Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN DIGITAL

PENGENALAN, PENGECEKAN KESALAHAN SISTEMATIS DAN


SIMULASI PENGUKURAN BEDA TINGGI OTOMATIS DENGAN
DIGITAL LEVEL
Dosen Pengampu : Anindya Sricandra P.,ST.,M.Eng

Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
1. Enggar Saputro ( 18/426169/SV/15311 )
2. Erica Riezky Hardiyanti ( 18/426170/SV/15312 )
3. Lailaturrohmah ( 18/426179/SV/15321 )
4. Muhammad Nurul Hilmi Al-Hadi ( 18/426181/SV/15323 )
5. Fitria Amin Nur Fadila ( 18/431864/SV/15835 )

DIPLOMA III TEKNIK GEOMATIKA


DEPARTEMEN TEKNOLOGI KEBUMIAN
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat
mengikuti semua Praktikum Pemetaan Digital dan mampu menyelesaikan laporan Praktik
Pemetaan Digital ini dengan sebaik-baiknya. Laporan ini kami buat setelah melaksanakan
Praktik Pemetaan Digital yang telah dilaksanakan di Lingkungan Sekolah Vokasi,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Semoga Laporan Praktikum ini memberikan informasi yang berguna bagi pembaca
serta bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.
Dalam menyelesaikan laporan Praktik Pemetaan Digital ini kami dapat bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Anindya Sricandra,ST.,M.Eng selaku dosen Praktik Pemetaan Digital.
2. Mas Akrom selaku asisten dosen Praktik Pemetaan Digital.
3. Rekan-rekan mahasiswa D3 Teknik Geomatika SV UGM 2018 yang telah membantu
dalam penyusunan laporan Praktik Pemetaan Digital.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak bisa
kami sebutkan satu per satu.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan
semua ini tidak lepas dari keterbatasan kemampuan kami dalam mencari buku referensi
maupun kekurang telitian dalam pengumpulan data di lapangan. Untuk itu kami
mengharapkan dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Yogyakarta, 1 Oktober 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Fakultas Sekolah Vokasi – Universitas Gadjah Mada, Departemen Teknologi


Kebumian, Program Studi Diploma III Teknik Geomatika, pada Semester III Mata Kuliah
Praktik Pemetaan Digital minggu ke-7 mempunyai tugas untuk melakukan pengenalan,
pengecekan kesalahan sistematis dan simulasi pengukuran beda tinggi otomatis dengan
digital level.

I.2 Tujuan

Dengan diadakannya praktikum ini mahasiswa dapat :

1. Mengidentifikasi bagian-bagian fisik alat Digital Level (WP Digital) beserta tombol-
tombol pada alat dan fungsinya

2. Melakukan pengecakan garis mendatar diafragma ┴ sumbu I pada WP Digital

3. Melakukan simulasi pengecekan “Electronic Collimation Adjustment” atau kesalahan


garis bidik tidak sejajar garis arah nivo/garis bidik mendatar pada WP Digital
4. Melakukan simulasi pengukuran beda tinggi (Δh) secara otomatis menggunakan WP
Digital
I.3 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Lokasi : Gedung Soeparwi Departemen Teknologi Kebumian, Sekolah Vokasi,


Universitas Gadjah Mada

Waktu Pelaksanaan

Hari : Kamis

Tanggal : 26 September 2019

Waktu : 07.00 – 13.50


BAB II

LANDASAN TEORI

Waterpass (penyipat datar) adalah suatu alat ukur tanah yang dipergunakan untuk
mengukur beda tinggi antara titik-titik saling berdekatan. Beda tinggi tersebut ditentukan
dengan garis-garis visir (sumbu teropong) horizontal yang ditunjukan ke rambu-rambu ukur
yang vertical.
Sedangkan pengukuran yang menggunakan alat ini disebut dengan Levelling atau
Waterpassing. Pekerjaan ini dilakukan dalam rangka penentuan tiggi suatu titik yang akan
ditentukan ketiggiannya berdasarkan suatu system referensi atau bidang acuan.
Sistem referensi atau acaun yang digunakan adalah tinggi muka air air laut rata-rata
atau Mean sea Level (MSL) atau system referensi lain yang dipilih.Sistem referensi ini
mempunyai arti sangat penting, terutama dalam bidang keairan, misalnya: Irigasi, Hidrologi,
dan sebagainya. Namun demikian masih banyak pekerjaan-pekerjaan lain yang memerlukan
system referinsi.
Untuk menentukan ketinggian suatu titik di permukaan bumi tidak selalu tidak selalu
harus selalu mengukur beda tinggi dari muka laut (MSL), namun dapat dilakukan dengan
titik-titik tetap yang sudah ada disekitar lokasi oengukuran. Titik-titik tersebut umumnya
telah diketahui ketinggiannya maupun kordinatnya (X,Y,Z) yang disebut Banch Mark (BM).
Banch mark merupakan suatu tanda yang jelas (mudah ditemukan) dan kokoh dipermukaan
bumi yang berbentuk tugu atau patok beton sehingga terlindung dari faktor-faktor
pengrusakan.
Manfaat penting lainnya dari pengukuran Levelling ini adalah untuk kepentingan
proyek-proyek yang berhubungan dengan pekerjaan tanah (Earth Work) misalnya untuk
menghitung volume galian dan timbunan. Untuk itu dikenal adanya pengukuran sipat datar
profil memanjang (Long section) dan sipat datar profil melintang (Cross section).
Dalam melakukan pengukuran sipat datar dikenal adanya tingkat-tingkat ketelitian
sesuai dengan tujuan proyek yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan pada setiap pengukuran
akan selalu terdapat kesalah-kesalahan. Fungsi tingkat-tingkat ketelitan tersebut adalah batas
toleransi kesalahan pengukuran yang diperbolehkakan. Untuk itu perlu diantisipasi kesalah
tersebut agar di dapat suatu hasil pengukuran untuk memenuhi batasan toleransi yang telah
ditetapkan.
BAB III

PELAKSANAAN

III.1. Alat yang digunakan

a. WaterPass Digital Geomax (1)

b. Rambu Bar – Code (2)

c. Statif (1)

d. Pita ukur (1)

e. Lembar kerja

f. Alat tulis

III.2 Langkah Pengerjaan

A Persiapan di Laboratorium Survei Pemetaan


a. Melakukan peminjaman alat yang dibutuhkan dengan mengisi bon
peminjaman sesuai kelompok yang telah ditentukan.
b.Melakukan pengecekan alat TS dalam satu box beserta kondisinya secara
detail dan menyeluruh.
B Pelaksaan di Lapangan
1. Persiapan di Laboratorium Survei Pemetaan
b.Melakukan peminjaman alat yang dibutuhkan dengan mengisi bon
peminjaman sesuai kelompok yang telah ditentukan.
c. Melakukan pengecekan alat TS dalam satu box beserta kondisinya secara
detail dan menyeluruh.
2. Pelaksaan di Lapangan
A. Pengenalan alat Digital Level
1. Mendirikan alat Waterpass Geomax di atas statif dengan stabil
2. Mengidentifikasi bagian – bagian fisik dan tombol – tombol serta
fungsinya (baca manual alat untuk memperkuat identifikasi)
3. Foto WaterPass Geomax, lalu tuliskan hasil identifikasi bagian fisik
dan tombol pada laporan.
B. Pengecekan kesalahan mendatar diafragma tegak lurus sumbu I pada
Digital Level
1. Mendirikan alat, lalu lakukan pengaturan sumbu I vertikal
2. Melakukan bidikan ke tembok, atur fokus dan kejelasan diafragma,
lalu tandai titik yang berimpit dengan salah satu ujung benang silang
mendatar
3. Menggerakkan memutar teropong ke kanan atau kiri dengan tetap
melihat teropong, seperti gambar berikut :

4. Jika titik tetap berimpit atau tidak lepas dari bayangan benang
horizontal diafragma ketika diputar ke kanan atau kiri, maka benang
silang horizontal tegak lurus sumbu I
5. Buat sket pengecekan
C. Pengecekan garis bidik // garis arah nivo atau “Electronic Collimation
Adjustment”
1. Pilih lokasi yang datar (parkiran)
2. Buat garis sepanjang 30 m dengan pita ukur. Tandai titik setiap 0 m,
10 m, 20 m dan 30 m sebagai A, B, C, D. Dimana panjang AB = BC
= CD. Penentuan dan pelurusan titik bisa memakai teropong dari
WaterPass. Garis tersebut akan digunakan sebagai tempat berdiri alat
seperti sketsa berikut :
3. Nilai (a1 – c1) = (a2 – c2), bila tidak demikian maka ada kesalahan
𝑑1+𝑑2 3
sebesar k = ((a1 – c1) – (a2 – c2)) dalam hal ini k = 2 ((a1 – c1)
𝑑1

– (a2 – c2))
4. Dirikan alat di titik B atau 10 m
5. Lalu buat sumbu I vertikal dan tempatkan rambu pada titik A (0 m)
dan titik C (20 m) (Rambu harus tegak)
6. Arahkan bidikan pada rambu A dan C, baca dan catat nilai BT
(Benang tengah) atau bacaan rambu barcode rambu A sebagai a1 dan
bacaan BT di rambu C sebagai c1. Catat dalam tabel
7. Pindahkan alat ke titik D (30 m), atur sumbu I vertikal
8. Rambu tidak berpindah
9. Bidik ke rambu A dan C kembali
10. Catat sebagai a2 dan c2
11. Hitung nilai k dengan persamaan :
3
K = 2 ((a1 – c1) – (a2 – c2))

12. Laporkan hasil


D. Simulasi pengukuran ∆h secara otomatis menggunakan WP Digital
1. Tentukan dua titik (A dan B) pada jarak tertentu
2. Pada 2 titik tersebut dirikan rambu barcode secara tegak vertikal
3. Dirikan alat di atas statif di antara dua titik tersebut dengan jarak ke
rambu muka dan belakang sama, lakukan pengaturan sumbu I vertikal
4. Lakukan pengukuran ∆h sebanyak 1 slag pergi-pulang
5. Masuk pada menu pada alat Geomax dengan menekan tombol ∆H
6. Arahkan teropong pada rambu sehingga bayangan dan benang silang
diafragma terlihat jelas, lalu arahkan pemegang rambu sehingga
diafragma tegak telah sejajar rambu barcode
7. Lakukan pengukuran ke rambu belakang (backsight), maka akan
muncul nilai bacaan rambu dan jarak mendatar
Ilustrasi sebagai berikut :

8. Lakukan langkah 6 dan 7 pada arah rambu depan (foresight)


9. Lakukan sesuai langkah yang tertera di layar, sampai muncul nilai ∆h
pergi dan nilai elevasi titik
10. Lakukan pengukuran pulang dengan memindah alat dan sentering
ulang alat
11. Lakukan langkah 2 s.d. 10 sehingga diperoleh nilai ∆h pulang dan
elevasi titik
Ilustrasi perolehan ∆h sebagai berikut :
BAB IV

HASIL dan PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Identifikasi bagian fisik dan tombol – tombol pada Digital Level beserta
funginya
Jenis alat : Geomax
No. Seri : ZDL 700

Gambar sketsa digital level / tombol Keterangan :


Digital Level

No Gambar Tombol Fungsi

1.
a. Horizontal fine motion screw
Digunakan untuk menggerakan
Digital level secara halus.

b. Battery compartment
Digunakan sebagai tempat baterai
alat.
c. Circular level
Digunakan untuk melihat
kedataran alat yang sedang
digunakan.

d. Gunsight
Merupakan bidikan visir untuk
mengarahkan alat ke target.

e. Focusing knop
Digunakan untuk mengatur focus
lensa agar jelas dalam melihat
target.

f. Handle
Digunakan sebagai bagian alat
untuk mengankat dan membawa
alat.
g. Eyepiece
Digunakan sebagai lensa okuler
untuk melihat target pada alat
Digital Level.

h. LCD display
Berfungsi untuk menampilkan
menu, perintah dan data pada
Digital level.

i. Base plate
Berfunsi sebagai tribach atau
alas pada alat Digital Level.

j. Levelling foot-screw
Berfungsi untuk mengatur
kedataran pada alat Digital
Level.

IV.2 Sketsa pengecekan kesalahan mendatar diagram tegak lurus sumbu I pada
Digital Level
Memberikan tanda atau marking pada suatu tembok dengan titik yang mana titik
tersebut sama dengan benang tengah pada teropong digital level.Pada saat kita memutar
teropong secara horizontal kearah kana/kiri dengan melihat teropong maka didapatkan titik
yang tetap berhimpit dan tidak lepas dari bayangan horizontal diafragma. Maka benang silang
horizontal tegak lurus dengan sumbu I.
IV.3 Nilai kesalahan kolimasi “Electronic Collimation Adjustmen”

Data pengukuran
Rambu Benang Atas Benang Tengah Benang Bawah

a1 1436 1384 1332

c1 1329 1279 1229

a2 1620 1470 1320

c2 1425 1375 1325

Perhitungan
3
K = 2 ((a1 – c1) – (a2 – c2))
3
= 2 ((1.384 – 1.279) – (1.470 – 1.375))
3
= 2 ((0.105) – (0.095))
3
= 2 (0.01)
= 0.015 meter = 15 mm
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa kesalahan kolimasi “Electronic
Collimation” alat WaterPass GEOMAX sebesar 15 mm

IV.4 Simulasi pengukuran ∆h dan H secara otomatis dengan Digital Level


Prosedur operasional pengukuran ∆h dan H secara otomatis dengan Digital Level
GEOMAXX
No Screen Deskripsi

1. Berikut merupakan tamilan pada display


Digital Level Geomax ZDL 700 setelah
ditekan ΔH.

Step Key / Screen Deskripsi

1. Tampilan awal ketika setelah kita tekan ΔH


pada keyboard Digital Level.

2. Hasil dari pengukuran bacaan belakang.

Proses pembacaan rambu mukas.


3.
4. Berikut merupakan hasil pengukuran antara 2
titik yang dibutuhkan.

Hasil Pembacaan Pergi


No Screen Deskripsi

Elevasi : 151.121
ΔH : 0.171
dV : 1.3111
dH : 20.017

Hasil Pembacaan Pulang


No Screen Deskripsi

Elevasi : 151.174
ΔH : 0.174
dV : 1.273
dH : 19.865
BAB V

PENUTUP

V.1. Kesimpulan

Dari praktikum ini dapat di simpulkan sebagai berikut :


1. Pada waktu teropong diputar secara horizontal kearah kanan/kiri dengan melihat teropong
maka didapatkan titik yang tetap berhimpit dan tidak lepas dari bayangan horizontal
diafragma sehingga bisa disimpulkan bahwa Kesalahan Mendatar Diafragma ± sumbu I pada
Digital Level minimal atau tidak ada sama sekali.

2. Berdasarkan pengukuran di dapatkan kesalahan kolimasi sebesar = 0.0015, sehingga bisa


dsimpulkan bahwa garis bidik sudah sejajar garis arah nivo

3. Dari simulasi pengukuran diperoleh ΔH pergi : 0.171 dan ΔH Pulang : 0.174, di peroleh
hasil tanda yang bertanda berbeda sehingga hasil benar berbeda tapi selisih beda tinggi
mencapai 3 mm artinya kedudukan alat sedikit tidak sama di tengah.

V.2. Saran

1. Sebaiknya ketika memberikan alat Digital Level diberikan juga pasangan dengan bak ukur
barcode supaya ketika pengukuran dapat dilakukan dengan baik dan tidak terjadi invalid
measurement.
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2013, March 14). Arti WaterPass. Dipetik September 29, 2019, dari Globalhutama:
https://www.globalhutama.net/pages/artikel-17/arti-waterpass-44.html

Anda mungkin juga menyukai