SURVEI TERISTRIS 3
Disusun Oleh:
Kelompok 3A
Anggota:
1
DAFTAR ISI
2
BAB I: PENDAHULUAN
4. Landasan Teori
Pemetaan Digital yaitu Ilmu merancang, mengumpulkan, meproses,
menampilkan dan menyimpan informasi spasial dengan bantuan komputer (secara
digital). Tahapannya berupa pengumpulan data teristrik menggunakan Alat Modern
sehingga proses pemetaan lebih cepat, pemrosesan data menggunakan program aplikasi
sehingga pembuatan peta lebih murah dan mudah diupdate, penyajian berupa peta
digital, dan penyimpanan di komputer sehingga lebih praktis.
3
METODE INCREMENTAL
Konsep dasar: gelas berbentuk lingkaran dengan diameter, 70 – 100 mm, digaris
secara radial pada interval yang sama Gelas disinari oleh suatu diode. Sebuah
photo diode yang memiliki celah sama dengan lebar graduasi membentuk tanda
sebagai indek jika alidade instrumen diputar, lingkaran gelas bergerak relatif
terhadap diode Sinyal intensitas cahaya yg dipancarkan mendekati kurve
sinusiode Diode mengkonversi sinyal elektrik menjadi sinyal square wave.
Jumlah periode sinyal dihitung kemudian ditampilkan pada layar display dalam
bentuk derajat, menit, detik.
4
4.2) Azimuth adalah besaran sudut yang diukur dari arah utara searah jarum jam dari
sembarang meridian acuan yang besarnya berkisar antara 0º – 360º. Azimuth berfungsi
sebagai orientasi arah utara pada peta, sebagai kontrol pada pengukuran jaringan poligon
maupun dalam hitungan koordinat.
5
tinggi dan ketinggian suatu tempat/titik. ( Purworaharjo, 1986 ). Syarat utama dari
penyipat datar adalah garis bidik penyipat datar, yaitu garis yang melalui titik potong
benang silang dan berhimpit dengan sumbu optis teropong dan harus datar.
Syarat pengaturannya adalah :
Mengatur sumbu I menjadi vertical
Mengatur benang silang mendatar tegak lurus sumbu I
Mengatur garis bidik sejajar dengan arah nivoa
6
BAB II : LANGKAH KERJA
13. Prisma Reflector diletakkan di titik yang sudah diketahui koordinatnya, misal X dan
Prisma Reflector satu lagi diletakkan di titik BM 2. Dari stasiun di titik BM 1
tembak ke X dalam kondisi biasa kemudian bawa ke titik BM 2 dan tembak prisma
reflector. Ubah TS ke kondisi luar biasa, tembak kembali titik BM 2 kemudian titik
X. Lakukan ulangi sekali lagi (2 seri rangkap).
14. Dari langkah 13 didapatkan sudut X-2, kemudia sudut tersebut ditambahkan dengan
azimuth 1-X yang didapat dari hitungan koordinat karena koordinatnya sama-sama
sudah diketahui. Maka, didapatlah Azimuth awal untuk BM 1-2.
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk melakukan pengukuran yaitu
waterpass digital, rambu digital (barcode), statif, dan rol meter
7
2. Untuk mengukur beda tinggi dari poligon pertama ke poligon kedua dan poligon
selanjutnya yaitu mendirikan sipat datar di slag antara poligon (poligon pertama
dengan poligon kedua, poligon kedua dengan poligon ketiga, dan seterusnya)
3. Membuat slag dalam jumlah genap agar kesalahan indeks vertikal nya 0 dan
pengukuran dilakukan dalam hari yang sama (di setiap poligon). Jarak setiap slag
pulang dan pergi harus sama
4. Syarat-syarat mendirikan sipat datar yaitu terdapat syarat dinamis dan syarat statis.
Syarat dinamisnya
- sumbu I vertikal
Syarat Statisnya yaitu garis bidik
- Garis bidik teropong tegak lurus dengan garis arah nivo
- Garis arah nivo tegak lurus sumbu I (sumbu vertikal)
- Benang silang mendatar diafragma tegak lurus sumbu I
5. Setelah sipat datar berhasil berdiri dengan baik di slag antar poligon, maka langkah
selanjutnya yaitu meletakkan rambu ukur di poligon pertama dan titik bantu
pertama
6. Menembak rambu digital yang ada di poligon pertama dan rambu digital yang ada
di titik bantu. Pengukuran jarak antar titik kontrol yang relatif jauh dapat dilakukan
pengukuran berantai (differential levelling)
7. Pada saat pembacaan rambu, digunakan metode pulang pergi, yaitu setelah
mengukur beda tinggi AB (Poligon pertama ke titik bantu pertama), maka rambu A
dipindahkan ke titik C untuk mengukur beda tinggi BC sehingga akan didapatkan
beda tinggi BC (titik bantu pertama ke titik bantu kedua)
8. Pengukuran dilakukan secara pergi dan pulang, setelah itu menghitung TOR antara
jarak pulang pergi yaitu < 2%. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kesalahan
pembacaan rambu yang diakibatkan skala nol pada rambu yang dikeluarkan oleh
pabrik tidak berada pada skala nol sebenarnya
9. Pada pengukuran KKV ini, waterpas yang digunakan adalah waterpas digital
sehingga nilai batas tengah rambu dan nilai jarak ukuran sudah langsung dapat
diketahui
8
Pengukuran Detil dengan Total Station
4. Lalu meletakkan Total Station pada titik kerangka yang telah diukur
sebelumnya (titik poligon pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya). Sebagai
contoh meletakkan TS pada titik poligon pertama untuk mengukur spotheight,
dinding, jalan, tempat duduk, dan lain-lain
5. Membidik prisma yang ada di titik backsight tersebut melalui Total Station lalu
memposisikan pol yang telah terpasang prisma pada titik-titik detil situasi yang
akan dipetakan
6. Mengukur tinggi total station yang telah siap digunakan dan mengukur tinggi
titik backsight
7. Setelah itu, memasukkan nilai koordinat titik berdiri alat dan nilai koordinat
titik backsight
8. Membidik prisma pol dengan total station untuk mendapatkan bacaan sudut titik
detil yang telah diukur. Lalu mengusahakan untuk membidik setiap detil objek
yang diinginkan dari satu titik semaksimal mungkin
9. Kemudian merecord (rekam) titik-titik detil situasi yang telah dibidik, dan
menentukan id untuk tiap titik detil situasi tersebut. Pengkodean id titik yang
diukur secara umum dapat dibedakan menurut unsur titik, garis, dan luasan.
Contoh untuk id jalan menggunakan unsur garis dan untuk id persil
menggunakan usnur bidang atau luasan
10. Melakukan laangkah-langkah diatas untuk titik-titik detil situasi yang lain
11. Setelah pengukuran detil selesai, dilanjutkan dengan download hasil
pengukuran dari total sation ke software pengolah data lanjutan sampai dengan
pembentukan gambar digital
9
Pengukuran KKH dengan Total Station
10
3. Mengurutkan data sesuai dengan code, point id, x, y, z, dan string
4. Untuk mengimport seluruh data file dari bentuk .csv ke .str dengan
mengklik File Import Data from many files (string) klik file data
yang akan diubah dari .csv ke .str ID range : 6 (kolom string)
menyimpan dan memberi nama file baru dlaam bentuk .str character
separator yaitu ; Apply
11
5. Lalu mengisi bagian string number, Y value, X value, dan Z value
Apply
6. Mengecek isi dari Description field dan Text file field number klik
Apply
7. Untuk menghapus garis yang tidak sesuai dengan apa yang ada di sketsa,
dapat dilakukan dengan klik lalu pilih garis yang akan dihapus
12
9. Untuk menampilkan menu yang lebih banyak lagi dapat dilakukan dengan
klik kanan di blank space toolbar edit display and hide
11. Untuk membuat kontur agar tidak menabrak bangunan atau objek lain yang
tidak boleh ditabrak kontur lainnya, klik Create Points Multiple
point by subdividing distance type : Horizontal Jarak antar point :
0.25m Apply
12. Syarat lainnya agar kontur tidak menabrak bangunan atau objek lainnya
yaitu semua titik bangunan tingginya harus sama atau di rata-rata dengan
13. Untuk membuat kontur dapat dilakukan dengan klik menu Surface
DTM File Functions Create DTM From String File lalu akan
muncul notepad Surface Countouring Countour DTM File
Location
13
14. Setelah itu agar konturnya tidak kasar, maka harus di smooth terlebih
dahulu Surfaces Counturing Smooth string file Number of lines
per segment : 3 Apply
15. Untuk menyimpan gambar yang sudah benar, dapat diubah bentuknya
menjadi .dxf
14
3) Lalu pada kotak dialog Create a measure grid, terdapat pilihan
Appeareance dan klik Tick marks and labels X Axis : 2000 dan Y
Axis : 2000 Next
4) Lalu pada kotak dialog Axes and labels klik Next Pada kotak dialog
Create a measure grid, klik Finish
5) Setelah itu akan muncul kotak dialog Data Frame Properties, klik
Apply lalu klik OK
15
6) Untuk membuat bentuk kotak tempat legenda dan keterangan pada
peta maka pada toolobox Drawing, pilih shape Rectangle
8) Setelah itu klik Next pada kotak dialog Legend Wizard yang berisi
Legend Frame Klik Next pada Legend Items Klik Finish pada
kotak dialog Spacing between
16
9) Untuk menyisipkan arah utara di peta dapat dilakukan dengan klik
Insert North Arrow Pilih gambar
10) Untuk menulis judul peta atau keterangan lainya dalam bentuk
kalimat dapat dilakukan dengan Pilih toolbox drawing dan pilih menu
yang memiliki lambang “A” Pilih Rectagle Text Klik bentuk
kotak lalu mulai menuliskan kalimat yang diinginkan dan dapat diatur
ukuran tulisannya serta bentuk tulisannya Klik OK
11) Ketika akan menyisipkan gambar, dapat dilakukan dengan klik Insert
Pilih Picture Pilih gambar yang akan disisipkan Open
17
12) Untuk menambahkan skala, baik skala bar atau skala angka dapat
dilakukan dengan klik Insert Scale Bar untuk membuat skala bar
atau Scale Text untuk membuat skala angka OK
18
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN
b. Perhitungan Azimuth
Untuk menghitung sudut azimuth tiap-tiap titik poligon, diperlukan sebuah azimuth
awal. Pada pengukuran ini, sudut azimuth awal dicari dengan bantuan titik BM yang
sudah diketahui koordinatnya.
19
x y Azimuth titik BM10-BM11 dapat
BM10 431000.174 9141600.268 diketahui dari rumus atan α , dengan
BM11 430973.306 9141530.71 𝑥2−𝑥1
tan α = 𝑦2−𝑦1
20
= 270.2505°
Terlihat bahwa azimuth P1-P2 yang diperoleh dari perhitungan kembali menggunakan
rumus diatas menghasilkan nilai yang sama dengan azimuth awal yang digunakan
sebagai dasar penentuan azimuth tiap titik poligon, sehingga mengindikasikan bahwa
koreksi kesalahan sudut telah dilakukan dengan benar.
Dengan :
𝐝𝐧
koreksi xn = fxn =∑ 𝒅 𝐬𝐢𝐧 𝜶 𝒙 𝐟𝐱
fx = - ∑(𝒅 𝐬𝐢𝐧 𝜶)
𝐝𝐧
koreksi yn = fyn =∑ 𝒅 𝐜𝐨𝐬 𝜶 𝒙 𝐟𝐲
fy = - ∑(𝒅 𝐜𝐨𝐬 𝜶)
FL = 12788.03295
21
d. Perhitungan tinggi (z)
Kesalahan penutup beda tinggi ∑∆H Pergi = -0.0032m dan ∑∆H pulang = -0.0008m.
Besar koreksi untuk tiap titik adalah :
𝒅𝒏
𝒙 𝒌𝒐𝒓𝒆𝒌𝒔𝒊
𝑫𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
Selisih kesalahan penutup beda tinggi sebesar 4mm masih termasuk dalam toleransi
selisih ∑∆H Pulang dan Pergi sebesar 12mm√𝐷 = 9mm sehingga data pengukuran
sudut dapat diterima.
e. Titik detil
Hasil koordinat detil yang sudah didownload dari Total Station diolah menggunakan
software surpac.
22
Pembuatan kontur dilakukan setelah peta planimetris selesai.
Hasil Kontur :
Skala peta yang akan dibuat adalah 1:350 sehingga interval kontur mayor = 0.875m
sedangkan kontur minor = 0.175m.
f. Hasil Peta
23
BAB IV : KESIMPULAN
Dari data hasil pengukuran KKH, didapat kesalahan linear sebesar 12788.03295
serta kesalahan sudut sebesar 19” yang masih termasuk dalam toleransi sudut sebesar
10k√𝑛 = 21” sehingga data pengukuran sudut dapat diterima.
Dari data hasil pengukuran KKV, diperoleh selisih kesalahan penutup beda
tinggi sebesar 4mm yeng masih termasuk dalam toleransi selisih ∑∆H Pulang dan Pergi
sebesar 12mm√𝐷 = 9mm sehingga data pengukuran sudut dapat diterima.
Untuk mendapatkan peta yang baik dan layak digunakan, alat harus dalam
kondisi yang baik. Sebaiknya dilakukan pengecekkan alat terlebih dahulu sebelum
melakukan pengukuran. Sketsa lokasi juga penting dalam melakukan pengukuran detil
agar saat proses plotting data, tidak ada data yang rancu.
24
DAFTAR PUSTAKA
Ghilani, Charles D. dan Wolf, Paul R., 2006, Adjustment Computations Spatial Data Analysis,
fourth edition, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey-US.
Kavanagh, Barry F., dan Mastin, Tom B., 2014, Surveying: principles and applications, nineth
edition, Pearson, Inc., New Jersey-US.
Schofield, W. dan Breach, M., 2007, Engineering Surveying, sixth edition, Butterworth-
Heinemann, Elsevier Ltd., Oxford-UK.
Leica Geosystems, 2008, Leica TPS800 Series User Manual, Version 4.0 English, Leica
Geosystems AG, Heerbrugg-Switzerland.
Trimble Navigation, 2010, Trimble M3 DR Series Total Station, Version 1.00 Revision B,
Nikon-Trimble Co. Ltd., Ohio-US.
Trimble Navigation, 2009, Total Station DTM-322 Instruction Manual, Version A 1.0.0 Part
Number C232E, Nikon-Trimble Co., Ltd., Ohio-US.
Sokkia Corporation, 2003, SET6ES Electronic Total Station Operator’s Manual, Sokkia
Corporation Ltd., Overland Park, Kansas-US.
Parseno, 2018. Penggunaan Total Station. Departermen Teknik Geodesi. Universitas Gadjah
Mada.
Kuniawan, Yasep. 2016. Pemetaan Digital. Makalah Pemetaan Digital. Jurusan Teknik
Geodesi. Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan. Institut Teknologi Padang.
25
LAMPIRAN
26