DISUSUN OLEH :
ARDEAN PERDANA
3022018461
TEKNIK PERTAMBANGAN IIB
Dosen Pengampu:
Herman, S.Si.MT
TEKNIK PERTAMBANGAN
POLITEKNIK NEGERI KETAPANG
2019
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
sudah memberikan karunia-Nya kepada saya dalam melaksanakan tugas
praktikum SIMKOM ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pengeditan gambar tidak hanya dilakukan pada gambar bidang yang
dibuat dengan menggunakan AutoCAD maupun AutoCAD Map, pengeditan ini
juga dapat dilakukan pada gambar bidang yang telah didigit dengan menggunakan
perangkat lunak yang sama.
Kegiatan pendigitan peta ini diterapkan pada peta-peta lama yang telah
discan. Tujuannya adalah agar dapat mengedit peta-peta tersebut. Namun,
sebelum dilakukan pengeditan atas peta-peta tersebut, jenis datanya harus diubah
terlebih dulu. Jika jenis datanya telah berubah menjadi data digital, barulah peta
tersebut dapat diedit sesuai kepentingan.
1. Mengetahui Definisi peta topografi dan fungsi dari Digitasi Ulang Peta
Topografi.
2. Mengetahui Tahapan dan hasil dari Digitasi Ulang Peta Topografi.
2
BAB II
ISI
Peta Topografi berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan
graphi yang berarti menggambar. Peta topografi memetakan tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi bentuk
garis-garis kontur, dengan satu garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta
topografi mengacu pada semua ciri-ciri permukaan bumi yang dapat
diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan, yang dapat ditentukan pada posisi
tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama topografi adalah ukuran relief
(berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran planimetrik (ukuran permukaan
bidang datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut
kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola
urbanisasi. Peta topografi juga menggambarkan sebanyak mungkin ciri-ciri
permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Secara umum peta topografi adalah peta yang menyajikan berbagai jenis
informasi unsur-unsur alam dan buatan permukaan bumi dan dapat digunakan
untuk berbagai keperluan pekerjaan. Peta topografi dikenal juga sebagai peta
dasar, karena dapat digunakan untuk pembuatan peta-peta lainnya..Contoh peta
yang digolongkan sebagai peta topografi :Peta planimetrik, peta yang menyajikan
beberapa jenis unsur permukaan bumi tanpa penyajian informasi ketinggian. Peta
kadaster/pendaftaran tanah, peta yang menyajikan data mengenai kepemilikan
tanah, ukuran, dan bentuk lahan serta beberapa informasi lainnya. Peta
bathimetrik, peta yang menyajikan informasi kedalaman dan bentuk dasar laut.
Pemetaan adalah suatu proses penyajian informasi muka bumi yang
sebenarnya dan nyata baik bentuk permukaan buminya maupun bentuk sumbu
alamnya, berdasarkan skala peta, system proyeksi dan simbol-simbol dari unsur
permukaan bumi yang disajikan.
Peta adalah sarana informasi mengenai lingkungan dan bentuk permukaan
bumi yang di gambar pada bidang datar, dalam pekerjaan teknik pertambangan
membutuhkan peta berbagai macam jenis yang dapat membantu ataupun
memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan. Pada awalnya peta berbentuk peta
analog.
Peta analog adalah peta dalam bentuk cetakan seperti peta rupa bumi yang
diterbitkan Bakosurtanal. Pada umumnya peta analog dibuat dengan teknik
kartografi, sehingga sudah mempunyai referensi spasial seperti koordinat, skala,
arah mata angina dsb. Untuk pembaharuan suatu peta analog dibutuhkan waktu
yang lama sehingga dibutuhkan teknologi baru untuk membuat suatu peta. Maka
dari itu, peta analog harus dikonversikan menjadi peta digital. Salah satu caranya
yaitu dengan digitasi. Digitasi pada awalnya dilakukan dengan meja digitasi.
Namun sekarang sudah mulai berkembang software-software untuk digitasi tanpa
menggunakan meja digitasi. Salah satu software yang digunakan adalah software
AutoCAD.
AutoCAD adalah perangkat lunak komputer CAD untuk menggambar 2
dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk. Keluarga produk
3
AutoCAD, secara keseluruhan, adalah software CAD yang paling banyak
digunakan di dunia.
Menurut Hasbi AS, Moh (2007), digitasi merupakan proses alih media
cetak atau analog ke dalam media digital atau elektronik melalui proses scanning,
digital photography, atau teknik lainnya. Sedangkan menurut Khomsin (2004)
digitasi adalah proses untuk mengubah informasi grafis yang tersedia dalam kertas
ke formal digital. Dalam prosesnya, digitasi memerlukan waktu, tenaga, biaya,
dan menuntut adanya tenaga ahli yang cukup menguasai tekniknya.
Cara yang biasanya digunakan untuk memasukkan data dari media kertas
ke digital adalah dengan menggunakan alat digitizer dan scanner. Alat digitizer
mengubah ke format vektor, sedangkan scanner mengubah ke format raster.
Format vektor itu sendiri berupa objek atau kondisi di dalam dunia nyata yang
disajikan dengan menggunakan titik dan garis, posisi setiap objek disusun dengan
menggunakan sistem koordinat. Format raster menggunakan grid untuk menutup
(meng-cover) suatu permukaan. Format raster menyajikan titik dengan sel
tunggal, garis dengan sel bersebelahan yang berurutan, dan area atau polygon
dengan suatu kumpulan sel yang berbatasan.
Data raster tersebut tidak dapat langsung diedit atau digunakan. Dalam
prosesnya, data hasil scanning yang telah diubah menjadi data raster harus diubah
ke format vektor on screen digitasi. Jenis file gambar yang akan didigit harus
sesuai dengan kriteria yang diminta oleh AutoCAD Map, biasanya berjenis .jpg
dan .tif. Setelah didigit, data yang telah mengalami perubahan format tersebut
kemudian diedit dan perbaikan agar dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Perangkat lunak (software) yang sering digunakan adalah AutoCAD Map dan
ArcView. BPN sendiri memanfaatkan kedua perangkat lunak ini. Namun, untuk
mengedit gambar peta, digunakanlah AutoCAD Map.
4
AutoCAD Map yang digunakan di kalangan BPN berbeda dengan
AutoCAD Map pada umumnya. Di BPN, perangkat lunak ini telah diberi
tambahan aplikasi yang mendukung pekerjaan yang berkaitan dengan
penggambaran serta pengeditan gambar bidang tanah. Aplikasi ini dinamakan
SAS (Stand Alone System). Aplikasi SAS ini dibuat dalam bahasa Indonesia
sehingga petugas yang kurang mengerti bahasa Inggris dapat memanfaatkannya
tanpa harus belajar bahasa Inggris terlebih dulu.
Keuntungan yang cepat dirasakan dari kegiatan digitasi peta hasil scan
adalah mudahnya melakukan pengeditan, hal ini membuat peta yang telah didigit
bersifat dinamis. Selanjutnya, peta-peta lama yang akan diedit tidak perlu
digambar ulang jika akan diadakan perubahan atas peta tersebut. Hal ini dapat
membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, cepat, dan optimal. Biaya pengerjaan
juga dapat ditekan sehingga lebih hemat.
Hasilnya tidak berbeda jauh dengan peta asli karena digitasi peta
dilakukan sesuai dengan peta asli yang digunakan untuk kepentingan yang
berkaitan dengan pertanahan. Apabila diperlukan perubahan informasi atas
bidang-bidang tanah yang ada dalam peta yang didigit tersebut, dapat langsung
dilakukan perubahan tanpa harus mengubah peta yang asli sehingga jika
memerlukan peta asli sebagai referensi, peta asli dapat dipakai.
Penggunaaan peta hasil digitasi juga tidak terbatas. Artinya, peta hasil digitasi
dapat digunakan untuk berbagai keperluan setelah sebelumnya disesuaikan sesuai
ketentuan yang berlaku. Ketentuan itu misalnya tentang penentuan koordinat peta.
Keuntungan lainnya adalah peta-peta yang ada di cepat rusak karena
disimpan dalam format digital. Berbeda dengan peta-peta analog yang memiliki
kemungkinan rusak lebih banyak daripada peta yang dibaut serta disimpan dalam
bentuk digital.
Hasil digitasi peta yang berasal dari peta hasil scanning dapat
dimanfaatkan sesuai keperluan. Seperti digunakan untuk membuat peta dasar
pendaftaran tanah, peta pendaftaran tanah, ataupun peta-peta lain yang dibuat
dalam format digital.
Meski kelihatannya mudah digunakan, tetapi peta hasil digitasi juga memiliki
kelemahan. Hasil digitasi peta yang discan tidak terhindarkan dari kesalahan
akibat skala dan generalisasi. Tidak hanya kesalahan akibat skala dan generalisasi,
kesalahan-kesalahan teknis sewaktu men-scan peta juga dapat mempengaruhi
hasil digitasi peta tersebut. Misalnya saja posisi peta yang akan discan miring dan
itu tidak disadari oleh petugas, kesulitan baru muncul ketika peta tersebut akan
didigit. Keadaan peta yang cukup lama juga dapat mempengaruhi hasil digitasi
peta. Jika keadaan peta yang akan didigit masih utuh, tentunya tidak ada masalah
tetapi akan lain apabila keadaan peta yang akan didigit tidak benar-benar utuh
atau ada sobekan di sana-sini. Hal ini cukup menyulitkan sewaktu peta didigit
karena kemudian ini akan mempengaruhi standarisasi maupun perhitungan luas.
5
Untuk mengatasinya, diadakan perhitungan atas bidang-bidang tanah yang
gambarnya didigit kemudian dicocokkan dengan data lapangan. Apabila terjadi
perbedaan, maka data lapangan yang dipakai. Sedangkan untuk standarisasi layer,
dipakailah cara standarisasi layer dengan me-klik satu per satu layer yang
diinginkan (jika merupakan bidang tertutup biasanya digunakan cara seperti
ketikan akan menghitung luas dalam AutoCAD). Untuk peta yang keadaannya
tidak terlalu utuh, peta tersebut didigit sesuai garis yang terlihat di komputer.
Untuk keperluan pemetaan digital, peta hasil digitasi nantinya harus disesuaikan
sesuai ketentuan yang berlaku. Misal jika digunakan di lingkungan BPN maka
koordinat dari peta tersebut nantinya harus disesuaikan sesuai standar yang
berlaku, yaitu diikatkan dalam koordinat TM3°. Kemudian peta tersebut harus
diberi NIB (Nomor Identifikasi Bidang) bila akan dipakai untuk peta pendaftaran
dan NIS (Nomor Identifikasi Sementara) bila akan dipakai untuk pembuatan peta
dasar pendaftaran.
6
B. Pendigitasian Peta Digital
7
19. Peta akan berpindah menuju titik yang sebenarnya. Namun hanya
satu titik yang menjadi acuan. Untuk memunculkan peta kembali,
kalik ‘zoom extend’.
20. Langkah selanjutnya, memperbesar peta sehingga titik-titik yang
lain benar.
21. Kemudian klik tepi peta untuk memilih objek.
22. Kemudian klik pada pojok titik acuan sebagai specify base point.
23. Selanjutnya, ketik r pada tab command untuk referensi. Lalu klik
kembali titik acuan dan tarik hingga pojok peta yang lain.
24. Kemudian akan muncul perintah unutuk memasukkan nilai
panjang baru/specify new length. Masukkan nilai hasil
pengurangan dari sumbux titik acuan dengan sumbu x pojok yang
lain.
25. Maka peta akan berubah ukuran. Titik-titik yang lain telah
menempati titik yang benar sesuai dengan dibumi. Selanjutnya, uji
titik pojok yang lain kebenaranya.
26. Kemudian menambahkan layer dengan klik ‘Layer Properties
Manager’.
27. Maka akan muncul kotak dialog seperti gambar dibawah.
28. Kemudian klik ikon ‘new layer’ untuk menambahkan layer.
29. Ubah nama layer sesuai dengan layer yang akan didigitasi. Ubah
pula warna yang akan digunakan.
30. Untuk mendigitasi, tools yang digunakan antara lain ‘point’ untuk
mendigitasi desa, ‘line’ untuk mendigitasi patahan, dip strike,
‘polyline’ untuk mendigitasi jalan, sungai, dan formasi pesebaran
batuan.
31. Kemudian, pilih layer yang akan didigitasi terlebih dahulu.
32. Lakukan digitasi dengan klik by klik hingga akhir.
33. Untuk desa, gunakan ‘point’ untuk melakukan digitasi.
34. Untuk patahan, dip dan strike, gunakan line untuk melakukan
digitasi.
35. Untuk formasi pesebaran batuan, gunakan polyline untuk
mendigitasi.
36. Hasil dari polyline sebatas polugon tanpa warna dalam. Sehingga
digunakan tool ‘hatch’ untuk memberi warna pada formasi
tersebut. Setelah itu muncul kotak dialog ‘Hatch and Gradient’.
Pilih ‘add pick points’ untuk memilih daerah yang akan diberi
warna.
37. Setelah di klik pada daerah yang akan diberi warna, klik sekali lagi
kemudian klik enter dua kali.
38. Makan akan terbentuk formasi dengan warna.
39. Hasil digitasi keseluruhan ialah sebagai berikut:
8
C. Insert Simbol
9
2.3 Hasil Kerja
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
Pdf.144851907 “Digitasi-Peta-Topografi”
https://www.academia.edu/11407366/Georefrencing_using_AutoCad_and_ArcGis
diakses pada 26 April 2019
12