Anda di halaman 1dari 24

1

LAPORAN FINAL PROJECT


PEMETAAN DASAR
KELOMPOK IV

NAMA ANGGOTA KELOMPOK :

1. Tina Syintia 121230001


2. Meisya Putrioni 121230031
3. Muhammad Faris Rabbika 121230036
4. Muhammad Fahmi Akmal H. 121230090
5. Andri Nopriadi 121230136

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNLOGI INFRSTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2022
2

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................................................
1.3 Materi Pekerjaan.................................................................................................................
1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan...........................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................
LANDASAN TEORI....................................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
PELAKSANAAN.........................................................................................................................
3.1 Peralatan yang Digunakan..................................................................................................
3.2 Langakah-Langkah Pengukuran.........................................................................................
3.3 Perhitungan Data.................................................................................................................
3.4 Penggambaran Peta.............................................................................................................
BAB IV.......................................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................11
4.1 Pelaksanaan Praktikum.....................................................................................................12
4.2 Hasil Praktikum................................................................................................................13
4.3 Hambatan dan Cara Mengatasinya...................................................................................20
BAB V........................................................................................................................................21
PENUTUP...................................................................................................................................21
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................21
5.2 Saran.................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................22
LAMPIRAN................................................................................................................................23
3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemetaan dasar adalah ilmu ukur tanah yang berarti pengukuran tanah maupun unsur-
unsur yang ada di atas permukaan tanah. Pemetaan dasar berkaitan dengan pengukuran objek
dalam peta dan memetakan suatu daerah tertentu yang akan menjadi sebuah produk atau peta.
Peta adalah sebuah gambaran bentuk permukaan bumi yang dibuat pada bidang datar dengan
skala tertentu melalui system proyeksi. Untuk menghasilkan sebuah peta salah satu metode
dalam melakukan pengukuran yaitu menggunakan alat seperti kompas, drone, GNSS, teodolit,
dan waterpass. Dalam final projct yang telah dilakukan alat yang digunakan adalah
waterpass serta teodolit yang merupakan jenis alat optis.

1.2 Maksud dan Tujuan

a. Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi dan jarak dengan mengguunakan alat Teodolit
dan Waterpass.
b. Mahasiwa daapat mengukur menggunakan alat Teodolit dan Waterpass di lapangan.
c. Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi dan jarak.
d. Mahasiswa dapat mengolah data lapangan.

1.3 Materi Pekerjaan

Dalam materi pekerjaan terdapat peraturan atau syarat-syarat yang harus dipenuhi secara
detail dapat dibaca melalui buku panduan praktikum pemetaan dasar. Terdapat beberapa jenis
kesalahan yaitu kesalahan yang bersumber dari alat (kesalahan sistematis), kesalahan yang
bersumber dari alam (kesalahan acak), dan kesalahan yang bersumber dari manusia
(kesalahan kasar/blunder). Pada kesalahan sistematis masih dapat dieliminir (dihilangkan)
dengan metode pengukuran tertentu. Final project ini melaksanakan pengaturan/koreksi untuk
kesalahan yang bisa dikoreksi tanpa peralatan khusus.

1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi : Kampus Intitut Teknologi Sumatera (sekitar gerbang utama)


Waktu Pelaksanaa : 25 Oktober 2022 – 7 Desember 2022
4

BAB II

LANDASAN TEORI

Peta adalah sebuah gambaran bentuk permukaan bumi yang dibuat pada bidang datar
dengan skala tertentu melalui system proyeksi. Peta sendiri berisikan informasi-informasi yang
ada di bumi seperti skala, koordinat (posisi), legenda, orientasi arah, dll. Skala adalah
perbandingan ukuran di dalam peta dengan ukuran sebenarnya.
Peta sangat berkaitan erat dengan posisi. Posisi merupakan kedudukam suatu objek (titik,
garis, dan bidang) atau posisi relative terhadap objek lainnya. Posisi dapat diartikan sebagai
koordinat, lokasi, acuan, kedudukan, titik, garis, atau vector (arah dan nilai).
Dalam melakukan pengukuran yang akan menghasilkan data ukuran berupa sudut dan
jarak pasti akan mengalami kesalahan merambat. Dengan begitu terdapat teori kesalahan
dengan melakukan pengukuran berlebih. Jenis kesalahan terbagi menjadi tiga, yaitu kesalahan
sistematis, kesalahan acak (random), dan kesalahan kasar (blunder). Kesalahan sistematis
adalah kesalahan yang bersumber dari alat, kesalahan acak adalah kesalahan yang bersumber
dari alam, sedangkan kesalahan kasar adalah kesalahan yang bersumber dari manusia. Data
ukuran dalam Pemetaan Dasar yaitu sudut (horizontal dan vertikal), arah/azimuth, jarak
(horizontal, vertikal, dan miring), serta beda tinggi.
Dalam mebuat peta kita harus membuat kerangka dasar terlebih dahulu, dapat disebut
kerangka dasar jika bentuknya mudah disesuaikan dengan daerah yang akan dipetakan,
pengukurannya sederhana, peralatannya mudah didapat, dan perhitungannya mudah. Teknis
utama dalam pengukuran kerangka dasar yaitu berupa desain kerangka dasar, persiapan alat
ukur, pengecekan alat ukur, centring alat, penetuan titi ikat dan sudut azimuth awal,
pengukuran sudut dan jarak pada setiap titik dalam kerangka, pengecekan kualitas data ukuran,
dan pengolahan data kerangka.
5

BAB III

PELAKSANAAN

3.1 Peralatan yang Digunakan

a. Teodolit dengan No. Seri DT-004


b. Waterpass dengan No. Seri DT-002
c. Statif
d. Rambu Ukur
e. Pita Ukur
f. Meteran
g. Kompas
h. Alat Tulis
i. Paku
j. Payung
k. Patok

3.2 Langakah-Langkah Pengukuran

a. Merencanakan pengukuran dan membuat timeline final project.


b. Menentukan titik pada lokasi yang di tentukan dengan cara mematok/memberi tanda
pada titik-titik tertentu.
c. Pengecekan alat, yang bertujuan agar alat tersebut tidak dalam keadaan erorr/belum di
kalibrasi, yang berakibat pada kesalahan dalam pembacaan.
d. Mulai membaca titik, pada titik sebelumnya yang telah di tentukan, pembacaan titik
dengan cara pulang pergi secara 2 rangkap.
e. Berpindah alat pada setiap perpindahan titik.
f. Membuat sketsa lapangan, agar mengetahui titik yang telah di tentukan.
g. Praktikum selesai, membereskan alat yang telah di pakai, agar alat tidak kececeran atau
kehilangan.
h. Mengembalikan alat dan merapikan di lab.
6

3.3 Perhitungan Data

1. Sudut Horizontal

• Mencari Sudut Terukur Biasa


= Bacaan muka – Bacaan belakang
= 259,541 – 352,697 + 360
= 266,844

• Mencari Sudut Terukur Luar Biasa


= Bacaan muka – Bacaan belakang
= 79,5519 – 172,708 + 360
= 266,844

• Rata-Rata Sudut Terukur


= (Sudut terukur biasa 1 + Sudut terukur biasa2 + Sudut terukur
luar biasa 1 + Sudut terukur luar biasa 2)/4
= (266,844 + 266,844 + 266,844 + 266,844)/4
= 0,000

• Mencari TOR
Sudut Biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur biasa
= 266,844 - 266,844
= 0,000
Sudut Luar biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur luar biasa
= 266,844 - 266,844
= 0,000

• Mencari TOR”
Sudut Biasa = Sudut terukur biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
Sudut Luar Biasa = Sudut terukur luar biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25

2. Sudut Vertikal

• Mencari Sudut Terukur Biasa


= Bacaan muka – Bacaan belakang
= 90,0011 – 90,0014
= 0,000

• Mencari Sudut Terukur Luar Biasa


= Bacaan belakang – Bacaan muka
= 270,0014 – 270,0011
= 0,000
7

• Rata-Rata Sudut Terukur


= (Sudut terukur biasa 1+Sudut terukur biasa2+Sudut terukur luar
biasa 1+ Sudut terukur luar biasa 2)/4
= (0,000 + 0,000 + 0,000 + 0,000)/4
= 0,000

• Mencari TOR
Sudut Biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur biasa
= 0,000 - 0,000
= 0,000
Sudut Luar biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur luar biasa
= 0,000 - 0,000
= 0,000

• Mencari TOR”
Sudut Biasa = Sudut terukur biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
Sudut Luar Biasa = Sudut terukur luar biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25

3. KKH
• Mencari ∑fβ = (n+2) * 180
= (4+2) * 180
= 1080

• Mencari fβ = ∑β - (n+2) * 180


= 1079,895 – (4+2) * 180
= -0,1055

• Mencari ∑β = ∑ sudut terkoreksi


= 1079,895

• Mencari Koreksi = ∑fβ - ∑β


= 1080 - 1079,895
= 0.026

• Mencari Sudut Terkoreski = β + koreksi


= 266,844 + 0,026
= 266,870

• Mencari Azimuth P2 = Azimuth awal + Sudut Terkoreksi P2 – 180


= 259,541 + 266,870 - 180
= 346,412

• D Sin α P2 = D P2 * SIN 346,412


= 56,6 * SIN 346,412
= -13,2979
8

• D COS α P2 = D P2 * COS 346,412


= 56,6 * COS 346,412
= 55,0157

• Mencari Koreksi ∆X P2 = D / Ʃ D *∑f


= 56,6 / 223,025 * -0,8505
= -0,2159

• Mencari Koreksi ∆Y P2 = D / Ʃ D *∑f


= 56,6 / 223,025 * -0,1073
= -0,027

 ∆X Terkoreksi
= D SIN α P2 - Koreksi ∆X
= -13,2979 - (-0,2159)
= -13,082

 ∆Y Terkoreksi = D COS α P2 - Koreksi ∆Y


= 55,0157 - (-0,027)
= 55,043

 Koordinat X P2 = Koordinat X P1 + ∆X Terkoreksi


= 0 + (-13,082)
= -13,082

 Koordinat Y P2 = Koordinat Y P1 + ∆Y Terkoreksi


= 0 + 55,043
= 55,043

4. KKV

a. Bacaan Rambu
 Mencari ∆H Pulang
B.Tinggi = Bt p1-Bt p2
B.Tinggi = 1.529-0.256
B.Tinggi = 1.273

 Mencari ∆H Pergi
B.Tinggi = Bt p1-Bt p2
B.Tinggi = 1.398-0.225
B.Tinggi = 1.173

 Mencari Rata Rata Beda Tinggi

Rata-Rata =
9

Rata-Rata =
Rata-Rata =1.223

 Koreksi Beda Tinggi

Koreksi Beda Tinggi =

Koreksi Beda Tinggi =


Koreksi Beda Tinggi = 0.635625

 Beda tinggi terkoreksi


Beda tinggi terkoreksi = Beda tinggi rata rata - Koreksi
Beda tinggi terkoreksi =1.223 - 0.635
Beda tinggi terkoreksi =0.588

 Tinggi titik elevasi


Elevasi = Elevasi sebelunya + Beda tinggi Terkoreksi
Elevasi = 0 + 0.588
Elevasi = 0.588

3.4 Penggambaran Peta

Desain Kerangka Dasar


10

a. Sketsa Lapangan
11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengukuran adalah kegiatan membandingkan satuan yang dibutuhkan dengan


menggunakan alat bantu yaitu alat ukur, pengukuran ini merupakan penentuan besaran,
dimensi, atau juga kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau pun satuan ukur.
Pengukuran jarak dan sudut pada praktikum kali ini adalah menggunakan alat ukur
Theodolite dengan No. Seri DT-002. Teodolit merupakan alat untuk mengukur sudut, baik
sudut horizontal, sudut vertikal, maupun sudut miring.

Pada saat sekrup vertikal berada pada posisi menghadap seorang pengukur itu
dianggap keadaan biasa sedangkan pada saat posisi sekrup horizontal menghadap seorang
pengukur itu disebut posisi luar biasa. Adanya bacaan biasa dan luar biasa tersebut dapat
digunakan sebagai koreksi bacaan.

Dalam mengukur jarak optis, pengukuran dilakukan karena pada teropong memiliki
garis bidik (benang silang) dan benang stadia yang diarsir pada diafragma. Benang bidik atau
yang disebut benang silang adalah garis khayal yang menghubungkan titik silang benag
silang dengan sumbu optislensa obyektif teropong. Pengukuran jarak optis pada praktikum ini
dilakukan dengan cara menentukan BA, BB, BT, serta sudutnya secara rangkap I dan II.

Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan akhirnya menjadi satu. Poligon
tertutup ini hanya membutuhkan satu titik kontrol yang sudah diketahui koordinatnya yaitu
titik awal yang sekaligus digunakan sebagai titik akhir poligon, sudut jurusan sisi awal akan
sama dengan sudut jurusan akhirnya. Syarat Geomatri sudut adalah sebagai berikut :

Syarat sudut ukuran

∑β = (n-2). 180 – Fβ apabila sudut dalam (1)

∑β = (n+2). 180 – Fβ apabila sudut luar (2)

Pada bagian output memberikan gambaran tentang data yang dimasukkan ke dalam
rumus TOR, dapat menentukan tingkat akurasi yang dapat diterima atau tidak dapat diterima.
Dalam pengukuran, perhitungan TOR sangat penting untuk menentukan kualitas data yang
dihasilkan oleh proses pengukuran Menggunakan rumus TOR yang terbagi menjadi TOR
sudut dan TOR jarak, memberikan keakuratan data ukuran yang diperoleh dari lapangan.

Untuk mendapatkan nilai yang akurat harus dilakukan pemastian data pengukuran
praktikum di lapangan. Menggunakan rumus TOR, yang dalam ini terbagi menjadi TOR
12

Sudut dan TOR Jarak nantinya akan didapatkan ketelitian untuk data ukuran yang didapatkan
dari lapangan. Berikut rumus yang digunakan untuk mendapatkan data TOR pengukuran:

TOR Jarak = |Jarak Pergi−Jarak Pulang|

Jarak Rerata

TOR Sudut = |Sudut Terukur − Sudut Terukur Rata − Rata|

Dengan menggunakan rumus yang tertera di atas tersebut akan didapat data TOR
yang dari untuk melihat keakuratan pada saat melakukan pengukuran.

4.1 Pelaksanaan Praktikum

Waktu Pengerjaan Nama Kegiatan


1. Survey Pendahuluan
a. Survey Lapangan Dan Sketsa
25 Oktober 2022 (Minggu Ke 1) Lapangan
b. Desain Kerangka Pemetaan
c. Timeline Projects
2. Pengukuran Kerangka Dasar
2 Dan 9 November 2022 (Minggu Ke 2 a. KKH/KDH
dan 3) b.KKV/KDV

16 November 2022 (Minggu Ke 4) 3. Pengolahan Kerangka Dasar

4. Pengukuran Detil Dan Kerangka


23 November 2022 (Minggu Ke 5) 5. Pengolahan Dan Pemrosesan
30 November Dan 7 Desember 2022 6. Penyajian/Penggambaran Peta
(Minggu
Ke 6 Dan 7)

Timeline yang telah kami rencanakan sebelum melakukan pengukuran seperti pada tabel
di atas sangat tidak sesuai dengan waktu riil yang dikerjakan. Hal tersebut disebabkan
kesalahan pengukuran yang sering terjadi saat melakukan pengukuran sehingga pengolahan
data yang dilakukan tidak benar.
13

4.2 Hasil Praktikum

A. KKH

Banyak titik Kelompok

4 4

Ketilitian alat Lokasi

5 " Gerbang Utama ITERA

Arah pengukuran Alat ukur

DT 004
CW/CCW

1) Sudut Horizontal

2) Sudut Vertikal
14

3) Jarak

Bacaan
Bacaan
Kedudukan titik Target     Jarak   luar   Jarak
Biasa
ukuran Biasa ukuran
titik tinggi titik Ba Bt BB Ba Bt BB
P1 1,48 2,1 1,702 1,445 1,188 51,4 1,720 1,445 1,188 53,20
    4,1 1,728 1,445 1,162 56,6 1,703 1,446 1,189 51,40
    2,2 1,703 1,4455 1,188 51,5 1,728 1,445 1,162 56,60
    4,2 1,726 1,443 1,16 56,6 1,726 1,443 1,16 56,60
P2 1,58 1,1 1,800 1,544 1,288 51,2 1,855 1,545 1,289 56,60
    3,1 1,779 1,533 1,287 49,2 1,8 1,544 1,288 51,20
    1,2 1,847 1,548 1,249 59,8 1,849 1,659 1,249 60,00
    3,2 1,849 1,55 1,251 59,8 1,549 1,55 1,251 29,80
P3 1,49 2,1 1,792 1,494 1,196 59,6 1,749 1,449 1,187 56,20
    4,1 1,791 1,493 1,195 59,6 1,748 1,448 1,148 60,00
    2,2 1,705 1,445 1,185 52 1,71 1,45 1,19 52,00
    4,2 1,706 1,445 1,184 52,2 1,711 1,451 1,191 52,00
P4 1,47 3,1 1,892 1,612 1,332 56 1,902 1,612 1,332 57,00
    1,1 1,892 1,612 1,332 56 1,892 1,612 1,332 56,00
    3,2 1,33 1,076 0,822 50,8 1,33 1,076 0,822 50,80

    1,2 1,33 1,076 0,822 50,8 1,33 1,076 0,822 50,80

Kedudukan titik Target Jarak


Jarak Jarak jarak rerata rerata rata-
Luar TOR
titik tinggi titik Biasa pergi pulang pergi pulang rata
Biasa
  2,1 51,4 53,2 51,400 51,200
  2,2 51,5 56,6 51,500 59,800
P1-P2 53,175 56,900 55,037 -0,067681
  1,1 51,2 56,6 53,200 56,600
  1,2 59,8 60 56,600 60,000
  3,1 49,2 51,2 49,200 59,600
  3,2 59,8 29,8 59,800 52,000
P2-P3 47,500 54,950 51,225 -0,1454368
  2,1 59,6 56,2 51,200 56,200
  2,2 52 52 29,800 52,000
  4,1 59,6 60 59,600 56,000
  4,2 52,2 52 52,200 50,800 0,0419708
P3-P4 55,950 53,650 54,800
  3,1 56 57 60,000 57,000 1
  3,2 50,8 50,8 52,000 50,800
  1,1 56 56 56,000 56,600
  1,2 50,8 50,8 50,800 56,600
P4-P1 53,400 55,300 54,350 -0,0349586
  4,1 56,6 51,4 56,000 51,400
  4,2 56,6 56,6 50,800 56,600

B. KKV
15

PERGI
KKV
Tempat Bacaan ΔH Rata-Rata
Tinggi (m) Titik / Target
berdiri WP BA BT BB Pergi Pulang Beda Tinggi
1,51 stand1 p1 1,622 1,529 1,436
P1-P2
1,55 stand1 p2 0,368 0,256 0,144
1,273 1,173 1,223
1,4 stand2 p1 1,562 1,398 1,234
P2-P1
1,48 stand2 p2 0,34 0,225 0,11
 
1,44 stand1 p2 1,735 1,574 1,413
P2-P3
1,38 stand1 p3 1,552 1,386 1,22
0,188 0,429 0,309
1,41 stand2 p2 1,703 1,545 1,387
P3-P2
1,42 stand2 p3 1,208 1,116 1,024
 
1,38 stand1 p3 1,365 1,225 1,121
P3-P4
1,33 stand1 p4 1,211 1,087 0,963
0,138 0,513 0,326
1,39 stand2 p3 1,474 1,364 1,254
P4-P3
1,35 stand2 p4 1 0,851 0,702
 
1,42 stand1 p4 1,57 1,472 1,374
P4-P1
1,40 stand1 p1 1,506 1,327 1,148
0,145 0,145 0,145
1,45 stand2 p4 1,659 1,557 1,455
P1-P4
1,41 stand2 p1 1,6 1,412 1,324

Beda Tinggi
Beda Tinggi Koreksi Beda
Tinggi Titik
Titik Jarak Beda Tinggi
Rata-
Pergi Pulang Tinggi Terkoreksi Elevasi
rata
P1             0
  55,0 1,273 1,173 0,0500 -0,06450 0,1145  
P2             0,1145
  51,22 0,188 0,429 -0,1205 -0,06450 -0,0560  
P3             0,0585
  54,800 0,138 0,513 -0,1875 -0,06450 -0,1230  
P4             -0,0645
  54,350 0,145 0,145 0,000 -0,06450 0,06450  
P1             0
               

215,412499
JUMLAH 1,744 2,26 -0,2580 -0,25800 0,00000 m
8
JUMLAH
4     4      
TITIK
-
      Koreksi      
0,06450

KESALAHAN PENUTUP TINGGI


Fh = ΔH Rata Rata
  -0,258
16

PULANG
KKV
Tempat Titik / Bacaan ΔH Rata-Rata
Tinggi (m)
berdiri WP Target BA BT BB Pergi Pulang Beda Tinggi
1,38 stand1 p4 1,498 1,386 1,274
P4-P3
1,41 stand1 p3 1,064 0,928 0,792
0,458 0,487 0,4725
1,4 stand2 p4 1,515 1,417 1,319
P3-P4
1,43 stand2 p3 1,06 0,93 0,8
 
1,45 stand1 p3 1,621 1,467 1,313
P3-P2
1,39 stand1 p2 1,426 1,324 1,222
0,143 -0,084 0,030
1,4 stand2 p3 1,46 1,236 1,012
P2-P3
1,42 stand2 p2 1,416 1,32 1,224
 
1,48 stand1 p2 0,451 0,282 0,113
P2-P1
1,32 stand1 p1 1,2 1,104 1,008
-0,822 0,889 0,034
1,46 stand2 p2 1,215 1,114 1,013
P1-P2
1,4 stand2 p1 0,35 0,225 0,1
 
1,41 stand1 p1 1,368 1,267 1,166
P1-P4
1,42 stand1 p4 1,498 1,386 1,274
-0,119 0,125 0,003
1,42 stand2 p1 1,5 1,542 1,302
P4-P1
1,44 stand2 p4 1,515 1,417 1,319

Beda Beda Tinggi


Beda Tinggi Koreksi
Tinggi Tinggi Titik
Titik Jarak Beda
Rata- Terkoreks
Pergi Pulang Tinggi Elevasi
rata i
p4             0
-
  54,8 0,458 0,487 -0,0145 0,2051  
0,21963
p3             0,2051
-
  51,22 0,143 -0,084 0,1135 0,3331  
0,21963
p2             0,5383
-
  55,037 -0,822 0,889 -0,8555 -0,6359  
0,21963
p1             -0,0976
-
  54,350 -0,119 0,125 -0,122 0,0976  
0,21963
p4             0,00
               

215,412 -
JUMLAH -0,34 1,417 -0,8785 0,00000 m
5 0,87850
JUMLAH
4     4      
TITIK
      Koreksi -0,21963      
17

Langkah Perhitungan :

1. Sudut Horizontal

• Mencari Sudut Terukur Biasa


= Bacaan muka – Bacaan belakang
= 259,541 – 352,697 + 360
= 266,844

• Mencari Sudut Terukur Luar Biasa


= Bacaan muka – Bacaan belakang
= 79,5519 – 172,708 + 360
= 266,844

• Rata-Rata Sudut Terukur


= (Sudut terukur biasa 1 + Sudut terukur biasa2 + Sudut terukur
luar biasa 1 + Sudut terukur luar biasa 2)/4
= (266,844 + 266,844 + 266,844 + 266,844)/4
= 0,000

• Mencari TOR
Sudut Biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur biasa
= 266,844 - 266,844
= 0,000
Sudut Luar biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur luar biasa
= 266,844 - 266,844
= 0,000

• Mencari TOR”
Sudut Biasa = Sudut terukur biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
Sudut Luar Biasa = Sudut terukur luar biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25

2. Sudut Vertikal

• Mencari Sudut Terukur Biasa


= Bacaan muka – Bacaan belakang
= 90,0011 – 90,0014
= 0,000

• Mencari Sudut Terukur Luar Biasa


= Bacaan belakang – Bacaan muka
= 270,0014 – 270,0011
= 0,000

• Rata-Rata Sudut Terukur


18

= (Sudut terukur biasa 1+Sudut terukur biasa2+Sudut terukur luar


biasa 1+ Sudut terukur luar biasa 2)/4
= (0,000 + 0,000 + 0,000 + 0,000)/4
= 0,000

• Mencari TOR
Sudut Biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur biasa
= 0,000 - 0,000
= 0,000
Sudut Luar biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur luar biasa
= 0,000 - 0,000
= 0,000

• Mencari TOR”
Sudut Biasa = Sudut terukur biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
Sudut Luar Biasa = Sudut terukur luar biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25

3. KKH
• Mencari ∑fβ = (n+2) * 180
= (4+2) * 180
= 1080

• Mencari fβ = ∑β - (n+2) * 180


= 1079,895 – (4+2) * 180
= -0,1055

• Mencari ∑β = ∑ sudut terkoreksi


= 1079,895

• Mencari Koreksi = ∑fβ - ∑β


= 1080 - 1079,895
= 0.026

• Mencari Sudut Terkoreski = β + koreksi


= 266,844 + 0,026
= 266,870

• Mencari Azimuth P2 = Azimuth awal + Sudut Terkoreksi P2 – 180


= 259,541 + 266,870 - 180
= 346,412

• D Sin α P2 = D P2 * SIN 346,412


= 56,6 * SIN 346,412
= -13,2979

• D COS α P2 = D P2 * COS 346,412


19

= 56,6 * COS 346,412


= 55,0157

• Mencari Koreksi ∆X P2 = D / Ʃ D *∑f


= 56,6 / 223,025 * -0,8505
= -0,2159

• Mencari Koreksi ∆Y P2 = D / Ʃ D *∑f


= 56,6 / 223,025 * -0,1073
= -0,027

 ∆X Terkoreksi
= D SIN α P2 - Koreksi ∆X
= -13,2979 - (-0,2159)
= -13,082

 ∆Y Terkoreksi = D COS α P2 - Koreksi ∆Y


= 55,0157 - (-0,027)
= 55,043

 Koordinat X P2 = Koordinat X P1 + ∆X Terkoreksi


= 0 + (-13,082)
= -13,082

 Koordinat Y P2 = Koordinat Y P1 + ∆Y Terkoreksi


= 0 + 55,043
= 55,043

4. KKV

a) Bacaan Rambu
 Mencari ∆H Pergi
B.Tinggi = Bt p1-Bt p2
B.Tinggi = 1.529-0.256
B.Tinggi = 1.273

 Mencari ∆H Pergi
B.Tinggi = Bt p1-Bt p2
B.Tinggi = 1.398-0.225
B.Tinggi = 1.173

 Mencari Rata Rata Beda Tinggi


20

Rata-Rata =

Rata-Rata =
Rata-Rata =1.223

 Koreksi Beda Tinggi

Koreksi Beda Tinggi =

Koreksi Beda Tinggi =


Koreksi Beda Tinggi = 0.635625

 Beda tinggi terkoreksi


Beda tinggi terkoreksi = Beda tinggi rata rata - Koreksi
Beda tinggi terkoreksi =1.223 - 0.635
Beda tinggi terkoreksi =0.588

 Tinggi titik elevasi


Elevasi = Elevasi sebelunya + Beda tinggi Terkoreksi
Elevasi = 0 + 0.588
Elevasi = 0.588

4.3 Hambatan dan Cara Mengatasinya

Ketika melakukan pengukuran, ada beberapa faktor yang dapat mengganggu proses
pengukuran yaitu sebagai berikut :
2. Cuaca buruk selama pengukuran. Ini karena panasnya matahari meregangkan pita
pengukur, membuatnya tampak meregang. Oleh karena itu, panjang setiap pengukuran
mungkin tidak sama antara pengukuran pertama dan pengukuran ulang.
3. Kurangnya personel tidak adanya beberapa anggota, yang berhalangan hadir maka
pengukuran dilakukan secara bekerja sama dengan kelompok lain.
19
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Saran
22

DAFTAR PUSTAKA

N. Hidayati, “PENGUKURAN BEDA TINGGI MENGGUNAKANALAT THEODOLIT,”


POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA, pp. 3-5, 2012.

https://prodi4.stpn.ac.id/wp-
content/uploads/2020/2020/Modul/Semester%20I/MODUL%20IUT%20D4%20DI/Modul_I
UT_6%20baru.pdf

https://text-id.123dok.com/document/1y9d7vojq-poligon-bab-ii-dasar-teori.html
23

LAMPIRAN

a. Tim Pengelola dan Pengampu Praktikum


24

b. Nama Regu dan Anggota


1) Tina Syintia 121230001
2) Meisya Putrioni 121230031
3) Muhammad Faris Rabbika 121230036
4) Muhammad Fahmi Akmal H. 121230090
5) Andri Nopriadi 121230136

c. Data Lapangan dan Hasil Hitungan

d. Diskripsi Titik-Titik Kerangka Peta

e. Peta Hasil Praktikum

Anda mungkin juga menyukai