Anda di halaman 1dari 15

TUGAS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

PEMANFAATAN SIG DALAM BIDANG MILITER


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah SIG
Dosen Pengampu :
Iwan Setiawan S.Pd., M.Si.

Disusun oleh :
Khildan Santosa (2010061)
Lisiani Nurhaliza (2000124)
Muhammad Raihan H. (2004008)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


DEPARTEMEN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang berjudul “Pemanfaatan SIG dalam Bidang
Militer” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas pada mata kuliah Sistem Informasi Geografis. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang mekanisme makalah bagi para pembaca dan
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak. Iwan Setiawan S.Pd., M.Si. selaku Dosen
Sistem Informasi Geografis yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan semua,
terimakasih atas bantuannya sehingga sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini. Kami
menyadari, tugas yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun kami butuhkan demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 2 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................. i


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 2
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 2
D. Manfaat ............................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 3
A. Pengertian SIG ................................................................................................................................ 3
B. Pemanfaatan SIG di Bidang Miliiter ............................................................................................ 5
C. Cara Kerja SIG dalam Dunia Militer ........................................................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................................... 11
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem informasi geografis (SIG) merupakan suatu sistem komputer yang dapat digunakan
untuk memasukan, menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis,
serta menampilkan data mengenai kondisi bumi yang dilihat dalam sudut pandang keruangan.
Sumber SIG biasanya diperoleh dari citra pengindraaan jauh yang diproses menggunakan
komputer.

Ada beberapa pemanfaatan SIG, diantaranya yaitu untuk inventarisasi SDA, perencanaan
pembangunan, perencanaan ruang, transportasi, dan mitigasi bencana, serta bermaanfaat juga di
bidang militer. Jurnal ilmiah sendiri disebut-sebut sangat penting bagi akademisi, karena jurnal
sendiri merupakan salah satu bukti bahwa seseorang yang aktif dan produktif telah selesai
melaksanakan penelitiannya. Publikasi jurnal juga menjadi salah satu bukti keorisinalitasan
sebuah jurnal yang dibuat. Sebenarnya masih banyak lagi berbagai manfaat jurnal ilmiah bagi
akademisi yang nantinya akan dipaparkan di dalam makalah ini.

Banyak sekali manfaat dan kegunaan dari SIG ini, baik dalam perencanaan kewilayahan,
memetakan sumber bencana alam, dan lain sebagainya. Untuk kesempatan kali ini, kami sebagai
penulis mendapatkan tema pemanfaatan SIG dalam bidang militer. Militer sendiri pastinya
sangat kompleks dan ketat, terutama dalam pemanfaat SIG di dalamnya. Secara singkat, dalam
dunia militer pastinya dibutuhkan strategi dalam melaksanakan rencana maupun operasi militer,
sehingga pastinya akan banyak sekali penggunaan SIG dalam dunia militer.

Makalah Pemanfaatan SIG dalam Bidang Militer ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas
dari mata kuliah Sistem Informasi Geografis di program studi Pendidikan Geografi, Universitas
Pendidikan Indonesia. Kami selaku penulis mendapatkan materi yang cukup menarik untuk
diangkat menjadi makalah dan nantinya akan menjadi bahan diskusi bagi kelas kami.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu SIG dalam bidang militer ?
b. Apa saja fungsi SIG dalam bidang militer ?
c. Bagaimana cara kerja SIG dalam dunia militer ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian SIG dalam bidang militer
b. Untuk memahami fungsi SIG dalam bidang militer
c. Untuk mengetahui cara kerja SIG dalam dunia militer

D. Manfaat
a. Menambah wawasan bagi pembaca dan penulis.
b. Melatih penulis dalam menulis makalah.
c. Menaikan tingkat literasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian SIG

Sistem informasi geografis (SIG) yang dalam bahasa inggris Geographic Information System
merupakan suatu sistem komputer yang dapat digunakan untuk memasukan, menyimpan,
memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, serta menampilkan data mengenai
kondisi bumi yang dilihat dalam sudut pandang keruangan. Menurut Burrough 1986 SIG ini
merupakan sebuah sistem berbasis komputer yang digunakan atau dipakai untuk dapat
memasukan, menyimpan, mengelola, menganalisis serta juga mengaktifkan kembali data yang
memiliki referensi keruangan untuk segala macam tujuan yang berkaitan atau berhubungan
dengan pemetaan serta perencanaan. Sedangkan menurut Berry (1988) SIG ini merupakan sistem
informasi, referensi internal, dan juga otomatisasi data keruangan.

SIG merupakan sistem komplek yang biasanya terpadu dengan lingkungan sistem komputer lain
pada jaringan. Ada beberapa komponen dalam SIG, diantaranya:

1. Perangkat keras (hardware) diantaranya berupa komputer (PC), Mouse, printer, digitizer,
plotter, dan scanner.
2. Perangkat lunak (software), diantaranya modul-modul program seperti Arc/info, Arc
View, Mapinfo, R2V.
3. Data dan informasi geografi, diantaranya data spasial (peta), foto udara, citra satelit, serta
data atribut seperti data penduduk, data pertambangan, data industri.
4. Manajemen, diantaranya SDM yang mempunyai keahlian mengelola SIG.

Sumber SIG biasanya diperoleh dari citra pengindraaan jauh yang diproses menggunakan
komputer. Ada beberapa pemanfaatan SIG, diantaranya yaitu untuk inventarisasi SDA,
perencanaan pembangunan, perencanaan ruang, transportasi, dan mitigasi bencana, serta
bermaanfaat juga di bidang militer.

SIG ini dapat digunakan dalam proses pembuatan suatu perencanaan pada tiap wilayah
pemanfaatan lahan kota yang dibagi menjadi daerah pemukiman, perkantoran, fasilitas dan

3
industri. Selain itu, SIG juga dapat digunakan dalam inventarisasi SDA untuk mengetahui
persebaran SDA seperti minyak bumi, batu bara, emas, dll., untuk megetahui persebaran area
lahan, serta konservasi dan rehabilitasi lahan. Mitigasi bencana juga menggunakan SIG, salah
satunya yaitu dalam pengawasan daerah bencana untuk melihat luas daerah bencana alam,
pencegahan jika terjadi bencana, dan menyusun rencana-rencana pembangunan ulag daerah
bencana.

Subsistem dan tahapan SIG terdiri dari beberapa bagian, yaitu:

1. Input data, yaitu proses mengupulkan, mempersiapkan, dan menyimpan data spasial dan
atributnya dari berbagai sumber. Datanya bisa data grafis/geometris (berbentuk
vektor/raster) dan bisa juga data atribut. Proses memasukan datanya ada beberapa
tahapan yaitu ada akusisi, editing, dan tahapan menguraikan.
2. Pengelolaan data, yaitu meyiapkan rangkaian perhitungan yang dapat diperole secara
lanjut. Ada dua langkah yaitu pengarsipan dan pemodelan. Pengarsipan dapat
mengantisipasi jika ada data lama yang sudah diarsip dapat ditemukan lebih mudah.
Sedangkan pemodelan ini membuat konsep analisis untuk mendapat informasi baru dari
kegiatan yang dilakukan.
3. Manipulasi dan analisis data, yaitu proses pembentukan peta baru yang telah diolah
secara manual atau digital. Ada beberapa tahapan yaitu buffering, scoring, dan oevrlay.
4. Data keluar, yaitu pemberian layout peta dan penataan data yang dihasilkan. Data yang
sudah diolah melalui proses diatas akan menghasilkan informasi spasial baru.

Tugas utama SIG yaitu udapat melakukan analisis data spasial, jika dilihat dari pemrosesan
data grafik SIG bukanlah penemuan baru. Proses geografik tersebut sudah lama ada dan
dilakukan oleh bidang ilmu lainnya, hanya bedanya SIG menggunakan data digital. Ada
beberapa tugas utama SIG:

1. Input data, dapat menginput data secara otomatis dengan mengunakan teknologi
2. Pembuatan peta, proses pembuatannya lebih fleksibel dibanding dengan cara manual
3. Manipulasi data, dapat memanipulasi dan membuat data menjadi kompatibel dengan
sistem.
4. Manajemen file, menggunakan DBMS untuk membantu menyimpan dan mengatur data

4
5. Analisis query, menyediakan kapibilitas untuk menampilkan query dan alat bantu untuk
menganalisis informasi
6. Memvisualisasikan hasil, divisualisasikan dalam bentuk peta atau graf dengan
menambahkan laporan, tampilan 3d dan multimedia.

B. Pemanfaatan SIG di Bidang Miliiter

Dengan kemajuan teknologi yang pesat serta perkembangan ilmu pengetahuan di bidang
informasi, pengolahan data menjadi semakin akura, mudah, dan cepat. Negara-negara maju
sudah mulai menggunakan sistem ini untuk berbagai macam keperluan termasuk keperluan
militer. Pemanfaatan SIG dalam bidang militer memunculkan disiplin ilmu dan istilah baru yaitu
Military Geographic Information (MGI) yang memiliki 3 komponen yaitu:

1. Analisa medan
2. Informasi tentang infrastruktur
3. Infromasi tentang kondisi lingkungan

Dengan adanya hal tersebut, MGI menekankan adanya kemampuan untuk melaksanakan
analisa medan, infromasi infrastruktur, serta kondisi lingkungan dengan bantuan komputer. Ada
beberapa model aplikasi SIG dalam bidang militer di negara maju:

1. Visualisasi medan secara 3D


2. Deteksi samaran dislokasi
3. Mobilitas lintas medan, adanya peta-peta mobilitas lintas medan bagi berbagai jenis
kesenjataan
4. Rintangan dan jalan terdekat, memudahkan proses pelaluan jalan dengan mengetahui
rintangan, memilih jalan terdekat, dan kondisi tanah yang akan dilalui
5. Identifikasi samaran dan dislokasi pasukan, dengan menentukan fasilitas (mako, barak,
pasukan) yang tepat
6. Observasi medan tembakan, menentukan posisi pasukan untuk memperoleh kemampuan
tinjauan gerak lawan
7. Tempat pendaratan heli serta penerjunan pasukan, dengan adanya data lereng dan
pengkombinasian dengan data vegetasi, jenis tanah, jaringan jalan dan listri akan
memudahkan pendaratan.

5
C. Cara Kerja SIG dalam Dunia Militer

Kegiatan atau usaha yang terjadi baik dari luar maupun dari dalam negeri, yang dinilai
mengancam atau membahayakan kedaulatan Negara, keutuhan wilayah Negara dan keselamatan
bangsa dianggap menjadi ancaman Militer dan ancaman Nirmiliter. Ancaman Militer merupakan
sebuah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata dan terorganisasi. Misalnya seperti
agresi, pelanggaran wilayah, pemberontakan bersenjata, sabotase, spionase, aksi terror
bersenjata, ancaman keamanan laut dan udara, serta konflik komunal. Ancaman ini pada
dasarnya menggunakan factor-faktor nirmiliter yang berdimensi ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, teknologi dan informasi, dan keselamatan umum.

Insurjensi merupakan sebuah gerakan politik yang berasal dari ketidakpuasan dan penolakan
kebijakan yang telah ditetapkan pemerintah di suatu negara. Operasi lawan insurjensi memiliki
arti bahwa sebuah operasi yang memiliki tujuan menumpas pemberontakan dan gerakan
separatis bersenjata di dalam negeri dalam rangka mengembalikan kewibawaan pemerintah.
Operasi ini bersifat kompleks dan menuntut keterlibatan semua pihak baik Tentara Nasional
Indonesia, Pemerintah dan masyarakat secara terpadu dan terintegrasi. Operasi tempur dalam
Operasi Lawan insurjensi dilakukan menggunakan teknik lawan insurjensi yang bersifat bergerak
dan terpadu dalam waktu yang bersamaan dengan operasi lain.

Ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah berkembang menjadikan insurjensi mengalami
perubahan bentuk, wilayah dan taktik serta teknik operasinya. Pada masa mendatang, akses
insurjen terhadap teknologi akan lebih mudah sehingga kemampuan insurjen juga akan
meningkat sesuai perkembangan teknologi. Perubahan karakteristik insurjensi di Indonesia juga
dapat dilihat dari pemanfaatan daerah perkotaan sebagai medan perjuangan untuk mencapai
tujuan politiknya. Pertimbangan tentang medan mencakup lima aspek taktis yang meliputi medan
kritik, lapangan tinjau dan lapangan tembak, lindung tinjau dan lindung tembak, jalan pendekat
dan rintangan. Dilihat dari kelima taktis tersebut, komandan harus menemukan keuntungan-
keuntungan taktis wilayah operasi agar dapat menyelesaikan tugasnya. Keuntungan taktis yang
diperoleh dari aspek medan harus dapat menempatkan musuh pada kondisi yang tidak
menguntungkan, sehingga musuh tersebut kehilangan kebebasan dalam bertindak.

6
Untuk mempermudah pemahaman mengenai kondisi medan daerah pertempuran perkotaan,
maka diperlukan analisa jalur serangan terbaik berdasarkan hasil analisis spasial dengan
memanfaatkan integrasi data SIG. Dengan adanya teknologi yang mendukung SIG diharapkan
prinsip updating data spasial, validitas informasi daerah operasi, ketepatan posisi, analisis sistem
penyajian yang menjadi perimbangan penting dalam operasi militer dapat lebih mudah
dilaksanakan. Analisis data medan yang sedemikian banyak dan kompleks akan sangat efektif
dan efisien dengan dibantu oleh perangkat lunak SIG yang berbasis digital.Dalam era
pembangunan dan globalisasi, diperlukan data yang baru dan pengelolaan data dan informasi
yang mudah diakses. Dalam hal ini, teknik SIG dapat menjawab hal tersebut.

Selanjutnya adalah bagaimana cara kerja SIG dalam bidang militer ini. akan tetapi, SIG
dalam bidang militer tidak akan mudah diakses oleh orang sipil biasa, karena biasanya SIG atau
yang biasa di kenal dalam dunia militer yaitu MGI merupakan data dan informasi penting dan
rawan. Oleh karena itu, hanya ada beberapa saja MGI yang bisa dilihat dalam jurnal-jurnal
ilmiah. Singkatnya, MGI biasa digunakan untuk analisis rute perjalanan, logistik, peralatan
perang, dan sebagai alat untuk kebutuhan strategi lainnya.

Adapun pengaplikasian nyata dari MGI ini yaitu:

a. Base-plant dan medan perang

Organisai pertahanan sangat membutuhkan sebuah pemetaan dan alat yang memadai
dalam prosesnya. Adapun permasalahan fundamental dalam hal ini yang di mana jumlah
upaya yang dibutuhkan untuk membuat peta atau yang setara dengan geografi digital jauh
lebih besar. Pada awalnya, SIG berfokuskan pada teknik kartografi manual yang di mana
pemetaan sebuah drainase, perumahan, dan jalan yang biasanya mengambil waktu paling
lama dalam proses kartografi ini. adapun contoh dalam pembuatan peta untuk bidang
militer diantara lain:

1. Strategi perencanaan pusat, 1000km x 1000km dengan skala >1:250.000


2. Strategi perencanaan divisi, 400km x 400km dengan skala 1:250.000 – 1:50.000
3. Strategi perencanaan brigade, 150km x 150km dengan skala 1:50.000 – 1:10.000
4. Strategi perencanaan grup perang, 50km x 50km dengan skala <1:10.000

Sebagai contoh lihat pada gambar di bawah ini

7
Gambar di atas merupakan beberapa strategi perencanaan perang yang dibuat pada saat
perang dunia dua terjadi. photo diatas secara berutan dari kiri ke kanan adalah operasi
Barbarossa saat Jerman berkhianat dan menyerang Uni Soviet, terlihat banyak sekali divisi dan
rencana-rencana penyerangan yang tergambar di situ. Selanjutnya, operasi D-Day saat
pembebasan Perancis dari tangan Jerman, operasi ini terjadi di pinggiran pantai Perancis dengan
kejadian yang paling besarnya terjadi di daratan Normandi, terlihat juga dalam gambar tersebut
letak-letak pendaratan sekutu di Perancis pada saat itu. Selanjutnya, operasi Sealion yang
merupakan penyerangan udara Jerman yang memusatkan ke kota-kota di Britania, terlihat juga
rute-rute yang akan ditempuh oleh pesawat pengebom Jerman kala itu, dan skala yang digunakan
pada saat itu adalah 1:250.000 karena ini merupakan strategi penyerangan udara berskala besar.
Yang terakhir adalah strategi perencanaan penyerang di asia-pasifik oleh Kekaisaran Jepang,

8
rutenya terlihat berpusat di tokyo, lalu dengan perlahan secara bertahap mulai memasuki wilayah
musuh Jepang saat itu.

Dunia militer akan terus mengembangkan SIG dalam dunia militer untuk mendapatkan
keefektifan, kemenangan dalam pertempuran dengan resiko korban terkecil. Tetapi
perkembangan SIG dalam dunia militer sangatlah membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena
membutuhkan keakuratan yang luar biasa, harus bisa memprediksi sesuatu yang tidak bisa
diprediksi, dan memikirkan banyak hal lainnya.

b. Gambaran cara kerja sistem C3I dalam dunia militer


Saat ini ada sedikit sistem militer C3I (Command Control and Communication
Information), namun jumlah sistem SIG yang tersematkan berada pada waktu kerjanya.
Biasanya menggunakan client-server geografi arsitektur. Hal ini membuat sistem C3I
untuk bisa tertanam pada SIG yang berspesifikasi rendah (OPGEOCLIENT), dengan
meninggalkan SIG berspesifikasi tinggi ke pada sistem berbeda (OPGEOSERVER) yang
dioperasikan oleh spesialis geografi. Sistem yang terakhir inilah yang memanipulasi dan
menajemen data dari geografi dari belakang untuk memberi sistem C3I dengan photo
citra medan tertentu. SIG berspesifikasi tinggi sudah bisa digunakan. Sebagai contoh,
telah digunakan pada NATO Crisis and RESponse Prototype (CREPS) dan uji coba Allied
Command Europe Intelligence System (PAIS) di Herzegovina, Bosnia. Uji coba
selanjutnya juga pernah dilakukan pada Battlefield Management System, sebuah prototipe
pusat komando dan kendali yang ada pada Inggris.
c. Perencanaan algoritma perjalanan menggunakan visualisasi dan SIG dinamis

9
Perencanaan ini biasanya diaplikasikan untuk robot dan kendaraan otomatis tanpa
awak atau yang biasa di kenal dengan nama unmanned autonomous agents (UAAs),
sempat populer pada topik penelitian pada beberapa tahun terakhir. Perencanaan
perjalanan yang menggunakan algoritma pada robot dalam SIG dinamis biasa digunakan
pada situasi bertempur dan biasa ditugaskan dari awal suatu situasi bertempur dan untuk
melanjutkan operasi penyelamatan. Robot ini tidak memiliki informasi mengenai posisi
musuh, tetapi memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi posisi musuh ketika berada
beberapa jarak dari lokasi. Hal ini bisa dilakukan dengan mengprogram sebuah algoritma
Floyd, dengan kode semunya seperti di bawah ini

Adapun tahapan dari algoritma tersebut yaitu:


1) Identifikasi titik awal dan titik destinasi
2) Menugaskan robot pada suatu situasi
3) Menemukan rute terpendek dari titik awal menggunakan algoritma Floyd seperti
di bawah ini

4) Waspada terhadap musuh yang ada pada sekitar robot


5) Jika lokasi musuh ditemukan langsung lanjut ke tahap 7. Jika tidak, robot akan
sampai di titik destinasi tanpa tertembak oleh musuh
6) Menandakan semua garis yang overlap atau berada pada lingkaran radius dengan
lokasi musuh di tengahnya
7) Tugaskan robot ke titik terakhir dikunjungi yang akan menjadi titik awal baru
8) Ulang tahap 3-5 sampai titik destinasi tercapai
Sebagai gambaran akan terlihat seperti gambar di bawah ini:

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jadi, SIG merupakan suatu sistem komputer yang dapat digunakan untuk memasukan,
menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisis, serta menampilkan
data mengenai kondisi bumi yang dilihat dalam sudut pandang keruangan. SIG dapat membantu
kita untuk mencari dan mengolah informasi di berbagai bidang yang salah satunya yaitu bidang
militer. Pemanfaatan SIG tersebut dibantu dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dengan adanya SIG, bidang militer dapat lebih mudah dalam mengakses dan menganalisa
medan secara detail dan mengelola informasi dari medan yg menjadi pertahanan suatu wilayah.

B. Saran

Pemanfaatan SIG dalam bidang militer lebih baik dikembangkan lagi lebih jauh agar kita
tidak tertinggal dari negara-negara maju, karena negara-negara yang sudah maju lebih dahulu
menggunakan bantuan dari SIG tersebut.

11
DAFTAR PUSTAKA

Pendidikan.co. Pengertian SIG, Manfaat, Komponen, Subsistem & Menurut Ahli. Dapat diakses melalui
link: Pengertian SIG, Manfaat, Kompononen, Subsistem & Menurut Ahli (pendidikan.co.id)

Santosa, Budi. (2017). Sistem Informasi Geografis Komando Rayon Militer (KORAMIL) di Kota
Yogyakarta. Yogyakarta: Seminar Nasional Informatika, UPN Veteran Yogykarta.
Wibowo, Eko Yulianto. (2011). Penentuan Jalur Serangan dalam Operasi Melawan Insurjensi
Daerah Perkotaan Menggunakan Data Pengindraan Jauh dan SIG. Semarang:
Universitas Gajah Mada. Majalah Geografi Indonesia. MGI vol. 25, 1 Maret 2011 (15-
24).
Nama Penulis. (2019). Analisis Kesesuaian Lahan Wing I Paskhas TNI AU Menggunakan
Sistem Informasi Geografis Di Lanud Halim Perdanakusuma. Jurnal Teknologi
Penginderaan. Volume 1 Nomor 2 Tahun 2019.
P. Satyanarayana, S. Yogendran. (2009). Military Applications of GIS. Artikel Geospasial.
Geospatial World Advancing Knowledge for Sustainability.

Manoj K. Jha, Gautham A, Karri, dan Min-Wook Kang. A Military Path Planning Algorithm
Using Visualization and Dynamic GIS. Jurnal. ISSN 1790-5117. ISBN 978-960-474-
151-9. Hal. 188.

12

Anda mungkin juga menyukai