Anda di halaman 1dari 100

TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan
berkat-Nya maka kami dapat menyelesaikan tugas Perpetaan dan SIG ini sesuai dengan waktunya.

Tugas Perpetaan dan SIG ini merupakan tugas yang diberikan oleh pihak Himpunan yang
harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa Teknik – Jurusan Sipil Universitas Brawijaya sebagai syarat
mengikuti ujian semester Mata Kuliah Perpetaan dan SIG.

Pembuatan tugas ini pada dasarnya tidak hanya bertujuan untuk menunjang teori, tetapi
juga untuk memberikan pengenalan secara mendalam kepada mahasiswa tentang masalah yang
berhubungan dengan bidang perpetaan dan ilmu ukur tanah, yang kelak akan dihadapi mahasiswa
saat terjun langsung di dunia kerja. Pada kesempatan kali ini, kami ingin menyampaikan terima
kasih pada :

 Bapak Ir. Pudyono, MT , selaku dosen pengajar Perpetaan dan SIG


 Raka Agidio, selaku asisten tugas besar Perpetaan dan SIG
 Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu baik moril maupun materiil
dalam semua proses penyusunan tugas ini.

Penyusun menyadari sepenuhnya akan kekurangan dalam pembuatan laporan tugas ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
tugas ini.

Malang, Mei 2016

Penyusun

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

DAFTAR ISI

Lembar Asistensi

Format Tugas

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I PENDAHULUAN

1.1 Umum
1.2 Latar Belakang
1.3 Maksud dan Tujuan Praktikum
1.4 Ruang Lingkup Praktikum

Bab II DASAR TEORI

2.1 Tahapan Pembuatan Peta


2.2 Kerangka Peta
2.2.1 Poligon Terbuka
2.2.2 Poligon Tertutup
2.2.3 Cara Perhitungan Poligon
2.3 Alat yang Digunakan
2.3.1 Detail Alat dan Fungsinya
2.3.2 Cara Penggunaan Alat
2.4 Pengukuran Beda Tinggi
2.4.1 Pekerjaan Pengukuran Beda Tinggi Dengan Waterpass
2.4.2 Pekerjaan Pengukuran Beda Tinggi Dengan
Theodolith
2.4.3 Perhitungan Pengukuran Beda Tinggi
2.5 Pengukuran Situasi
2.6 Penggambaran Peta
2.6.1 Penggambaran Detail Planimetri (X,Y)

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

2.6.2 Penggambaran Detail Elevasi (kontur)


2.7 Penggambaran Potongan
2.8 Perhitungan Luas dan Volume pada Galian dan Timbunan

Bab III PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Persiapan Alat yang Akan Digunakan untuk Pengukuran


3.2 Pelaksaan Pengukuran
3.2.1 Penentuan Azimuth Awal
3.2.2 Pengukuran Poligon
3.2.3 Pengukuran Beda Tinggi Titik-Titik Poligon Dengan
Waterpass
3.2.4 Pengukuran Detail Lapangan dan Beda Tinggi
3.2.5 Pengukuran untuk Potongan (cross section)

Bab IV PENGOLAHAN DATA

4.1 Perhitungan
4.1.1 Perhitungan Sudut
4.1.2 Perhitungan Jarak
4.1.3 Perhitungan Beda Tinggi
4.1.4 Perhitungan Koordinat (X,Y) dan Elevasi (Z) pada Poligon
4.1.5 Perhitungan Koordinat (X,Y) dan Elevasi (Z) pada Titik
Detail
4.1.6 Perhitungan untuk Potongan (cross section)
4.1.7 Perhitungan Azimuth
4.2 Penggambaran Peta
4.3 Penggambaran Potongan
4.4 Perhitungan Luas dan Volume pada Galian dan Timbunan

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Bab V PENUTUP

5.1 Kesimpulan
5.2 Saran

Daftar Pustaka

Lampiran

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Umum
Pengertian dari peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertetu
dengan sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta
konvensional yang tercetak hingga peta digital yang ditampilkan melalui layar komputer. Sebuah peta
adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ketika akan merencanakan suatu
bangunan, kita perlu untuk mengetahui kondisi lapangan. Hal ini dapat kita lakukan dengan cara
melakukan surveying. Surveying adalah sebuah metode pengukuran titik-titik dengan
memanfaatkan jarak dan sudut di antara setiap titik tersebut pada suatu wilayah dengan cermat.
Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan digunakan untuk membuat sebuah peta,
batas wilayah suatu lahan, lokasi konstruksi, dan tujuan lainnya.
Dalam teknik sipil melakukan surveying merupakan hal yang sangat penting dalam memulai suatu
pengerjaan perencanaan jalan. Dikarenakan kontur tanah yang berbeda-beda dari setiap daerah maka
diperlukan pemetaan.
Hasil survey dilapangan akan digambar di kertas datar karena itu untuk mendapatkan hubungan
mendatar diperlukan sudut yang merupakanan proyeksi mendatar dari sudut. Sudut yang diperlukan
diukur dengan skala lingkaran mendatar.Perpetaan adalah sebagian kecil dari ilmu Geodesi. Geodesi
mempunyai dua maksud, yaitu maksud ilmiah yakni menentukan bentuk permukaan bumi.dan maksud
praktis yaitu membuat bayangan yang dinamakan peta sebagian besar atau sebagian kecil permukaan
bumi. Ilmu ukur tanah merupakan bagian ilmu yang lebih luas yakni ilmu geodesi, yang dibedakan
atas geodesi tinggi dan geodesi rendah.Geodesi tinggi adalah menentukan posisi suatu titik (x,y,z)
dengan memperhitungkan kelengkungan permukaan bumi untuk mempelajari dimensi bumi. Geodesi
rendah adalah untuk menentukan posisi relative suatu titik (x,y,z) dengan mengaggap bumi sebagai
bidang datar dan mengabaikan kelengkungan bumi. Geodesi juga memiliki tujuan tertentu yaitu
menentukan bentuk serta ukuran dari bumi yang berkaitan dengan ilmu-ilmu lainnya.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

1.2 LATAR BELAKANG


Pelaksaan praktikum perpetaan ini dilatar belakangi oleh berbagai hal, antara lain :
 Diperlukannya perpetaan khususnya di bidang teknik sipil adalah langkah awal dalam
merencakaan pembangunan suatu proyek baik itu bangunan gedung, jembatan, waduk dan lain
sebagainya.
 Praktikum perpetaan ini adalah salah satu mata kuliah yang wajib diikuti oleh seluruh
mahasiswa jurusan teknik sipil.
 Adanya tugas besar sebagai syarat kelulusan mata kuliah perpetaan.

Indonesia sebagai Negara berkembang merupakan fakta bahwa Negara ini harus
mengimbangi kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini dengan
melakukan pembangunan di semua sektor, baik itu di bidang ekonomi, sosial, industri dan
lain sebagainya. Pembangunan tersebut dapat berupa fisik atau non fisik. Yang berupa
pembangunan fisik adalah seperti pembangunan gedung bertingkat, pabrik-pabrik, jalan
raya, dan bangunan konstruksi Teknik Sipil lainnya. Dengan adanya pembangunan fisik
ini, maka Ilmu Ukur Tanah berperan sangat penting, terutama dalam pembuatan suatu peta
yang nantinya dapat mempermudah suatu pembangunan dan pelaksanaan suatu proyek.
Maka dari itu, Ilmu ini merupakan rekayasa dari Teknik Sipil.

1.3 TUJUAN PRAKTIKUM


Kegiatan praktikum perpetaan ini dilakukan dengan tujuan:
 Agar mahasiswa jurusan teknik sipil dapat secara langsung mempraktikkan teori
yang sudah didapatkan di dalam kelas.
 Mahasiswa mampu menggunakan alat alat yang digunakan dalam praktikum
dengan baik dan juga mampu mengolah data yang sudah didapatkan.
 Untuk memperoleh data yang nantinya akan digunakan untuk mengerjakan
laporan tugas besar perpetaan.

1.4 RUANG LINGKUP PRAKTIKUM

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
Ruang lingkup dari praktikum ini adalah kawasan gedung Laboratorium Patologi Fakultas
Kedokteran Universitas Brawijaya dengan menggunakan berbagai alat. pengukuran jarak dengan
roll meter, pengukuran bak ukur, dan dengan menggunakan theodolit sudut vertikal dan horizontal
diukur dengan metode polygon tertutup agar hasil perhitungan dari praktikum ini dapat di kontrol.

BAB II

DASAR TEORI
2.1. Tahapan Pembuatan Peta

Pelaksanaan pembuatan peta terdapat beberapa tahapan :


1. Survei
Menentukan lokasi dan patok sebagai titik-titik yang akan diukur ataupun tempat alat.
2. Melakukan pengukuran :
a) Alat ditempatkan pada titik A untuk melakukan pengukuran sudut dan pembacaan baak
ukur pada titik lainnya.
b) Alat ditempatkan di titik B dan dilakukan pengukuran seperti diatas demikian
seterusnya hingga seluruh titik telah terukur
c) Mengukur jarak titik yang satu ke titik lainnya dengqan roll meter
d) Melakukan pembacaan baak ukur terhadap 5 titik bantu pada setiap titik untuk
menentukan kontur lokasi.
3. Pengolahan data untuk menentukan elevasi dan koordinat titik – titik yang telah diukur.
4. Memplot data yang telah dihitung dalam bentuk peta beserta garis-garis konturnya.

2.2. Kerangka Peta

Dalam pengerjaan poligon, harus diukur dua unsur penting, yaitu unsur sudut dan unsur
jarak. Dengan kedua unsur tersebut telah dapat diukur sebuah poligon diatas peta, dengan tidak
terikat pada sistem koordinat yang ada dan tidak menghiraukan arah poligon tersebut.
Agar titik – titik koordinat dapat diketahui dalam suatu sisitem yang telah ada, maka
poligon tersebut harus diikatkan pada suatu titik yang telah diketahui koordinatnya pada titik yang
tetap.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

U
Xp = Xa + d ap Sin  ap

P(Xp,Yp) Yp = Ya + d ap Cos  ap

ap dap

A (Xa,Ya)

2.2.1. PoligonTertutup
Poligon yang ujungnya saling bertemu (titik awal dan titik akhir menjadi satu) dan
membentuk suatu loop atau kring. Pada setiap pekerjaan poligon tertutup, penting diketahui arah
pengukuran poligon. Arah pengukuran poligon berlawanan dengan jarum jam.

A = titik awal poligon


P = titik ikat poligon
ap = sudut arah awal poligon
S = sudut terukur
A = titik akhir poligon
Q = titik ikat akhir poligon
bq = sudut arah akhir poligon
D = panjang sisi poligon
Ʃ sudut yang diukur = (α akhir – α awal ) + n.180o+ f α ... (1)

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
Ʃ d sin α = (x akhir-x awal ) + fx ... (2)
Ʃ d cos α = (y akhir – y awal) + fy ... (3)

Kesalahan f α dibagi rata pada sudut-sudut. Tetapi ada kalanya f α tidak dapat dibagi habis
dengan banyaknya sudut. Maka koreksi sudut yang berlainan dengan koreksi yang telah dibulatkan
diberikan kepada sudut poligon yag mempunyai kaki-kaki sudut terpendek, karena pengukuran
sudut dengan kaki yag pendek kurang teliti disebabkan oleh besarnya bayangan titik-titik ujung
kaki yang pendek, sehingga mengarahkan garis bidik ke titik tengah bayangan yang kelihatan itu
menjadi sukar dan kurang tepat. Kesalahan fx dan fy dibagi pada absis x dan ordinat y titik poligon
dengan perbandingan yang lurus dengan jarak-jarak.

2.2.2. Poligon Terbuka

Poligon terbuka adalah poligon yang ujungnya tidak saling bertemu satu dengan yang lain.
Polygon terbukaterbagimenjadiduamacam, yaitu :

a. Polygon Terikat Sepihak

Polygon yang terikatpadasalahsatutitiknyayaitupadatitikawalatautitikakhirpolygon.

A = titik awal poligon bq = sudut arah akhir poligon


B = titik akhir poligon S0 – n = sudut-sudut terukur
P = titik ikat poligon d1– n = panjang sisi poligon
Q = titik ikat akhir polygon ap = sudut arah awal poligon

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

b. PolygonTerikatSempurna
Polygon yang terikatdanterarahpadakeduatitiknyayaitupadatitikawaldantitikakhir polygon.

A = titik awal poligon


P = titik ikat awal polygon
ap = sudut arah awal polygon
S0 – 3 = sudut terukur
d1–4 = panjang sisi poligon

2.2.3 Cara Perhitungan Poligon


Beda tinggi dan jarak dapat diukur sebagai berikut:

ba
ti bt/daris bidik
A bb
h B

Gambar Pengukuran jarak dan beda tinggi

Dab = Ay + B Keterangan :
Dab = jarak datar AB
hab = bt - ti A = Faktor pengalu Alat

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

B = Faktor Penambah Alat


ha = beda tinggi AB
ti = tinggi alat
ba = benang atas
bt = benang tengah
bb = benang bawah

Yang dimaksud dengan jarak (D) disini adalah jarak horizontal antara dua titik.
Jarak yang digunakan adalah jarak rata - rata, sebab terdapat 2 cara dalam pengukuran
jarak, yaitu :
 Pengukuran jarak rollmeter
 Pengukuran jarak dari pembacaan benang atas dan benang bawah dimana
ditinjau pembacaan muka dan pembacaan belakang
Untuk itu, digunakan rumus :

Jarak Optis Muka  Jarak Optis Belakang  Jarak Rollmeter


D=
3
Jarak Optis = ( ba – bb ) x cos2 θ, dengan θ = │90º -  Vertikal

Untuk sudut vertikal  90 o


ba
bt y
Dm
bb
v
ti
B

A Dab

Ba – bb = y
ba – bt = bb – bt = ½ y
Tbt = ½ y’

Cos h = T bt = ½ y’
ba – bt ½y

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

y’ = y cos h
Dm = Ay’ + B Dm = Ay cos h + B
Cos h = Dab / Dm
Dab = (Ay cos h + B) cos h = (Ay cos 2 h + B) + B cos h

Y = D tg h hab= ti +( bt –V)

Keterangan :
Dab = jarak datar AB
ha = beda tinggi AB
ti = tinggi alat
ba = benang atas
bt = benang tengah
bb = benang bawah
2.3. Alat Yang Digunakan

2.3.1. Detail Alat dan Beserta Fungsinya


a. KonstruksiTheodolit

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Keterangan :
1. Garis Bidik Kasar / Visir
Untuk mengarahkan teropong agar masuk pada area jangkauan teropong.
2. Penentu tinggi alat
Berfungsi menentukan tinggi alat yang diukur dari atas patok ke tengah teropong.
3. Sekrup penjelas obyek
Berfungsi untuk memperjelas bayangan obyek yang ditangkap.
4. Mikrometer
Berfungsi sebagai pengatur besar bacaan sudut horizontal dan vertikal.
5. Lensa okuler
Berfungsi sebagai lensa pada teropong untuk membidik obyek pada pengukuran yang
dikehendaki.
6. Sekrup pengunci dan penggerak halus teropong
Sekrup pengunci teropong berfungsi untuk mengunci gerak teropong keatas dan
kebawah dalam pengukuran sudut secara vertikal. Dan penggerak halus vertikal
teropong berfungsi untuk menggerakkan secara halus sehingga kedudukan benang
silang dan titik bisa tepat.
7. Lensa pembaca dan penjelas sudut

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
Lensa pembaca sudut berfungsi untuk mengetahui derajat perubahan suatu obyek. Dan
penjelas sudut berfungsi untuk memperjelas pembacaan sudut.
8. Sekrup pengunci dan penggerak halus horizontal
Sekrup pengunci horizontal berfungsi mengunci gerakan mendatar alat. Dan Sekrup
penggerak halus horizontal berfungsi untuk menggerakan alat dengan halus secara
mendatar.
9. Handle
Digunakan untuk membawa alat theodolite
10. Sekrup pengunci dan penggerak halus limbus
Sekrup pengunci limbus berfungsi mengunci gerakan skala piringan horisontal. Dan
sekrup penggerak halus limbus berfungsi menggerakkan secara halus.
11. Nivo tabung
Sebagai patokan agar sumbu II ( horizontal ) tetap mendatar.
12. Sekrup ABC
Berfungsi sebagai pengatur kedudukan gelembung nivo agar tepat berada ditengah
tabung.
13. Nivo kotak
Berfungsi sebagai patokan agar sumbu I ( vertikal ) tetap tegak lurus dengan bidang
horisontal.
14. Centering optis
Berfungsi sebagai alat bantu untuk melihat tepat tidaknya suatu alat pada titik acuan.
15. Piringan sudut horisontal
Untuk pembacaan sudut secara mendatar.
16. Sekrup pengunci theodolite
Berfungsi sebagai pengunci alat theodolite agar tidak berubah posisi.
17. Cermin cahaya
Berfungsi untuk memperjelas bacaan sudut vertikal dan horizontal dan juga sebagai
tempat untuk masuknya cahaya kedalam teropong.
18. Sekrup penjelas benang silang
Berfungsi untuk memperjelas benang silang.
19. Sekrup koreksi
Digunakan untuk mengkoreksi pada saat mengkalibrasi alat ukur Theodolite.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
20. Teropong
Berfungsi untuk membidik objek atau untuk melihat titik sasaran dalam hal ini rambu
ukur yang didirikan pada suatu titik. Teropong Theodolite terdiri dari dua lensa antara
lain Lensa Okuler yang terletak di bagian belakang teropong dan Lensa Objektif yang
berada di depan teropon

b. Konstruksi Waterpass
Dalam pemakaian waterpass ini dibutuhkan alat bantu lain, yaitu bak ukur. Bagian
– bagian dari alat penyipat datar (waterpass) secara sederhana dapat dilihat pada gambar
di bawah ini :

8 9
7

6 1

5 2

3
4

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Keterangan Gambar :
1. Lensa Objektif
Berfungsi sebagai penangkap bayangan objek yang kemudian diteruskan menuju lensa
okuler.
2. Skala Piringan Horizontal
Berfungsi sebagai tempat pembacaan sudut pada waterpass, akan tetapi sudut yang terbaca
kurang teliti karena ketelitiannya hanya mencapai derajat.
3. Sekrup Penggerak Halus Horizontal
Berfungsi menggerakkan teropong secara halus kekiri dan kekanan.
4. Skrup ABC
Berfungsi untuk menepatkan letak gelembung nivo agar sumbu horizontal waterpass
sejajar dengan garis arah nivo.
5. Nivo Kotak
Berfungsi sebagai patokan agar sumbu I ( vertikal ) tetap tegak lurus dengan bidang
horisontal.
6. Lensa Okuler
Berfungsi sebagai penangkap bayangan objek dari lensa objektif dan diteruskan ke mata
pembidik.
7. Sekrup Penjelas Benang Silang
Berfungsi sebagai penjelas bayangan benang silang pada teropong.
8. Visir
Untuk membidik secara kasar ke titik objek dalam hal ini rambu ukur yang didirikan pada
suatu titik.
9. Sekrup Penjelas Bayangan Objek
Berfungsi untuk memperjelas bayangan objek, dengan cara kerja mengubah jarak fokus
pada lensa.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
c. Baak Ukur
Bahan : Kayu , aluminium
Panjang : 3-5 m, bisa dilipat menjadi lebih pendek
Skala : Baak diberi skala dengan warna menyolok agar mudah
dilihat dari jarak jauh, umumnya pembagian baak dalam
cm, tetapi ada juga pembagian yg lain yaitu untuk tujuan
lain untuk mendapatkan pengukuran yg lebih teliti..
Fungsi : Alat ini berfungsi untuk menentukan angka-angka
pembacaan bak dalam satuan panjang, sehingga dapat
diukur beda tinggi antara dua titik.

d. Rol Meter

Bahan : Alat ini dibuat dari baja tipis, kain khusus atau fiber glass.
Panjang : 30 – 50 meter.
Fungsi :Berfungsiuntukmengukurjarak di lapangansecaralangsung.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
e. Unting – Unting

Bahan : Besi
Fungsi : Alat ini berfungsi untuk menentukan supaya alat tepat berada diatas suatu titik.

f. Paku

Bahan : Besi
Fungsi : Digunakan untuk menentukan titik dalam pengukuran.

g. Payung

Fungsi: untuk melindungi alat ukur terhadap penyinaran matahari secara langsung serta melindungi
alat dari hujan. Penyinaran matahari secara langsung pada alat ukur
menyebabkan :

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
 Nivo Pecah karena penguapan cairan pada nuvo
 Mengerasnya klem – klem pengunci
 Berubahnya persyaratan untuk mengatur alat.

h. Statif

Bahan : Statip terbuat dari kayu / aluminium


fungsi : Untuk meletakkan alat ukur, sehingga memungkinkan alat selalu dalam
keadaan mendatar dari segala penjuru.

i. Kompas

Fungsi :Digunakan untuk menentukan arah utara


magnetis

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
j. Senter

Fungsi : untuk memberikan penerangan pada saat pembacaan sudut

2.3.2. Cara Penggunaan Alat Theodolith dan Waterpass

a. Theodolith
Pada pengukuran poligon di lapangan dengan menggunakan Theodolith dapat
dilaksanakan sebagai berikut :
a. Garis arah nivo sejajar garisvisirteropong
Untukmemeriksasyaratini, diadakanpenyelidikanterhadapbedatinggiantaraduatitik.
b. Garisarahnivotegaklurussumbu I alatsipatdatar
Cara mengaturinidenganketigaskruppenyetel.
Bilaterdapatpenyimpangandapatdihilangkandenganskrupkoreksinivo.

c. Benang silang horisontal tegak lurus sumbu I

Diperiksa dengan mengarah ke suatu titik pada tembok, dan ujung kiri benang silang dibuat
berhimpitan dengan titik ini. Jika benang silang datar ini tegak lurus sumbu I, maka ia akan
selalu berhimpitan dengan titik tersebut. Jika teropong diputar dengan sumbu I sebagai sumbu
putar. Jika tidak demikian, maka diafragma dengan benang silang diputar sedikit dengan tangan
sesudah skrup kecil yang terletak pada sisi diafragma dilepas sedikit.

b. Waterpass

Ada 4 jenis kegiatan yang harus dikuasai dalam mengoperasikan alat ini, yaitu:

1. Memasang alat di atas kaki tiga


Alat ukur waterpas tergolong kedalam Tripod Levels, yaitu dalam penggunaannya harus
terpasang diatas kaki tiga. Oleh karena itu kegiatan pertama yang harus dikuasai adalah
memasang alt ini pada kaki tiga atau statif. Pekerjaan ini jangan dianggap sepele, jangan hanya

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
dianggap sekedar menyambungkan skrup yang ada di kaki tiga ke lubang yang ada di alat ukur,
tetapi dalam pemasangan ini harus diperhatikan juga antara lain :
a. Kedudukan dasar alat waterpas dengan dasar kepala kaki tiga harus pas, sehingga
waterpas terpasang di tengah kepala kaki tiga.
b. Kepala kaki tiga umumnya berbentuk menyerupai segi tiga, oleh karena itu sebaikny
tiga skrup pendatar yang ada di alat ukur tepat di bentuk segi tiga.
c. Pemasangan skrup di kepala kaki tiga pada lubang harus cukup kuat agar tidak mudah
bergeser apalagi sampai lepas Skrup penghubung kaki tiga dan alat terlepas
2. Mendirikan Alat ( Set up )
Mendirikan alat adalah memasang alat ukur yang sudah terpasang pada kaki tiga tepat di atas
titik pengukuran dan siap untuk dibidikan, yaitu sudah memenuhi persyaratan berikut:
a. Sumbu satu sudah dalam keadaan tegak, yang diperlihatkan oleh kedudukan
gelembung nivo kotak ada di tengah
b. Garis bidik sejajar garis nivo, yang ditunjukkan oleh kedudukan gelembung nivo
tabung ada di tengah atau nivo U membentuk huruf U.
3. Membidikan Alat
Membidikan alat adalah kegiatan yang dimulai dengan mengarahkan teropong ke sasaran yang
akan dibidik, memfokuskan diafragma agar terlihat dengan jelas, memfokuskan bidikan agar
objek yang dibidik terlihat jelas dan terakhir menepatkan benang diafragma tegak dan
diafragma mendatar tepat pada sasaran yang diinginkan.
4. Membaca Hasil Pembidikan
Ada 2 hasil pembidikan yang dapat dibaca, yaitu :
a. Pembacaan Benang atau pembacaan rambu
Pembacaan benang atau pembacaan rambu adalah bacaan angka pada rambu ukur yang
dibidik yang tepat dengan benang diafragma mendatar dan benang stadia atas dan
bawah. Bacaan yang tepat dengan benang diafragma mendatar biasa disebut dengan
Bacaan Tengah (BT), sedangkan yang tepat dengan benang stadia atas disebut Bacaan
Atas (BA) dan yang tepat dengan benang stadia bawah disebut Bacaan Bawah (BB).
Karena jarak antara benang diafragma mendatar ke benang stadia atas dan bawah sama,
maka :
BA - BT = BT - BB atau BT = ½ ( BA – BB)
Persamaan ini biasa digunakan untuk mengecek benar atau salahnya pembacaan.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
]
b. Pembacaan Sudut
Waterpas seringkali juga dilengkapi dengan lingkaran mendatar berskala, sehingga
dapat digunakan untuk mengukur sudut mendatar atau sudut horizontal.

2.4. Pengukuran Beda Tinggi


2.4.1. Pekerjaan Pengukuran Beda Tinggi dengan Waterpass
Sifat datar merupakan suatu alat untuk mengukur beda tinggi antara dua buah titik. Yang
dimaksudkan disini adalah untuk menentukan hubungan tegak diatas permukaan bumi, sehingga
dapat diketahui beda tinggi antara suatu tempat dengan tempat yang lain diukur dengan ketelitian
sampai milimeter.
Yang dimaksud dengan beda tinggi adalah perbedaan vertikal dua titik atau jarak dari
datum/bidang referensi yang telah ditetapkan sepanjang garis vertikal.
Dalam pengukuran beda tinggi di lapangan, sipat datar sering dipakai karena pengukuran
dengan menggunakan alat ini lebih teliti dibanding dengan alat yang lain. Dalam kegiatan praktikum
Ilmu Ukur Tanah ini pun digunakan alat ukur sipat datar.

Metode Pengukuran Sipat Datar


Metode ini menggunakan tiga cara pengukuran, yaitu :
1. Sipat Datar Memanjang (BERANTAI)
Pengukuran ini dilakukan untuk memperoleh rangkaian atau jaring-jaring tinggi titik.
Gambar :
Arahpengukuran

a4 b4
a1 b1
a2 b2
a3 b3
B

1 3

A
2

Jarak A – B akan diukur, dimana jaraknya cukup jauh (merupakan titik tetap). Untuk
menghitung beda tinggi antara A-B, tidak dapat dihitung langsung. Oleh karena itu pengukuran
jarak A-B dengan langkah sebagai berikut :

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
a. Jarak A – 1 (antara bak belakang – bak muka) disebut SLAG.
Panjang satu slag tergantung pada kondisi alat dan kondisi cuaca pada saat pengukuran.
b. Panjang Seksi
Kemampuan mengukur satu hari (pergi dan pulang) yang terdiri dari bebrapa slag.
Untuk patok seksi diusahakan dalam keadaan permanen karena masih terus dibutuhkan
untuk pengukuran selanjutnya.
c. Panjang Satu Trayek
Adalah pengukuran dari satu titik tetap ke titik tetap lainnya.Beda tinggi A – B dihitung
pada masing-masing slag kemudian dijumlahkan, misalnya :
h1 = a1 – b1
h2 = a2 – b2
hn = an - bn
Jadi : hA-B = h = a - b
2. Sipat Datar Melintang (PROFIL)
Profil ini dapat dibedakan menjadi :
a. Profil Memanjang
Untuk menggambarkan jalur-jalur yang panjang.
Contoh : jalur irigasi, jalur jalan raya saluran transmisi
b. Profil Melintang
Adalah profil yang tegak lurus atau hampir tegak lurus dengan profil memanjang.
Dalam penggambaran umumnya skala profil melintang lebih besar daripada skala
profil memanjang, misalnya : H = 1 : 5.000, V = 1 : 50
Tujuan dari pengukuran sipat datar profil ini adalah :
o Menentukan sumbu dan ketinggian dari rencana pekerjaan yang hendak dibangun
o Menentukan pemindahan tanah
o Menentukan lebar jalur tanah yang hendak dibeli

Untuk menentukan elevasi titik profil dilakukan dengan metode penentuan tinggi
dengan tinggi garis bidik, yang meliputi :

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
a. Alat ditempatkan di atas titik

Rumus :

ti Tgb = TA+ ti
Tgb
TA = Tgb – a1
B
TA

Keterangan :
Tgb = tinggi garis bidik ( antara pusat lensa dengan bidang referensi)
Th = tinggi titik profil
TA = tinggi A terhadap bidang referansi
ti = tinggi alat

b. Alat ditempatkan di luar titik

ti
Tgb

TA

Rumus :
Ta = Tgb – a1
Tgb = TA + A1 Th = Tgb - ti

3. Sipat Datar Luas (Lapangan)


Untuk menentukan tinggi dari titik di lapangan sehingga gambar kedudukan tinggi titik di
lapangan dapat ditentukan. Sipat datar lapangan banyak digunakan untuk :
o Menentukan rencana pembuangan air dari lapangan
o Meratakan lapangan dengan pemindahan tangan minimal

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
o Menentukan banyaknya tanah yang diperoleh dari lapangan untuk penimbunan suatu
bangunan

2.4.2 Pekerjaan Pengukuran Beda Tinggi dengan Theodolith


Untuk menentukan tinggi titik-titik di lapangan dan juga letak tersebut maka digunakan
beberapa macam metode, antara lain :
 Metode Jaring-jaring Garis
Cara kerjanya adalah membagi lapangan seperti jaring-jaring garis dengan jarak tertentu.
Kemudian dengan satu atau lebih tempat kedudukan alat, titik potong garis-garis tersebut
dapat ditentukan. Perhitungan tinggi dapat dilakukan dengan sistem tinggi garis bidik.
Metode ini mempunyai keburukan yaitu angka yang diperoleh kurang cocok untuk
menggambarkan garis tingginya.

 Metode Profil
Cara kerja dari metode ini adalah profil-profil yang sejajar diukur pada tiap bagiannya
sehingga gambaran yang sebenarnya dari lapangan dapat diketahui.
 Metode Koordinat Kutub
Cara kerja dari metode ini adalah mengukur sudut miring, sudut horisontal dan jarak optisnya
pada setiap titik yang ada di lapangan. Kemudian alat diletakkan (biasanya menggunakan
Theodolit) pada tempat dimana dapat mencakup titik-titik tersebut. Titik ini kemudian dapat
digambar dengan menggunakan metode koordinat kutub dan kontur (garis-garis tingginya)
dapat pula digambarkan.
 Metode Pengukuran Sipat Datar
Metode ini menggunakan tiga cara pengukuran, yaitu sifat datar memanjang, sifat datar
melintang dan sifat datar luas.

2.4.3.Perhitungan Pengukuran Beda Tinggi


Untuk menentukan tinggi titik-titik di lapangan dan juga letak tersebut maka digunakan
beberapa macam metode, antara lain :

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Metode Jaring-jaring Garis


Cara kerjanya adalah membagi lapangan seperti jaring-jaring garis dengan jarak tertentu.
Kemudian dengan satu atau lebih tempat kedudukan alat, titik potong garis-garis tersebut
dapat ditentukan. Perhitungan tinggi dapat dilakukan dengan sistem tinggi garis bidik.
Metode ini mempunyai keburukan yaitu angka yang diperoleh kurang cocok untuk
menggambarkan garis tingginya.

 Metode Profil
Cara kerja dari metode ini adalah profil-profil yang sejajar diukur pada tiap bagiannya
sehingga gambaran yang sebenarnya dari lapangan dapat diketahui.
 Metode Koordinat Kutub
Cara kerja dari metode ini adalah mengukur sudut miring, sudut horisontal dan jarak optisnya
pada setiap titik yang ada di lapangan. Kemudian alat diletakkan (biasanya menggunakan
Theodolit) pada tempat dimana dapat mencakup titik-titik tersebut. Titik ini kemudian dapat
digambar dengan menggunakan metode koordinat kutub dan kontur (garis-garis tingginya)
dapat pula digambarkan.

2.5. Pengukuran Situasi


Detail lapangan adalah titik yang diukur di lapangan bisa berupa pojok bagunan, titk batas
lahan, titik lainnya dengan kerapatan tertentu. Dalam hal ini detail lapangan digunakan sebagai
penjelas dalam menggambar peta sehingga dapat dihasilkan peta yang sesuai dengan aslinya.
Dalam penentuan detail lapangan dapat ditentukan sebagi pojok gedung, selokan atau yang dapat
mendekatkan dengan gambar gedung yang mendekati gedung atau bagunan tadi.

2.6. Penggambaran Peta


2.6.1. Penggambaran Detail Planimetri (X,Y)
Penggambaran koordinat titik utama dan titik detail dilakukan setelah kita mendapat
koordinat utama dan koordinat detail dari perhitungan yang telah kita lakukan. Dalam hal ini
dengan begitu kita dapat menggambarkan pada kertas sesui dengan koordinat yang ada setelah kita

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
menentukan titik acuan yang akan dipakai sebagai dasar yang akan di ambil sebagi titik mula dalam
penggambaran. Dengan begitu kita dapat meggambarkan koordinat sesuai dengan koordinat yang
telah didapat

2.6.2. Penggambaran Detail Elevasi (kontur)


Garis Kontur merupakan perangkat peta topografi yang menentukan elevasi dari titik di
atas peta. Dari peta topografi dapat dilihat proses posisi planimeter dari tiap-tiap objek, selain itu
dapat ditunjukkam ketinggian dari objek-objek yang tergambar di atas peta. Garis kontur yang
menggambarkan ketinggian tanah dibawah air disebut “Submarine Contur”.
Interval kontur adalah jarak vertikal antara dua buah titik garis kontur. Interval kontur
ditentukan dengan pertimbangan sebagai berikut :
o Urgensi Peta
Bila peta yang dibuat nantinya untuk pekerjaan penting dimana diperlukan ketelitian yang
cukup tinggi, maka interval kontur dibuat sekecil-kecilnya. Misalnya 0,5–0,25 m.
o Topografi dan Relief daerah yang dipetakan
Kalau daerahnya kecil, maka memakai interval yang kecil. Sebaliknya untuk daerah yang besar
ditentukan interval yang besar pula.
o Skala Peta
Bila skala peta besar, interval konturnya kecil dan juga sebaliknya.
o Waktu dan Biaya yang tersedia.
Semakin kecil interval kontur, semakin teliti peta yang disajikan berarti semakin besar biaya
yang diperlukan.
Untuk pekerjaan Engineering, garis kontur dipakai untuk :
 Proyek jalan, kanal, drainage, saluran air.
 Menghitung volume.
 Menggambar profil dari permukaan tanah dsb.
Ada 3 Metode yang dipakai untuk menentukan garis kontur, yaitu :
1. Metode Langsung
Ketinggian yang diinginkan langsung ditentukan di lapangan dengan bantuan alat sipat datar
atau waterpass, jarak yang ditentukan dengan jarak optis yaitu (Ba-Bb) x 100. Garis kontur
didapt dengan menghubungkan titik-titik yang bersangutan.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
2. Metode Tidak Langsung.
Dengan metode ini ketinggian tanah diambia secara acak. Interval kontur yang didinginkan
didapat dengan cara interpoasi
3. Metode Kotak (Raster)
Metode ini sangat diperlukan untuk pekerjaan dimana medannya relatif datar dan terbuka.
Biasanya ditetapan untuk pembuatan lapangan terbang.
Penggambaran garis kontur ditentukan oleh elevasi titik yang bersangkutan dimana pada
pelaksanaan di lapangan, benang atas, benang tengah dan benang bawah dilakukan bersama-sama
dengan pembacaan sudut pesawat Theodolith. Elevasi suatu titik ditentukan terhadap bidang
persamaan tersebut adalah bidang nivo yang berhimpit dengan bidang permukaan laut rata-rata
atau bidang Geodoid atau Men Sea Level.
Pada daeah yang berhimpit di permukaan bumi, bidang nivo ini dianggap bidang datar,
tetapi untuk bidang yang luas meliputi seluruh bidang bumi. Oleh karena itu dua titik yang tidak
terletak pada satu bidang datar, terletak pada bidang yang sama.
2.6.3 Kelengkapan peta
1. Judul Peta
Judul peta merupakan nama suatu daerah yang digambar. Judul mencerminkan isi dan
tipe peta . Penulisan judul peta hendaknya menggunakan huruf cetak tegak, semua menggunakan
huruf besar dan simetris
2. Skala Peta
Skala adalah angka yang menunjukkan perbandingan jarak pada peta dengan jarak
sebenarnya dipermukaan bumi
3. Arah Mata Angin / Orientasi / Petunjuk Arah
Petunjuk arah adalah tanda pada peta yang menunjukkan arah utara, timur, selatan atau
arah daerah yang digambar
4. Simbol Peta
Simbol peta adalah tanda atau gambar yang mewakili kenampakan yang ada permukaan
bumi yang terdapat pada peta kenampakannya.

5. Warna Peta
Pada peta, warna digunakan untuk membedakan kenampakan atau objek di permukaan
bumi.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

6. Tipe Huruf (Lettering)


Penggambar uruf berfungsi untuk mempertebal arti dari simbol-simbol yang ada. Setiap
nama simbol menggunakan huruf-huruf standar sebagai berikut.
7. Gratikul (Posisi Geografis)
Posisi gografis terdiri atas garis lintang dan garis bujur yang digunakan untuk
menunjukkan letak suatu tempat atau wilayah
8. Inset
Inset adalah peta kecil tambahan dan memberikan kejelasan yang terdapat di dalam peta.
Inset juga di gunakan untuk menggambar suatu wilayah yang tidak tergamabr pada peta,
sehubungan dengan terbatasnya media gambar.
9. Garis Tepi
Garis tepi peta sebaiknya dibuat rangkap. Garis tepi peta merupakan garis untuk
membatasi ruang peta.
10. Legenda
Legenda adalah keterangan yang berupa simbol-simbol pada peta agar peta mudah
dimengerti oleh pembaca.
11. Sumber dan Tahun Pembuatan
Sumber dan tahun pembuatan peta merupakan sumber data yang perlu dicantumkan
untuk kebenaran peta yang dibuat.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

2.7. Penggambaran Potongan


Penggambaran potongan yang dilakukan ada dua jenis yaitu:
1. Potongan Memanjang
Untuk menggambarkan jalur-jalur yang panjang.
Contoh : jalur irigasi, jalur jalan raya saluran transmisi
2. Potongan Melintang
Adalah profil yang tegak lurus atau hampir tegak lurus dengan profil memanjang.
Dalam penggambaran umumnya skala profil melintang lebih besar daripada skala profil
memanjang, misalnya : H = 1 : 5.000, V = 1 : 50. Tujuan dari pengukuran sipat datar profil ini
adalah :

o Menentukan sumbu dan ketinggian dari rencana pekerjaan yang hendak dibangun
o Menentukan pemindahan tanah
o Menentukan lebar jalur tanah yang hendak dibeli

2.8 Perhitungan Luas Dan Volume Pada Galian Dan Timbunan

Pada dasarnya menghitung volume adalah menghitung isi dari bagian tanah yang
dibatasi oleh penampang-penampang melintang. Ada tiga cara menghitung volume tubuh
tanah, yaitu:

Perhitungan Volume dengan Penampang Melintang.

Perhitungan volume dengan penampang melintang adalah menghitung volume


dengan mengukur volume galian dan timbunan dengan memperhatikan bentuk penampang
melintang.
Langkah-langkah dari perhitungan ini adalah :

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Menentukan dimensi penampang.

C ab
L C
2
a
b

h1 C h2

Menghitung luas dengan koordinat


Cara koordinat ini dilakukan dengan menentukan titik-titk koordinatnya terlebih dahulu.

Rumus umum : A=½  X n 1  Xn1 Yn1  Yn1 


Contoh perhitungan :

4 3

2
1

4 5 8 10

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Diket :
X1 = 4 X3 = 8
X2 = 10 X4 = 5
Ditanya : A?

Jawab:
X1  X2
A= Y2  Y1   ......  Xn 1  Xn 1 Yn 1  Yn 1 
2 2
4  10
A= 3  2  10  8 6  3  8  5 5  6
2 2 2
.1  .3  . 1
14 18 13
=
2 2 2
= 7  27  6.5 = 27.5

Bentuk tubuh tanah


Prosmoida adalah bentuk benda yang dibatasi oleh dua bidang datar sejajar.
Bentuk tubuh tanah  dibatasi penampang-penampang prosmoida. Ada bebarapa macam
bentuk prosmoida :

Prisma
- Segiempat - Segitiga

Limas
- Segiempat - Segitiga

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Volume Prosmoida
Vp 
L
1 A2  A  4M
Rumus : 6
Keterangan :
Vp = volume prosmoida
L = panjang prosmoida (jarak tegak lurus antar bidang penampang)
A1,A2 = Luas masing-masing bidang
M = Luas penampang tengah yang terletak diantara kedua penampang.

Untuk mencari M (rumus penampang-penampang ujung) :

La 1  a 2 
Va 
2

Antara Vp dan Va terjadi perbedaan yang disebut Koreksi Prismoida (kv), yaitu:

kv  Vp  Va

kv 
L
d1  d2 X1  X2 
12

Perhitungan Volume dengan Waterpassing dan Penggalian.


Langkah-langkah perhitungan volume dengan waterpassing adalah :
1. Menentukan lokasi
2. Membagi lokasi menjadi bagian yang lebih kecil
3. Menghitung elevasi dari titik yang sudah diterapkan
4. Menentukan besarnya galian dimana elevasi di semua titik adalah sama
5. Menghitung volume (V = luas x tinggi)
Lokasi atau daerah akan ditentukan oleh besarnya pemindahan tanahnya dilakukan dengan
:
1. Membagi daerah dalam bentuk segi tiga atau segi empat, disesuaikan dengan bentuk
daerahnya
2. Mengukur elevasi tiap-tiap potong, sebagai elevasi muka tanah
3. Membuat patok-patok m referensi yang tidak terganggu selama pekerjaan penggalian
Setelah penggalian selesai, membuat lagi patok-patok dalam susunan yang sama dengan
patok-patok semula
Menghitung volume dengan prinsip :

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

LUAS PENAMPANG X TINGGI

Contoh :
Pias 1
A = L x L1
Beda tinggi elevasi muka tanah dengan kedalaman galian :
h1 , h2 , h3 , h4
h1  h2  h3  h4
Harga rata-rata kedalaman =
4
Jika A prisma semua sama, maka :

 2 h1  2 h2  3 h3  4 h4 
V  A. 
 4 
 
Keterangan :
h1 = kedalaman yang mewakili 1 pias
h2 = kedalaman yang mewakili 2 pias
h3 = kedalaman yang mewakili 3 pias
h4 = kedalaman yang mewakili 4 pias

Perhitungan Volume dengan Garis Kontur.

Langkah-langkah perhitungan volume dengan garis kontur adalah :


1. Membuat garis kontur yang menggambarkan daerah-daerah yang mempunyai
elevasi sama.
2. Meproyeksikan secara vertikal garis kontur tersebut, sehingga akan diketahui
penampang dari muka tanah.
3. Menghitung luas kontur yang dibatasi oleh interval kontur.
4. Menghitung volume dengan prinsip :

Luas penampang rata-rata x h atau V = A rata-rata x h

Keterangan :
V = volume
A = Luas yang dibatasi oleh garis kontur (diukur dengan alat planimeter)
h = Interval kontur
Ketelitian luas penampang tergantung dari :
 Ketelitian pembuatan peta.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
 Ketelitian pembuatan luas dengan planometer, bergantung pada
 Tidak tepat berhimpitan titik mula dengan akhir sewaktu planimeter berputar
keliling.
 Ketidaktelitian membaca tromel.
 Tidak teraturnya perputaran tromel.
 Ketidaktelitian dalam mengikuti batas dari persil(ksalahan putaran keliling).

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1. Persiapan Alat yang Akan Digunakan untuk Pengukuran


Alat-alat yang dipakai dalam praktikum ini terdiri atas dua bagian, yaitu:
a. Alat Utama, yaitu Theodolith dan Waterpass.
b. Alat Bantu, terdiri dari payung, roll meter, unting-unting, tripod, paku payung, bak ukur
dan kompas.

Untuk memulai praktikum, pertama-tama disiapkan Theodolith terlebih dahulu agar siap
digunakan. Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Menegakkan statif dan memasang theodolith di atasnya.
2. Mengatur letak theodolith sedemikian rupa, sehingga tepat berada di atas paku payung
yang telah dipasang.
3. Mencari arah utara magnetis dengan batuan kompas.
4. Mengunci lingkaran horizontal sehingga arah utara yang telah didapatkan tidak berubah.
5. Memulai pengukuran dengan membidik titik-titik utama.

Cara membuat garis bidik supaya mendatar :


1. Memasang nivo sejajar dengan skrup penyetel yaitu menempatkan gelembung nivo
tepat ditengah-tengahdengan memutar kedua penyetel.
2. Maka arah garis nivo tegak lurus, ini akan membuat arah mendatar. Selanjutnya
memutar nivo tegak lurus dengan putar. Membuat garis mendatar diafragma yang tegak
lurus pada sumbu 1 tetapi dalam hal ini garis mendatar diaragma mudah dibuat tegak
lurus pada sumbu ke satu oleh pihak pabrik.
3. Mengarahkan teropong pada bak pertama atau disebut bak belakang. Bak dibaca
pembaca pada teropong, maka akan terlihat garis tangkap diafragma.
4. Menentukan potongan melintang lebar jalan, lebar tanggul dan lebar saluran-saluran
dengan roll meter. Pekerjaaninidikerjakansebanyaktitik yang diukur.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

3.2. Pelaksanaan Pengukuran


3.2.1. Penentuan Azimuth Awal
Pengukuran azimuth dimulaidenganmenentukanarahutaramagnetik yang
akandigunakansebagaiarahsudutsehingganantinyadidapatkan azimuth darisetiaptitik yang
terbentukdarisudut yang ada. Azimuth ini nantinya digunakan untuk menentukan arah dan
koordinat dari titik utama dan titik detail.

3.2.2.Pengukuran Poligon
Setelah dilakukan penentuan titik utama dan penempatan patok, selanjutnya kita mulai
menentukan arah utara magnetik dan mulai melakukan pengukuran sudut yang terbentuk antara
titik utama dan titik utama serta antara titik utama dan titi detail sehingga didapatkan arah dan besar
sudut yang dibentuk oleh titik utama dan titik detail. Sehingga nanti titik-titik utama dapat
berbentuk poligon tertutup.

3.2.3.Pengukuran Beda Tinggi Titik Poligon Dengan Waterpass


Pengukuran beda tinggi dilakukan untuk setiap titik ke titik lain dalam poligon dan
pengukuran panjang. Beda tinggi digunakan dalam menentukan elevasi titik dari titik lain. Apakah
suatu titik dari titik lain naik atau turun. Sehingga kita tahu kontur dari titik. Pengukuran beda tinggi
dilakukan dengan menembakan ke titik dengan Theodolit dan Waterpass. Pengukuran beda
dilakukan pada setiap titik.

3.2.4. Pengukuran Detail Lapangan dan Beda Tinggi


Dalam melakukan pengukuran detail lapangan dalam praktikum diambil dengan mengukur
pojok gedung, pojok selokan gedung, titik batas lahan, dan titik disekitar titik utama. Dalam hal
ini detail lapangan sangat membantu dalam mengambarkan letak dari bagunan.

3.2.5. Pengukuran Untuk Potongan (Cross Section)


Pengukuranuntukpotongandilakukandenganmengunakanwaterpassdanditembakkankearah
titik-titikpotongan yang akandiambilsehingganantididapatkan data yang
mengarahkeelevasititiksehinggananinyadidapatelevasititik yang bersangkutan. Dan
didapatkanhasildarigambarpotongan yang terjadi.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Perhitungan
Tempat : Laboraturium Patologi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Alat : Theodolith dan Waterpass
Asisten : Raka Agidio Saputra
Data Theodolite

Tinggi Pembacaan Sudut Pembacaan Pada


Letak Baak (cm)
Alat Target Vertikal Horizontal Jarak (m)
Alat
(cm) ⁰ ' " ⁰ ' " ba bt bb
U (1) 90 0 0 0 0 0 170 160.5 151 -
P2 88 58 20 105 58 20 207 173 140 66.8
P5 88 55 40 185 55 40 195 153 113 82.17
P1 152,2 2 89 56 20 175 56 20 249.5 241 232.5 -
3 89 49 0 106 49 0 220 209 199 -
4 90 4 20 25 4 20 150.5 144 137.5 -
5 90 5 20 226 5 20 190.5 183 175.5 -

P1 90 0 0 0 0 0 72 38 4 66.8
P3 89 38 0 274 36 10 176.5 154 131.5 44.85
1 89 51 0 248 51 0 211.5 203 194.5 -
P2 155 2 89 56 0 165 56 0 220 211 202 -
3 89 37 30 32 37 30 131 125 118 -
4 89 9 40 121 9 40 222 208 194 -
5 89 23 40 33 23 40 126.5 115 103.5 -

P2 90 0 0 0 0 0 168 145.5 123 44.85


P4 89 57 10 163 10 10 150.5 137.5 124.5 26.13
1 90 0 0 343 4 40 125 117 108.5 -
P3 148 2 90 0 0 283 13 20 137.3 118.5 100 -
3 89 57 40 250 39 40 138.5 122 105 -
4 89 57 0 226 54 40 116 112.5 109 -
5 89 56 40 49 27 20 202 194 186.5 -

P3 87 47 20 0 0 0 93 80 67 26.13
P4 151
P5 90 13 50 271 40 20 223 195 166.5 55.55

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

1 87 47 20 12 27 30 116 108.5 101 -


2 87 48 40 151 6 20 92.5 83 73 -
3 87 47 50 220 1 0 95 78 61 -
4 87 48 20 243 41 50 47.5 24 1 -
5 87 48 20 292 12 50 108 104.5 100.5 -

P4 90 1 20 0 0 0 193 165 135 55.55


P1 90 0 50 270 31 10 118 76.5 36.5 82.17
1 89 59 20 84 42 50 194 180 166.5 -
P5 149 2 89 58 50 176 51 10 189 176 163 -
3 90 0 20 211 6 0 158 143 129 -
4 89 59 10 224 48 30 171.5 161 150 -
5 90 0 50 310 30 20 133 130.5 128 -

Data Waterpass

Posisi dan Tinggi Alat Titik Target ba bt bb


A0 127 124.5 122
Titik 1 (sebelah kiri paving) 144.5 142 139.8
Titik 2 (selokan kiri) 183 180 177
Titik 3 (sebelah kiri selokan) 130.2 127 124
Titik 4 (sebelah kanan paving) 146 143.5 141
Titik 5 (selokan kanan) 172.5 170 167.5
A Titik 6 (sebelah kanan selokan) 152.2 149.8 146.5
(tinggi pesawat = 126cm) A1 129 126.5 124
Titik 1 (sebelah kiri paving) 150.5 148 145.5
Titik 2 (selokan kiri) 183.8 180 178.2
Titik 3 (sebelah kiri selokan) 124 121 118
Titik 4 (sebelah kanan paving) 155.8 153.5 151.2
Titik 5 (selokan kanan) 177 174.2 171.5
Titik 6 (sebelah kanan selokan) 155 152 149

A1 126.5 124 121.5


A0 128 123 118
B B1 123.5 121 118.5
(Tinggi Pesawat = 126cm) Titik 1 (selokan kanan) 171 168.5 166
Titik 2 (kanan selokan) 143 140 137
Titik 3 (jalan kiri) 124 121 118

C B1 127.5 125 122.5

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
(Tinggi Pesawat = 125cm) B 133.5 128.5 123.5
C1 130.5 128 123.5
Titik 1 (selokan kiri) 194 191 188
Titik 2 (sebelah kiri selokan) 133.5 130.5 127.5
Titik 3 (selokan kanan) 179 176.5 174
Titik 4 (Sebelah kana selokan) 156 153 150

C1 128 125.5 123


C 127 122 117
D1 129 126.5 124
D
Titik 1 (selokan kiri) 197 194 191
(tinggi pesawat = 125cm)
Titik 2 (sebelah kiri selokan) 130 127 124
Titik 3 (selokan kanan) 179 176.5 174
Titik 4 (Sebelah kana selokan) 158 155.5 153

D1 127 124.5 122


D 128.5 123.5 118.5
E1 127.8 125.3 122.8
E
Titik 1 (selokan kiri) 199.8 197.2 194.5
(tinggi Pesawat = 126cm)
Titik 2 (sebelah kiri selokan) 129 126.2 123.5
Titik 3 (selokan kanan) 178 175.5 173
Titik 4 (Sebelah kana selokan) 156.5 153.8 151

E1 122.2 119.8 117.3


E 124 119 114
F F1 152.5 150 147.5
(Tinggi Pesawat = 125cm) Titik 1(Jalan kiri) 154.8 152 149.2
Titik 2 (selokan kanan) 218 215 212
Titik 3 (Sebelah kanan selokan) 155 152 149

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

4.1.1 Perhitungan Sudut

θ =  vertikal - 90°

Contoh perhitungan :

Misal menghitung θ antara A dan B.

Diketahui :

 Vertikal : 104°11'00"

Maka : θAB = 104°11'00" - 90°

= 14°20'00"

Sudut Dalam Poligon

Sp₁ = <P₁P₅ - <P₁P₅


= 185˚55’40” – 150˚58’20”
= 79˚57’20”
SP₂ = 360˚ - <P₂P₃
= 360˚ - 274˚36’10”
= 85˚23’50”
SP₃ = 360˚ - <P₃P₄
= 360˚ - 163˚10’10”
= 196˚49’50”
SP₄ = 360˚ - <P₄P₅
= 360˚ - 271˚40’20”
= 88˚19’40”
SP₅ = 360˚ - <P₅P₁
= 360˚ - 270˚31’10”
= 89˚28’50”

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Koreksi Sudut

ΣS : SP₁ + SP₂ + SP₃ + SP₄ + SP₅


: 539˚59’30”

Σs = [(𝑛 − 2) 𝑥 180˚ ] ± 𝑓𝛼
539˚59’30” = [3 x 180 ] ± fα
539˚59’30” = 540˚0’0” ± fα
Fα = 0˚0’30”

0˚0′ 30”
ΔS = 5

ΔS = 0˚0’6”

Perhitungan Sudut Terkoreksi

SP₁’ = 79˚57’20” + 0˚0’6” = 79˚57’26”


SP₂’ = 85˚23’50” + 0˚0’6” = 85˚23’56”
SP₃’ = 196˚49’50” + 0˚0’6” = 196˚49’56”
SP₄’ = 88˚19’40” + 0˚0’6” = 88˚19’46”
SP₅’ = 89˚28”50” + 0˚0’6” = 89˚28’56”
_____________________________________ +
540˚0’0”

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Perhitungan Azimuth

α P1P2 = S P1
= 105°58’20”

α P2P3 = α P1P2 - (SP2 - 180°)


= 105°58’20”- (85°23’56” 180°)
= 200°34’24”

α P3P4 = α P2P3 – (SP3 - 180°)


= 200°34’24” – (121°14'42" - 180°)
= 183°44’28”

α P4P5 = α P3P4 – (S4 - 180°)


= 183°44’28”- (122°58'22" - 180°)
= 275°24’42”

α P5P1 = α P4P5 – (S5 - 180°)


= 275°24’42”– 89º28’56’’- 180°
= 5°55’46”

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

4.1.2 Perhitungan Jarak


Yang dimaksud dengan jarak (D) disini adalah jarak horizontal antara dua titik.
Jarak yang digunakan adalah jarak rata - rata, sebab terdapat 2 jarak optis dalam
pengukuran jarak, yaitu :

 Pengukuran jarak dari pembacaan benang atas dan benang bawah dimana ditinjau
pembacaan muka dan pembacaan belakang. (Jarak Optis I dan Jarak Optis II)

Untuk itu, digunakan rumus :

Jarak Optis Muka  Jarak Optis Belakang


D
2

dimana,

Jarak optis = (A ( Ba - Bb ) x cos2 θ)

dengan,

A = faktor pengali alat

Dalam hal ini dipakai A =100

Contoh Perhitungan :

Menghitung jarak rata – rata antara titik A dan B

Pembacaan A - B

 Vertikal = 89°02'30"

ba = 275 cm

= 2,75 m

bb = 220 cm

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

= 2,20 m

Pembacaan B - A

 Vertikal = 89°14'40"

ba = 194cm

= 1,94 m

bb = 138 cm

= 1,38 m

Maka :

θAB = 89°02'30" - 90°

= -0°57'30"

Jarak Optis A - B = 100 (ba – bb) x cos2 θ

= 100 (2,75 – 2,2) x cos2 (-0°57'30")

= 54,934675 m
θBA = 89°14'40" - 90°

= -0°45'20"

Jarak Optis A - B = 100 (ba – bb) x cos2 θ

= 100 (1,94 – 1,38) x cos2 (-0°45'20")

= 55,94644 m
54,934675+ 55,94644+55
Jarak rata – rata A – B =
3

= 55,2937 m

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

THEODOLITH
 Jarak Optis Titik Utama
ɵ = SudutVertikal - 90°

PERHITUNGAN DEPAN JARAK TITIK UTAMA

PEMBACAAN BAAK
PEMBACAAN SUDUT JARA
UKUR
cos^2 (ba - K
SLAG VERTIKA
θ bb) OPTIS
L θ ba (m) bt (m) bb (m)
(m)
⁰ ' " ⁰ ' "
P1 - 4 0.999 66.978
88 58 20 1 1 2.070 1.730 1.400
P2 0 7 0.670 4
P2 - 45.000
89 38 0 0 2 0 1.765 1.540 1.315
P3 1 0.450 0
P3 - 5 26.000
89 57 10 0 2 1.505 1.375 1.245
P4 0 1 0.260 0
P4 - 56.500
90 13 50 0 0 2.230 1.950 1.665
P5 0 1 0.565 0
P5 - 81.500
90 0 50 0 0 1.180 0.765 0.365
P1 0 1 0.815 0

PERHITUNGAN BELAKANG JARAK TITIK UTAMA

PEMBACAAN BAAK
PEMBACAAN SUDUT JARA
UKUR
cos^2 (ba - K
SLAG VERTIKA
θ bb) OPTIS
L θ ba (m) bt (m) bb (m)
(m)
⁰ ' " ⁰ ' "
P2 - 68.000
90 0 0 0 0 0 1 0.72 0.38 0.04 0.68
P1 0
P3 -
90 0 0 0 0 0 1 1.68 1.455 1.23 0.45 45
P2
P4 - 1 4 0.998 25.961
87 47 20 2 0.93 0.8 0.67 0.26
P3 2 0 5 3
P5 - 1.000 56.000
90 1 20 0 0 0 1.93 1.65 1.37 0.56
P4 0 0
P1 - 2 0.999 81.971
88 55 40 1 4 1.95 1.53 1.13 0.82
P5 0 6 3

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Jarak Optis Titik Detail

Pembacaan Sudut
Pembacaan Pada Baak (cm)
Letak Alat Target Vertikal Jarak Optis (m)
⁰ ' " ba bt bb
1 90 0 0 170 160.5 151 19.000
2 89 56 20 249.5 241 232.5 17.000
P1 3 89 49 0 220 209 199 21.000
4 90 4 20 150.5 144 137.5 13.000
5 90 5 20 190.5 183 175.5 15.000
1 89 51 0 211.5 203 194.5 17.000
2 89 56 0 220 211 202 18.000
P2 3 89 37 30 131 125 118 12.999
4 89 9 40 222 208 194 27.994
5 89 23 40 126.5 115 103.5 22.997
1 90 0 0 125 117 108.5 16.500
2 90 0 0 137.3 118.5 100 37.300
P3 3 89 57 40 138.5 122 105 33.500
4 89 57 0 116 112.5 109 7.000
5 89 56 40 202 194 186.5 15.500
1 87 47 20 116 108.5 101 14.978
2 87 48 40 92.5 83 73 19.472
P4 3 87 47 50 95 78 61 33.950
4 87 48 20 47.5 24 1 46.432
5 87 48 20 108 104.5 100.5 7.489
1 89 59 20 194 180 166.5 27.500
2 89 58 50 189 176 163 26.000
P5 3 90 0 20 158 143 129 29.000
4 89 59 10 171.5 161 150 21.500
5 90 0 50 133 130.5 128 5.000

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

JARAK RERATA

Jarak Utama
Jarak Roll Meter
Slag Jarak Rerata (m)
Depan Belakang (m)

P1 - P2 66.9784 68.0000 66.8 67.2595


P2 - P3 45.0000 45.0000 44.85 44.9500
P3 - P4 26.0000 25.9613 26.13 26.0304
P4 - P5 56.5000 56.0000 55.55 56.0167
P5 - P1 81.5000 81.9713 82.17 81.8804

WATERPASS
 JARAK OPTIS
Perhitungan Jarak Optis (D) = (ba –bb)

Posisi Alat Titik Target ba bt bb Jarak Optis (m)


A0 127 124.5 122 5
1 144.5 142 139.8 4.7
2 183 180 177 6
3 130.2 127 124 6.2
4 146 143.5 141 5
5 172.5 170 167.5 5
6 152.2 149.8 146.5 5.7
A
A1 129 126.5 124 5
1 150.5 148 145.5 5
2 183.8 180 178.2 5.6
3 124 121 118 6
4 155.8 153.5 151.2 4.6
5 177 174.2 171.5 5.5
6 155 152 149 6

A1 126.5 124 121.5 5


A0 128 123 118 10
B
B1 123.5 121 118.5 5
1 171 168.5 166 5

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

2 143 140 137 6


3 124 121 118 6

B1 127.5 125 122.5 5


B 133.5 128.5 123.5 10
C1 130.5 128 123.5 7
C 1 194 191 188 6
2 133.5 130.5 127.5 6
3 179 176.5 174 5
4 156 153 150 6

C1 128 125.5 123 5


C 127 122 117 10
D1 129 126.5 124 5
D 1 197 194 191 6
2 130 127 124 6
3 179 176.5 174 5
4 158 155.5 153 5

D1 127 124.5 122 5


D 128.5 123.5 118.5 10
E1 127.8 125.3 122.8 5
E 1 199.8 197.2 194.5 5.3
2 129 126.2 123.5 5.5
3 178 175.5 173 5
4 156.5 153.8 151 5.5

E1 122.2 119.8 117.3 4.9


E 124 119 114 10
F1 152.5 150 147.5 5
F
1 154.8 152 149.2 5.6
2 218 215 212 6
3 155 152 149 6

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

4.1.3 Perhitungan Beda Tinggi


Perhitungan Beda Tinggi ini digunakan untuk menentukan elevasi di setiap titik
utama. Besarnya beda tinggi diperoleh dari selisih benang tengah dari satu titik ke
titik lain.

Contoh perhitungan :
 Menghitung BTR A – B
ba = 275 cm
(𝒃𝒂+𝒃𝒃)
bt = 248 cm BTR = [(( ) + 𝒃𝒕)/𝟐]/𝟏𝟎𝟎
𝟐
bb = 220 cm

(𝟐𝟕𝟓+𝟐𝟐𝟎)
BTR A – B = [(( ) + 𝟐𝟒𝟖)/𝟐]/𝟏𝟎𝟎
𝟐

= 2,4775 m

 Menghitung beda tinggi A-B

Tinggi Alat = 1,45 m

BTR = 2,4775 m

D = 55,2937 m

D tan θ = 1,9067 m

Beda Tinggi = - 1,45 + 2,4775 + 1,9067

= 2.9342 m

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
THEODOLITH

BEDA TINGGI TITIK UTAMA

PEMBACAAN BAAK
Tinggi Jarak BTR
PEMBACAAN SUDUT UKUR cos θ D tan θ Δh
SLUG Alat Optis (m) (m)
VERTIKAL θ ba (m) bt (m) bb (m)
(m)
⁰ ' " ⁰ ' "
P1 - P2 1.522 88 58 20 2 2 40 2.070 1.730 1.400 0.999363 66.97844 1.7325 2.39096 -2.601459
P2 -P3 1.55 89 38 0 1 22 60 1.765 1.540 1.315 0.999709 44.99998 1.54 1.08668 -1.076678
P3 - P4 1.48 89 57 10 1 3 50 1.505 1.375 1.245 0.999828 25.99998 1.375 0.48283 -0.377833
P4 - P5 1.51 90 13 50 0 47 10 2.230 1.950 1.665 0.999906 56.50000 1.94875 0.77524 -1.213991
P5 - P1 1.49 90 0 50 0 60 10 1.180 0.765 0.365 0.999847 81.50000 0.76875 1.42654 -0.705290

Tinggi PEMBACAAN SUDUT PEMBACAAN BAAK UKUR


SLUG Alat VERTIKAL θ cos θ Jarak Optis (m) BTR (m) D tan θ Δh
ba (m) bt (m) bb (m)
(m) ⁰ ' " ⁰ ' "
P2 - P1 1.522 90 0 0 0 60 60 0.72 0.38 0.04 0.9998426 68.0000 0.38 1.20673 -0.064731
P3 - P2 1.55 90 0 0 0 60 60 1.68 1.455 1.23 0.9998426 45.0000 1.455 0.79857 -0.703572
P4 - P3 1.48 87 47 20 3 23 40 0.93 0.8 0.67 0.9982456 25.9613 0.8 1.53986 -0.859859
P5 - P4 1.51 90 1 20 0 59 40 1.93 1.65 1.37 0.9998494 56.0000 1.65 0.97205 -1.112052
P1 - P5 1.49 88 55 40 2 5 20 1.95 1.53 1.13 0.9993355 81.9713 1.535 2.98983 -3.034833

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

BEDA TINGGI TITIK DETAIL

Pembacaan
PEMBACAAN
Leta Sudut θ
Tinggi BAAK UKUR Jarak BTR
k Target Vertikal cos θ D tan θ Δh
Alat Optis (m)
Alat ba bt bb
⁰ ' "
⁰ ' " (cm) (cm) (cm)
1.522 1 90 0 0 0 60 60 170 160.5 151 0.9998 19.000 1.605 0.33717482 -0.4201748
1.522 2 89 56 20 1 4 40 249.5 241 232.5 0.9998 17.000 2.41 0.31982046 -1.2078205
P1 1.522 3 89 49 0 1 11 60 220 209 199 0.9998 21.000 2.0925 0.43988279 -1.0103828
1.522 4 90 4 20 0 56 40 150.5 144 137.5 0.9999 13.000 1.44 0.21430672 -0.1323067
1.522 5 90 5 20 0 55 40 190.5 183 175.5 0.9999 15.000 1.83 0.2429123 -0.5509123
1.55 1 89 51 0 1 9 60 211.5 203 194.5 0.9998 17.000 2.03 0.34620244 -0.82620
1.55 2 89 56 0 1 4 60 220 211 202 0.9998 18.000 2.11 0.34037931 -0.90038
P2 1.55 3 89 37 30 1 23 30 131 125 118 0.9997 12.999 1.2475 0.31580773 -0.01331
1.55 4 89 9 40 1 51 20 222 208 194 0.9995 27.994 2.08 0.90691822 -1.43692
1.55 5 89 23 40 1 37 20 126.5 115 103.5 0.9996 22.997 1.15 0.65130304 -0.25130
1.48 1 90 0 0 0 60 60 125 117 108.5 0.9998 16.500 1.16875 0.29280971 0.01844
1.48 2 90 0 0 0 60 60 137.3 118.5 100 0.9998 37.300 1.18575 0.66192741 -0.36768
P3 1.48 3 89 57 40 1 3 20 138.5 122 105 0.9998 33.500 1.21875 0.61723736 -0.35599
1.48 4 89 57 0 1 3 60 116 112.5 109 0.9998 7.000 1.125 0.13033288 0.22467
1.48 5 89 56 40 1 4 20 202 194 186.5 0.9998 15.500 1.94125 0.29009762 -0.75135

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

1.51 1 87 47 20 3 13 40 116 108.5 101 0.9984 14.978 1.085 0.84466614 -0.41967


1.51 2 87 48 40 3 12 20 92.5 83 73 0.9984 19.472 0.82875 1.09052279 -0.40927
P4 1.51 3 87 47 50 3 13 10 95 78 61 0.9984 33.950 0.78 1.90964459 -1.17964
1.51 4 87 48 20 3 12 40 47.5 24 1 0.9984 46.432 0.24125 2.60497442 -1.33622
1.51 5 87 48 20 3 12 40 108 104.5 100.5 0.9984 7.489 1.04375 0.42015717 0.04609
1.49 1 89 59 20 1 1 40 194 180 166.5 0.9998 27.500 1.80125 0.49335082 -0.80460
1.49 2 89 58 50 1 2 10 189 176 163 0.9998 26.000 1.76 0.47022351 -0.74022
P5 1.49 3 90 0 20 0 0 40 158 143 129 1.0000 29.000 1.4325 0.00562384 0.05188
1.49 4 89 59 10 1 1 50 171.5 161 150 0.9998 21.500 1.60875 0.38675332 -0.50550
1.49 5 90 0 50 0 0 10 133 130.5 128 1.0000 5.000 1.305 0.00024241 0.18476

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
WATERPASS

 BTR

Ba  Bb
BTR = (( )  Bt ) / 2
2

POSISI ALAT TITIK TARGET BA BT BB BTR


A0 127 124.5 122 124.5
titik 1 144.5 142 139.8 142.075
titik 2 183 180 177 180
titik 3 130.2 127 124 127.05
titik 4 146 143.5 141 143.5
titik 5 172.5 170 167.5 170
titik 6 152.2 149.8 146.5 149.575
A
A1 129 126.5 124 126.5
titik 1 150.5 148 145.5 148
titik 2 183.8 180 178.2 180.5
titik 3 124 121 118 121
titik 4 155.8 153.5 151.2 153.5
titik 5 177 174.2 171.5 174.225
titik 6 155 152 149 152

A1 126.5 124 121.5 124


A0 128 123 118 123
B1 123.5 121 118.5 121
B Titik 1 171 168.5 166 168.5
titik 2 143 140 137 140
titik 3 124 121 118 121

B1 127.5 125 122.5 125


B 133.5 128.5 123.5 128.5
C1 130.5 128 123.5 127.5
C Titik 1 194 191 188 191
Titik 2 133.5 130.5 127.5 130.5
Titik 3 179 176.5 174 176.5

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
Titik 4 156 153 150 153

C1 128 125.5 123 125.5


C 127 122 117 122
D1 129 126.5 124 126.5
Titik 1 197 194 191 194
D
Titik 2 130 127 124 127
Titik 3 179 176.5 174 176.5
Titik 4 158 155.5 153 155.5

D1 127 124.5 122 124.5


D 128.5 123.5 118.5 123.5
E1 127.8 125.3 122.8 125.3
Titik 1 199.8 197.2 194.5 197.175
E
Titik 2 129 126.2 123.5 126.225
Titik 3 178 175.5 173 175.5
Titik 4 156.5 153.8 151 153.775

E1 122.2 119.8 117.3 119.775


E 124 119 114 119
F1 152.5 150 147.5 150
F Titik 1 154.8 152 149.2 152
Titik 2 218 215 212 215
Titik 3 155 152 149 152

 BEDA TINGGI

Δh = BTR – Tinggi Alat

POSIS TINGGI ALAT TITIK


BA BT BB BTR ∆H
I (cm) TARGET
126 A0 127 124.5 122 124.5 1.5
titik 1 139.
126 144.5 142 142.075 -16.075
8
126 titik 2 183 180 177 180 -54
A
126 titik 3 130.2 127 124 127.05 -1.05
126 titik 4 146 143.5 141 143.5 -17.5

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
167.
126 titik 5 172.5 170 170 -44
5
146.
126 titik 6 152.2 149.8 149.575 -23.575
5

126 A1 129 126.5 124 126.5 -0.5


titik 1 145.
126 150.5 148 148 -22
5
titik 2 178.
126 183.8 180 180.5 -54.5
2
126 titik 3 124 121 118 121 5
titik 4 151.
126 155.8 153.5 153.5 -27.5
2
titik 5 171.
126 177 174.2 174.225 -48.225
5
126 titik 6 155 152 149 152 -26

121.
126 A1 126.5 124 124 2
5
126 A0 128 123 118 123 3
118.
126 B1 123.5 121 121 5
5
B
126 Titik 1 171 168.5 166 168.5 -42.5

126 titik 2 143 140 137 140 -14

126 titik 3 124 121 118 121 5

122.
125 B1 127.5 125 125 0
5
123.
125 B 133.5 128.5 128.5 -3.5
5
123.
125 C1 130.5 128 127.5 -2.5
5
C 125 Titik 1 194 191 188 191 -66
Titik 2 127.
125 133.5 130.5 130.5 -5.5
5
125 Titik 3 179 176.5 174 176.5 -51.5

125 Titik 4 156 153 150 153 -28

125 C1 128 125.5 123 125.5 -0.5


125 C 127 122 117 122 3
125 D1 129 126.5 124 126.5 -1.5
125 Titik 1 197 194 191 194 -69
D
125 Titik 2 130 127 124 127 -2
125 Titik 3 179 176.5 174 176.5 -51.5
125 Titik 4 158 155.5 153 155.5 -30.5

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
126 D1 127 124.5 122 124.5 1.5
118.
126 D 128.5 123.5 123.5 2.5
5
122.
126 E1 127.8 125.3 125.3 0.7
8
E 194.
126 Titik 1 199.8 197.2 197.175 -71.175
5
123.
126 Titik 2 129 126.2 126.225 -0.225
5
126 Titik 3 178 175.5 173 175.5 -49.5
126 Titik 4 156.5 153.8 151 153.775 -27.775

117.
125 E1 122.2 119.8 119.775 5.225
3
125 E 124 119 114 119 6
147.
125 F1 152.5 150 150 -25
F 5
149.
125 Titik 1 154.8 152 152 -27
2
125 Titik 2 218 215 212 215 -90
125 Titik 3 155 152 149 152 -27

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
4.1.2 Perhitungan Koordinat (X, Y) dan Elevasi (Z) pada Poligon
 Perhitungan Koordinat (X,Y) pada Poligon
Contoh Perhitungan :

Sudut Dalam Poligon

Sp₁ = <P₁P₅ - <P₁P₅


= 185˚55’40” – 150˚58’20”
= 79˚57’20”
SP₂ = 360˚ - <P₂P₃
= 360˚ - 274˚36’10”
= 85˚23’50”
SP₃ = 360˚ - <P₃P₄
= 360˚ - 163˚10’10”
= 196˚49’50”
SP₄ = 360˚ - <P₄P₅
= 360˚ - 271˚40’20”
= 88˚19’40”
SP₅ = 360˚ - <P₅P₁
= 360˚ - 270˚31’10”
= 89˚28’50”

Koreksi Sudut

ΣS : SP₁ + SP₂ + SP₃ + SP₄ + SP₅


: 539˚59’30”

Σs = [(𝑛 − 2) 𝑥 180˚ ] ± 𝑓𝛼
539˚59’30” = [3 x 180 ] ± fα
539˚59’30” = 540˚0’0” ± fα
Fα = 0˚0’30”

0˚0′ 30”
ΔS = 5

ΔS = 0˚0’6”

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Perhitungan Sudut Terkoreksi

SP₁’ = 79˚57’20” + 0˚0’6” = 79˚57’26”


SP₂’ = 85˚23’50” + 0˚0’6” = 85˚23’56”
SP₃’ = 196˚49’50” + 0˚0’6” = 196˚49’56”
SP₄’ = 88˚19’40” + 0˚0’6” = 88˚19’46”
SP₅’ = 89˚28”50” + 0˚0’6” = 89˚28’56”
_____________________________________ +
540˚0’0”

Perhitungan Azimuth

α P1P2 = S P1
= 105°58’20”

α P2P3 = α P1P2 - (SP2 - 180°)


= 105°58’20”- (85°23’56” 180°)
= 200°34’24”

α P3P4 = α P2P3 – (SP3 - 180°)


= 200°34’24” – (121°14'42" - 180°)
= 183°44’28”

α P4P5 = α P3P4 – (S4 - 180°)


= 183°44’28”- (122°58'22" - 180°)
= 275°24’42”

α P5P1 = α P4P5 – (S5 - 180°)


= 275°24’42”– 89º28’56’’- 180°
= 5°55’46”

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Koordinat Titik Utama Poligon


Misal menghitung koordinat P3(C) bila diketahui

αP3 = 183° 44’ 28”

DP3 = 23.0304 m

ΣD = DA + DB + DC + DD + DE = 276,1370 m

Koordinat P3 : XP3 = 70,000

YP3 = 100,000

Maka :

o Jarak X
D sin α = 23.0304 sin 183° 44’ 28”

= -1,5027

o Koreksi jarak X
Σ D sin α = -0,1396

o Simpangan jarak X
fx = (D / ΣD) × (-ΣD sin α)

= (23.0304 /276,1370) × (1,5027)


= 0.1253

o Jarak Y
D cos α = 23.0304 cos 183° 44’ 28”
= -22.9813

o Koreksi jarak Y
Σ D cos α = 0.1593

o Simpangan jarak Y
fy = (D / ΣD) × -(ΣD cos α)

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
= (23.0304 /276,1370) × (-0.1593)

= -0,0133

Koordinat P4 :
o XP4 = XP5 - D sin α - fx
= 12,576 + 55,7670 - 0,0283

= 68,315

o YP3 = YP5 - D cos α - fy


= 79,2607 – 5,2830 + 0,0323

= 74,0100

Koordinat Titik Utama

S D Dsin α Dcosα Koordinat (m)


Titik α
ΔS (m) ΔX ΔY X Y
P1 79°57'20" 21.076 160.6558
0°0'6'' 105°58'20" 67.2595 64.6629 -18.5079
0.0340 -0.0388

P2 85°23'50'' 85.773 142.1092


0°0'6'' 200°34'24" 44.9500 -15.7957 -42.0832

0.0227 -0.0259

P3 196°49'50'' 70.000 100.0000


0°0'6'' 183°44'28" 26.0304 -1.6984 -25.9750
0.0132 -0.0150

P4 88°19'40'' 68.315 74.0100


0°0'6'' 275°24'42" 56.0167 -55.7670 5.2830
0.0283 -0.0323

P5 89°28'50'' 12.576 79.2607

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
0°0'6'' 5°55'46" 81.8804 8.4586 81.4424
0.0414 -0.0472

P1 79°57'20'' 21.076 160.6558

Σs 539°59'30'' 276.1370 -0.1396 0.1593


fα 0°0'30'' fx ; fy 0.1396 -0.1593
540°

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
180.0000
21.076, 160.6558 Koordinat Titik Utama
160.0000 85.773, 142.1092

140.0000

120.0000

100.0000 70.000, 100.0000

80.0000
68.315, 74.0100
60.0000
12.576, 79.2607
40.0000

20.0000

0.0000 Series1
0.000 10.000 20.000 30.000 40.000 50.000 60.000 70.000 80.000 90.000 100.000

 Perhitungan Benang Tengah Rata-rata ( BTR )

1
(ba  bb) bt
BTR 2
2

Contoh perhitungan :

Misal menghitung BTR P1 dengan P2

Dari pembacaan muka P1 – P2 diketahui :

ba = 170 cm

bt = 160.5 cm

bb = 151 cm

maka BTR = ((170 + 151)/2 + 160,5)/2

= 160,5 cm = 1,605 m

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Perhitungan Elevasi (Z)


Contoh perhitungan :

Menghitung Beda Tinggi (Δh) dan Beda Tinggi Rata-rata (Δhr) P1P2, bila
diketahui :

Jarak Rata-rata :

D = 67,2595 m

Pada pembacaan muka ( P1 – P2 )

Tinggi alat di P1 = 1,522 m

BTR = 160,5 cm = 1,605 m

 Vertikal= 88º 58' 20"

Δh = D x (tan (  Vertikal - 90o)) + Tinggi Alat di A – BTR

= 67.25948 x (tan (88º 58' 20" - 90o)) + 1,522 – 1,733

= -1,4176 m

Pada pembacaan belakang (P2 – P1)

Tinggi alat di P2 = 1,55 m

BTR = 0,380 m

 Vertikal= 89º 38' 00"

Δh = D x (tan  Vertikal - 90o) - Tinggi Alat di B + BTR

= 67.25948 x (tan 60' 60"-90o) - 1,55 + 1,380

= -0,600435 m

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Beda tinggi rata - rata

Δhr (A-B) = (Δhpemb muka+Δhpemb belakang)/2

= ((-1,4176 ) + (-0,600435))/2

= -1,0090175 m

Δhr (B-A) = -1,0090175 m

Δhterkoreksi (A-B) = Δhr (A-B) + fΔh

= (-1,0090175) + (-1.294)

= -2,30301 m

Menghitung elevasi (Z) titik utama dengan rumus :

Z = Z yang diketahui + Δhr + k

Contoh perhitungan

Misal menghitung elevasi (Z) titik utama P1, bila diketahui :

Elevasi (Z) P2 = 35,0000 m

Δhterkoreksi = -1.294 m

Maka, Elevasi titik utama B

ZB = ZB + Δhterkoreksi

= 35,0000 – (-1.294)

= 36.145 m

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Elevasi Titik Utama Theodolith


Posisi & θ Δ h Terkoreksi
Tinggi Target D(m) D Tan θ BTR(m) Δ h1 (m) Δ h2 (m) Elevasi (cm)
° ΄ " (m)
alat(m)
P1
P2 2 2 40 2.401 1.733 -2.611 36.145
1.522 -1.294
67.25948 -1.294
P2
P1 0 60 60 1.194 0.380 -0.024
1.55 0.000
35.000
P2
P3 1 22 60 1.085 1.540 -1.075
1.55 -0.151
44.94999 -0.151
P3
P2 0 60 60 0.798 1.455 -0.773
1.48 0.000
34.849
P3
P4 1 3 50 0.483 1.375 -0.378
1.48 0.190
26.03043 0.190
P4
P3 3 13 40 1.468 0.800 -0.758
1.51 0.000
35.038
P4
P5 0 47 10 0.769 1.949 -1.207
1.51 -0.038
56.01667 -0.038
P5
P4 0 59 40 0.972 1.650 -1.132
1.49 0.000
35.001
P5
P1 0 60 10 1.433 0.769 -0.712
1.49 1.143785
81.88043 1.144
P1
P5 2 5 20 2.987 1.535 -3.000 36.145
1.522 0.000
-0.149 -0.1493

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
Elevasi Titik Utama Waterpass

LETAK TINGGI BEDA TINGGI Beda Tinggi Rata - rata Elevasi


TARGET BTR
ALAT ALAT (cm) (cm) (m)
A0 124.5 1.5 35.793
A 126 A1 126.5 -0.5 1.000 35.803
-1.250 35.790

A1 124 2
AO 123 3 -0.500 35.785
B 126
B1 121 5 -1.000 35.775
2.5 35.800

B1 125 0
B 128.5 -3.5 1.750 35.818
C 125
C1 127.5 -2.5 -0.500 35.813
-1 35.803

C1 125.5 -0.5
C 122 3 -1.750 35.785
D 125
D1 126.5 -1.5 2.250 35.808
-1.5 35.793

D1 124.5 1.5
D 123.5 2.5 -0.500 35.788
E 126
E1 125.3 0.7 0.900 35.797
-2.2625 35.774

E1 119.775 5.225
F 125 E1 119 6 -0.3875 35.770
F1 150 -25 15.5 35.948

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG
Elevasi Waterpass (m)
35.960
35.940
35.920
35.900
35.880
35.860
35.840
35.820
35.800
35.780
Elevasi (m)
35.760
0 10 20 30 40 50 60 70

4.1.3 Perhitungan Koordinat (X, Y) dan Elevasi (Z) pada Titik Detail
Perhitungan Koordinat (X,Y) pada Titik Detail

Contoh perhitungan :

Mencari Koordinat C1

D : 16,50

α : 180 - ((183° 44’ 28”) – (343° 04’ 40”)) = 3°39’04”

Sin α : sin -48°16’36” = 0.09054

Cos α : cos -48°16’36” = 0.9980

XB1 = XB + D sin α

= 70,0000 + (0.09054)

= 71.0507

YB1 = YB + D cos α

= 100,0000 + (0.9980)

= 116.4665

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Titik Horizontal α D Koordinat


Titik sin α D sin α cos α D cos α
Detail ° ’ ” ° ’ ” (m) X Y
105°58'20"
A 21.0760 160.6558
A1 0 0 0 0 0 0 19.000 0.00000 0.0000 1.0000 19.0000 21.0760 179.6558
A A2 175 56 20 175 56 20 17.000 0.07082 1.2039 -0.9975 -16.9573 22.2800 143.6985
A3 106 49 0 106 49 0 21.000 0.95724 20.1017 -0.2893 -6.0755 41.1777 154.5804
A4 25 4 20 25 4 20 13.000 0.42376 5.5089 0.9058 11.7750 26.5849 172.4309
A5 226 5 20 226 5 20 15.000 -0.72042 -10.8062 -0.6935 -10.4031 10.2698 150.2527
200°34'24"
B 85.7730 142.1092
B1 248 51 0 174 48 20 17.000 0.09054 1.5391 -0.9959 -16.9301 87.3121 125.1791
B B2 165 56 0 91 54 20 18.000 0.99945 17.9900 -0.0333 -0.5985 103.7630 141.5106
B3 32 37 30 253 35 50 12.999 -0.95930 -12.4704 -0.2824 -3.6709 73.3026 138.4383
B4 121 9 40 47 8 0 27.994 0.73294 20.5179 0.6803 19.0442 106.2909 161.1533
B5 33 23 40 319 22 0 22.997 -0.65122 -14.9763 0.7589 17.4526 70.7967 159.5617
183°44'28"
C 70.0000 100.0000
C1 343 4 40 3 39 4 16.500 0.06368 1.0507 0.9980 16.4665 71.0507 116.4665
C C2 283 13 20 303 47 44 37.300 -0.83103 -30.9973 0.5562 20.7474 39.0027 120.7474
C3 250 39 40 271 14 4 33.500 -0.99977 -33.4922 0.0215 0.7217 36.5078 100.7217
C4 226 54 40 247 29 4 7.000 -0.92378 -6.4664 -0.3829 -2.6805 63.5336 97.3195
C5 49 27 20 70 1 44 15.500 0.93986 14.5679 0.3415 5.2940 84.5679 105.2940
275°24'42"
D 68.3147 74.0100
D D1 12 27 30 16 11 58 14.978 0.27898 4.1785 0.9603 14.3830 72.4932 88.3930
D2 151 6 20 154 50 48 19.472 0.42504 8.2762 -0.9052 -17.6251 76.5910 56.3849
D3 220 1 0 223 45 28 33.950 -0.69161 -23.4800 -0.7223 -24.5209 44.8347 49.4891

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

D4 243 41 50 247 26 18 46.432 -0.92347 -42.8783 -0.3837 -17.8148 25.4365 56.1952


D5 292 12 50 295 57 18 7.489 -0.89914 -6.7336 0.4377 3.2777 61.5811 77.2877
5°55'46"
E 12.5761 79.2607
E1 84 42 50 180 7 32 27.500 -0.00219 -0.0603 -1.0000 -27.4999 12.5158 51.7608
E E2 176 51 10 272 15 52 26.000 -0.99922 -25.9797 0.0395 1.0273 -13.4036 80.2880
E3 211 6 0 306 30 42 29.000 -0.80374 -23.3083 0.5950 17.2546 -10.7323 96.5153
E4 224 48 30 320 13 12 21.500 -0.63984 -13.7566 0.7685 16.5229 -1.1805 95.7836
E5 310 30 20 45 55 2 5.000 0.71834 3.5917 0.6957 3.4785 16.1677 82.7392

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Perhitungan Elevasi (Z) pada Titik Detail

Contoh perhitungan :

Perhitungan Benang Tengah Rata-rata ( BTR )

1
(ba  bb) bt
BTR [ 2 ] / 100
2

Misal menghitung BTR B dengan titik C1

Dari pembacaan C – C1 diketahui :

ba = 125 cm

bt = 117 cm

bb = 108,5 cm

maka :

1
(125  108,5)  117
BTR  [ 2 ] / 100
2
= 1.16875 m

Perhitungan Elevasi (Z)

Misal menghitung elevasi titik detail P3 – 1 bila diketahui


Tinggi alat pada P3 = 1,48 m

BTR P3 – 1 = 1.16875 m
Beda Tinggi P3 – 1 = 0.31125
 Vertikal = 90º 00' 00"
Z P3 = 34,849 m

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Maka, elevasi titik detail B1 :


Z B1 = Elevasi B + Beda Tinggi B – B1
= 34,849 + (0.31125)

= 35.16025m

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

Posisi Titik Pembacaan Sudut Pembacaan Jarak


dan Target Vertikal θ Bak Ukur (cm) Optis BTR Elevasi
Tinggi DtanƟ ∆H (m)
(cm)
Alat ba bt bb (m) (m)
(cm) ˚ ΄ ” ˚ ΄ ”
P1 36.183
152.2 cm 1 90 0 0 0 60 60 170 160.5 151 18.99402 1.605 0.3370687 -0.39007 35.792931
2 89 56 20 1 56 20 249.5 241 232.5 16.98054 2.41 0.5748408 -1.43284 34.750159
3 89 49 0 1 49 0 220 209 199 20.97890 2.0925 0.6653969 -1.2059 34.977103
4 90 4 20 0 4 20 150.5 144 137.5 12.99998 1.44 0.0163867 0.095613 36.278613
5 90 5 20 0 5 20 190.5 183 175.5 14.99996 1.83 0.023271 -0.30127 35.881729
P2 35
155 cm 1 89 51 0 1 51 0 211.5 203 194.5 16.98228 2.03 0.5485246 -1.02852 33.971475
2 89 56 0 1 56 0 220 211 202 17.97951 2.11 0.6069137 -1.16691 33.833086
3 89 37 30 1 37 30 131 125 118 12.98955 1.2475 0.3685031 -0.066 34.933997
4 89 9 40 1 9 40 222 208 194 27.98850 2.08 0.5672706 -1.09727 33.902729
5 89 23 40 1 23 40 126.5 115 103.5 22.98638 1.15 0.5595449 -0.15954 34.840455
P3 34.849
148 1 90 0 0 0 0 0 125 117 108.5 16.50000 1.16875 0 0.31125 35.16025
2 90 0 0 0 0 0 137.3 118.5 100 37.30000 1.18575 0 0.29425 35.14325
3 89 57 40 1 57 40 138.5 122 105 33.46077 1.21875 1.1457375 -0.88449 33.964513
4 89 57 0 1 57 0 116 112.5 109 6.99189 1.125 0.2380535 0.116946 34.965946
5 89 56 40 1 56 40 202 194 186.5 15.48216 1.94125 0.5256191 -0.98687 33.862131
P4 35.039
151 1 87 47 20 3 43 70 116 108.5 101 14.93631 1.085 0.9753413 -0.55034 34.488659
2 87 48 40 3 42 50 92.5 83 73 19.41818 0.82875 1.2604445 -0.57919 34.459806
3 87 47 50 3 43 40 95 78 61 33.85628 0.78 2.2058705 -1.47587 33.56313
4 87 48 20 3 42 70 47.5 24 1 46.30432 0.24125 3.0101462 -1.7414 33.297604

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

5 87 48 20 3 42 70 108 104.5 100.5 7.46844 1.04375 0.4855074 -0.01926 35.019743


P5 36.183
149 1 89 59 20 1 31 70 194 180 166.5 27.48024 1.80125 0.7369272 -1.04818 35.134823
2 89 58 50 1 32 40 189 176 163 25.98111 1.76 0.7005072 -0.97051 35.212493
3 90 0 20 0 90 70 158 143 129 28.97961 1.4325 0.7686994 -0.7112 35.471801
4 89 59 10 1 31 80 171.5 161 150 21.48449 1.60875 0.5771839 -0.69593 35.487066
5 90 0 50 0 90 40 133 130.5 128 4.99652 1.305 0.1318082 0.053192 36.236192

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

ELEVASI TITIK DETAIL WATERPASS

PEMBACAAN BAK
BEDA TINGGI ELEVASI TITIK
ALAT TINGGI ALAT TARGET BTR (m)
ba bt bb (m) DETAIL (m)
A0 127 124.5 122 1.245 0.015 35.793
1 144.5 142 139.8 1.42075 -0.16075 35.632
2 183 180 177 1.80 -0.54 35.253
A 1.26 3 130.2 127 124 1.271 -0.0105 35.782
4 146 143.5 141 1.435 -0.175 35.618
5 172.5 170 167.5 1.700 -0.44 35.353
6 152.2 149.8 146.5 1.496 -0.23575 35.557

A1 129 126.5 124 1.265 -0.005 35.803


1 150.5 148 145.5 1.480 -0.22 35.583
2 183.8 180 178.2 1.805 -0.545 35.258
A 1.26 3 124 121 118 1.210 0.05 35.853
4 155.8 153.5 151.2 1.535 -0.275 35.528
5 177 174.2 171.5 1.742 -0.48225 35.321
6 155 152 149 1.520 -0.26 35.543

B1 123.5 121 118.5 1.210 0.05 35.775


1 171 168.5 166 1.685 -0.425 35.350
B 1.26
2 143 140 137 1.400 -0.14 35.635
3 124 121 118 1.210 0.05 35.825

C1 130.5 128 123.5 1.275 -0.025 35.813


1 194 191 188 1.910 -0.66 35.153
C 1.25
2 133.5 130.5 127.5 1.305 -0.055 35.758
3 179 176.5 174 1.765 -0.515 35.298

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

4 156 153 150 1.530 -0.28 35.533

D1 129 126.5 124 1.265 -0.015 35.808


1 197 194 191 1.940 -0.69 35.118
D 1.25 2 130 127 124 1.270 -0.02 35.788
3 179 176.5 174 1.765 -0.515 35.293
4 158 155.5 153 1.555 -0.305 35.503

E1 127.8 125.3 122.8 1.253 0.007 35.797


1 199.8 197.2 194.5 1.972 -0.71175 35.085
E 1.26 2 129 126.2 123.5 1.262 -0.00225 35.795
3 178 175.5 173 1.755 -0.495 35.302
4 156.5 153.8 151 1.538 -0.27775 35.519

F1 152.5 150 147.5 1.500 -0.25 35.948


1 154.8 152 149.2 1.520 -0.27 35.678
F 1.25
2 218 215 212 2.150 -0.90 35.048
3 155 152 149 1.520 -0.27 35.678

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

KONTUR

Contoh Perhitungan :

Elevasi P1 = 36,183

Elevasi P1,1 = 35.79293

∆h = -0.39007

D = 18.99402

Interval = 0,2

Elevasi Kontur P1(1) = Elevasi P3 = 36,183

P1(2) = Elevasi P3 - 0,2 = 35,983

Jarak Kontur P1 = 18.99402*(36,183- 35.79293)/ -0.39007

= 9.738807424

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

KONTUR THEODOLITH

PESAWAT UTAMA TITIK TARGET ELEVASI 1 ELEVASI 2 H2 D ELEVASI KONTUR JARAK KONTUR
(m) (m) (m) (m)
P1 P2 36.183 35 -1.183 67.25948 36.183
35.983 11.37100254
35.783 22.74200507
35.583 34.11300761
35.383 45.48401014
35.183 56.85501268

P5 36.183 36.183 0 81.88043 36.183

P1(1) 36.183 35.79293 -0.39007 18.99402 36.183


35.983 9.738807424

P1(2) 36.183 34.75016 -1.43284 16.98054 36.183


35.983 2.370192086
35.783 4.740384172
35.583 7.110576258
35.383 9.480768343
35.183 11.85096043
34.983 14.22115252

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

34.783 16.5913446

P1(3) 36.183 34.9771 -1.2059 20.9789 36.183


35.983 3.479384446
35.783 6.958768892
35.583 10.43815334
35.383 13.91753778
35.183 17.39692223
34.983 20.87630668

P1(4) 36.183 36.27861 0.095613 12.99998 36.183

P1(5) 36.183 35.88173 -0.30127 14.99996 36.183


35.983 9.957787463

P2 P3 35 34.849 -0.151 44.94999 35

P2(1) 35 33.97148 -1.02852 16.98228 35


34.8 3.302260816
34.6 6.604521631
34.4 9.906782447
34.2 13.20904326
34 16.51130408

P2(2) 35 33.83309 -1.16691 17.97951 35


34.8 3.081549884
34.6 6.163099769
34.4 9.244649653

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

34.2 12.32619954
34 15.40774942

P2(3) 35 34.934 -0.066 12.98955 35

P2(4) 35 33.90273 -1.09727 27.9885 35


34.8 5.101476841
34.6 10.20295368
34.4 15.30443052
34.2 20.40590737
34 25.50738421

P2(5) 35 34.84046 -0.15954 22.98638 35


34.8 28.81494154

P3 P4 34.849 35.039 0.19 26.03043 34.849

P3(1) 34.849 35.16025 0.31125 16.5 34.849


35.049 10.60240964

P3(2) 34.849 35.14325 0.29425 37.3 34.849


35.049 25.35259133

P3(3) 34.849 33.96451 -0.88449 33.46077 34.849


34.649 7.566137193
34.449 15.13227439
34.249 22.69841158
34.049 30.26454877

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

P3(4) 34.849 34.96595 0.116946 6.991895 34.849

P3(5) 34.849 33.86213 -0.98687 15.48216 34.849


34.649 3.137631123
34.449 6.275262245
34.249 9.412893368
34.049 12.55052449

P4 P5 35.039 36.183 1.144 56.01667 35.039


35.239 9.793124126
35.439 19.58624825
35.639 29.37937238
35.839 39.1724965
36.039 48.96562063

P4(1) 35.039 34.48866 -0.55034 14.93631 35.039


34.839 5.428016883
34.639 10.85603377

P4(2) 35.039 34.45981 -0.57919 19.41818 35.039


34.839 6.70523787
34.639 13.41047574

P4(3) 35.039 33.56313 -1.47587 33.85628 35.039


34.839 4.587974236
34.639 9.175948472
34.439 13.76392271

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

34.239 18.35189694
34.039 22.93987118
33.839 27.52784542
33.639 32.11581965

P4(4) 35.039 33.2976 -1.7414 46.30432 35.039


34.839 5.318068026
34.639 10.63613605
34.439 15.95420408
34.239 21.27227211
34.039 26.59034013
33.839 31.90840816
33.639 37.22647619
33.439 42.54454421

P4(5) 35.039 35.01974 -0.01926 7.468438 35.039

P5 P4 36.183 35.039 -1.144 56.01667 36.183


35.983 9.793124126
35.783 19.58624825
35.583 29.37937238
35.383 39.1724965
35.183 48.96562063

P1 36.183 36.183 0 81.88043 36.183

P5(1) 36.183 35.13482 -1.04818 27.48024 36.183


35.983 5.243433878

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

35.783 10.48686776
35.583 15.73030163
35.383 20.97373551
35.183 26.21716939

P5(2) 36.183 35.21249 -0.97051 25.98111 36.183


35.983 5.354130797
35.783 10.70826159
35.583 16.06239239
35.383 21.41652319

P5(3) 36.183 35.4718 -0.7112 28.97961 36.183


35.983 8.149503228
35.783 16.29900646
35.583 24.44850968

P5(4) 36.183 35.48707 -0.69593 21.48449 36.183


35.983 6.174291521
35.783 12.34858304
35.583 18.52287456

P5(5) 36.183 36.23619 0.053192 4.996523 36.183

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

1.1.1 Perhitungan untuk Potongan


Perhitungan potongan terlebih dahulu dilakukan dengan mencari elevasi di tiap
titik penembakan (P1 , P2). Elevasi di tiap titik penembakan dihitung menggunakan
rumus:

El P1 = El P1(2) + bt

Karena dari data theodolith yang diketahui elevasi titik utama (A2) maka
untuk menghitung elevasi pesawat yaitu :

Diketahui : Elevasi titik P1(2) = 34.75016 m

bt titik P1(2) = 211 cm = 2,11 m

Ditanya : Elevasi titik P1 waterpass

Jawab : El P1 = El P(1) + bt

= 34.75016 + 2,11

= 35,86016 m

1.1.2 Perhitungan Azimuth


Perhitungan azimuth didasarkan pada besar sudut luar/sudut dalam yang
diperoleh dari data pengukuran. Rumus yang digunakan bergantung pada gambar.

Sudut Dalam Poligon

Sp₁ = <P₁P₅ - <P₁P₅


= 185˚55’40” – 150˚58’20”
= 79˚57’20”
SP₂ = 360˚ - <P₂P₃

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

= 360˚ - 274˚36’10”
= 85˚23’50”
SP₃ = 360˚ - <P₃P₄
= 360˚ - 163˚10’10”
= 196˚49’50”
SP₄ = 360˚ - <P₄P₅
= 360˚ - 271˚40’20”
= 88˚19’40”
SP₅ = 360˚ - <P₅P₁
= 360˚ - 270˚31’10”
= 89˚28’50”

Koreksi Sudut

ΣS : SP₁ + SP₂ + SP₃ + SP₄ + SP₅


: 539˚59’30”

Σs = [(𝑛 − 2) 𝑥 180˚ ] ± 𝑓𝛼
539˚59’30” = [3 x 180 ] ± fα
539˚59’30” = 540˚0’0” ± fα
Fα = 0˚0’30”

0˚0′ 30”
ΔS = 5

ΔS = 0˚0’6”

Perhitungan Sudut Terkoreksi

SP₁’ = 79˚57’20” + 0˚0’6” = 79˚57’26”


SP₂’ = 85˚23’50” + 0˚0’6” = 85˚23’56”
SP₃’ = 196˚49’50” + 0˚0’6” = 196˚49’56”

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

SP₄’ = 88˚19’40” + 0˚0’6” = 88˚19’46”


SP₅’ = 89˚28”50” + 0˚0’6” = 89˚28’56”
_____________________________________ +
540˚0’0”

Perhitungan Azimuth

α P1P2 = S P1
= 105°58’20”

α P2P3 = α P1P2 - (SP2 - 180°)


= 105°58’20”- (85°23’56” 180°)
= 200°34’24”

α P3P4 = α P2P3 – (SP3 - 180°)


= 200°34’24” – (121°14'42" - 180°)
= 183°44’28”

α P4P5 = α P3P4 – (S4 - 180°)


= 183°44’28”- (122°58'22" - 180°)
= 275°24’42”

α P5P1 = α P4P5 – (S5 - 180°)


= 275°24’42”– 89º28’56’’- 180°
= 5°55’46”

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

1.2 Penggambaran Peta


Pengggambaran peta dimulai dengan menggambarkan dan meletakkan dimana
letak peta berdasarkan koordinat yang telah kita peroleh sehingga nantinya kita dapatkan
titik-titik yang kita peroleh dengan memasukkan koordinat. Dengan memasukkan dan
meghubungkan beberapa titik yang telah kita peroleh maka kita akan memperoleh gambar
dari bagunan yang telah kita coba gambarkan tadi. Dengan juga menghubungkan titik-titik
pojok gedung maka diperoleh bentuk dari gedung tadi. Dan dengan menghubungkan titik-
titik poligon maka diperoleh gambar dari poligon. Dari penghubungan titik-titik tadi maka
diperoleh gambar dari peta situasi bagunan tadi.
Setelah kita peroleh gambar dari bagunan maka selanjutnya kita masukkan beda
tinggi/elevasi dari titik-titik yang ada disekitar titik utama dan titik detail. Setelah kita
dapatkan elevasi-elevasi tadi, selanjutnya kita hubungkan elevasi yang mempunyai besar
sama sehingga nantinya kita peroleh elevasi titik-titik yang sama hingga diperoleh peta
kontur dari bangunan tadi.

1.3 Penggambaran Potongan


Penggambaran potongan dari pengukuran sipat datar didapat dengan
menghubungkan elevasi dan jarak sebagai sistem koordinat yang telah kita peroleh tadi.
Dengan menghubungkan titik-titik tadi maka kita akan memperoleh gambaran melintang
dan memajang dari titik-titik yang kita gambar.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

1.4 Perhitungan Luas dan Volume pada Galian dan Timbunan


 Perhitungan Luas pada Galian dan Timbunan
 Potongan A0

0.0743
0.0743
0.1500

0.0610
0.2650 0.0435 0.2040 0.2475
0.1535
0.2272

Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.204 0.15 0.0306 timbunan
2 0.204 0.0743 0.0151572 timbunan

Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.2475 0.0743 0.01838925 galian
2 0.0435 0.1535 0.00667725 galian
3 0.061 0.0743 0.0045323 galian

 Potongan A1

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

0.1500
0.0750
0.1473
0.0750 0.0150

0.2070 0.2820 0.0750 0.0750


0.1885
0.0750
Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.207 0.15 0.03105 timbunan
2 0.207 0.075 0.015525 timbunan

Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.282 0.075 0.02115 galian
2 0.075 0.1885 0.0141375 galian
3 0.015 0.075 0.001125 galian

 Potongan B1

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

0.0700
0.1400

0.0700
0.4050
0.1200
0.0700 0.2850 0.3550
0.3500
0.2800
0.1400
Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.285 0.14 0.0399 timbunan
2 0.285 0.07 0.01995 timbunan

Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.355 0.07 0.02485 galian
2 0.07 0.28 0.0196 galian
3 0.12 0.07 0.0084 galian

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Potongan C1

0.1500
0.0750
0.0750
0.1500

0.2800
0.2350 0.0710 0.2350 0.3060
0.3700
0.2950
Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.235 0.15 0.03525 timbunan
2 0.235 0.075 0.017625 timbunan

Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.306 0.075 0.02295 galian
2 0.071 0.295 0.020945 galian
3 0.28 0.075 0.021 galian

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Potongan D1

0.1500
0.0750
0.0750
0.1500

0.3050
0.2100 0.2100
0.1290 0.3390
0.2850
0.3600
Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.21 0.15 0.0315 timbunan
2 0.21 0.075 0.01575 timbunan

Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.339 0.075 0.025425 galian
2 0.129 0.285 0.036765 galian
3 0.305 0.075 0.022875 galian

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Potongan E1

0.0754
0.1518
0.0746
0.1500
0.4950
0.4130
0.2780
0.2170 0.2170
0.1960 0.3900
0.3146
Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.217 0.15 0.03255 timbunan
2 0.217 0.0754 0.0163618 timbunan

Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.413 0.0746 0.0308098 galian
2 0.196 0.3146 0.0616616 galian
3 0.278 0.0746 0.0207388 galian

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Potongan F1

0.0700

0.1409
0.0705

0.1391

0.2700
0.6300 0.9000 0.6300
Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.1391 0.63 0.087633 timbunan
2 0.07 0.63 0.0441 timbunan

Panjang
Bidang (m) Lebar (m) Luas (m²) Keterangan
1 0.0705 0.63 0.044415 galian
2 0.1409 0.27 0.038043 galian

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Perhitungan Volume pada Galian dan Timbunan

 Perhitungan Volume Timbunan

1
Volume (A0-A1) = (0.04576 + 0.04658) x 10
2
= 0,4617 m3

1
Volume (A1-B1) = (0.04658 + 0.05985) x 10
2
= 0,53215 m3

1
Volume (B1-C1) = (0,05985 + 0,05288) x 10
2
= 0.56365 m3

1
Volume (C1-D1) = (0,05288 + 0,04725) x 10
2
= 0.50065 m3

1
Volume (D1-E1) = (0,04725 + 0,04891) x 10
2
= 0.4808 m3

1
Volume (E1-F1) = (0,04891 + 0,13173) x 10
2
= 0.9032 m3

Total Timbunan = 0,4617 + 0,53215 + 0.56365 + 0.50065 + 0.4808 + 0.9032

= 3.44215 m3

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

 Perhitungan Volume Galian

1
Volume (A0-A1) = (0.0295988+0.0364125) x 10
2
= 0.3300565 m3

1
Volume (A1-B1) = (0.0364125 + 0.05285) x 10
2
= 0.4463125 m3

1
Volume (B1-C1) = (0.05285+ 0.064895) x 10
2
= 0.588725 m3

1
Volume (C1-D1) = (0.064895 + 0.085065) x 10
2
= 0.7498 m3

1
Volume (D1-E1) = (0.085065 + 0.1132102) x 10
2
= 0.991376 m3

1
Volume (E1-F1) = (0.1132102 + 0.082458) x 10
2
= 0.978341 m3

Total Timbunan = 0.3300565 + 0.4463125 + 0.588725 + 0.7498 + 0.991376 +


0.978341

= 4.084611 m3

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

BAB V
PENUTUP

1.1 Kesimpulan
Dari perhitungan data yang telah kami peroleh, ternyata terdapat kekeliruan yang telah
kami lakukan waktu praktikum. Diantaranya adalah perbedaan-perbedaan dalam pengukuran
beda tinggi yang diukur serta perbedaan pembacaan dan perhitungan data waterpass.
Dengan adanya perbedaan-perbedaan tersebut maka dapat diketahui secara langsung
kesalahan-kesalahan apa saja yang dilakukan selama praktikum yang meliputi antara lain
sebagai berikut :

1. Kesalahan alat yang digunakan.


Ini disebabkan oleh pita yang digunakan sebagai pengukur mungkin tidak benar-benar
lurus melainkan agak melenceng beberapa derajat dari yang seharusnya. Kesalahan yang
dapat dilakukan oleh alat bidik yaitu tidak tepat dalam membidik maupun letak alat tersebut
yang tidak lurus terhadap permukaaan bumi. Terkadang juga letak rambu yang tidak tegak
lurus terhadap permukaan bumi. Jadi ketika terjadi pembacaan maka akan terjadi selisih
beberapa cm yang dapat menyebabkan kesalahan perhitungan sehingga hasil dari hasil
pengukuran akan berbeda dengan hasil yang kita dapat dari hitungan. Selain itu, kesalahan
juga dapat terjadi akibat kurang akuratnya alat sebab sudah terlalu sering digunakan dan
sebagainya.

2. Kesalahan pengamatan.
Kesalahan ini yang paling besar kemungkinan terjadinya yaitu pada pembacaan rambu
pada baak dimana pengamat kurang teliti dalam membaca hasil pengukuran.. Hal ini
tergantung pada kemampuan individu tersebut masing-masing. Kesalahan yang mungkin
dilakukan adalah salah dalam meletakan rambu, kesalahan menbaca angka yang ditunjuk oleh
garis bidik, kesalahan dalam mengatur skala dalam roll meter, kesalahan dalam
menyeimbangkan nivo pada alat ukur dan sebagainya.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

3. Kesalahan akibat faktor alam.


Faktor-faktor tersebut antara lain sebagai berikut :

a) Berubahnya temperatur udara


b) Karena pengaruh sinar atau pembiasan cahaya matahari
c) Karena getaran udara yang ada disekitar daerah pengukuran
d) Karena pengaruh kurang meratanya pemanasan instrumen
e) Penaruh gravitasi dan deklinasi magnet
Setelah diperoleh hasil pengamatan, dapat dilakukan penghitungan / pengolahan
data. Mulai dari perhitungan jarak optis, jark pulang, jarak pergi, jarak rata – rata, btr (benang
tengah rata – rata ), tgb (tinggi garis bidik) dan elevasi titik yang dibidik, sehingga kemudian
dapat digambarkan potongannya baik potongan memanjang maupun potongan melintang.

Setelah penggambaran potongan selesai, kemudian dapat dilakukan perhitungan


volume galian dan timbunan dengan terlebih dahulu membuat dasar rencana saluran baru pada
potongan memanjang yang telah dibuat sebelumnya. Dasar rencana saluran baru dibuat
dengan cara membuat garis lurus mulai dari dasar saluran titik A’ sampai dasar saluran titik
E.

Kemudian dilakukan perhitungan volume galian dan timbunan dengan


mengasumsikan penampang rencana saluran baru berbentuk segi empat dengan lebar dasar
sama dengan lebar terbesar dari dasar saluran lama. Perhitungan volume galian dan timbunan
ini nantinya akan diperlukan untuk perencanaan suatu proyek, sehingga dapat direncanakan
jumlah pekerja dan lama pengerjaan proyek.

Dari penyusunan laporan tugas ini dapat diketahui manfaat dari Mata Kuliah
Perpetaan dan SIG dalam aplikasinya di lapangan khususnya dengan hal – hal yang berkaitan
dengan pelaksanaan proyek – proyek sipil.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

1.2 Saran
Adapun saran mengenai praktikum Perpetaan dan SIG dan penyusunan laporan tugas
adalah sebagai barikut :

1. Sebaiknya alat-alat yang digunakan serta perlengkapan praktikum yang lain dilengkapi,
agar jalannya praktikum dapat lebih lancar.
2. Diharapkan peserta praktikum lebih berhati hati dalam melaksanakan praktikum, dan lebih
berhati hati dalam menjaga posisi statif alat.
3. Diharapkan peserta praktikum lebih mengikuti prosedur penggunaan alat dengan baik, dan
lebih menjaga sikap dalam melaksanakan praktikum Perpetaan & SIG.
4. Diharapkan peserta Praktikum Perpetaan dan SIG lebih teliti dalam melakukan praktikum
dan dalam melakukan pengambilan serta pembacaan data hasil praktikum, sehingga
kesalahan data dapat dihindari.
Pengenalan pada pekerjaan lapangan yang berhubungan dengan Perpetaan dan SIG
sebaiknya ditingkatkan, baik dengan cara praktikum maupun dengan cara studi lapangan,
untuk memotivasi mahasiswa dalam mendalami Mata Kuliah Perpetaan dan SIG.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026
TUGAS BESAR PERPETAAN DAN SIG

DAFTAR PUSTAKA

Adipa, IGN Ir. 2005. Bahan Perkuliahan Perpetaan dan SIG . Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Brawijaya.

Briker, Russell dll. Dasar-Dasar Pengukuran Tanah Jilid 1. Erlangga : Jakarta

Dugdale R.h. Ilmu Ukur Tanah Edisi ketiga. Alih bahasa : Hasan M Nur

Frick Heinz, Ir. 1979. Alat Ukur Tanah dan Penggunaannya. Yayasan Kanisius : Yogyakarta.

Wirshing, B.S, James R dan Wirshing, B.I.E, Roy H. Pengantar Pemetaan. Erlangga : Jakarta

Wongsotjitro, Sutomo. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Kanisius. Yogyakarta

Takayasi Masayosi, Former Director General Geographical Survey Institute, Ministry of


Construction, Editor : Sosrodarsono Suyono, Ir, Direktur Jendral Pengairan Departemen Pekerjaan
Umum, Penerjemah : Gayo M Yusuf, Ir, dkk. 1983. Pengukuran Topografi dan Teknik
Pemeteaan. P.T. Pradnya paramita :Jakarta.

IQBAL RIZKY DINATRA


155060107111026

Anda mungkin juga menyukai