DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB I............................................................................................................................................
PENDAHULUAN........................................................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................................................
1.2 Maksud dan Tujuan.............................................................................................................
1.3 Materi Pekerjaan.................................................................................................................
1.4 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan...........................................................................................
BAB II...........................................................................................................................................
LANDASAN TEORI....................................................................................................................
BAB III.........................................................................................................................................
PELAKSANAAN.........................................................................................................................
3.1 Peralatan yang Digunakan..................................................................................................
3.2 Langakah-Langkah Pengukuran.........................................................................................
3.3 Perhitungan Data.................................................................................................................
3.4 Penggambaran Peta.............................................................................................................
BAB IV.......................................................................................................................................11
HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................................................11
4.1 Pelaksanaan Praktikum.....................................................................................................12
4.2 Hasil Praktikum................................................................................................................13
4.3 Hambatan dan Cara Mengatasinya...................................................................................20
BAB V........................................................................................................................................21
PENUTUP...................................................................................................................................21
5.1 Kesimpulan.......................................................................................................................21
5.2 Saran.................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................22
LAMPIRAN................................................................................................................................23
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pemetaan dasar adalah ilmu ukur tanah yang berarti pengukuran tanah maupun unsur-
unsur yang ada di atas permukaan tanah. Pemetaan dasar berkaitan dengan pengukuran objek
dalam peta dan memetakan suatu daerah tertentu yang akan menjadi sebuah produk atau peta.
Peta adalah sebuah gambaran bentuk permukaan bumi yang dibuat pada bidang datar dengan
skala tertentu melalui system proyeksi. Untuk menghasilkan sebuah peta salah satu metode
dalam melakukan pengukuran yaitu menggunakan alat seperti kompas, drone, GNSS, teodolit,
dan waterpass. Dalam final projct yang telah dilakukan alat yang digunakan adalah
waterpass serta teodolit yang merupakan jenis alat optis.
a. Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi dan jarak dengan mengguunakan alat Teodolit
dan Waterpass.
b. Mahasiwa daapat mengukur menggunakan alat Teodolit dan Waterpass di lapangan.
c. Mahasiswa dapat mengukur beda tinggi dan jarak.
d. Mahasiswa dapat mengolah data lapangan.
Dalam materi pekerjaan terdapat peraturan atau syarat-syarat yang harus dipenuhi secara
detail dapat dibaca melalui buku panduan praktikum pemetaan dasar. Terdapat beberapa jenis
kesalahan yaitu kesalahan yang bersumber dari alat (kesalahan sistematis), kesalahan yang
bersumber dari alam (kesalahan acak), dan kesalahan yang bersumber dari manusia
(kesalahan kasar/blunder). Pada kesalahan sistematis masih dapat dieliminir (dihilangkan)
dengan metode pengukuran tertentu. Final project ini melaksanakan pengaturan/koreksi untuk
kesalahan yang bisa dikoreksi tanpa peralatan khusus.
BAB II
LANDASAN TEORI
Peta adalah sebuah gambaran bentuk permukaan bumi yang dibuat pada bidang datar
dengan skala tertentu melalui system proyeksi. Peta sendiri berisikan informasi-informasi yang
ada di bumi seperti skala, koordinat (posisi), legenda, orientasi arah, dll. Skala adalah
perbandingan ukuran di dalam peta dengan ukuran sebenarnya.
Peta sangat berkaitan erat dengan posisi. Posisi merupakan kedudukam suatu objek (titik,
garis, dan bidang) atau posisi relative terhadap objek lainnya. Posisi dapat diartikan sebagai
koordinat, lokasi, acuan, kedudukan, titik, garis, atau vector (arah dan nilai).
Dalam melakukan pengukuran yang akan menghasilkan data ukuran berupa sudut dan
jarak pasti akan mengalami kesalahan merambat. Dengan begitu terdapat teori kesalahan
dengan melakukan pengukuran berlebih. Jenis kesalahan terbagi menjadi tiga, yaitu kesalahan
sistematis, kesalahan acak (random), dan kesalahan kasar (blunder). Kesalahan sistematis
adalah kesalahan yang bersumber dari alat, kesalahan acak adalah kesalahan yang bersumber
dari alam, sedangkan kesalahan kasar adalah kesalahan yang bersumber dari manusia. Data
ukuran dalam Pemetaan Dasar yaitu sudut (horizontal dan vertikal), arah/azimuth, jarak
(horizontal, vertikal, dan miring), serta beda tinggi.
Dalam mebuat peta kita harus membuat kerangka dasar terlebih dahulu, dapat disebut
kerangka dasar jika bentuknya mudah disesuaikan dengan daerah yang akan dipetakan,
pengukurannya sederhana, peralatannya mudah didapat, dan perhitungannya mudah. Teknis
utama dalam pengukuran kerangka dasar yaitu berupa desain kerangka dasar, persiapan alat
ukur, pengecekan alat ukur, centring alat, penetuan titi ikat dan sudut azimuth awal,
pengukuran sudut dan jarak pada setiap titik dalam kerangka, pengecekan kualitas data ukuran,
dan pengolahan data kerangka.
5
BAB III
PELAKSANAAN
1. Sudut Horizontal
• Mencari TOR
Sudut Biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur biasa
= 266,844 - 266,844
= 0,000
Sudut Luar biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur luar biasa
= 266,844 - 266,844
= 0,000
• Mencari TOR”
Sudut Biasa = Sudut terukur biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
Sudut Luar Biasa = Sudut terukur luar biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
2. Sudut Vertikal
• Mencari TOR
Sudut Biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur biasa
= 0,000 - 0,000
= 0,000
Sudut Luar biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur luar biasa
= 0,000 - 0,000
= 0,000
• Mencari TOR”
Sudut Biasa = Sudut terukur biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
Sudut Luar Biasa = Sudut terukur luar biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
3. KKH
• Mencari ∑fβ = (n+2) * 180
= (4+2) * 180
= 1080
∆X Terkoreksi
= D SIN α P2 - Koreksi ∆X
= -13,2979 - (-0,2159)
= -13,082
4. KKV
a. Bacaan Rambu
Mencari ∆H Pulang
B.Tinggi = Bt p1-Bt p2
B.Tinggi = 1.529-0.256
B.Tinggi = 1.273
Mencari ∆H Pergi
B.Tinggi = Bt p1-Bt p2
B.Tinggi = 1.398-0.225
B.Tinggi = 1.173
Rata-Rata =
9
Rata-Rata =
Rata-Rata =1.223
a. Sketsa Lapangan
11
BAB IV
Pada saat sekrup vertikal berada pada posisi menghadap seorang pengukur itu
dianggap keadaan biasa sedangkan pada saat posisi sekrup horizontal menghadap seorang
pengukur itu disebut posisi luar biasa. Adanya bacaan biasa dan luar biasa tersebut dapat
digunakan sebagai koreksi bacaan.
Dalam mengukur jarak optis, pengukuran dilakukan karena pada teropong memiliki
garis bidik (benang silang) dan benang stadia yang diarsir pada diafragma. Benang bidik atau
yang disebut benang silang adalah garis khayal yang menghubungkan titik silang benag
silang dengan sumbu optislensa obyektif teropong. Pengukuran jarak optis pada praktikum ini
dilakukan dengan cara menentukan BA, BB, BT, serta sudutnya secara rangkap I dan II.
Poligon tertutup adalah poligon yang titik awal dan akhirnya menjadi satu. Poligon
tertutup ini hanya membutuhkan satu titik kontrol yang sudah diketahui koordinatnya yaitu
titik awal yang sekaligus digunakan sebagai titik akhir poligon, sudut jurusan sisi awal akan
sama dengan sudut jurusan akhirnya. Syarat Geomatri sudut adalah sebagai berikut :
Pada bagian output memberikan gambaran tentang data yang dimasukkan ke dalam
rumus TOR, dapat menentukan tingkat akurasi yang dapat diterima atau tidak dapat diterima.
Dalam pengukuran, perhitungan TOR sangat penting untuk menentukan kualitas data yang
dihasilkan oleh proses pengukuran Menggunakan rumus TOR yang terbagi menjadi TOR
sudut dan TOR jarak, memberikan keakuratan data ukuran yang diperoleh dari lapangan.
Untuk mendapatkan nilai yang akurat harus dilakukan pemastian data pengukuran
praktikum di lapangan. Menggunakan rumus TOR, yang dalam ini terbagi menjadi TOR
12
Sudut dan TOR Jarak nantinya akan didapatkan ketelitian untuk data ukuran yang didapatkan
dari lapangan. Berikut rumus yang digunakan untuk mendapatkan data TOR pengukuran:
Jarak Rerata
Dengan menggunakan rumus yang tertera di atas tersebut akan didapat data TOR
yang dari untuk melihat keakuratan pada saat melakukan pengukuran.
Timeline yang telah kami rencanakan sebelum melakukan pengukuran seperti pada tabel
di atas sangat tidak sesuai dengan waktu riil yang dikerjakan. Hal tersebut disebabkan
kesalahan pengukuran yang sering terjadi saat melakukan pengukuran sehingga pengolahan
data yang dilakukan tidak benar.
13
A. KKH
4 4
DT 004
CW/CCW
1) Sudut Horizontal
2) Sudut Vertikal
14
3) Jarak
Bacaan
Bacaan
Kedudukan titik Target Jarak luar Jarak
Biasa
ukuran Biasa ukuran
titik tinggi titik Ba Bt BB Ba Bt BB
P1 1,48 2,1 1,702 1,445 1,188 51,4 1,720 1,445 1,188 53,20
4,1 1,728 1,445 1,162 56,6 1,703 1,446 1,189 51,40
2,2 1,703 1,4455 1,188 51,5 1,728 1,445 1,162 56,60
4,2 1,726 1,443 1,16 56,6 1,726 1,443 1,16 56,60
P2 1,58 1,1 1,800 1,544 1,288 51,2 1,855 1,545 1,289 56,60
3,1 1,779 1,533 1,287 49,2 1,8 1,544 1,288 51,20
1,2 1,847 1,548 1,249 59,8 1,849 1,659 1,249 60,00
3,2 1,849 1,55 1,251 59,8 1,549 1,55 1,251 29,80
P3 1,49 2,1 1,792 1,494 1,196 59,6 1,749 1,449 1,187 56,20
4,1 1,791 1,493 1,195 59,6 1,748 1,448 1,148 60,00
2,2 1,705 1,445 1,185 52 1,71 1,45 1,19 52,00
4,2 1,706 1,445 1,184 52,2 1,711 1,451 1,191 52,00
P4 1,47 3,1 1,892 1,612 1,332 56 1,902 1,612 1,332 57,00
1,1 1,892 1,612 1,332 56 1,892 1,612 1,332 56,00
3,2 1,33 1,076 0,822 50,8 1,33 1,076 0,822 50,80
B. KKV
15
PERGI
KKV
Tempat Bacaan ΔH Rata-Rata
Tinggi (m) Titik / Target
berdiri WP BA BT BB Pergi Pulang Beda Tinggi
1,51 stand1 p1 1,622 1,529 1,436
P1-P2
1,55 stand1 p2 0,368 0,256 0,144
1,273 1,173 1,223
1,4 stand2 p1 1,562 1,398 1,234
P2-P1
1,48 stand2 p2 0,34 0,225 0,11
1,44 stand1 p2 1,735 1,574 1,413
P2-P3
1,38 stand1 p3 1,552 1,386 1,22
0,188 0,429 0,309
1,41 stand2 p2 1,703 1,545 1,387
P3-P2
1,42 stand2 p3 1,208 1,116 1,024
1,38 stand1 p3 1,365 1,225 1,121
P3-P4
1,33 stand1 p4 1,211 1,087 0,963
0,138 0,513 0,326
1,39 stand2 p3 1,474 1,364 1,254
P4-P3
1,35 stand2 p4 1 0,851 0,702
1,42 stand1 p4 1,57 1,472 1,374
P4-P1
1,40 stand1 p1 1,506 1,327 1,148
0,145 0,145 0,145
1,45 stand2 p4 1,659 1,557 1,455
P1-P4
1,41 stand2 p1 1,6 1,412 1,324
Beda Tinggi
Beda Tinggi Koreksi Beda
Tinggi Titik
Titik Jarak Beda Tinggi
Rata-
Pergi Pulang Tinggi Terkoreksi Elevasi
rata
P1 0
55,0 1,273 1,173 0,0500 -0,06450 0,1145
P2 0,1145
51,22 0,188 0,429 -0,1205 -0,06450 -0,0560
P3 0,0585
54,800 0,138 0,513 -0,1875 -0,06450 -0,1230
P4 -0,0645
54,350 0,145 0,145 0,000 -0,06450 0,06450
P1 0
215,412499
JUMLAH 1,744 2,26 -0,2580 -0,25800 0,00000 m
8
JUMLAH
4 4
TITIK
-
Koreksi
0,06450
PULANG
KKV
Tempat Titik / Bacaan ΔH Rata-Rata
Tinggi (m)
berdiri WP Target BA BT BB Pergi Pulang Beda Tinggi
1,38 stand1 p4 1,498 1,386 1,274
P4-P3
1,41 stand1 p3 1,064 0,928 0,792
0,458 0,487 0,4725
1,4 stand2 p4 1,515 1,417 1,319
P3-P4
1,43 stand2 p3 1,06 0,93 0,8
1,45 stand1 p3 1,621 1,467 1,313
P3-P2
1,39 stand1 p2 1,426 1,324 1,222
0,143 -0,084 0,030
1,4 stand2 p3 1,46 1,236 1,012
P2-P3
1,42 stand2 p2 1,416 1,32 1,224
1,48 stand1 p2 0,451 0,282 0,113
P2-P1
1,32 stand1 p1 1,2 1,104 1,008
-0,822 0,889 0,034
1,46 stand2 p2 1,215 1,114 1,013
P1-P2
1,4 stand2 p1 0,35 0,225 0,1
1,41 stand1 p1 1,368 1,267 1,166
P1-P4
1,42 stand1 p4 1,498 1,386 1,274
-0,119 0,125 0,003
1,42 stand2 p1 1,5 1,542 1,302
P4-P1
1,44 stand2 p4 1,515 1,417 1,319
215,412 -
JUMLAH -0,34 1,417 -0,8785 0,00000 m
5 0,87850
JUMLAH
4 4
TITIK
Koreksi -0,21963
17
Langkah Perhitungan :
1. Sudut Horizontal
• Mencari TOR
Sudut Biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur biasa
= 266,844 - 266,844
= 0,000
Sudut Luar biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur luar biasa
= 266,844 - 266,844
= 0,000
• Mencari TOR”
Sudut Biasa = Sudut terukur biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
Sudut Luar Biasa = Sudut terukur luar biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
2. Sudut Vertikal
• Mencari TOR
Sudut Biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur biasa
= 0,000 - 0,000
= 0,000
Sudut Luar biasa = Rata-rata sudut terukur – Sudut terukur luar biasa
= 0,000 - 0,000
= 0,000
• Mencari TOR”
Sudut Biasa = Sudut terukur biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
Sudut Luar Biasa = Sudut terukur luar biasa * 3600
= 0,000 * 3600
= -0,25
3. KKH
• Mencari ∑fβ = (n+2) * 180
= (4+2) * 180
= 1080
∆X Terkoreksi
= D SIN α P2 - Koreksi ∆X
= -13,2979 - (-0,2159)
= -13,082
4. KKV
a) Bacaan Rambu
Mencari ∆H Pergi
B.Tinggi = Bt p1-Bt p2
B.Tinggi = 1.529-0.256
B.Tinggi = 1.273
Mencari ∆H Pergi
B.Tinggi = Bt p1-Bt p2
B.Tinggi = 1.398-0.225
B.Tinggi = 1.173
Rata-Rata =
Rata-Rata =
Rata-Rata =1.223
Ketika melakukan pengukuran, ada beberapa faktor yang dapat mengganggu proses
pengukuran yaitu sebagai berikut :
2. Cuaca buruk selama pengukuran. Ini karena panasnya matahari meregangkan pita
pengukur, membuatnya tampak meregang. Oleh karena itu, panjang setiap pengukuran
mungkin tidak sama antara pengukuran pertama dan pengukuran ulang.
3. Kurangnya personel tidak adanya beberapa anggota, yang berhalangan hadir maka
pengukuran dilakukan secara bekerja sama dengan kelompok lain.
19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
https://prodi4.stpn.ac.id/wp-
content/uploads/2020/2020/Modul/Semester%20I/MODUL%20IUT%20D4%20DI/Modul_I
UT_6%20baru.pdf
https://text-id.123dok.com/document/1y9d7vojq-poligon-bab-ii-dasar-teori.html
23
LAMPIRAN