OLEH :
RAUDATUL FITRI JOLANDINA 19323094
DOSEN PEMBIMBING :
RIZKY INDRA UTAMA S.T,M.T,M.Pd.T
Penyusun.
i
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................i
DAFTAR ISI...................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................1
C. Tujuan Penulisan.............................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................
A. Surveying ………………………………………………...…………. 2
B. Ilmu Ukur Tanah ……………………………………………………… 5
C. Peta dan Skala Peta …………………………………………………… 7
D. Satuan Ukuran ………………………………………………………... 11
E. Kuadran dan Koordinat …………………………………………….. 12
F. Alat Survey Optik …………………………………………………….. 13
G. Alat Survey Sederhana ……………………………………………….. 15
BAB III PENUTUP………………………………………………………………
.................................................................................. 16
A. Simpulan……………………………………………………………… 16
B. Saran………………………………………………………………….. 16
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...
................................................................................. 17
ii
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar belakang
Surveying adalah suatu proses menganalisa dan mengumpulkan data
mengenai karakteristik dari suatu area untuk membantu mendesain rencana atau peta
untuk konstruksi. Ilmu ukur tanah merupakan ilmu terapan yang mempelajari dan
menganalisis bentuk topografi permukaan bumi beserta obyek-obyek di atasnya untuk
keperluan pekerjaan-pekerjaan konstruksi. Ilmu Ukur Tanah menjadi dasar bagi
beberapa mata kuliah lainnya seperti rekayasa jalan raya, irigasi, drainase dan
sebagainya. Dalam kegiatan hibah pengajaran ini. Misalnya semua pekerjaan teknik
sipil tidak lepas dari kegiatan pengukuran pekerjaan konstruksi seperti pembuatan
jalan raya, saluran drainase, jembatan, pelabuhan, jalur rel kereta api dan sebagainya
memerlukan data hasil pengukuran agar konstruksi yang dibagun dapat
dipertanggungjawabkan dan terhindar dari kesalahan konstruksi.
1
BAB 2
Pembahasan
A. Surveying
Definisi Surveying
Survey atau surveying didefinisikan sebagai pengumpulan data yang
berhubungan dengan pengukuran permukaan bumi dan digambarkan melalui peta
atau digital. Pengumpulan data tersebut Mulai dari pengukuran permukaan bumi
hingga penggambaran bentuk bumi. Survey umumnya dilakukan pada bidang datar,
yaitu dengan tidak memperhitungkan kelengkungan bumi. Dalam proyek surveying,
kelengkungan buminya kecil, jadi pengaruhnya dapat diabaikan, dengan
menggunakan perhitungan yang rumusnya disederhanakan. Sedangkan pada proyek
yang memiliki jarak jauh, kelengkungan bumi tidak dapat diabaikan, karena
keadaan ini termasuk surveying geodesi.
Tujuan Surveying
• Menentukan posisi sembarang dari bentuk yang berbeda diatas permukaan bumi
• Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau
dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air laut tenang
• Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya
• Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garis yang terdapat diatas
permukaan bumi yang merupakan batas dari suatu areal tertentuTujuan Surveying
Tipe Tipe Surveying
1. Berdasarkan luas cakupan pengukuran
• plane surveying (pengukuran tanah datar) ,dikenal dengan istilah ilmu ukur
tanah memiliki cakupan pengukuran 55 km x 55 km dan basis acuan untuk
pekerjaan lapangan dan hitungan berupa bidang datar horisontal.
• geodetic surveying (pengukuran geodetik), memiliki cakupan pengukuran
yang lebih luas dengan memperhatikan kelengkungan permukaan bumi.
Perbedaan Plane Surveying dan Geodetic Surveying
PLANE SURVEYING sederhana
Kelengkungan bumi di GEODETIC SURVEYING
abaikan
Kelengkungan bumi
Luas area pengukuran < 250 dipertimbangkan
km²
Luas area pengukuran > 250 km²
Tingkat akurasi lebih
rendah Tingkat akurasi lebih tinggi
Metode & alat kerja lebih Metode dan alat kerja rumit dan
teliti
2
2. Berdasarkan elemen alam
• Land surveying, antara lain pengukuran topografi (untuk menentukan lokasi
ciri-ciri alamiah dan buatan serta elevasi yang dipakai, pengukuran kadastral
(untuk menentukan garis dan batas-batas kepemilikan lahan)
• Marine/hydrographic surveying, antara lain pengukuran muka dasar laut,
pengukuran pasang surut, pengukuran garis pantai dan pengukuran untuk
pembuatan pelabuhan.
• Astronomical surveying, untuk menentukan posisi dimuka bumi dengan
melakukan pengukuran-pengukuran terhadap benda langit.
3. Berdasarkan tujuan pengukuran
• engineering survey : untuk memperoleh data dan peta pada pekerjaan-
pekerjaan teknik sipil.
• control survey, menetapkan jaringan horisontal dan vertikal yang dipakai
sebagai kerangka acuan untuk pengukuran lainnya.
• military survey , pengukuran untuk keperluan militer
• mining survey, pengukuran yang dilaksanakan di bawah atau di atas tanah
untuk pedoman penggalian terowongan dan pekerjaan lain yang berkaitan
dengan pertambangan
• geological survey, penyelidikan secara sistematis dan rinci atas struktur fisik
batuan yang membentuk lapisan paling atas dari kerak bumi.
• Seismic survey, merupakan salah satu bentuk survei geofisika yang bertujuan
untuk mengukur geo-propertis seperti magnet, listrik, gravitasi, panas, dan
elastis teori.
4. Berdasarkan cara dan alat
• Pengukuran triangulasi, salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak
titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk
rangkaian segitiga atau jaring segitiga dimana pada setiap segitiga dilakukan
hanya pengukuran sudut dan salah satu sisi segitiga jaraknya harus diketahui.
• Pengukuran trilaterasi, salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak
titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk
rangkaian segitiga atau jaring segitiga dimana pada setiap segitiga dilakukan
hanya pengukuran jarak.
• Pengukuran polygon, merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan
kerangka dasar horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat
planimetris (X,Y) titik - titik pengukuran, diklasifikasikan menjadi poligon
terbuka dan poligon tertutup
• Pengukuran offset, merupakan pengukuran untuk menentukan suatu
obyek/bangunan terhadap suatu referensi yang disebut basis pengukuran,
biasanya banyak digunakan untuk stake out proyek jalan.
• Pengukuran tachymetri, merupakan suatu metode pengukuran secara cepat
untuk menentukan jarak horisontal ke sebuah titik dan elevasi ke titik tersebut.
3
• Pengukuran meja lapangan (plane table), pengukuran yang perhitungan dan
penggambarannya langsung dilakukan seketika di lapangan.
• Remote Sensing, pengukuran untuk memperoleh informasi tentang suatu
objek, daerah atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan
menggunakan satelit.
• GPS, pada dasarnya dilakukan dengan pengukuran jarak secara bersamasama
ke beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui).
• Fotogrametris, merupakan seni, ilmu, dan teknologi perolehan informasi
tentang obyek fisik dan lingkungan melalui proses perekaman, pengukuran,
dan penafsiran foto udara
Peranan Surveying Dalam Teknik Sipil
Dalam pengukuran di bidang rekayasa konstruksi, terdapat empat elemen
penting , yaitu :
• Survei kondisi eksisting, termasuk topografi, keberadaan bangunan dan
infrastruktur eksisting, dan bila memungkinkan termasuk elevasi saluran
drainase.
• Stake out titik referensi dan patok2 yang menjadi pedoman konstruksi yang
baru
• Pengamatan posisi struktur selama konstruksi.
• Melakukan survei as built pada tahap konstruksi telah selesai untuk
memastikan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja.
Surveyor dan Karakteristiknya
Surveyor adalah seorang profesional dengan kualifikasi akademik dan
keahlian teknik untuk mempraktekkan ilmu pengukuran, untuk mengolah data dan
menentukan informasi tanah dan geografis yang terkait, serta menggunakan
informasi tersebut untuk tujuan perencanaan dan pelaksanaan administratif secara
efisien dari tanah, laut dan struktur di atasnya dalam kaitannya dengan
pengembangan suatu area.
Karakteristik yang harus dimiliki seorang surveyor :
cukup mempunyai keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan
survey
Jujur dalam mengungkapkan penemuanpenemuan
Tegas dan jelas dalam membedakan opini dan fakta
Independen
4
Tugas dan Tanggung Jawab Surveyor
• Analisa penelitian dan pengambilan keputusan. Pemilihan metoda
pengukuran, peralatan, pengikatan titik-titik sudut dsb.
• Pekerjaan lapangan atau pengumpulan data, yakni melaksanakan
pengukuran dan pencatatan data di lapangan.
• Menghitung atau pemrosesan data, yakni hitungan berdasarkan data yang
dicatat untuk menentukan letak, luas dan volume.
• Pemetaan atau penyajian data, menggambarkan hasil ukuran dan perhitungan
untuk menghasilkan peta, gambar rencana tanah dan peta laut, menggambarkan
dat dalam bentuk numeris atau hasil komputer.
• Pemancangan tugu dan patok ukur, untuk menentukan batas-batas pedoman
dalam pekerjaan konstruksi.
5
Arti Pentingnya Pengkuran Tanah
Pengukuran tanah sangat diperlukan dalam kehidupan modern, terutama
oleh manusia karena hasil-haslnya diakai untuk :
1. Memetakan bumi (daratan dan perairan),
2. Menyiapkan peta navigasi perhubungan darat, laut dan udara;
3. Memetakan batas-batas pemilikan tanah baik perorangan maupun
perusahaan dan tanah negara
4. Merupakan bank data yang meliputi informasi tata guna lahan dan sumber daya
alam untuk pengelolaan lingkungan hidup
5. Menentukan fakta tentang ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnit bumi
serta
6. Mempersiapkan peta bulan , planet dan benda angkasa lainnya.
Dibidang teknik sipil maupun pertambangan sangat memerlukan data yang
akurat untuk pembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi, lapangan udara,
pehubungan
cepat, sistem penyediaan air bersih pengkaplingan tanah perkotaan, jalur pipa,
penambangan, terowongan. Semua itu diperlukan pengukuran tanah yang
hasilnya beruapa peta untuk perencanaan.
Agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan maka pengkuran harus
dilakukan secara benar, tepat dan akurat. Hal ini perlu sekali diketahui baik oleh
surveyor maupun para insinyur.
Pengukuran Tanah Datar (Plane Surveying)
Pengukuran geodetis dilakukan dengan memperhatikan kelengkungan bumi
dan dvelksi vertikal dengan refernsi bumi sebagai speroid dan koordinat dihitung
dalam 3 dimensi. Metode teristris pengukuran geodetis telah digantikan dengan
Dopler dan saat ini telah berkembang GPS (Global Positioning System) dengan
ketelitian dan resolusi yang tinggi.
Ilmu ukur tanah membatasi pengkuran dalam bidang datar pada luasan dan
jarak tertentu. Pengukuran-pengukuran khsusus meliputi antara lain :
1. Pengukuran titik kontrol, memetapkan jaringan kontrol horizontal dan vertical
sebagai acuan
2. Pengukuran totpografi, mementukan lokasi alam dan budaya manusia serta
elevasi yang dipakai dalam pembuatan peta.
3. Pengukuran kadastral : pengukuran tertutup untuk mementapkan batas
kepemilikan tanah.
4. Pengukuran hidrografik, menentukan garis pantai dan kedalaman laut, danau
sungai dan bendungan.
5. Pengukuran jalur lintas dilaksanakan untuk merencanakan, merancang
dan membangun jalan raya, jalur pipa dan proyek jaringan tersier, skunder dan
primer.
6. Pengukuran kosnuksi dilaksanakan sementara konstruksi berjalan, mengendalikan
evaluasi, kedudukan horizontal dan konfigurasi.
6
7. Pengukuran rancang bangun (as built surveys) menentukan lokasi dan
perencanaan pekerjaan rekayasa yang tepat, memberikan pembuktian dan
pencatatan poisi termasuk perubahan desain dsb.
8. Pengukuran tambang yakni untuk pedoman penggalian terowongan dan
overburden
Manfaat Pekerjaan Survei Dan Pemetaan Yang Ditemui Dalam Kehidupan
Beberapa manfaat yang di dapat dari survey dan pemetaan antara lain :
1. Pengukuran untuk mencari luas tanah
Luas tanah sangat diperlukan untuk keperluan jual beli, penentuan pajak, dan
untuk perencanaan pengembangan daerah, rencana jalan, rencana pengairan
dan rencana transmigrasi.
7
Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang artinya taplak atau kain
penutup meja. Tapi secara umum pengertian peta yaitu sebuah lembaran seluruh
atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan memakai
skala tertentu.
Suatu peta merupakan representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga
dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut dengan kartografi. Banyak
peta memiliki skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam
keadaan yang sebenarnya. Kumpulan dari beberapa peta disebut dengan atlas.
Fungsi Peta
Secara umum fungsi peta yaitu sebagai berikut:
1. Berfungsi untuk menunjukkan posisi atau lokasi suatu tempat di permukaan
bumi.
2. Berfungsi untuk memperlihatkan ukuran (luas, jarak) dan arah suatu tempat di
permukaan bumi.
3. Berfungsi untuk menggambarkan bentuk-bentuk di permukaan bumi, seperti
benua, negara, gunung, sungai dan bentuk-bentuk lainnya.
4. Berfungsi untuk membantu peneliti sebelum melakukan survei untuk mengetahui
kondisi daerah yang akan diteliti.
5. Berfungsi untuk menyajikan data tentang potensi suatu wilayah.
6. Berfungsi untuk alat analisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
7. Berfungsi untuk alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.
8. Berfungsi untuk alat untuk mempelajari hubungan timbal-balik antara fenomena-
fenomena (gejala-gejala) geografi di permukaan bumi.
Jenis-Jenis Peta
Berikut ini terdapat beberapa jenis-jenis peta, diantaranya adalah:
A. Berdasarkan Isinya
Berdasarkan isinya, peta dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai
berikut:
1. Peta Umum
Peta umum adalah jenis peta yang menggambarkan kenampakan bumi, baik
fenomena alam atau budaya. Peta umum ini dibagi menjadi 3 jenis, yakni sebagai
berikut :
Peta topografi, yakni jenis peta yang menggambarkan permukaan bumi
lengkap dengan reliefnya. Penggambaran relief permukaan bumi ke dalam
peta digambar dalam sebuah bentuk garis kontur. Garis kontur ialah sebuah
garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki
ketinggian yang sama.
Peta korografi, yakni jenis peta yang menggambarkan seluruh atau sebagian
permukaan bumi yang sifatnya umum, dan biasanya berskala sedang.
Contohnya : pada peta korografi adalah atlas.
Peta dunia atau geografi, yakni jenis peta umum yang berskala sangat kecil
dengan cakupan wilayah yang sangat luas.
2 Peta Khusus (Peta Tematik)
8
Peta Khusus (peta tematik) adalah jenis peta yang menggambarkan informasi
dengan tema tertentu/khusus. Contohnya : pada peta politik, peta geologi, peta
penggunaan lahan, peta persebaran objek wisata, peta kepadatan penduduk, dan
sebagainya. Terdapat beberapa jenis peta tematik yaitu :
a) Peta Batas Wilayah
Peta ini menunjukan batasan-batasan wilayah yang menjadi kekuasaan
komunitas tertentu.
b) Peta Budaya
Peta ini menunjukan bekas kampung, kuburan, tempat suci, tempat upacara
adat, lokasi untuk mengumpulkan hasil hutan, daera terlarang dan lain-lain.
Tujuan peta ini untuk menunjukan sejarah suatu masyarakat dan keunikan
hubungan dengan wilayah.
c) Peta Pemanfatan Hutan
Informasi dari peta ini menunjukkan bagaimana masyarakat kampung
memanfaatkan hutan utk berburu dan memungut hasil hutan, spt tanaman obat,
bahan makanan, kayu bakar atau bahan bangunan
d) Peta Pengetahuan Ekologi Lokal
Informasi dari peta ini menunjukkan bagaimana masyarakat kampung
memanfaatkan hutan utk berburu dan memungut hasil hutan, spt tanaman obat,
bahan makanan, kayu bakar atau bahan bangunan.
e) Peta Kepemilikan Lahan
Peta ini menunjukan kepemilikan lahan berdasarkan sertifikan tanah yang
dimiliki setiao orang, Pada masyarakat adat, kepemilikan lahan (umumnya
individu), biasanya diwarisi dari leluhurnya yang memperoleh bagian pembagian
secara adat. Pada masyarakat adat biasanya terdapat kepemilikan keluarga dan
kolektif yang dikelolah bersama-sama.
f) Peta Pengetahuan Ekologi Lokal
Menunjukkan pengetahuan masyarakat lokal ttg dimana hewan dpt ditemukan
di wilayah mereka, lokasi berbagai tanaman, lokasi yg cocok tuk ditanami, tempat
utk menemukan ikan disungai, atau pd kelerengan berapa tanah mudah longsor, dsb.
9
Peta geografis (sangat kecil) adalah jenis peta yang berskala > 1: 1.000.000
ke bawah. Contohnya : pada Peta benua/dunia.
C. Berdasarkan Skala
Berdasarkan skala, peta dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai
berikut:
Peta kadaster (sangat besar) adalah jenis peta yang berskala 1: 100 sampai
dengan 1: 5000. Contohnya : pada Peta pertanahan, Peta Pertambangan.
Peta besar adalah jenis peta yang berskala > 1: 5000 sampai dengan 1:
250.000. Contohnya : pada peta kecamatan/kabupaten.
Peta sedang adalah jenis peta yang berskala > 1: 250.000 sampai dengan 1:
500.000. Contohnya : pada peta provinsi.
Peta kecil adalah jenis peta yang berskala > 1: 500.000 sampai dengan 1:
1.000.000. Contohnya : pada pet
D. Berdasarkan Bentuk
Berdasarkan bentuk, peta dibedakan menjadi beberapa jenis, yakni sebagai
berikut:
Peta datar atau peta dua dimensi, at
Peta detail, peta yang skalanya 1:25.000
Peta semi detail, peta yang skalanya 1:50.000
Peta tinjau, peta yang skalanya 1:250.000
au peta biasa, atau peta planimetri adalah jenis peta yang berbentuk datar dan
pembuatannya pada bidang datar seperti kain. Peta ini digambarkan memakai
perbedaan warna atau simbol dan lainnya.
Peta timbul atau peta tiga dimensi atau peta stereometri, adalah jenis peta
yang dibuat hampir sama dan bahkan sama dengan keadaan sebenarnya di
muka bumi. Pembuatan peta timbul dengan memakai bayangan 3 dimensi
sehingga bentuk–bentuk muka bumi tampak seperti aslinya.
Peta digital, adalah jenis peta hasil pengolahan data digital yang tersimpan
dalam komputer. Peta ini bisa disimpan dalam disket atau CD-ROM.
Contohnya : pada citra satelit, foto udara.
Peta garis, adalah jenis peta yang menyajikan data alam dan kenampakan
buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
Peta foto, adalah jenis peta yang dihasilkan dari mozaik foto udara yang
dilengkapi dengan garis kontur, nama, dan legenda.
10
Skala Peta
Pengertian Skala Peta
Skala peta adalah informasi mutlak yang harus tercantum dalam sebuah pe
Skala peta dapat juga diartikan sebagai perbandingan atau rasio antara jarak dua
titik pada peta dan jarak sesunggunya dua titik tersebut di permukaan bumi atau
dilapangan pada satuan yang sama.
Rumus mencari skala
D. Satuan Ukuran
Sistem satuan yang biasa digunakan dalam ilmu ukur tanah terdiri dari 3 macam
sistem yaitu :
1. Satuan Panjang
Terdapat dua satuan panjang yang lazim digunakan dalam ilmu ukur
tanah, yakni satuan metrik dan satuan britis. Yang digunakan disini adalah
satuan metrik yang didasarkan pada satuan meter Internasional (meter standar)
disimpan di Bereau Internationale des Poids et Mesures Bretevil dekat Paris
11
2. Satuan Luas
Satuan luas yang biasa dipakai adalah meter persegi (m2), untuk daerah
yang relatif besar digunakan hektar (ha) atau sering juga kilometer persegi
(km2)
1 ha = 10000 m2 1 Tumbak = 14 m2
1 km2 = 106 m2 1 are = 100 m2
3. Satuan sudut
Terdapat tiga satuan untuk menyatakan Sudut, yaitu :
Cara Seksagesimal, yaitu satu lingkaran akan dibagi menjadi 360 bagian, satu
bagiannya disebut derajat.
Cara Sentisimal, yaitu satu lingkaran dibagi menjadi 400 bagian, satu
bagiannya disebut grade.
Cara Radian
12
Pada sebuah koordinat terdapat pula sistem kuadran dalam ilmu ukur tanah.
Sistem kuadran ilmu ukur tanah, sudut arah adalah sudut jurusan atau azimut, akan
berkaitan dengan alat ukur tanah yang menggunakan kompas sebagai alat penunjuk
arah. Seperti gambar berikut:
1. Theodolit
Alat ukur optik ini dibuat untuk menentukan tinggi dari tanah pengukuran sudut
yang berupa sudut tegak (sudut vertikal) dan sudut mendatar (sudut horisontal). Ada 3
macam theodolit:
Theodolit Reterasi: terdapat plat lingkaran skala (horizontal) yang menjadi satu
dengan plat lingkaran nonius dan tabung sumbu pada kiap. Theodolit ini
memiliki sekrup pengunci plat nonius.
Theodolit Repetisi: plat lingkaran skala horizontal dapat berputar sendiri dengan
tabung poros sebagai sumbu putar. Terdapat sekrup pengunci lingkaran
horizontal dan juga skrup nonius.
13
Theodolit Elektro Optis: sistem penoprasian sama dengan theodolit optis hanya
saja mikroskop pada pembacaan skala lingkaran menggunakan sistem sensor
sebagai elektro optis model (alat penerima gelombang elektromagnetis).
Fungsi dari theodolit yaitu untuk pengukuran polygon, pemetaan situasi dan
juga pengamatan matahari. Tidak hanya itu, theodolit juga bisa berfungsi seperti PPD
jika sudut vertikalnya diubah menjadi 90o. Teropong yang ada di theodolit,
membuatnya dapat membidik ke segala arah. Pada konstruksi bangunan, theodolit
dapat berfungsi untuk menentukan sudut siku –siku pada pondasi dan juga mengukur
ketinggian bangunan bertingkat.
2. Waterpas
Termasuk ke dalam alat ukur optik yang berfungsi untuk mengukur beda
tinggi dari satu titik atau lebih, penggunaan waterpas saat ini sangat luas. Terdapat
beberapa syarat dalam menggunakan waterpas, yaitu syarat dinamis (sumbu 1
vertikal) dan syarat statis (garis yang mendatar pada bagian diafragma sejajar sumbu
1, garis nivo tegak lurus sumbu 1, garis bidik pada teropong sejajar dengan garis arah
nivo).
14
G. Alat Ukur Sederhana
Alat ukur sederhana, artinya alat yang digunakan memiliki desain yang tidak
terlalu rumit serta penggunaannya mudah dan simple. Alat jenis ini hanya bisa
untuk mengukur satu macam ukuran saja. Berikut ini contoh alat ukur sederhana
beserta cara kerjanya:
Meteran
Kompas
Kompas digunakan untuk menentukan arah mata angin dan penunjuk arah.
Melalui kompas, pengukuran tanah dapat dilakukan sesuai arah yang tepat. Cara
menggunakan kompas yaitu dengan memposisikannya secara mendatar.
Kemudian jarum kompas bergerak dan menunjukkan arah.
Klinometer
Alat alat ilmu ukur tanah selanjutnya yaitu klinometer. Klinometer digunakan
untuk mengukur sudut elevasi yang kemudian menjadi bahan perhitungan untuk
mendapatkan data ketinggian suatu objek. Caranya yaitu dengan mengukur sudut
elevasi antara garis datar dan garis yang menghubungkan titik garis tersebut
dengan titik puncak sebuah objek.
15
BAB 3
Penutup
A. Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa, ilmu pengukuran tanah adalah
sebuah ilmu terapan yang menganalisis permukaan bumi beserta objek yang ada
diatasnya. Ilmu pengukuran tanah sendiri sering disebut dengan Surveying. Surveying
sendiri memiliki beberapa komponen yang di dalamnya, seperti peta dan skalanya dan
satuan ukuran dari permukaan bumi yang diukur. Surveying sendiri memiliki
beberapa alat survey yang dapat digunakan yang terdiri dari alat survey optik dan alat
survey sederhana.
B. Saran
Berdasarkan pemaparan materi diatas tentang dasar ilmu ukur tanah
(surveying) yang telah dijabarkan pada makalah ini, saran yang dapat penulis berikan
adalah untuk melakukan kegiatan surveying, dibutuhkan beberapa perlengkapan dan
persiapan agar kegiatan yang akan dilakukan dapat berjalan dengan baik.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://basoartha.blogspot.com/2017/09/satuan-dalam-ilmu-ukur-tanah_30.html
https://area-tekniksipil.blogspot.com/2019/04/sistem-koordinat-dan-kuadran-pada-
ilmu.html?
fbclid=IwAR3U5s4PrZ6IbhVfV22lQFWHnWuiKym_16MSHaGKGmchkU1EYMS
EafZkB1M
https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/tanah/alat-ukur-tanah
https://serviceacjogja.pro/alat-ukur-tanah/
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-peta/
http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/02/pengertian-umum-skala-peta-
adalah.html?m=1
https://ocw.upj.ac.id/files/Slide-CIV-104-PERTEMUAN-1-PENDAHULUAN.pdf
http://teorikuliah.blogspot.com/2009/08/ilmu-ukur-tanah-surveying.html
17