Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM DIGITASI DAN INTERPRETASI VISUAL PETA

CITRA WILAYAH KOTA KUNINGAN MENGGUNAKAN


ARCGIS
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Ukur Tanah Pemetaan Hutan

Dosen Pengampu : Dede Kosasih S.Hut., M.Si.

Disusun Oleh :

Ayu Ratna Dewi Utami (20170710006)

Kelas : III / A

PROGRAM STUDI ILMU KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS KUNINGAN

2017

KATA PENGANTAR
Assalamu’allaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas

Akhir yang berjudul “Praktikum Digitasi Dan Interpretasi Visual Peta Citra

Wilayah Kota Kuningan Menggunakan Arcgis”

Dalam pembuatan makalah ini mulai dari perancangan, pencarian bahan,

sampai penulisan, kami mendapat bantuan, saran, petunjuk dan bimbingan dari

banyak pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kami

mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi dalam

menyelesaikan makalah ini.

Kami memohon maaf jika dalam makalah ini masih banyak terdapat banyak

kesalahan karena makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya

mohon kritik serta saran yang sifatnya membangun agar Tugas Akhir yang akan

datang lebih baik lagi dari ini. Semoga Tugas Akhir ini berguna khususnya bagi

saya dan umumnya bagi para mahasiswa.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Kuningan, 06 Januari 2019

Penulis
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1 1.2


Maksud dan Tujuan ........................................................................ 1 1.2.1 Maksud
............................................................................... 1 1.2.2 Tujuan
................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 2

2.1 ArcGis .......................................................................................... 2 2.2


Interpretasi Citra ............................................................................ 2 2.3
Klasifikasi Visual dan Digital .......................................................... 3

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................ 7

3.1 Hasil ............................................................................................. 7 3.2


Pembahasan .................................................................................. 15 3.2.1 Tahapan
Mendigitasi dan pembuatan polygon ........................... 15

BAB IV KESIMPULAN ................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I

LATAR BELAKANG

1.1 Latar Belakang

Peta situasi adalah gambaran spasial keberadaan wilayah atau lokasi suatu

kegiatan, yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

atribut. Informasi yang terkandung di dalam peta ini antara lain posisi dan bentuk

berbagai obyek, seperti jalan, sungai, jembatan, batas wilayah, pemukiman, dan

obyek lain yang mewakili gambaran kondisi wilayah tersebut. Biasanya isi atau

informasi peta situasi diambil dari peta topografi.

Manfaat ilmu ukur tanah dan pemetaan hutan adalah sebagai alat bantu untuk

mengetahui gambaran suatu kawasan yang akan di survei ataupun diteliti sehingga

dapat membantu dalam menentukan lokasi – lokasi yang mungkin akan

ditempatkan suatu petak lokasi, rute, jalan, base camp dan lain – lain.

Ilmu ukur tanah dan pemetaan hutan juga dapat digunakan untuk data – data

yang terkait dengan keruangan, seperti lokasi temuan spesies, lokasi kawasan yang

terganggu sengat membantu apabila datanya dapat langsung dimasukan kedalam

peta, sebagai alat untuk melapotkan hasil penelitian atau survey.

1.2 Maksud dan Tujuan

1.2.1 Maksud

Maksud dari praktikum ini adalah agar praktikan memahami tahapan

pendigitan peta dan pembuatan peta penggunaan lahan menggunakan ArcGis yang

dimana telah disiapkan peta citra untuk kemudian di olah oleh praktikan.

1.2.2 Tujuan
Ada pun Tujuan dari Matakuliah Ilmu Ukur Tanah dan Pemetaan Hutan ini
yaitu:

1. Agar mahasiswa mengatahui cara mendigit peta citra.

2. Agar mahasiswa mengetahui tahapan pembuatan peta Landuse.

3. Agar mahasiswa dapat membuat layout peta menggunakan ArcGis.

4. Agar mahasiswa dapat menginterpretasikan citra.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ArcGis

ArcGis merupakan sotware berbasis Geographic Information System (GIS)

yang dikembangkan oleh ESRI (Environment Science & Research Institue). Produk

utama arcgis terdiri dari tiga komponen utama yaitu : ArcView (Berfungsi sebagai

pengelola data komprehensif, pemetaan dan analisis), ArcEditor (berfungsi sebagai

editor dari data spasial) dan ArcInfo (Merupakan fitur yang menyediakan fungsi –
fungsi yang ada di dalam GIS yaitu meliputi keperluan analisa dari fitur

Geoprocessing).

ArcGis pertama kali diluncurkan kepada publik sebagai software yang

komersial pada tahun 1999 dengan versi (ArcGis 8.0) dengan perkembangan dan

tuntutan akan fitur yang dibutuhkan ESRI selalu memberikan pembahuruan pada

ArcGis, pada saat ini telah keluar versi yang terbaru update 2016 yaitu (ArcGis

13.0) Pada versi terbarunya, ArcGis Deskstop memiliki beberapa fitur yaitu :

1. ArcMap, yaitu aplikasi utama yang digunakan dalam pengelolahan data


GIS. ArcMap memiliku kemampuan untuk visualisasi, editing, pembuatan

peta tematik, pengelolaan dari data tabular (Exceel), memilih (Query),

menggunakan fitur Geoprocessing untuk menganalisa dan customize data

ataupun melakukan output berupa tampilan peta. Operator juga dapat

mengolah data sesuai dengan keinginannya.

2. ArcGlobe, merupakan salah satu aplikasi yang memiliki tampilan seperti

GoogleEarth yang memiliki fungsi sebagai tampilan datum permukaan

bumi dengan menggunakan citra satelit.

3. ArcCatalog, yaitu merupakan aplikasi yang memiliki fitur untuk membuat

data vector dan mengelompokannya sesuai dengan fungsi yang diinginkan.

Dengan kemampuan tools untuk menjelajah informasi (browsing),

mengatur data (organizing), membagi data (distribution) dan

mendokumentasikan data spasial maupun ataupun data – data berkaitan

dengan informasi geografis.

2.2 Interpretasi Citra

Salah satu jenis informasi spasial yang dapat diekstraksi berdasarkan data

satelit penginderaan jauh adalah informasi penutup lahan (Land Cover).

Informasi ini dibuat dan digunakan untuk berbagai jenis tujuan, sehingga banyak

dijumpai berbagai versi yang berlainan sesuai dengan tujuan penggunaan. Tingkat

kerincian informasi pada informasi penutup lahan semakin tinggi jika

menggunakan skala peta yang besar, demikian pula sebaliknya. Apabila informasi

penutup lahan dibuat berbasis data penginderaan jauh, perbedaan tingkat

kerinciannya dipengaruhi oleh jenis data yang digunakan. Secara lebih spesifik,

tingkat kerinciannya dipengaruhi oleh resolusi spasial data satelit penginderaan


jauh yang digunakan.

Dengan adanya informasi penutup lahan yang terdiri dari berbagai versi

yang disebabkan perbedaan berbagai faktor sebagai dasar pembuatan informaasi

penutup lahan tersebut di atas, maka tujuan dari kajian ini adalah untuk

menyamakan persepsi kriteria standar pengolahan klasifikasi informasi penutup

lahan skala 1 : 100.000 berbasis penginderaan jauh secara visual. Standar dalam hal

ini merupakan sesuatu dokumen yang dipublikasikan mengenai spesifikasi teknis

atau kriteria yang telah ditentukan untuk digunakan secara konsisten sebagai

acuan, pedoman atau definisi dalam pengolahan data penginderaan jauh untuk

informasi secara visual. Standar ini dibuat untuk meningkatkan kepercayaan dan

efektivitas dari pengolahan data penginderaan jauh.

2.3 Klasifikasi Visual dan Digital


Penginderaan jauh adalah ilmu dan teknik untuk memperoleh informasi

tentang suatu obyek ,daerah atau fenomena yang dikaji (Lillesand dan Kiefer,1979).

Sedangkan Sutanto ,1986 mengatakan penafsiran citra pemginderaan jauh berupa

penegnalan obyek dan elemen yang tergambar pada citra penginderaan jauh serta

penyajiaanya ke dalam bentuk peta tematik. Sistem satelit dalam penginderaan jauh

tersusun atas pemindai (scanner) dengan dilengkapi sensor pada wahana (platform)

satelit, dan sensor tersebut dilengkapi oleh detektor.

Sebuah citra multispektral adalah salah satu spasial acquisition yang

menangkap data citra pada frekuensi tertentu di seluruh spektrum elektromagnetik.

Citra multispektral adalah tipe utama dari gambaryang diperoleh dengan

radiometers sensing.
Ia membagi spektrum ke banyak band, multispektral adalah kebalikan dari

pankromatik, yang mencatat hanya intensitas total radiasi yang jatuh pada setiap

pixel. Biasanya, satelit memiliki tiga atau lebih radiometers. Masing-masing

memperoleh satu gambar digital (dalam penginderaan jauh, yang disebut 'pixel') di

sebuah band kecil dari spektrum yang terlihat, mulai dari 0,7 pM sampai 0,4 pM,

yang disebut merah-hijau-biru (RGB) wilayah, dan pergi ke panjang gelombang

inframerah 0,7 pM sampai 10 atau lebih pM, diklasifikasikan sebagai infra merah

dekat (NIR), tengah inframerah (MIR) dan infra merah jauh (FIR atau termal).

Dalam kasus Landsat, tujuh adegan terdiri dari tujuh gambar-band multispektral.

Pencitraan spektral dengan band-band lebih banyak, lebih halus resolusi spektral

atau cakupan spektral yang lebih luas dapat disebut ultraspectral.

Sum ber : Journal Pusat Pemanfaatan Penginderaan Jauh, LAPAN

Gambar 2.1 Spektral

Elektromagnetik

Klasifikasi data adalah suatu proses dimana semua pixel dari suatu citra

yang mempunyai penampakan spektral yang sama akan diidentifikasikan.

Penafsiran citra visual dapat didefiniskan sebagai aktivitas visual untuk mengkaji

citra yang menunjukkan gambaran muka bumi yang tergambar di dalam citra

tersebut untuk tujuan identifikasi obyek dan menilai maknanya ( Howard, 1991 ).

Penafsiran citra merupakan kegiatan yang didasarkan pada deteksi dan identifikasi
obyek dipermukaan bumi pada citra satelit Landsat 8. Dengan mengenali obyek-

obyek tersebut melalui unsur-unsur utama spektral dan spasial serta kondisi

temporalnya.

Teknik penafsiran citra penginderaan jauh diciptakan agar penafsir dapat

melakukan pekerjaan penafsiran citra secara mudah dengan mendapatkan hasil

penafsiran pada tingkat keakuratan dan kelengkapan yang baik. Menurut Sutanto,

teknik penafsiran citra penginderaan jauh dilakukan dengan menggunakan

komponen penafsiran yang meliputi: data acuan, kunci interpretasi citra atau unsur

diagnostic citra, metode pengkajian dan penerapan konsep multi spektral.


5

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Hasil

Dari tahapan digitasi dan pembuatan Polygon pada data foto citra didapat

hasil luas berdasarkan kriteria dari Interpretasi citra sebagai berikut :

FID Id Keterangan
0 0 Student Center
1 0 Mesjid
2 0 Gedung FKIP
3 0 Gedung FH
4 0 Sekre ORMAWA Universitas
5 0 Gedung FE
6 0 Sekre UKM Universitas
7 0 Gedung FHUT
8 0 Bak Sampah
9 0 Parkiran Mobil
10 0 Gedung FKOM
11 0 Perpustakaan
12 0 Koprasi Mahasiswa
13 0 BANK
14 0 Pos Satpam
15 0 Yayasan
16 0 Gerbang Universitas
17 0 Toko UMAT
18 0 Alfamart
19 0 Kantin
20 0 FotoCopy'an
21 0 Warung
22 0 Kosan Patra
23 0 Pemukiman
24 0 Pemukiman
25 0 Pemukiman
26 0 Pemukiman
27 0 Pemukiman
28 0 Pemukiman
29 0 Pemukiman
30 0 Pemukiman
31 0 Pemukiman
32 0 Pemukiman
33 0 Pemukiman
34 0 Pemukiman
35 0 Pemukiman
36 0 Kantin
37 0 Kosan
38 0 Kosan
39 0 Kosan
40 0 Pemukiman
41 0 Pemukiman
42 0 Pemukiman
43 0 Kantin
44 0 Kantin
45 0 Pemukiman
46 0 Pemukiman
47 0 Pemukiman
48 0 Pemukiman
49 0 Pemukiman
50 0 Pemukiman
51 0 Sawah
52 0 Pemukiman
53 0 Sawah
54 0 Ladang
55 0 Ladang
56 0 Ladang
57 0 Ladang
58 0 Pohon
59 0 Pohon
60 0 Pemukiman
61 0 Ladang
62 0 Sawah
63 0 Ladang
64 0 Sawah
65 0 Ladang
66 0 Pohon
67 0 Pohon
68 0 Pohon
69 0 Pohon
70 0 Pohon
71 0 Pohon
72 0 Pohon
73 0 Pohon
74 0 Pohon
75 0 Pohon
76 0 Pohon
77 0 Pohon
78 0 Pohon
79 0 Pohon
80 0 Pohon
81 0 Ladang
82 0 Pemukiman
83 0 Sawah
84 0 Pohon
85 0 Pohon
86 0 Sawah
87 0 Pemukiman
88 0 Ladang
89 0 Pohon
90 0 Pohon
91 0 Sawah
92 0 Pohon
93 0 Pohon
94 0 Pohon
95 0 Pohon
96 0 Sawah
97 0 Pohon
98 0 Pohon
99 0 pohon
100 0 Pohon
101 0 Pohon
102 0 Ladang
103 0 Ladang
104 0 Ladang
105 0 Selokan
106 0 Pohon
107 0 Pohon
108 0 pohon
109 0 parkiran
110 0 pohon
111 0 pohon
112 0 lapangan SC
113 0 POHON
114 0 pohon
115 0 pohon & kolam ikan
116 0 ladang
117 0 jalan raya
118 0 jalan raya
119 0 jalan raya
120 0 jalan raya
121 0 jalan raya
122 0 jalan raya
123 0 jalan raya
124 0 jalan raya
125 0 ladang
126 0 ladang
127 0 Pohon
128 0 Pohon
129 0 Pohon
130 0 Pohon
131 0 Pohon
132 0 Sawah
133 0 Sawah
134 0 Sawah
135 0 Sawah
136 0 Jalan Raya
137 0 Parkitan FE
138 0 Lapangan FE
139 0 Pohon
140 0 Lapang Rektor
141 0 Rektor
142 0 Pohon
143 0 Pohon
144 0 Parkiran
145 0 Pohon
146 0 Jalan
147 0 Jalan
148 0 Jalan
149 0 Jalan
150 0 Jalan
151 0 Jalan

Tabel 3.2 Data Luas Total Jumlah Luas Total (m3) 1774965
14

3.2 Pembahasan 3.2.1 Tahapan Mendigitasi Dan Pemuatan


polygon
a. Buka aplikasi ArcMap 10.3.1 pada menu start jika menggunakan Windows
2017, untuk yang menggunakan Windows 2017 aplikasi tersedia pada menu
desktop, akan muncul tampilan Jendela ArcMap, kemduain klik “ok”.

Sumber: Data Pribadi


Foto 3.2.1 File ArcMap yang terdapat pada menu
start

b. Setelah mengklik “ok” maka akan muncul tampilan sebagaiberikut dimana kita
akan melakukan pendigitan Foto Citra. Pada table of content klik kanan jendela
layer > kemudian klik Add Data.
Sumber : Data Pribadi
Foto 3.2.2 Memasukan Data Citra Dalam Bentuk
JPG

15

c. Setelah mengklik Add Data maka akan muncul jendela baru, kemduain
klik File JPG > Klik Add.

Sumber : Data Pribadi


Foto 3.2.3 Membuka File
JPEG

d. Maka setelah menambahkan File Jpg, Arcmap akan memunculkan Foto citra
berbentuk Jpg yang kemudian kita akan memasukan koorinat yang diketahui.
Sumber : Data Pribadi
Foto 3.2.4 Memasukan Data Citra Dalam Bentuk
JPG

16

e. Klik Add Control Point, lalu masukan minimal 4 Koordinat contoh, agar

peta citra memiliki koordinat.

Sumber : Data Pribadi


Foto 3.2.5 Mendigit Peta
JPEG

f. Setelah memasukan 4 koorninat, kemudian Klik kiri Menu tabel

Georeferencing > kemduain Klik Update Georeferencing.


Sumber : Data Pribadi
Foto 3.2.6 Mengupdate
Georeferencing

17

g. Kemudian Klik kanan pada layer file JPG > Klik Data > klik Export Data.

Sumber : Data Pribadi


Foto 3.2.7 Tahapan Membuat File
TIFF

h. Setelah Mengklik Export Data maka akan Muncul jendala baru, dimana kita
dapat merubah beberapa detail seperti nama File dan Format File ubah ke TIFF.
Lalu Klik “Ok”.
Sumber : Data Pribadi
Foto 3.2.8 Membuat File
TIFF

18

i. Setelah merubah file JPG ke file TIFF, maka file TIFF harus diberikan
Projection Coordinat dengan cara : klik ArcToolbox > Klik Projection And
Transformation > Klik define projection Akan muncul jendela baru lalu ubak
Koordinat Aoi menjadi GCS_WGS_1984 > kemudian Klik “Ok”.

Sumber : Data Pribadi


Foto 3.2.9 Mendefine Project Mengatur
Koordinat

j. Jika File AOI.TIF sudah memiliki base koordinat maka langkah berikutnya
adalah membuat file landuse.shp dengan format type polygon : Klik Catalog >
Klik folder tempat kita menyimpan data > kemudian klik Kanan pada folder
tersebut > arahkan kursor pada “New” > Kemudian klik Shapefile.
Sumber : Data Pribadi
Foto 3.2.10 Tahapan Membuat
Shapefile

19

k. Setelah Mengklik Shapefile, akan muncul jendela baru ubah nama file
kemudian ubah kolom “Feature Type” menjadi Polygon dan klik edit ganti
koordinat system menjadi Projected Coordinate System > lalu Klik “Ok”.

Sumber : Data Pribadi


Foto 3.2.11 Membuat
Shapefile

l. Jika Sudah tampil Layer Landuse maka hanya tinggal membuat polygon
berdasarkan kriteria warna dan tekstur citra.
Sumber : Data Pribadi
Foto 3.2.12 Membuat
Polygon

20

m. Ubah posisi tampilan peta menjadi layout View kemudian masukan dasar –
dasar informasi dari peta dengan menggunakan Insert.

Sumber : Data Pribadi


Foto 3.2.13 Membuat
Layout Peta
21

BAB IV

KESIMPULAN

Tahapan pembuatan Peta Citra dari awal hingga pembuatan layout sangat

berpengaruh dari interpreternya untuk menentukan sebuah keditailan data sehingga

data tersebut dapat di olah dan di pahami oleh orang lain sehingga menjadi sebuah

peta yang memberikan Informasi yang sangat penting dengan menggunakan

Aplikasi pada Komputer yaitu ArcGis 10.3.1

Sum ber : data digitasi ArcGis


Foto 4.1 Hasil Akhir Digitasi Peta Citra Menggunakan
ArcGis

Dari hasil analisis peta citra di dapat 14 kategori penggunaan lahan yaitu :
Kategori Lahan
Bangunan Pasar Baru Gor Airlangga Pasar Kepuh Jala
Sawah Kantor Bupati SMA Negeri 2 Kuningan Kolam
Lapangan Mashud Wisnusaputra Tegakan Pohon Masj
Sumber : ArcGis Tabel 4.1 Data
Terminal Pasar Baru
Yang dimana setiap kategori memiliki karakteristik tekstur yang berbeda dan adapun kesamaan yang aka
kesulitan dalam identifikasi visual manual.

22

Untuk Jumlah luas dimana kita dapat melihat jumlah luas terbanyak dari setiap klasifikasi yang paling s
bandingkan dengan luas Vegetasi yaitu pada luas Bangunan dimana luasnya yaitu 1043253 M3’

Klasifikasi Jumlah Luas Bangunan 1043253 Gor Airlangga 2880 Jalan Primer 43876
Kantor Bupati 11498 Kolam 2061 Lapangan Mashud Wisnusaputra 7248 Masjid 1357
Pasar Baru 15198 Pasar Kepuh 22432 Sawah 268374 SMA Negeri 2 Kuningan 7141
Sungai 10224 Tegakan Pohon 330013 Terminal Pasar Baru 9410 Jumlah Luas Total
(m3) 1774965 Sum ber : ArcGis .DBF
Tabel 4.2 Data Luas Total

23

DAFTAR PUSTAKA
Tim SIG PT. Geomatik-konsultan. 2010 .”Modul Pelatihan SIG (Sistem

Informasi Geografis ArcGIS”. JICA. Makassar

Imam Basuki. 1997. “Penggunaan Global Positioning System (GPS) Untuk

Pembuatan Peta Situasi Pada Sub-Das Jeratun Seluna. Eksplorasi Nusantara.

Bogor,

Barus,B. dan Wiradisastra,U.S.1997. “Sistem Informasi Geografi Sarana

Manajemen Sumberdaya”. Laboratorium Penginderaan Jauh dan

Kartografi. Jurusan Tanah, Faperta,IPB.Bogor.

Sansul Arifin, Taufik Hidayat ,2014. “Ajian Kriteria Standar Pengolahan

Klasifikasi Visual Berbasis Data Inderaja Multispektral Untuk

Informasi Spasial Penutup Lahan”. Pusat Pemanfaatan Pengindraan

Jauh, LAPAN. Bogor.


24

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai