Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN

ILMU UKUR TANAH


“Pengukuran Poligon dengan Alat Theodolite Digital”

Disusun Oleh :

1. Alamanda Alifolia suruuri (1841320033)


2. Gilang Devialdy (1841320105)
3. Rodhrigo Galcha W.W (1841320119)
4. Nofi Susanti (1841320044)
5. Nicholas P.Siahaan (1841320106)

KELOMPOK 2 KELAS 1 MRK1

D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
TAHUN AJARAN 2018/2019
DAFTAR ISI
Judul ........................................................................................................ ........ 1
Daftar Isi........................................................................................................... 2
Kata Pengantar ................................................................................................ 3
Lembar Pengesahan ......................................................................................... 4
Bab I : Pendahuluan ......................................................................................... 5
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 6
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 6
Bab II : Dasar Teori ......................................................................................... 7
2.1 Posisi Horizontal ....................................................................................... 7
2.2 Tujuan Penentuan Titik Posisi Horizontal ................................................ 7
2.3 Metode Penentuan Horizontal ................................................................... 8
2.4 Poligon Tertutup ....................................................................................... 8

Bab III : Pelaksanaan Pengukuran .................................................................. 11


3.1 Peralatan .................................................................................................... 11
3.2 Pengertian Alat Theodolit ......................................................................... 11
3.3 Bagian – Bagian Alat Theodolit ................................................................ 11
3.4 Cara Pengoperasian Alat Theodolit .......................................................... 12
3.5 Penyetelan Alat Theodolite ....................................................................... 12
3.6 Langkah Pengukuran Poligon ................................................................... 13

Bab IV : Pengolahan Data ............................................................................... 14


4.1 Hasil Pengukuran Poligon ........................................................................ 14
4.2 Perhitungan Koordinat Titik Poligon ........................................................ 15
4.3 Hasil Pengukuran Beda Tinggi Trigonometri ........................................... 16
4.4 Perhitungan Elevasi Titik Poligon ............................................................ 17

Bab V : Penutup .............................................................................................. 18


5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 18
5.2 Saran .......................................................................................................... 18
Lampiran ......................................................................................................... 19
Daftar Pustaka ................................................................................................. 20

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan YME, karena atas kehendak - Nya Laporan
Praktek poligon dengan Alat Theodolite Digital pada Mata Kuliah Ilmu Ukur
Tanah dapat diselesaikan.

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai pelengkap hasil kerja
praktek yang telah dilaksanakan dan mengevaluasi hasil Praktek Pengukuran
Poligon dengan menggunakan Alat Theodolite Digital

Terima Kasih saya ucapkan kepada Bapak Rinto selaku dosen


pembimbing dan teman – teman yang telah membantu dalam praktek yang telah
dilaksanakan secara berkelompok.

Semoga laporan kegiatan ini dapat menjadi bahan evaluasi dan tolok ukur
dalam pelaksanaan Praktek Pengukuran Poligon dengan menggunakan Alat
Theodolite Digital dan menjadi bahan perbaikan untuk masa yang akan datang.

Malang, 19 Januari 2018

Penyusun

3
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Yang Berjudul : Laporan Praktek Pengukuran Poligon dengan

Alat Theodolite Digital

Disusun Oleh : Kelompok 2 / 1 MRK 1

Jurusan : Teknik Sipil

Program Studi : D-IV Manajemen Rekayasa Konstruksi

Malang, 4 Desember 2018

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Ir. Rinto Sasongko, MT

NIP. 19580115 198803 1 002

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu ukur tanah adalah ilmu yang mempelajari bentuk permukaan bumi
(topografi), artinya muka bumi dalam suatu peta dengan segala sesuatu yang ada
dipermukaan bumi, seperti kota, jalan, sungai, bangunan, dan lain-lain dengan
menggunakan skala tertentu. Secara konvensional pengertian dasar dari
pengukuran tanah didefinisikan sebagai ilmu dan seni menentukan letak atau
posisi relative dari titik ataupun obyek di permukaan bumi. Ilmu ukur tanah
merupakan bagian kecil dari yang lebih luas, yaitu geodesi. Geodesi sendiri
mempunyai dua tujuan, yakni tujuan ilmiah dan tujuan praktis. Tujuan ilmiahnya
adalah untuk menentukan bentuk permukaan bumi, sedangkan tujuan praktisnya
untuk membuat gambaran yang dinamakan peta, dari sebagian besar atau kecil
permukaan bumi. Dalam sipil, ilmu ukur tanah hanya mempelajari tujuan
praktisnya saja, yaitu untuk membuat peta bag keperluan-keperluan teknik sipil.

Maksud ini dicapai dengan melakukan pengukuran-pengukuran diatas


permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan, karena adanya
perbedaan relative muka bumi yang diklasifikasikan menjadi 3 jenis yaitu : datar,
bukit, dan gunung

Pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapat


hubungan mendatar titik-titik yang diukur diatas permukaan bumi dan pengukuran
tegak guna mendapat hubungan tegak antara titik-titik yang diukur. Hasil
pengukuran tanah dewasa ini digunakan untuk :

1. Memetakan bumi diatas dan dibawah permukaan laut.


2. Menyiapkan peta navigasi dan menetapkan batas pemilikan tanah.
3. Mengembangkan Bank Data Informasi Tata Guna Tanah dan lingkungan
hidup kita.
4. Menentukan fakta-fakta tentang ukuran, bentuk, gaya berat, dan medan
magnet.

5
Selain itu, aktifitas pengukuran jarak dan sudut juga diperlukan untuk
berbagai keperluan proyek konstruksi maupun ketekniksipilan . seperti halnya :
1. Konstruksi Bangunan gedung, perumahan ataupun perkantoran
2. Kontruksi jalan raya dan jembatan
3. Pembuatan terowongan
4. Pembangunan pelabuhan, dermaga ataupun lapangan terbang
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengoperasikan alat theodolite digital ?
2. Bagaimana langkah pengukuran polygon ?

1.3 Tujuan
1. Dapat menentukan posisi horizontal suatu wilayah
2. Mengetahui beda tinggi atau elevasi suatu wilayah
1.4 Manfaat

1. Untuk dapat mengetahui bagaimana cara mengoprasikan Theodolit.


2. Untuk dapat mengetahui peralatan dan prosedur dalam pengukuran
menggunakan Theodolit
3. Untuk dapat mengetahui cara menghitung jarak, dan sudut.

4. Dapat menginformasikan cara mengoprasikan Theodolit.

5. Dapat menginformasikan peralatan dan prosedur dalam pengukuran

menggunakan Theodolit

6. Dapat menginformasikan cara menghitung jarak, dan sudut.

6
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Posisi Horizontal
Dalam ilmu ukur tanah, posisi titik atau suatu obyek di permukaan bumi
dapat dinyatakan dalam 3 dimensi, yang terdiri atas 2 dimensi arah mendatar dan
1 dimensi arah vertical.
Yang dimaksud dengan posisi horizontal disini adalah kedudukan
geometris suati titik atau obyek di permukaan bumi dalam arah mendatar yang
dinyatakan dalam suatu sistem koordinat tertentu. Dalam hal ini, ada 2 sistem
koordinat yang dapat digunakan untuk menyatakan posisi horizontal suatu titik :
1. Sistem Koordinat Kartesian
2. Sistem Koordinat Geografi
Sistem Koordinat Kartesian yaitu suatu sistem koordinat yang menyatakan
posisi suatu titik atau obyek dengan besaran Absis (X) dan Ordinat (Y) dalam
acuan/referensi tertentu.
Sistem Koordinat Geografi yaitu suatu sistem koordinat yang menyatakan
posisi suatu titik atau obyek dengan besaran Lintang dan Bujur dalam suatu
acuan/referensi tertentu. Dalam Ilmu Ukur Tanah, posisi horizontal suatu titik atau
obyek dinyatakan dalam sistem koordinat kartesian, dimana Sumbu Y Positif
ditetapkan sebagai pedoman arah atau orientasi dan disejajarkan dengan arah
Utara Peta. Dengan demikian, arah sumbu X positif sejajar degan arah timur.
Sumbu Y Negatid sejajar arah selatan, dan Sumbu X Negatif sejajar arah barat.
Pada sistem koordinat kartesian yang digunakan untuk menyatakan posisi
horizontal suatu titik dalam kaitannya dengan ukut tanah ditetapkan pembagian
kuadran dengan batasan sebagai berikut :
- Kuadran I : dibatasi oleh Sumbu Y Positif dan Sumbu X Positif
- Kuadran II : dibatasi oleh Sumbu X Positif dan Sumbu Y Negatif
- Kuadran III : dibatasi oleh Sumbu X Negatif dan Sumbu Y Negatif
- Kuadran IV : dibatasi oleh sumbu X Negatif dan Sumbu Y Positif
2.2 Tujuan Penentuan Titik Posisi Horizontal
Tujuan penentuan posisi horizontal yaitu untuk mengetahui posisi
planimetris suatu titik atau obyek di permukaan bumi yang dinyatakan dalam

7
sistem tertenu. Untuk mengetahui posisi horizontal suati titik, dapat diperoleh
dengan melakukan pengukuran di lapangan, baik secara langsung maupun tidak
langsung berdasarkan titik yang telah ada (diketahui koordinatnya).
Apabila dikehendaki posos horizontal sejumlah titik atau obyek di
lapangan, baik untuk keperluan teknis maupun penelitian maka diperlukan acuan
atau referensi agar diperoleh keseragaman sistem. Dengan keseragaman sistem
tersebut akan lebih mudah untuk dilakukan proses identifikasi obyek di lapangan
dan penggambaran pada suatu bidang datar atau peta.
Titik – titik dasar yang digunakan sebagai acuan tersebut merupakan titik
– titik kerangka dasar horizontal atau kerangka control horizontal yang telah
diketahui koordinatnya dalam suatu sistem tertentu dan digunakan sebagai dasar
untuk menentukan koordinat titik – titik lain atau titik – titik baru yang belum
diketahui koordinatnya.
2.3 Metode Penentuan Horizontal
Dalam rangka menentukan posisi horizontal titik – titik atau obyek
permukaan bumi ada beberapa metoda yang dapat digunakan, antara lain :
1. Metoda Polar atau Rectangular
2. Metoda Intersection
3. Metoda Resection
4. Metoda Poligon
5. Metoda Triangulasi
6. Metoda Trilaterasi
7. Metoda Triangulasi Udara
8. Metoda Astranomi Geodesi
9. Metoda Global Positioning System
Khususnya dalam ilmu ukur tanah yang sering digunakan antara yaitu
Metoda Polar, Pepotongan Muka ke Muka dan Poligon
2.4 Poligon Tertutup

Poligon berasal dari kata poli yang berarti banyak dan gonos yang berarti
sudut. Secara harfiahnya, poligon berarti sudut banyak. Namun arti yang
sebenarnya adalah rangkaian titik-titik secara berurutan sebagai kerangka dasar
pemetaan.

8
Sebagai kerangka dasar, posisi atau koordinat titik-titik poligon harus
diketahui atau ditentukan secara teliti. Karena akan digunakan sebagai ikatan
detil, pengukuran poligon harus memenuhi kriteria atau persyaratan tertentu.
Berdasarkan dasar bentuknya, poligon dibedakan menjadi tiga macam,
yaitu poligon terbuka, tertutup, dan bercabang.
Poligon tertutup adalah titik awal dan akhirnya menjadi satu. Poligon ini
merupakan poligon yang paling disukai dan paling banyak dipakai di \lapangan
karena tidak membutuhkan titik ikat yang banyak yang memang sulit didapatkan
di lapangan. Namun demikian hasil ukurannya cukup terkontrol.
Gambar poligon tertutup sebagai berikut :

Gambar 2.1. Poligon tertutup sudut dalam


Poligon tertutup sudut dalam ini mempunyai rumus : ( n – 2 ) x 180
Keterangan gambar :
 = besarnya sudut.
12 = azimuth awal.
X1;Y1 = koordinat titik A.
N = jumlah titik sudut.
d23 = jarak antara titik 2 dan titik 3.

9
Gambar 2.1. Poligon tertutup sudut luar
Poligon tertutup sudut luar ini mempunyai rumus : (n + 2 ) x 180
Keterangan gambar:
 = besarnya sudut.
 12 = azimut awal.
n = jumlah titik sudut.
 d23 = jarak antara titik 2 dan titik 3.
Karena bentuknya tertutup, maka akan terbentuk segi banyak atau segi n, dengan
n adalah banyaknya titik poligon.

10
BAB III
PELAKSANAAN PENGUKURAN
3.1 Peralatan

ALAT BAHAN
1. Theodolit 1. Bolpoin
2. Roll Meter / Meteran Roda 2. Pensil
3. Statif 3. Penghapus
4. Rambu Ukur 4. Buku / Kertas Kerja
5. Tripod / Kaki Tiga

3.2 Pengertian Alat Theodolit

Theodolit adalah adalah salah satu alat ukur tanah yang digunakan
untuk menebtukan tinggi tanah dengan sudut mendatar dan sudut tegak.
Berbeda dengan waterpass yang hanya memiliki sudut mendatar saja. Di
dalam theodolit, sudut yang dapat dibaca bisa sampai pada satuan sekon (
detik ). Di dalam pekerjaan – pekerjaan yang berhubungan dengan ukur
tanah, Theodolit sering digunakan dalam bentuk pengukuran Poligon,
pemetaan situasi, maupun pengamatan matahari. Theodolit juga bisa
berubah fungsinya menjadi pesawat penyipat datar bila sudut vertikalnya
dibuat 90°. Dengan adanya teropong pada Theodolit, maka Theodolit
dapat dibidikkan ke segala arah. Di dalam pekerjaan bangunan gedung,
Theodolit sering digunakan untuk menentukan sudut siku – siku pada
perencanaan atau pekerjaan pondasi, Theodolit juga dapat digunakan
untuk mengukur ketinggian suatu bangunan bertingkat.

11
3.3 Bagian – Bagian Alat Theodolit

Secara umum, kontruksi Theodolit terbagi atas 2 bagian :

1. Bagian Atas terdiri dari :

a. Teropong
b. Nivo Tabung
c. Sekrup Okuler dan Objektif
d. Sekrup Gerak Vertikal
e. Sekrup Gerak Horizontal
f. Teropong Bacaan Sudut Vertikal dan Horizontal
g. Nivo Kotak
h. Sekrup Pengunci Teropong
i. Sekrup Pengunci Sudut Vertikal
j. Sekrup Pengatur Menit dan Detik
k. Sekrup Pengatur Sudut Horizontal dan Vertikal

2. Bagian Bawah terdiri dari :


a. Statif atau Tripod
b. 3 Sekrup Penyetel Nivo Kotak
c. Unting – Unting
d. Sekrup Repetisi
e. Sekrup Pengunci Pesawat dengan Statif

12
3.4 Cara Mengoperasikan Alat Theodolit

Pertama yaitu Memasukkan baterai ke dalam tempatnya kemudian


mengetengahkan optis ke atas. Lalu Menghidupkan display dan atur sesuai
keperluan. Untuk membaca sudut mendatar, arahkan teropong pada titik yang
dikehendaki kemudian dibaca pada display. Untuk membaca sudut vertical,
teropong diarahkan secara vertical dan kemudian dibaca pada display

3.5 Penyetelan Alat Theodolit


a. Menyiapkan perangkat Theodolite
b. Memasang rambu ukur
c. Memasang Tripod / Kaki Tiga
d. Memasang pesawat diatas kepala Statif
e. Menyetel Nivo Kotak dengan cara memutar sekrup AB secara
bersamaan hingga gelembung Nivo kearah garis Sekrup C
f. Memutar sekrup C ke kanan atau kiri hingga gelembung Nivo bergerak
ke tengah
g. Menyetel Nivo Tabung dengan Sekrup penyetel Nivo Tabung
h. Memfokuskan bidikan pada Rambu, kemudian memutar sekrup
penguncinya.
3.6 Langkah Pengukuran Poligon
1. Menentukan lokasi lapangan yang akan diukur beda tinggi dan jaraknya.
2. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pengukuran.
3. Menentukan titik yang akan diukur beda tinggi dan jaraknya.
4. Mengukur dengan menggunakan roll meter sejauh jarak yang ditentukan.
5. Menyiapkan alat Theodolite
6. Setelah itu, catat angka yang ada pada display Theodolite ( Vertikal
maupun Horizontal )
7. Jika sudah selesai dibaca, melakukan secara berulang prosedur kerja di
titik berikutnya dan seterusnya.

13
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Hasil Pengukuran Poligon
a. Hari 1

TITIK TARGET PEMBACAAN PIRINGAN HORIZONTAL


BIASA (B) LUAR BIASA (LB)
⁰ ´ ” DEG ⁰ ’ ” DEG
U 21 48 0 21,800
A F 332 51 5 332,851 152 51 5 152,851
B 243 45 20 243,756 63 45 25 63,757
B A 157 5 50 157,097 337 5 40 337,094
C 65 59 15 65,988 245 50 35 245,843
C B 2 37 20 2,622 182 36 50 182,614
D 270 1 40 270,028 90 21 25 90,357
D C 123 21 50 123,364 303 21 30 303,358
E 216 41 0 216,683 36 41 0 36,683
E D 250 39 55 250,665 70 40 20 70,672
F 156 24 40 156,411 336 23 20 336,389
F E 115 50 0 115,833 295 50 0 295,833
A 30 0 15 30,004 210 0 5 210,001

b. Hari 2

PEMBACAAN PIRINGAN HORIZONTAL


TITIK TARGET BIASA (B) LUAR BIASA (LB)
⁰ ´ ” DEG ⁰ ’ ” DEG
UTARA 219 29 5 219,485
A B 2 41 30 2,692 182 41 25 182,690
F 91 23 20 91,389 271 23 20 271,389
A 61 14 15 61,238 240 56 45 240,946
F
E 133 22 40 133,378 313 22 0 313,367
F 21 4 55 21,082 201 4 50 201,081
E
D 313 35 30 313,592 133 36 0 133,600
E 33 54 35 33,910 213 54 0 213,900
D
C 124 49 25 124,824 304 48 35 304,810
D 343 37 20 343,622 163 37 20 163,622
C
B 72 41 40 72,694 252 39 15 252,654
C 241 27 40 241,461 61 27 45 61,463
B
A 330 19 25 330,324 150 21 0 150,350

14
4.2 Perhitungan Koordinat Titik Poligon

a. Hari 1

Jumlah

b. Hari 2

Jumlah

15
4.3 Hasil Pengukuran Beda Tinggi Trigonometris
a. Hari 1

TITIK PEMBACAAN PIRINGAN VERTIKAL JARAK


TARGET ZENITH (B) ZENITH LUAR BIASA (LB) (METER)
PUSAT ○ ' " DEG ○ ' " DEG
B 88 36 30 88,608 271 24 0 271,400 88,90
A
F 90 59 25 90,990 269 0 45 269,013 89,90
A 88 11 50 88,197 271 49 0 271,817 89,90
F
E 86 17 55 86,299 273 42 50 273,714 54,20
F 92 11 25 92,190 267 44 30 267,742 54,20
E
D 88 59 55 88,999 270 59 45 270,996 44,30
E 89 20 0 89,333 270 40 0 270,667 44,30
D
C 87 39 45 87,663 272 19 5 272,318 28,20
D 89 32 50 89,547 270 26 50 270,447 28,20
C
B 89 8 10 89,136 270 51 15 270,854 44,20
C 89 23 15 89,388 270 36 45 270,613 44,20
B
A 90 30 40 90,511 269 28 55 269,482 88,90
b. Hari 2

TITIK PEMBACAAN PIRINGAN VERTIKAL JARAK


TARGET ZENITH (B) ZENITH LUAR BIASA (LB) (METER)
PUSAT ○ ' " DEG ○ ' " DEG
B 90 52 45 90,879 269 7 0 269,117 81,50
A
F 91 23 20 91,389 269 56 25 269,940 61,00
A 89 4 45 89,079 271 24 40 271,411 61,00
F
E 88 34 50 88,581 271 25 20 271,422 33,30
F 89 6 15 89,104 270 54 25 270,907 33,30
E
D 93 1 25 93,024 266 59 0 266,983 46,30
E 85 23 55 85,399 274 36 50 274,614 46,30
D
C 89 54 55 89,915 270 5 30 270,092 48,60
D 88 35 15 88,588 271 25 35 271,426 48,60
C
B 88 21 20 88,356 271 39 35 271,660 95,70
C 90 48 35 90,810 269 11 35 269,193 95,70
B
A 88 7 30 88,125 271 53 10 271,886 81,50

16
4.4 Perhitungan Elevasi Titik Poligon

a. Hari 1

b. Hari 2

17
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan data dan pembahasan dalam laporan ini dapat diambil


kesimpulan , bahwa dalam pelaksanaan praktek pengukuran polygon dengan
menggunakan alat theodolite digital harus dilakukan dengan hati – hati, teliti,
focus, konsentrasi tinggi, dan sabar. Sehingga dapat mendapatkan hasil data
pengukuran yang akurat dan tepat. Selain itu, tata cara penggunaan alat juga
sangat berpengaruh terhadap hasil pengukuran. Penggunaan alat dengan baik dan
cara yang benar dapat memaxsimalkan keakuratan data yang didapat

5.2 Saran

Sebaiknya dalam pelaksanaannya setiap mahasiswa diberikan job list yang


lebih jelas sehingga. Setiap mahasiswa memiliki porsi yang sama dalam praktek
pengukuran polygon dengan alat theodolit digital. Sehingga setiap mahasiswa
dapat menerima ilmu dengan porsi yang sama.

18
LAMPIRAN

19
DAFTAR PUSTAKA

Sasongko, Rinto. 2017. Modul Ajar Ilmu Ukur Tanah I. Malang: Bagian
Penerbitan Politeknik Negeri Malang.

http://updatetugassekolah.blogspot.co.id/2015/03/bagaimana-penggunaan-dan-
tata-cara.html
https://www.google.com/search?q=pengukuran+menggunakan+theodolit&client=
firefox-b-ab&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjJjZqs0-
LYAhWHMo8KHXi7AmgQ_AUICigB&biw=1366&bih=656
https://www.google.com/search?client=firefox-b-
ab&biw=1366&bih=656&tbm=isch&sa=1&ei=vCthWvedMYPgvATe-
ZW4CQ&q=theodolit&oq=theodolit&gs_l=psy-
ab.3..0l10.26286.26286.0.26571.1.1.0.0.0.0.128.128.0j1.1.0....0...1c.1.64.psy-
ab..0.1.126....0.pNYVb0DiFWc

20

Anda mungkin juga menyukai