penyelesaian :
Δh = 1.215 - 1.230
= -0.015 m
Puiji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami panjatkan karena anugerah-
anugerahnyalah tugas laporan ilmu ukur tanah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Praktik ini merupakan suatu kewajiban bagi kami sebagi mahasiswa fakultas teknik sipil dan
perencanaan Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, yang mengambil mata kuliah tersebut. Tugas
praktikum ilmu ukur tanah ini kami susun secara praktis, yang merupaka realisasasi dari praktik ukur
tanah yang telah di lakasanakan di lokasi kampus.
Dalam proses penyusuna tugas praktikum ilmu ukur tanah tentunya kami tahu banyak
terdapat kekurangan untuk itu kritikan dan saran yang bersifat membantu dan membangun dari
rekan-rekan pembaca sekalian sangat kami harapkan. Kami berharap dengan adanya tugas ini dapat
menambah dan meningkatkan pengalaman maupun penalaran dalam kesalahan ilmu teknik
Arsitektur.
Akhir kata kami sebagai penulis penyusunan laporan ini mengicapkan terima kasih yang
sebesr-besarnya kepada Bpk. Didik Riyadi Mabui,ST dan Bpk.Meidi, yang telahmembantu dalam
penyelesain tugas ini serta rekan-rekan yang telah membantu kami demi untuk tercapai dan
selesainya tugas laporan ini.
Jayapura,
Penyusun:
Patricia.M.A
Nim. 02 122
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu ukur tanah adalah bagian ilmu yang lebih luas yang disebut " Geodesi " sedangkan
geodesi sendiri mempunyai dua tujuan antara lain :
b) Tujuan Praktis : Membuat gambar dari sebagian kecil atau sebagian besar dan permukaan
bumi yang dinamakan peta.
Mata kuliah ilmu ukur tanah jurusan Arsitektur hanya mempelajari praktisnya saja, yaitu
membuat peta bagian keperluan – keperluan Arsitektur. Tujuan tersebut diatas dapat tercapai dengan
melakukan pekerjaan sebagai berikut :
Karena bumi ini tidak berbentuk bulat namun lonjong dan diketahui bahwa permukaan bumi
tidaklah rata yang disebabkan oleh adanya gunung – gunung dan lembah – lembah, maka untuk
dapat melukiskan suatu bagian permukaan bumi diperlukan suatu bidang persamaan ( bidang refensi
).
a) Bidang elipsoide, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 5.300 km 2.
b) Bidang bulatan, apabila luas daerah pengukuran lebih besar dari 100 km 2
d) Bidang elipsoide dan bidang bulatan dipelajari dalam geodesi yang bertujuan ilmiah Dengan
demikian referensi bidang datar dipraktekkan didalam ilmu ukur tanah ini.
Dalam menjalankan praktikum ilmu ukur tanah ini mahasiswa sebagai calon engineering civil
diharapkan agar mampu mengenal, menggunakan alat sekaligus dapat melakukan pengukuran
dalam menentukan perbedaan leta ketinggian (Elevasi) tanah dimana dapat nemberikan bentuk
konfigurasi tanah (Relief) permukaan tanah serta menentukan luas dari area pengukuran.
Praktikum ilmu ukur tanah merupakan praktikum wajib bagi jurusan Arsitektur yang lulus mata
kuliah uur tanah yang tujuannya adalah untuk dapat membuat peta atau kondisi geografis dari suatu
daerah atau tempat bagi keperluan Arsitektur.
Tujuan tersebut diatas dapat tercapai dengan melakukan pekerjaan sebagai berikut:
a) Melaksanakan praktikum Yaitu meengadakan pengukuran diatas permukaan bumi yang
biasa disebut pekerjaan.
b) Menghitung dan mengelola data Yaitu menghitung hasil pengukuran dan menggambarkan
diatas kertas yang lazim disebut pekerjaan kantor.
1.2 Permasalahan
Mahasiswa telah mendapatkan pemahaman materi secara teoritis tentang pengukuran dan
pemetaan, tetapi belum mengetahui lebih lanjut bagaimana penerapan dilapangan.
Perlunya aplikasi ilmu tantang pemahaman teori mengenai pengukuran dan pemetaan
( mata kuliah ilmu ukur tanah ), bagaimana membuat peta / kondisi geografis dari suatu
daerah bagi keperluan Arsitektur.
Pengukuran pada penyipat datar ( Waterpass ) dengan pengukuran pergi dan profil
memanjang.
Pratikum ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa sebagai pratikan dalam melakukan
pengukuran, pengambilan data, pengolahan data dan penggambarannya di atas kertas. Sedangkan
tujuan dari diadakannya pratikum Ilmu Ukur Tanah adalah:
Tujuan Umum : 1. Mengenal dan mengetahui cara penggunaan pesawat ukur tanah waterpas dan
teodolith.
Tujuan Khusus : 1. Untuk menentukan beda tingi dari suatu titik yang sudah diketahui
ketinggiannya dengan titik lain yang belum diketahui ketinggiannya
dengan waterpass;
Waktu data dilapangan adalah dua hari yaitu hari sabtu, 7 Juni dan hari Selasa, 10 Juni
2003.
Lokasi pengukuran adalah areal Perumahan Dosen Universitas Sains dan Teknologi
Jayapura.
1.6 Metodologi
Penjelasan teori.
Memeriksa semua perlengkapan dari peralatan yang akan dibutuhkan untuk keperluan
pengukuran, mengkonsutasikan dengan asisten dan staf laboratorium, setelah lengkap dan
dengan persetujuan dari asisten maka selanjutnya diadakan kegiatan pengukuran dilokasi
yang ditentukan.
Pelaporan kegitan pengukuran yang berupa analisa data yang dilakukan setelah pengukuran
padilangan.
BAB I. Memuat tentang Pendahuluan, yang terdiri dari latarbelakang, Permasalahan, Batasan
Masalah, Maksud dan Tujuan, Waktu dan Tempat Pelaksanaan, Metodologi,
Sistematika Laporan.
BAB II Memuat tentang Teori, yang terdiri dari Teori Pengukuran, Teori Penyipat Datar, Teori
Penyipat Sudut.
BAB III Memuat tentang Prosedur Pengukuran dan Langkah- langkah Perhitungan, yang terdiri
dari Penyipat Datar ( Waterpass ), Penyipat Sudut ( Theodolit ).
BAB IV Memuat tentang Analisa, yang terdiri dari Data, Perhitungan Kesimpulan dari penyipat
datar ( Waterpass ), dan Data, Perhitungan, Kesimpulan dari Penyipat Sudut.
BAB II
TEORI
Pekerjaan Pengukuran dapat dibagi berdasar atas luas serta bentuk dari daerah yang diukur
yaitu:
Didalam bidang bidang ukur tanah datar ( surveying ) daerah yang dicakup adalah kecil
sehingga permukaan bumi dapat dianggap sebagai bidang datar. Berdasar atas keperluan atau
tujuan dari pengukuran, maka dapat digolongkan menjadi:
Penyipat datar adalah menentukan atau mengukur beda tinggi antara dua titik atau
lebih. Ketelitian penentuan ukuran tergantung pada alat-alat yang digunakan serta ketelitian
pengukuran yang dapat dilaksanakan. Pengukuran dengan alat penyipat datar ini untuk
penggambaran Long Section dan Cross Section. Alat yang digunakan pada penyipat datar ini adalah
Waterpass.
Penentuan selisih tinggi antara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara penempatan alat
datar tergantung pada keadaan lapangan.
Warterpass adalah alat untuk mengukur arah horizontal dengan maksud untuk
mencari beda tinggi antara dua titik.
2. Menyipat datar profil, yang dibedakan menjadi : Profil memanjang dan profil melintang.
D= (Ba-Bb ) X 100
Ba = benang atas
Bb = benang bawah
∆h = Tp – Bt
Tp = b. Tinggi pesawat
Bt = Benang tengah
∆h Koreksi = ∆h ± ( D / ∑D X ∆H )
H = Tp + ∆h koreksi
Penyipat sudut merupakan alat ukur yang dapat menghitung koordinat dan absisi dari titik
yang diukur. Dan juga dapat menentukan luas suatu daerah.
Dengan alat ukur sudut, kita dapat mengukur sudut arah dua titik atau lebih dan sudut curam
terhadap bidang horizontal dan suatu yang vertical. Ada dua cara pengukuran sudut:
a. Cara koordinat
Untuk dapat menghitung koordinat titik-titik kerangka dasar dilapangan diperlukan data-data
seperti: azimuth awal, sudut lurus ( baik sudut dalam maupun luar ), Jarak horizontal dan ketinnggian.
Ket :
β: sudut dalam
Jika diketahui koordinat dua titik, maka azimuth suatu titik dapat dihitung dengan persamaan
sebagai berikut :
An ( n + 1 ) = Arc Tan . [ X ( n – 1 ) – Xn ]
Y ( n + ) – Yn
f ( β ) = ( n-2 ) . 180° - Σβ
Kβ = fβ
( fX ) : Σ( Dt . sin α )
( fy ) : Σ( Dt . cos α )
KX = Dtn ( fX )
ΣDt
KY = Dtn ( fy )
ΣDt
Secara sistematis tahapan hitungan / koreksi koordinatuntuk polygon adalah sebagai berikut :
fβ = (n-2) . 180° - ∑β
Kβ = fβ
β'η = βη ± Kβ
( n + 1 ) = [ α ( n – 1 ) n ± 180° ] β'n
( fX ) : ∑ ( Dt . sin α )
( fY ) : ∑( Dt . cos ∑ )
6. Koreksi absis dan ordinat tiap titik :
Kxn : Dtn ( fx )
∑Dt
Kyn : Dtn ( fy )
ΣDt
∆xn : ∑( Dt . cos α )
Xn = X ( n – 1 ) ± ∆yn
Yn = Y ( n – 1 ) ± ∆yn
Jika pengukuran dan perhitungan tinggi titik dilakukan dengan benar, maka
jumlah beda tinggi antara titik polygon awal sampai dengan titik polygon akhir = 0, atau ∑∆h = 0.
∑Dt
Hn =H ( n – 1 ) ± ∆h'n
BAB III
PROSEDUR PENGUKURAN
DAN LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN
3.1 Penyipat datar (waterpass)
Unting-unting
Kompas
Payung
Memasang pesawat
Memasang unting-unting
Menyetel nipo
11. Memutar alat ke titik selanjutnya dan melakukan hal yang sama pada point 9,10
Unting-unting
Roll meter
Kompas
Payung
Memasang pesawat
Memasang unting-unting
Menyetel nipo
7. Mencari sudut horizontal 0°, kemudian menekan hold lalu menembak ketitik pengukuran
11.Melepas hold pada pesawat lalu memutar alat ketitik selanjutnya dan melakukan hal yang
sama dengan point 9,10
BAB IV
ANALISA
P0
P0
1730 01' 20''
P1
U
1720 20' 20''
= 1800-172020'
20" + 85048' 20"
930 28' 00''
P1
265048' 20''
Nilai Azimuth
=0
∑β dalam
∑β dalam
= sudut azimuth
= sudut azimuth
232.814 = 0.178
232.818
232.814
232.814
232.818
Rumus = d x J.Vert,
232.818
232.814
232.814
232.818
Sudut horizontal
P0 – P1 = d x sin
Sudut vertical
P0 – P1 = d xcos
= -75.416
Perhitungan koordinat
Horizontal
P0 – X = 1000
P0 – P1 X = 1000+9.230 = 1009.23
P0 – Y = 1000
P0 – P1 Y = 1000+(-75.416) = 924.584
Rumus = L=0.5x{(X0xY1+Hn)-(Y0XX1+Hn)}
= (2688612.799)-(2577698.549)x0.5
= 0.5x110914.25
= 55457.125
contoh perhitungan :
rumus : ∆h = Tp-Bt
Contoh perhitungan :
∆h P0 – P1 = 1.33-1.400= 0.070
Contoh perhitungan :
PENUTUP
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Kami panjatkan karena hanya denga
pertolongan Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan baik,
kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada Bpk. Didik Riyadi Mabui,ST dan
Bpk.Meidi, yang telah membimbing kami selama ini untuk mengerjakan tugas yang di bebankan
kepada kami, dari waktu pengambilan data di lapangan (pengukuran) sampai dengan penyusunan
laporan hingga selesai, dan kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman atas
bantuan dan kerjasamanya selama ini karena kami yakin bahwa tugas ini tidak mungkin terselesaikan
tanpa adanya kerjasama kita yang baik, walaupun kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam tugas ini, itu semua karena masih minimnya pengetahuan kami
tentang Ilmu Pengukuran Tanah. Tetapi kami berharap semoga hasil penulisan kami ini bias
bermanfaat bagi teman-teman pembaca untuk sedikit menambah pengalaman tentang Ilmu
Pengukuran Tanah, dan akhirnya kritik dan saran yan membangun dari teman-teman pemnaca
sangat kami harapkan untuk bahan referensi kami dalam mengerjakan outgas-tugas selanjutnya.
KESIMPULAN
Setiap proses perhitungan dari satu titik ke titik yang lain ataupun dari perhitunga satu keperhungan
yang lain mempunyai suatu keterkaitan yang erat, jika salah dalam proses
perhitungan pertama(langkah pertama) maka akan berakibat salah pula pada berhitungan
selanjutnya, bahkan semua perhitungan yang kita lakukan bisa salah hanya karena sedikit kesalahan
pada langkah pertama.
Sebaiknya setiap kali melakukan perhitungan harus dilakukan dengan hati-hati dan pastikan itu benar,
saat dilapangan juga begitu kerjasama yang baik sangat dibutuhkan guna untuk mendapatkan data
yang akurat, usahakan setiap kali melakukan pengukuran dikerjakan dengan teliti,hati-hati dan
semaksimal mungkin agar pada saat perhitungan tidak mendapatkan koreksi kesalahan yang terlalu
besar.