
10. Tekan tombol menu untuk menampilkan menu utama
11. Membuat Job baru dengan menekan tombol 1 untuk memilih menu Job Manager
12. Gerakkan kursor untuk memilih job yang akan digunakan atau pilih Create untuk
JOB baru.

13. Prisma Reflector diletakkan di titik yang sudah diketahui koordinatnya, misal X dan
Prisma Reflector satu lagi diletakkan di titik BM 2. Dari stasiun di titik BM 1
tembak ke X dalam kondisi biasa kemudian bawa ke titik BM 2 dan tembak prisma
reflector. Ubah TS ke kondisi luar biasa, tembak kembali titik BM 2 kemudian titik
X. Lakukan ulangi sekali lagi (2 seri rangkap).
14. Dari langkah 13 didapatkan sudut X-2, kemudia sudut tersebut ditambahkan dengan
azimuth 1-X yang didapat dari hitungan koordinat karena koordinatnya sama-sama
sudah diketahui. Maka, didapatlah Azimuth awal untuk BM 1-2.

Pengukuran KKV dengan Waterpas digital

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pengukuran yaitu
waterpass digital, rambu digital (barcode), statif, dan rol meter

7
2. Untuk mengukur beda tinggi dari poligon pertama ke poligon kedua dan poligon
selanjutnya yaitu mendirikan sipat datar di slag antara poligon (poligon pertama
dengan poligon kedua, poligon kedua dengan poligon ketiga, dan seterusnya)
3. Membuat slag dalam jumlah genap agar kesalahan indeks vertikal nya 0 dan
pengukuran dilakukan dalam hari yang sama (di setiap poligon). Jarak setiap slag
pulang dan pergi harus sama
4. Syarat-syarat mendirikan sipat datar yaitu terdapat syarat dinamis dan syarat statis.
 Syarat dinamisnya
- sumbu I vertikal
 Syarat Statisnya yaitu garis bidik
- Garis bidik teropong tegak lurus dengan garis arah nivo
- Garis arah nivo tegak lurus sumbu I (sumbu vertikal)
- Benang silang mendatar diafragma tegak lurus sumbu I
5. Setelah sipat datar berhasil berdiri dengan baik di slag antar poligon, maka langkah
selanjutnya yaitu meletakkan rambu ukur di poligon pertama dan titik bantu
pertama
6. Menembak rambu digital yang ada di poligon pertama dan rambu digital yang ada
di titik bantu. Pengukuran jarak antar titik kontrol yang relatif jauh dapat dilakukan
pengukuran berantai (differential levelling)
7. Pada saat pembacaan rambu, digunakan metode pulang pergi, yaitu setelah
mengukur beda tinggi AB (Poligon pertama ke titik bantu pertama), maka rambu A
dipindahkan ke titik C untuk mengukur beda tinggi BC sehingga akan didapatkan
beda tinggi BC (titik bantu pertama ke titik bantu kedua)
8. Pengukuran dilakukan secara pergi dan pulang, setelah itu menghitung TOR antara
jarak pulang pergi yaitu < 2%. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan
pembacaan rambu yang diakibatkan skala nol pada rambu yang dikeluarkan oleh
pabrik tidak berada pada skala nol sebenarnya

9. Pada pengukuran KKV ini, waterpas yang digunakan adalah waterpas digital
sehingga nilai batas tengah rambu dan nilai jarak ukuran sudah langsung dapat
diketahui

8
Pengukuran Detil dengan Total Station

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pengukuran


yaitu total station, statif, rol meter, prisma pol, dan prisma standar
2. Pada pengukuran detil, langkah yang dilakukan yaitu menggambar sketsa detil
untuk memudahkan proses pengukuran dan penggambaran peta
3. Metode yang digunakan untuk pengukuran detil situasi adalah metode tachimetry

4. Lalu meletakkan Total Station pada titik kerangka yang telah diukur
sebelumnya (titik poligon pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya). Sebagai
contoh meletakkan TS pada titik poligon pertama untuk mengukur spotheight,
dinding, jalan, tempat duduk, dan lain-lain
5. Membidik prisma yang ada di titik backsight tersebut melalui Total Station lalu
memposisikan pol yang telah terpasang prisma pada titik-titik detil situasi yang
akan dipetakan
6. Mengukur tinggi total station yang telah siap digunakan dan mengukur tinggi
titik backsight
7. Setelah itu, memasukkan nilai koordinat titik berdiri alat dan nilai koordinat
titik backsight
8. Membidik prisma pol dengan total station untuk mendapatkan bacaan sudut titik
detil yang telah diukur. Lalu mengusahakan untuk membidik setiap detil objek
yang diinginkan dari satu titik semaksimal mungkin
9. Kemudian merecord (rekam) titik-titik detil situasi yang telah dibidik, dan
menentukan id untuk tiap titik detil situasi tersebut. Pengkodean id titik yang
diukur secara umum dapat dibedakan menurut unsur titik, garis, dan luasan.
Contoh untuk id jalan menggunakan unsur garis dan untuk id persil
menggunakan usnur bidang atau luasan
10. Melakukan laangkah-langkah diatas untuk titik-titik detil situasi yang lain
11. Setelah pengukuran detil selesai, dilanjutkan dengan download hasil
pengukuran dari total sation ke software pengolah data lanjutan sampai dengan
pembentukan gambar digital

9
Pengukuran KKH dengan Total Station

1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pengukuran


yaitu total station, statif, rol meter, prisma reflektor
2. Pengukuran dilakukan dengan menempatkan salah satu reflektor ditempatkan
di titik poligon yang ada di sebelah kiri alat , lalu total station diletakkan pada
titik kerangka dasar dan reflektor yang satunya lagi diletakkan pada titik poligon
yang ada di sebelah kanan total station
3. Koordinat titik awal sudah diketahui karena menggunakan titik BM yang telah
fixed koordinatnya
4. Lalu untuk selanjutnya, menentukan koordinat kedua untuk poligon dua dapat
dilakukan dengan penentuan azimuth awal
5. Lalu pengukuran dilanjutkan dengan pengukuran sudut biasa dan luar biasa
pada masing-masing poligon
6. Dalam keadaan teropong biasa (face right), total station dibidikkan ke reflektor
belakang dan didapat bacaan sudut dan jarak. Pembidikan diulangi sampai
didapatkan dua bacaan sudut
7. Lalu total station tetap berada pada posisi biasa (face right). Kemudian total
station dibidikkan ke reflektor muka sampai mendapatkan dua bacaan sudut
8. Selanjutnya total station diputar pada posisi luar biasa (face left). Kemudian
total station dibidikkan ke reflektor muka sampai mendapatkan dua bacaan
sudut
9. Kemudian total station tetap berada pada posisi luar biasa (face left). Kemudian
total station dibidikkn ke reflektor belakang sampai mndapatkan dua bacaan
sudut
10. Setelah itu, semua data yang didapatkan diproses dengan tabel bowdith agar
mendapatkan koreksi sudut dan koreksi jarak

Menginput seluruh data ke dalam surpac

1. Membuka software surpac yang telah diinstal

2. Untuk memudahkan proses import dan export, dapat dilakukan dengan


mengklik kanan pada folder tempat file data disimpan dan pilih set as
directory

10
3. Mengurutkan data sesuai dengan code, point id, x, y, z, dan string

4. Untuk mengimport seluruh data file dari bentuk .csv ke .str dengan
mengklik File  Import  Data from many files (string)  klik file data
yang akan diubah dari .csv ke .str  ID range : 6 (kolom string) 
menyimpan dan memberi nama file baru dlaam bentuk .str  character
separator yaitu ;  Apply

11
5. Lalu mengisi bagian string number, Y value, X value, dan Z value 
Apply

6. Mengecek isi dari Description field dan Text file field number  klik
Apply

7. Untuk menghapus garis yang tidak sesuai dengan apa yang ada di sketsa,

dapat dilakukan dengan klik lalu pilih garis yang akan dihapus

8. Hasil dari sketsa yang sudah benar

12
9. Untuk menampilkan menu yang lebih banyak lagi dapat dilakukan dengan
klik kanan di blank space  toolbar  edit  display and hide

10. Untuk meggabungkan titik dapat mengklik ikon dan untuk

menutup poligon dapat mengklik ikon

11. Untuk membuat kontur agar tidak menabrak bangunan atau objek lain yang
tidak boleh ditabrak kontur lainnya, klik Create  Points  Multiple
point by subdividing  distance type : Horizontal  Jarak antar point :
0.25m  Apply

12. Syarat lainnya agar kontur tidak menabrak bangunan atau objek lainnya
yaitu semua titik bangunan tingginya harus sama atau di rata-rata dengan

mengklik ikon lalu pilih titik yang akan disamakan ketinggiannya

13. Untuk membuat kontur dapat dilakukan dengan klik menu Surface 
DTM File Functions  Create DTM From String File  lalu akan
muncul notepad  Surface  Countouring  Countour DTM File 
Location

13
14. Setelah itu agar konturnya tidak kasar, maka harus di smooth terlebih
dahulu Surfaces  Counturing  Smooth string file  Number of lines
per segment : 3  Apply

15. Untuk menyimpan gambar yang sudah benar, dapat diubah bentuknya
menjadi .dxf

Layouting Peta (Menggunakan Software ArcGis)

1) Klik tools layout view


2) Klik Properties  Lalu pada kotak dialog Data Frame Prperties, Klik
Grid  Pilih New Grid dengan mengklik kanan mouse  Pilih Measure
Grid : devides map into a grid of map units dan Grid Name : Measure
Grid  Next

14
3) Lalu pada kotak dialog Create a measure grid, terdapat pilihan
Appeareance dan klik Tick marks and labels  X Axis : 2000 dan Y
Axis : 2000  Next

4) Lalu pada kotak dialog Axes and labels klik Next  Pada kotak dialog
Create a measure grid, klik Finish

5) Setelah itu akan muncul kotak dialog Data Frame Properties, klik
Apply lalu klik OK

15
6) Untuk membuat bentuk kotak tempat legenda dan keterangan pada
peta maka pada toolobox Drawing, pilih shape  Rectangle

7) Untuk menambahkan keterangan pada peta dapat dilakukan dengan


mengklik Insert pada toolbox  Legend …  Lalu pada kotak dialog
Legend Wizard, pilih bagianbagian legenda yang akan dipakai di peta
dan bagian-bagian yang tidak terpakai dapat dihapus dengan klik
tanda kiri pada kotak dialog Setelah itu klik Next

8) Setelah itu klik Next pada kotak dialog Legend Wizard yang berisi
Legend Frame  Klik Next pada Legend Items  Klik Finish pada
kotak dialog Spacing between

16
9) Untuk menyisipkan arah utara di peta dapat dilakukan dengan klik
Insert  North Arrow  Pilih gambar

10) Untuk menulis judul peta atau keterangan lainya dalam bentuk
kalimat dapat dilakukan dengan Pilih toolbox drawing dan pilih menu
yang memiliki lambang “A”  Pilih Rectagle Text  Klik bentuk
kotak lalu mulai menuliskan kalimat yang diinginkan dan dapat diatur
ukuran tulisannya serta bentuk tulisannya  Klik OK

11) Ketika akan menyisipkan gambar, dapat dilakukan dengan klik Insert
 Pilih Picture  Pilih gambar yang akan disisipkan  Open

17
12) Untuk menambahkan skala, baik skala bar atau skala angka dapat
dilakukan dengan klik Insert  Scale Bar untuk membuat skala bar
atau Scale Text untuk membuat skala angka  OK

18
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Perhitungan jarak dan sudut


Data-data perhitungan jarak dan sudut yang didapatkan pada praktikum ini
menggunakan meotde pengukuran jarak langsung menggunakan alat total station Nikon
DTM-352.
Hasil pengukuran jarak dan sudut :

Poligon Sudut Jarak Jumlah sudut seharusnya (secara geometris)


1(BM11) 110.698 memenuhi persamaan :
68.94
β0 = ( n - 2 ) * 180º
2 146.9153
104.2 = ( 7 - 2 ) * 180º
3 130.5122 = 900º
75.94
Sedangkan jumlah sudut horizontal hasil
4 61.57369
88.01 pengukuran (β) adalah 899.9938°. Jadi besar
5 249.8514
kesalahan sudut dalam horisontalnya :
25.59
6 114.2374 f(β) = β- β0
105.34 = 899.9938° - 900º
7 86.20583
= -0.00536 º = -19.2857 “
95.4
Kesalahan sudut sebesar 19” masih termasuk dalam
toleransi sudut sebesar 10k√𝑛 = 21” sehingga data pengukuran sudut dapat diterima.
Besar koreksi untuk tiap sudutnya adalah :
𝒇(𝜷)
kβ =
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒕𝒊𝒕𝒊𝒌 (𝒏)
(− 𝟏𝟗.𝟐𝟖𝟕𝟓")
=
𝟕
= 3,21429”
= 0,00089º
Sehingga sudut horizontal setelah koreksi menjadi :
βn’ = βn - kβ

b. Perhitungan Azimuth
Untuk menghitung sudut azimuth tiap-tiap titik poligon, diperlukan sebuah azimuth
awal. Pada pengukuran ini, sudut azimuth awal dicari dengan bantuan titik BM yang
sudah diketahui koordinatnya.

19
x y Azimuth titik BM10-BM11 dapat
BM10 431000.174 9141600.268 diketahui dari rumus atan α , dengan
BM11 430973.306 9141530.71 𝑥2−𝑥1
tan α = 𝑦2−𝑦1

Tan 0.386267575 Setelah itu dilakukan pengukuran sudut


Atan 21.11992998 dalam BM10BM11P2.

Sehingga, didapat azimuth awal P1-P2


BM10- 249°7’50”
= azimuth BM10-BM11 + sudut dalam
BM11(P1)- P2 249.1305556

Azimut Awal 270.2504855

Formula yang digunakan untuk menghitung azimuth selanjutnya adalah :

α12 + 180° - βn , begitu juga seterusnya.

 Azimuth P2-P3 (α2-3)  Azimuth P5-P6 (α5-6)


α2-3 = α1-2 - β2’+ 180º α5-6 = α4-5 - β5’+ 180º
= 270.2505° + 180° - = 111.2466° + 180° -
146.9162° 249.8523°
= 303.3343° = 41.39433°

 Azimuth P3-P4 (α3-4)  Azimuth P6-P7 (α6-7)


α3-4 = α2-3 - β3’+ 180º α6-7 = α5-6 - β6’+ 180º
= 303.3343° + 180° - = 41.39433° + 180° -
130.5131° 114.2383°
= 352.8212° = 107.1561°

 Azimuth P4-P5 (α4-5)  Azimuth P7-P1 (α7-1)


α4-5 = α3-4 - β4’+ 180º α7-1 = α6-7 - β7’+ 180º
= 352.8212° + 180° - = 107.1561° + 180° -
61.57459° - 360° 86.20673°
= 111.2466° = 200.9494°

Dengan menggunakan rumus yang sama, dilakukan perhitungan kembali azimuth


P1-P2, maka :
α1-2 = α7-1 - β1’+ 180º
= 200.9494° + 180° - 110.6989°

20
= 270.2505°
Terlihat bahwa azimuth P1-P2 yang diperoleh dari perhitungan kembali menggunakan
rumus diatas menghasilkan nilai yang sama dengan azimuth awal yang digunakan
sebagai dasar penentuan azimuth tiap titik poligon, sehingga mengindikasikan bahwa
koreksi kesalahan sudut telah dilakukan dengan benar.

c. Perhitungan koordinat titik poligon


P1(BM11) sudah diketahui koordinatnya dan dijadikan sebagai titik ikat bagi titik-titik
poligon lainnya.
X1 = 430973.306
Y1 = 9141530.71

Koordinat dari titik-titik poligon lainnya menggunakan rumus :


Xn = Xn-1 + dn-1 * sin αn-1 + koreksi xn-1
Yn = Yn-1 + dn-1 * cos αn-1 + koreksi yn-1

Dengan :

𝐝𝐧
koreksi xn = fxn =∑ 𝒅 𝐬𝐢𝐧 𝜶 𝒙 𝐟𝐱

fx = - ∑(𝒅 𝐬𝐢𝐧 𝜶)

𝐝𝐧
koreksi yn = fyn =∑ 𝒅 𝐜𝐨𝐬 𝜶 𝒙 𝐟𝐲

fy = - ∑(𝒅 𝐜𝐨𝐬 𝜶)

FL = 12788.03295

21
d. Perhitungan tinggi (z)

Kesalahan penutup beda tinggi ∑∆H Pergi = -0.0032m dan ∑∆H pulang = -0.0008m.
Besar koreksi untuk tiap titik adalah :
𝒅𝒏
𝒙 𝒌𝒐𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊
𝑫𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍

Selisih kesalahan penutup beda tinggi sebesar 4mm masih termasuk dalam toleransi
selisih ∑∆H Pulang dan Pergi sebesar 12mm√𝐷 = 9mm sehingga data pengukuran
sudut dapat diterima.
e. Titik detil
Hasil koordinat detil yang sudah didownload dari Total Station diolah menggunakan
software surpac.

22
Pembuatan kontur dilakukan setelah peta planimetris selesai.
Hasil Kontur :

Skala peta yang akan dibuat adalah 1:350 sehingga interval kontur mayor = 0.875m
sedangkan kontur minor = 0.175m.

f. Hasil Peta

Layouting peta dilakukan menggunakan software ArcGIS.

23
BAB IV : KESIMPULAN

Poligon digunakan sebagai kerangka peta yang kemudian digunakan untuk


mencari koordinat-koordinat detil. Koordinat titik tersebut dapat dihitung dengan
memasukan data yang merupakan hasil dari pengukuran sudut dan jarak.

Dari data hasil pengukuran KKH, didapat kesalahan linear sebesar 12788.03295
serta kesalahan sudut sebesar 19” yang masih termasuk dalam toleransi sudut sebesar
10k√𝑛 = 21” sehingga data pengukuran sudut dapat diterima.

Dari data hasil pengukuran KKV, diperoleh selisih kesalahan penutup beda
tinggi sebesar 4mm yeng masih termasuk dalam toleransi selisih ∑∆H Pulang dan Pergi
sebesar 12mm√𝐷 = 9mm sehingga data pengukuran sudut dapat diterima.

Untuk mendapatkan peta yang baik dan layak digunakan, alat harus dalam
kondisi yang baik. Sebaiknya dilakukan pengecekkan alat terlebih dahulu sebelum
melakukan pengukuran. Sketsa lokasi juga penting dalam melakukan pengukuran detil
agar saat proses plotting data, tidak ada data yang rancu.

24
DAFTAR PUSTAKA

Ghilani, Charles D. dan Wolf, Paul R., 2006, Adjustment Computations Spatial Data Analysis,
fourth edition, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey-US.

Kavanagh, Barry F., dan Mastin, Tom B., 2014, Surveying: principles and applications, nineth
edition, Pearson, Inc., New Jersey-US.

Schofield, W. dan Breach, M., 2007, Engineering Surveying, sixth edition, Butterworth-
Heinemann, Elsevier Ltd., Oxford-UK.

Leica Geosystems, 2008, Leica TPS800 Series User Manual, Version 4.0 English, Leica
Geosystems AG, Heerbrugg-Switzerland.
Trimble Navigation, 2010, Trimble M3 DR Series Total Station, Version 1.00 Revision B,
Nikon-Trimble Co. Ltd., Ohio-US.

Trimble Navigation, 2009, Total Station DTM-322 Instruction Manual, Version A 1.0.0 Part
Number C232E, Nikon-Trimble Co., Ltd., Ohio-US.

Sokkia Corporation, 2003, SET6ES Electronic Total Station Operator’s Manual, Sokkia
Corporation Ltd., Overland Park, Kansas-US.

Parseno, 2018. Penggunaan Total Station. Departermen Teknik Geodesi. Universitas Gadjah
Mada.

Kuniawan, Yasep. 2016. Pemetaan Digital. Makalah Pemetaan Digital. Jurusan Teknik
Geodesi. Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan. Institut Teknologi Padang.

25
LAMPIRAN

26

Anda mungkin juga menyukai