Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN ILMU UKUR TANAH PENGUKURAN KONTUR MENGGUNAKAN

ALAT TOTAL STATION


Dosen Pengampu :
Ir. Muhammad Irsyadi Firdaus.,S.T., M.S.

Disusun Oleh :

Kelompok 4 :
Absal Wahyu Hidayatullah (21313600)
Risqi Maulana (21313600)
Tria Febriandhayani (2131360037)
Wildan Zuhdi (21313600)

PROGRAM STUDI D-III TEKNOLOGI SIPIL


PSDKU POLINEMA LUMAJANG
TAHUN 2021 – 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha karena atas rahmat dan
berkat-Nya kelompok kami dapat menyelesaikan Tugas Laporan Praktikum Ilmu Ukur
Tanah.

Tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan wajib karena telah
mengikuti kuliah Ilmu Ukur Tanah. Disamping itu, juga untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan kami dalam menerapkan mata kuliah Ilmu Ukur Tanah di dalam praktek yang
nyata.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Muhammad
Irsyadi Firdaus, ST., M.S. selaku dosen mata kuliah ilmu ukur tanah, yang telah terlibat dan
memberikan perhatian serta bimbingan, baik langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih sangat jauh dari kata sempurna,maka dari
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi penyempurnaan laporan
ini selanjutnya.

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................II
DAFTAR ISI............................................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................................IV
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH................................................................................................1
1.3. TUJUAN..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1. KONTUR TANAH.........................................................................................................3
2.2. GALIAN DAN TIMBUNAN........................................................................................10
2.3. PENGUKURAN KONTUR DENGAN METODE POLIGON TERBUKA................13
2.4. CARA MENTRASNFER DATA DI TOTAL STATION............................................15
2.5. PENGUKURAN MENGGUNAKAN TOTAL STATION..........................................15
2.6. MENGELOLA DATA HASIL PENGUKURAN KONTUR.......................................16
2.7. PENGGAMBARAN KONTUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK
BERUPA CIVIL 3D.............................................................................................................16
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................23
3.1. HASIL PENGUKURAN..............................................................................................23
3.2. PEMBAHASAN...........................................................................................................23
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................24
4.1. KESIMPULAN.............................................................................................................24
4.2. SARAN..........................................................................................................................24
LAMPIRAN DOKUMENTASI...............................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27

III
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. 1 Contoh garis kontur...........................................................................................9


Gamber 2.3. 1 Contoh Poligon Terbuka..................................................................................19
Gambar 2.5. 1 Total station topcon..........................................................................................21
Gambar 2.5. 2 Statif.................................................................................................................21
Gambar 2.5. 3 Yalon................................................................................................................21
Gambar 2.5. 5 Prisma...............................................................................................................21
Gambar 2.5. 6 Meteran Tangan................................................................................................21
Gambar 2.5. 4 Payung..............................................................................................................21
Gambar 2.6. 1 Olah data Excel................................................................................................21

IV
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Bagi orang-orang yang berkecimpung dalam dunia teknik sipil, peta topografi
menjadi salah satu hal yang sangat dibutuhkan. Peta topografi memuat informasi-
informasi penting yang dibutuhkan sebagai acuan pada tahap awal pekerjaan proyek.
Dengan adanya peta topografi wilayah yang akan dijadikan tempat proyek dapat ditinjau
terlebih dahulu morfologi tanahnya, sebagai contoh hal yang ditinjau adalah kemiringan
tanah, kemungkinan terjadinya longsor atau pergerakan tanah lainnya dan lain
sebagainya.
Informasi terpenting yang dimiliki peta topografi adalah garis-garis konturnya dan
angka-angka elevasi yang tertera pada peta. Garis-garis kontur pada peta topografi
menunjukkan seberapa besar kemiringan tanah dan lebih lanjut perencana dapat
membayangkan seberapa besar resiko menempatkan suatu proyek pada suatu wilayah.
Selain itu, angka-angka elevasi yang tertera nantinya berguna dalam tahap perencanaan
gambar kerja. Seberapa dalam pondasi atau kolom dan komponen lainnya pada suatu
bangunan, agar berdiri sejajar, bergantung pada perhitungan elevasi tanah.
Untuk mendapatkan garis kontur kita bisa menggunakan alat Total Station Topcon
maupun Sokia, Yalon, Prisma, dan Statif,mungkin juga bisa menggunakan payung,
meteran, dan paku payung sebagai alat bantu. Pengukuran kontur ini dibekali dengan
beberapa perangkat lunak yaitu Topcon Link, Microsoft Excel, dan AutoCAD yang bisa
memberi, mengolah dan menghasilkan data garis kontur secara lebih cepat.
1.2. RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Pengertian kontur ?
1.2.2. Apa yang dimaksud dengan Galian dan Timbunan ?
1.2.3. Pengukuran kontur dengan metode polygon terbuka ?
1.2.4. Bagaimana cara mentransfer data di total station ?
1.2.5. Pengukuran kontur menggunakan total station ?
1.2.6. Mengolah data hasil pengukuran kontur ?
1.2.7. Penggambaran kontur menggunakan perangkat lunak berupa Autcad Land
Desktop ?
1.2.8. Bagaimana hasil dan pembahasan dari pengukuran kontur kelompo 4 kelas 1A
TS?

1
1.3. TUJUAN
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu kontur.
1.3.2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan galian dan timbunan.
1.3.3. Untuk mengtahui dan memperjelas bagaimana pengukuran kontur menggunakan
metode poligon terbuka.
1.3.4. Untuk mengetahui bagaimana cara mentransfer data dari alat total station.
1.3.5. Untuk mengetahui bagaimana pengukuran kontur menggunakan alat Total
Station.
1.3.6. Untuk mengetahui bagaimana pengolahan data di excel pada pengukuran kontur
ini.
1.3.7. Untuk mengetahui bagaimana cara penggambaran kontur di perangkat lunak
berupa Autcad Land Dekstop.
1.3.8. Untuk mengetaui hasil pengukuran kelompok 4 kelas 1B TS.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. KONTUR TANAH
2.1.1. Pengertian Kontur
Kontur adalah garis pada suatu peta yang menghubungkan titik-titik atau
suatu yang mempunyai ketinggian sama. Keberadaan garis kontur pada peta
topografi merupakan sebuah hal yang penting. Hal ini dikarenakan garis kontur
yang tergambar pada peta menunjukkan ketinggian dan kemiringan suatu daerah
sehingga  topografi daerah tersebut dapat direpresentasikan dengan baik sehingga
menjadi dasar pengembangan informasi medan.
Garis kontur atau disebut dengan garis tranches, garis tinggi, atau garis
tinggi horizontal, adalah garis imajiner pada suatu wilayah atau area di atas peta
yang menghubungkan dan memperlihatkan beberapa titik pada peta yang memiliki
ketinggian yang sama. Garis ini selanjutnya menunjukkan pergerakan atau
perkembangan naik turunnya suatu keadaan tanah.
Misalnya, suatu garis kontur ditunjukkan dengan angka + 25 meter, berarti
garis kontur ini menghubungkan titik-titik yang memiliki sudut elevasi atau
ketinggian yang sama + 25 meter terhadap sudut elevasi atau ketinggian tertentu.
Garis kontur ini dapat dibuat dengan membuat suatu proyeksi garis tegak
berpotongan pada bidang datar dengan permukaan bumi ke bidang mendatar pada
suatu peta. Garis kontur yang dibuat pada peta akan terkait langsung dengan skala
yang mana garis kontur ini dibuat sesuai dengan skala peta yang diinginkan.
2.1.2. Garis Kontur Pada Peta Topografi
Peta topografi  adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi
yang dilengkapi dengan penggambaran perairan, kebudayaan,vegetasi,
transportasi,toponimi,dan batas administratif.Pada umumnya,peta topografi identik
dengan penggambaran ketinggian dari permukaan laut dalam bentuk garis
bayangan yang disebut dengan garis kontur. Garis kontur juga digunakan untuk
mengetahui kemiringan lereng sehingga dapat diketahui landai atau tidaknya suatu
tempat. Semakin rapat garis kontur, maka semakin curam tempat tersebut. Peta
topografi dapat menjadi dasar bagi pembuatan peta geologi, peta geomorfologi,
dan lain-lain.

3
Adapun fungsi peta topografi sebagai berikut :
1. Menggambarkan rupa bumi dari objek tiga dimensi menjadi dua dimensi.
2. Dapat mengetahui bentuk keadaan dan elevasi (ketinggian) permukaan bumi.
3. Dapat memperkirakan tingkat kecuraman atau kemiringan lereng suatu tempat.
2.1.3. Fungsi, Karakteristik, Macam – Macam, Cara Pengukuran, dan Metode
Pembuatan Garis Kontur

Gambar 2.1. 1 Contoh garis kontur


a. Fungsi garis kontur
 Penanda ketinggian atau sudut elevasi suatu tempat atau wilayah tertentu;
 Penanda ada tidaknya bentuk relief sesuai dengan wujud asli di permukaan
bumi;
 Penanda ada tidaknya suatu lereng di suatu tempat atau wilayah tertentu;
 Penanda besaran sudut kemiringan suatu lereng pada suatu tempat atau
wilayah tertentu;
 Penanda perhitungan untuk luas daerah genangan dan volume suatu
bendungan;
 Penentu rute suatu jalan atau saluran yang memiliki sudut kemiringan
tertentu;
 Penentu ada tidaknya dua titik di lahan yang tingginya sama dan saling
terlihat; dan
 Bahan untuk membuat potongan memanjang (long-section).
b. Karakteristik garis kontur
Dalam menggambarkan bentuk permukaan tanah atau membuat peta
topografi dan ketinggian pada suatu peta garis kontur sangat berguna untuk

4
memproyeksikan kedua pola tersebut, atau cara lain yang bias digunakan
adalah dengan metode hachures (garis lurus yang di tarik dari titik titik
ketinggian tertinggi ke titik titik yang lebih rendah di sekitarnya jika lerengnya
curam garisnya makin merapat) dan shading (topografi curam di beri
bayangan yang tebal,rapat, serta pendek, sebaliknya daerah landai di beri garis
bayangan tipis, panjang dan renggang). Menurut seorang ahli, garis kontur
memiliki karakteristik sebagai berikut ini:
 Garis kontur yang menunjukkan tingkat kerapatan yang lebih besar
menandakan sudut kemiringan atau lereng yang sangat curam;
 Garis kontur yang tingkat kerapatannya jarang menandakan keadaan
permukaan tanah yang landau;
 Garis kontur selalu bersifat horizontal, tidak bercabang, dan tidak
berpotongan;
 Garis kontur selalu berkelok-kelok dan mengikuti sudut kemiringan atau
lereng dari suatu lembah;
 Garis kontur selalu tegak lurus terhadap aliran air yang mengalir di
permukaan tanah;
 Garis kontur berbentuk kurva tertutup;
 Garis kontur sellu menjorok ke hulu jika melewati aliran sungai;
 Garis kontur selalu menjorok ke arah jalan jika melewati permukaan jalan;
 Garis kontur tidak akan terlihat jika melewati suatu bangunan;
 Garis kontur yang disajikan selalu disesuaikan dengan skala peta yang
dibuat;
 Garis kontur memiliki sajian indeks yang berbeda-beda mengikuti posisi
topografi suatu wilayah;
 Garis kontur hanya diperuntukkan satu sudut ketinggian tertentu;
 Garis kontur yang bernilai lebih rendah selalu mengelilingi garis kontur
yang bernilai lebih tinggi;
 Garis kontur yang bertanda huruf U selalu menunjukkan punggung
pegunungan atau gunung; dan
 Garis kontur yang bertanda huruf V selalu menandakan suatu lembah atau
jurang.
c. Macam – macam garis kontur

5
Dalam menyajikan peta kontur, ada dua hal atau macam yang berkaitan
dengan garis kontur. Garis kontur ini menyajikan penampakan kontur pada
bukit dan aliran sungai. Adapun penjelasan lebih detail dapat ditunjukkan
berikut ini:
 Kontur Interval
Hal ini menunjukkan perbedaan elevasi atau sudut ketinggian antar
dua garis kontur yang berdekatan. Misalnya, pada penampilan peta di satu
halaman, nilai interval kontur dibuat sama besar antar satu kontur dengan
kontur yang lainnya. Dengan kata lain, semakin besar skalanya maka
informasi pada peta akan semakin banyak atau detail, sehingga interval
kontur akan semakin kecil.
 Kontur Indeks
Hal ini menunjukkan adanya garis kontur dengan kelipatan tertentu.
Misalnya, setiap kelipatan 1 meter, 5 meter, 10 meter, dan seterusnya.
Dalam menentukan indeks kontur ini maka dapat digunakan rumus
penentuan indeks kontur sebagai berikut: i = (25/panjang 1 km di peta)
meter.
Sebagai contoh: Pada peta dengan skala 1:1000, maka indeks kontur
yang ditunjukkan dalam peta adalah 1 km, pada peta dengan skala 1:1000
= (1 km/1000 cm)
= (100000 cm/1000 cm)
= 100 meter.
Maka, i = (25/100) = 0,25 meter.
Selain macam-macam garis kontur tersebut di atas, informasi tentang
titik detail tidak harus memiliki sudut elevasi atau ketinggian yang sama,
namun dapat juga dibidik dari lapangan dengan mengikuti pola tertentu.
Pola-pola ini meliputi pola kotak-kotak (spot level), pola profil (grid), dan
pola radial-pola yang digunakan untuk pemetaan topografi pada daerah
yang luas dan permukaan tanah yang tidak beraturan atau randomized.
 Kontur antara
Garis kontur antara merupakan garis kontur regular yang digambar
dengan interval nilai yang normal, digambar dalam bentuk garis yang lebih
tipis, dan terletak di antara kontur indeks. Garis kontur antara ini dapat

6
diberi angka nilai kontur ataupun tidak, tergantung dari ruang yang
tersedia.

 Kontur cekungan/ depresi


Bentuk-bentuk cekungan di permukaan bumi disajikan secara khusus
pada peta topografi, yaitu dengan memberikan tambahan garis-garis
pendek yang tegak lurus garis kontur dan mengarah ke dasar cekungan.
 Kontur gabungan
Jika beberapa garis kontur berjarak sangat dekat atau tergambarkan
bersinggungan pada skala pea yang dignakan, maka dimungkinkan untuk
tidak menyajian garis-garis tersebut secara individual. Garis-garis tersebut
dapat digabungkan menjadi satu garis kontur yang (sebenarnya) terdiri dari
beberapa garis kontur.
2.1.4. Cara pengukuran garis kontur
Dengan merujuk pada macam-macam garis kontur ini, pengukuran titik-titik
detail untuk penarikan garis kontur pada suatu peta dapat dilakukan dengan dua
cara, yaitu:
 Secara langsung: Titik-titik detail yang tidak harus sama tinggi dapat dipilih
mengikuti pola tertentu yaitu pola kotak-kotak, profil, atau radial. Dengan pola
tersebut garis kontur dapat dibuat dengan cara interpolasi dan pengukuruan
titik-titik detailnya dapat dilakukan dengan cara tachymetry pada semua
bidang atau area dan dapat pula menggunakan sipat datar memanjang ataupun
sipat datar profil pada daerah yang relatif datar.
 Secara tidak langsung: Titik-titik detail dicari dengan berdasarkan pada
ketinggian yang sama dan ditentukan posisinya dalam peta dan diukur pada
ketinggian tertentu.Cara pengukurannya dapat dilakukan
dengan tachymetry atau kombinasi antara sipat datang memanjang dan
pengukuran polygon. Akan tetapi,cara ini lebih sulit dibandingkan dengan cara
tidak langsung. Pengukuran secara langsung ini sangat diperlukan pada saat
pengukuran dan pemasangan tanda batas daerah genangan.
Selain itu, garis-garis kontur pada peta topografi dapat digunakan dalam
menghitung volume, baik volume bagan galian (gunung kapur, bukit, dan
lainnya). Sedangkan luas yang dikelilingi oleh masing-masing garis kontur
diukur luasnya dengan plainmeter dengan interval h.

7
2.1.5. Metode pembuatan garis kontur
1) Pertama-tama, kita harus melakukan ploting (penentuan lokasi) secara detail
pada sejumlah titik yang diperoleh dari observasi/survei/pengukuran langsung
di lapangan.
2) Selanjutnya, menentukan titik-titik dengan sudut elevasi atau ketinggian yang
sama. Hal ini dapat dilakukan dengan cara numerik, taksiran (visual), dan
grafis.
3) Kemudian mencari sudut elevasi atau ketinggian tertentu dengan menggunakan
perbandingan linear antara dua titik yang memiliki informasi sudut elevasi dan
sattitik yang akan dicari.
4) Maka, interpolasi (garis kontur) dapat diperoleh dari perbandingan segi tiga
siku-siku dari sejumlah titik yang telah ditentukan tadi.
5) Terakhir, melengkapi peta tersebut dengan simbol kartografi. Simbol ini
merupakan alat komunikasi antara pembuat peta dengan pemakai peta.
Sehingga, pada permukaan peta hanya menggambarkan simbol-simbol tertentu
saja.
2.1.6. Proses interpolasi untuk mendapatkan garis kontur
Ada dua jenis cara interpolasi yaitu
 interpolasi linier
Interpolasi linier, yaitu dengan cara interpolasi garis kontur dengan melakukan
pengukuran atau perhitungan pada garis.
 interpolasi grafis
interpolasi grafis adalah interpolasi yang dilakukan dengan cara membagi garis
menggunakan garis lain dengan ukuran dan satuan ukur yang lebih mudah lalu
digaris dengan mempergunakan prinsip garis sejajar untuk mendapatkan
ukuran yang sebanding.
2.1.7. Jarak garis kontur interval
Biasanya, pembuatan garis kontur dengan interval 50 meter dalam peta
yang digunakan masih kurang dapat merepresentasikan atau memperlihatkan
topografi daerah cakupan peta.

8
Hal ini dikarenakan pada peta tersebut terdapat bagian yang relatif datar
sehingga penggambaran garis kontur dengan interval ini masih belum bisa
menggambarkan daerah datar ini dengan baik.
Penggambaran relief dengan pembuatan garis kontur berinterval 25 meter
sudah baik dalam menggambarkan daerah yang bergunung atau berbukit, namun
masih kurang baik dalam menggambarkan daerah datar.
Penggambaran dengan interval 12,5 meter sangat baik dan bisa
memperlihatkan topografi daerah tersebut, baik daerah berbukit maupun datar.
Namun, di daerah yang berbukit, dibeberapa tempat garis-garis kontur terkesan
sangat rapat dan bahkan berimpit satu sama lain, atau sering disebut overcrowded.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka dua kontur interval dapat digabung
dalam satu peta kontur. Daerah perbukitan menggunakan interval kontur 25 meter,
dan daerah dataran menggunakan interval kontur 12,5 meter.
Dengan demikian, relief daerah perbukitan dan daerah dataran dapat
tergambarkan dengan baik.Dalam peta kontur, kombinasi interval kontur seperti ini
ditampilkan dengan warna yang berbeda, sehingga dapat diketahui perbedaan
interval kontur yang digunakan dalam peta tersebut.
Secara teknis untuk tujuan tertentu, dua interval kontur dapat digunakan 
dalam satu peta. Hal ini biasanya dilakukan pada daerah dengan kontras relief yang
tinggi, misalnya perbukitan yang berdekatan dengan daratan.
Dalam kasus ini, interval contur yang kecil digunakan untuk daerah datar,
sedangkan interval kontur besar untuk daerah berbukitan. Sebagai petunjuk,
informasi tentang dua interval kontur harus muncul pada dua tepi peta.
2.1.8. Hubungan garis kontur dan skala peta
Hal yang lebih penting yang harus diperhatikan dalam pembuatan garis
kontur adalah skala peta yang dibuat. Skala harus diperhatikan agar tidak terjadi
penggambaran relief yang terlalu umum ataupun terlalu detil sehingga
terjadi overcrowded.
Namun demikian, tidak ada ketentuan atau perhitungan yang pasti antara
skala peta dan interval garis kontur. Hal ini dikarenakan penentuan interval tidak
hanya didasarkan pada skala peta, tetapi juga memeprhatikan bentuk daerah yang
dipetakan dan tujuan pembuatan peta yang bersangkutan.
Sebagai contoh, pada suatu peta dengan skala 1:100, maka  interval kontur yang
digunakan adalah 0,05 meter.

9
Terdapat rumus untuk menentukan CI berdasarkan skala, yaitu

Meskipun demikian, perlu diingat bahwa rumus Ci tidak dapat selalu


diterapkan pada peta kontur, karena kondisi di lapangan yang berbeda-beda.

2.2. GALIAN DAN TIMBUNAN


2.2.1. Galian dan Timbunan Pada Suatu Proyek Konstruksi
Galian dan timbunan merupakan pemindahan sejumlah volume tanah akibat
adanya perbedaaan ketinggian (ketinggian muka tanah asli dengan ketinggian rencana
trase) di suatu tempat. Volume galian dan timbunan akan menentukan harga pekerjaan
pembangunan jalan secara keseluruhan. Jenis tanah ikut dipertimbangkan dalam
menentukan penggunaanya sebagai timbunan. Pekerjaan galian timbunan dilakukan
apa bila alinyemen vertikal dan horizontal dan penomoran stasion telah pasti.
a. Galian dan timbunan dapat diperoleh dari :
 Peta situasi yang dilengkapi dengan garis-garis kontur atau diperoleh langsung
dari lapanganmelalui pengukuran sipat datar profil melintang sepanjang
koridor jalur proyek atau bangunan.
 Peta situasi dengan metode penggambaran profil melintang sepanjang jalur
proyek
 Peta situasi dengan metode grid-grid (griding) yang meninjau galian dan
timbunan dari tampak atas dan menghitung selisih tinggi garis kontur
terhadap ketinggian proyek ditempat perpotongan garis kontur dengan garis
proyek
b. Pada suatu proyek konstruksi, pekerjaan galian dan timbunan tanah (cut and fill)
hampir tidak pernah dapat dihindarkan dikarenakan :
 Adanya perbedaan letak permukaan tanah asli dan permukaan tanah rencana
yang disebabkan topografi daerah yang berbeda-beda.
 Jika permukaan tanah asli sama dengan permukaan tanah rencana, akan tetapi
tanah asli tersebut belum tentu memenuhi syarat daya dukung tanah.
c. Tujuan Perhitungan Galian Timbunan

10
 Meminimalkan penggunaan volume galian dan timbunan pada tanah,
sehingga pekerjaan pemindahan tanah dan pekerjaan stabilitas tanah dasar
dapat dikurangi
 Untuk menentukan peralatan (alat-alat berat) yang digunakan dengan
mempertimbangkan kemampuan daya operasional alat tersebut
 Menghemat waktu dan biaya
2.2.2. Galian
Pekerjaan Galian adalah pekerjaan menggali tanah untuk keperluan
konstruksi yang bertujuan untuk mendapatkan desain atau bentuk konstruksi yang
sesuai dengan elevasi yang direncanakan. Pada setiap pekerjaan galian, tempat
galian harus diusahakan dalam keadaan kering (tidak air tergenang) apapun
keadaan cuacanya. Oleh karena itu, sebelum penggalian dilakukan, perlu dilakukan
proses dewatering (proses pengeluaran air tanah).
a. Galian pada umumnya diperlukan untuk :
 Pembuatan saluran air dan selokan.
 Formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong, pembuangan atau struktur
lainnya.
 Pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanahhumus.
 Pekerjaan stabilisasi lereng.
 Pembuangan bahan longsoran.
 Galian bahan konstruksi.
 Pembuangan sisa bahan galian.
 Pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan
lama.
 Pembentukan profil dan penampang sesuai dengan Spesifikasi
b. Jenis Galian :
 Galian Biasa Mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasi sebagai
galian batu, galian struktur, galian sumber bahan (borrow excavation) dan
galian perkerasan beraspal.
 Galian Batu Mencakup galian bongkahan batu,
1) dengan volume 1 m3 atau lebih

11
2) dan seluruh batu atau bahan lainnya yang penggaliannya memerlukan alat
bertekanan udara atau pemboran, dan peledakan sesuai petunjuk Direksi
Pekerjaan.
 Galian Struktur
1) Mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang
disebut atau ditunjukkan dalam Gambar untuk Struktur.
2) Galian struktur terbatas untuk galian lantai pondasi Jembatan, tembok
penahan tanah beton, dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut
dalam Spesifikasi ini.
3) Pekerjaan galian struktur meliputi penimbunan kembali dengan bahan
yang disetujui oleh Direksi Pekerjaan, pembuangan bahan galian yang tidak
terpakai, semua keperluan drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan,
penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam beserta
pembongkarannya.
 Galian Perkerasan Beraspal
1) Mencakup galian pada perkerasan lama dan pembuangan bahan
perkerasan beraspal dengan maupun tanpa Cold Milling Machine seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar atau diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
2) Pemanfaatan kembali bahan ini untuk daur ulang harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan Direksi Pekerjaan.
2.2.3. Timbunan
Timbunan atau urugan dibagi dalam 2 macam sesuai dengan maksud
penggunaannya yaitu :
a. Timbunan biasa
Adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk pencapaian elevasi
akhir ( subgrade ) yang disyaratkan dalam gambar perencanaan tanpa maksud
khusus lainnya. Timbunan biasa ini juga digunakan untuk penggantian material
existing ( subgrade ) yang tidak memenuhi syarat.Bahan timbunan biasa harus
memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan biasa harus terdiri dari
tanah yang disetujui oleh Pengawas yang memenuhi syarat untuk
digunakan dalam pekerjaan permanen.
 Bahan yang dipilih tidak termasuk tanah yang plastisitasnya tinggi, yang
diklasifikasi sebagai A-7-6 dari persyaratan AASHTO M 145 atau sebagai

12
CH dalam sistim klasifikasi “Unified atau Casagrande”. Sebagai tambahan,
urugan ini harus memiliki CBR yang tak kurang dari 6 %, bila diuji dengan
AASHTO T 193.
 Tanah yang pengembangannya tinggi yang memiliki nilai aktif lebih besar
dari 1,25 bila diuji dengan AASHTO T 258, tidak boleh digunakan sebagai
bahan timbunan. Nilai aktif diukur sebagai perbandingan antara Indeks
Plastisitas (PI) – (AASHTO T 90) dan presentase ukuran lempung
(AASHTO T 88).
b. Timbunan pilihan
Adalah timbunan atau urugan yang digunakan untuk pencapaian elevasi
akhir subgrade yang disyaratkan dalam gambar perencanaan dengan maksud
khusus lainnya, misalnya untuk mengurangi tebal lapisan pondasi bawah,
untuk memperkecil gaya lateral tekanan tanah dibelakang dinding penahan
tanah talud jalan.
Bahan timbunan pilihan harus memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
 Timbunan hanya boleh diklasifikasikan sebagai “Timbunan Pilihan” bila
digunakan pada lokasi atau untuk maksud yang telah ditentukan atau
disetujui secara tertulis oleh Pengawas.
 Timbunan yang diklasifikasikan sebagai timbunan pilihan harus terdiri dari
bahan tanah berpasir (sandy clay) atau padas yang memenuhi persyaratan
dan sebagai tambahan harus memiliki sifat tertentu tergantung dari maksud
penggunaannya. Dalam segala hal, seluruh urugan pilihan harus memiliki
CBR paling sedikit 10 %, bila diuji sesuai dengan AASHTO T 193.

2.3. PENGUKURAN KONTUR DENGAN METODE POLIGON TERBUKA


2.3.1. Metode poligon terbuka
Pengukuran kontur dengan metode polygon terbuka dapat ditinjau dari
bentuk fisik dan visualnya dan dari geometriknya. Pengukuran kontur
menggunakan metode polygon terbuka ini terdiri atas serangkaian garis yang
berhubungan tapi tidak Kembali ke titik awal atau terikat pada titik dengan
ketelitian sama atau lebih tinggi ordenya. Titik pertama tidak sama dengan titik
terakhir.

13
Gamber 2.3. 1 Contoh Poligon Terbuka
2.3.2. Langkah – langkah pengukuran kontur menggunakan metode poligon
terbuka :
a. Dirikan alat di titik Bm yang sudah ditentukan. Setelah itu Lakulan leveling
centering dan luruskan tilt nya sampai 0º0’0’’
b. Kemudian Buat job. Misalnya “ TRI3 ”, lalu isi OCC point dengan koordinat
referensi dari Nur Evi BM 3 (berlokasi di sebelah kiri gedung B dan C,dekat
aliran sungai) dengan N = 9099532.965 , E = 747067.001 , dan Z = 75.710,
setelah itu isi BS dengan bidik kearah utara (prisma) kemudian Meas – SD, isi
FS bidik ke arah titik selanjutnya atau P1.
c. Setelah titik di P1 sudah di bidik selanjutnya alat dipindahkan ke titik P1.
Untuk langkah-langkahnya sama dengan mendirikan alat di titik BM. Yang
membedakan adalah pada saat Occ Point tidak lagi menggunakan koordinat
referensi melainkan koordinat dititik BM dan untuk BS menggunkan koordinat
P1.
d. Setelah alat sudah berdiri di titik P1 maka isi FS bidik ke arah titik selanjutnya
tau P2.
e. Setelah itu kita sudah bisa menembak titik kontur yang kelihatan di titik P2
akan tetapi sebelum itu ubah codenya menjadi (KTR) untuk penanda bahwa
huruf KTR itu adalah titik kontur.
f. Jika titik kontur yang kelihatan di titik P2 sudah dibidik maka kita bisa bidik
lagi ke titik P3 untuk membidik titik konturnya.
g. Setelah semua titik kontur sudah dibidik, kita bisa membidik batas – batas titik
kontur yang sudah ditentukan.
h. Untuk membidik batas titik kontur ubah code nya menjadi BT untuk
menandakan bahwa BT itu adalah batas – batas titik kontur.

14
i. Jika batas – batas titik kontur sudah di bidik. Maka pengukuran sudah selesai
dan kita bisa mentransfer data kita ke USB.

2.4. CARA MENTRASNFER DATA DI TOTAL STATION


2.4.1. Langkah – Langkah download data pada alat total station, antara lain :
a. Nyalakan alat Total Station lalu tancapkan flasdisk di slot USB Total Station
b. Setelah itu Klik Menu
c. Kemudian klik Memory MGR
d. Lalu USB GTS Format dan klik send data
e. Pilih Meas data/Cord data kemudian klik 11 digits
f. Setelah itu klik list dan pilih data yang akan didownload, misalnya (TRI3)
g. Lalu klik OK, tunggu sampai proses download selesai. Dan jika sudah selesai
Segera cabut Flashdisk dari slod USB Total Station.

2.5. PENGUKURAN MENGGUNAKAN TOTAL STATION


2.5.1. Total Station
Total station (TS) adalah gabungan kemampuan antara theodolit elektronik
dengan alat pengukur jarak elektronik dan pencatat data elektronik. Alat ini dapat
membaca dan mencatat sudut horisontal dan vertikal bersama-sama dengan jarak
miringnya. Bahkan dilengkapi mikroprosesor sehingga mampu melakukan operasi
perhitungan matematis seperti menghitung jarak datar, koordinat, dan beda tinggi
secara langsung.
2.5.2. Macam – macam alat yang digunakan kelompok 4 untuk pengukuran titik
kontur :

Gambar 2.5. 2 Gambar 2.5. 1


Statif Yalon

15
Gambar 2.5. 4 Payung
Gambar 2.5. 5
Gambar 2.5. 6 Prisma
Meteran Tangan
2.6. MENGELOLA DATA HASIL PENGUKURAN KONTUR
2.6.1. Langkah – langkah mengelola data :
1. Instal Aplikasi Topcon link
2. Buka software Topcon link,
3. Klik menu file, setelah itu klik open file
4. Kemudian pilih file format raw data “TRI3.raw” dan “TR3.xyz”
5. Setelah itu Copy file isi raw data dan xyz ke excel.
6. Olah data tersebut di excel :

Gambar 2.6. 1 Olah data Excel

16
2.7. PENGGAMBARAN KONTUR MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK
BERUPA CIVIL 3D
a. Civil 3D
Aplikasi atau software berbasis komputer yang memiliki kegunaan diantaranya
untuk mendesain perencanaan geometrik bangunan /lahan yang memiliki hasil output
berupa gambar rencana dari perencanaan geometrik bangunan/lahan.
1. Hasil pengolahan data dapat dibuat dalam bentuk profil memanjang eksisting,
tampang melintang hasil ukur dengan mudah dan cepat
Kita harus menyiapkan data hasil pengukuran terlebih dahulu ke dalam
bentuk excel berupa data nomor urut, koordinat X, koordinat Y, elevasi Z, dan
keterangan atau biasa disingkat PENZD. seperti pada contoh di bawah ini kita
ambil dari data pengukuran kemarin hari Jum′at, 17 Juni 2022 berlokasi di
Kampus PSDKU Polinema Lumajang Halaman sebelah kiri gedung B dan
C,dekat aliran sungai.

2. Save as excel tersebut ke format txt dan simpan dalam folder yang diinginkan

17
3. Setelah itu buka autocad Civil 3D

4. Langkah selanjutnya adalah mulai mengimport point

5. Jika sudah benar format data topografinya, langkah selanjutnya adalah


memasukkan data tersebut ke dalam AutoCAD Civil 3D

1. Langkahnya adalah sebagai berikut


 Masuk ke menu toolbar di bagian atas – pilih Modify – pilih Points

 Pilih opsi Import Points

18
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. HASIL PENGUKURAN
3.2. PEMBAHASAN

19
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
4.2. SARAN

20
LAMPIRAN DOKUMENTASI

21
22
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.uny.ac.id/63830/3/BAB%20I.pdf
https://geospasialis.com/garis-kontur/
https://www.studiobelajar.com/peta-topografi/#:~:text=Garis%20Kontur%20pada
%20Peta%20Topografi,sesungguhnya%2C%20apakah%20curam%20atau%20landai.
https://www.coursehero.com/file/p29tosr/2-Garis-hachures-yaitu-garis-lurus-yang-di-
tarik-dari-titik-titik-ketinggian/
https://ilmugeografi.com/kartografi/garis-kontur
http://akreditasi.big.go.id/sdm/subbidanginfo/1#:~:text=Survei%20terestris
%20merupakan%20kegiatan%20pengukuran,suatu%20objek%20di%20permukaan
%20bumi.
https://www.coursehero.com/file/37468053/10-Galian-dan-Timbunan/
https://docplayer.info/62838712-Bab-v-pelaksanaan-pekerjaan-galian-adalah-pekerjaan-
menggali-tanah-untuk-keperluan-konstruksi.html
https://www.kumpulengineer.com/2014/09/pengertian-dan-klasifikasi-timbunan.html
https://bpsdm.pu.go.id/center/pelatihan/uploads/edok/2018/01/77db2_MODUL_4.pdf
https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV104-CIV104-Slide-06.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai