OLEH :
MUH HARIYANTO H
A0218306
A KEHUTANAN 2018
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun mampu menyelesaikan laporan
ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Shalawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga dan para
sahabatnya. Laporan ini berjudul “Pengukuran Rekonstruksi (Poligon)” yang
merupakan salah satu syarat kelulusan mata kuliah Pengukuran dan Pemetaan
Hutan.
Dalam kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada
kedua orang tua atas doa dan kasih sayangnya, kepada dosen pembimbing serta
teman-teman dan pihak yang telah membantu sehingga terselesainya laporan ini.
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Muh Hariyanto H
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR .................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan ....................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran dan Alat Pengukuran yang Digunakan.......................... 3
2.2 Poligon .............................................................................................. 4
BAB III METODE PRAKTIK
3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................ 6
3.2 Alat dan Bahan .................................................................................. 6
3.3 Pengolahan Data................................................................................. 7
3.4 Peta ................................................................................................... 8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil .................................................................................................. 9
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 10
BAB V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 12
5.2 Saran ................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 13
LAMPIRAN .................................................................................................. 14
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Peta poligon kertas grafik................................................................................ 14
Peta poligon tertutup kertas kalkir.................................................................. 15
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan dan Kegunaan
1.2.1 Tujuan
1. Mengetahui letak suatu areal
2. Mengetahui luas suatu areal
1.2.2 Kegunaan
1. Diharapkan mampu menggambar/memperlihatkan pada kertas grafik
letak suatu lokasi, kenampakan dan luasan areal/wilayah.
2. Dapat diaplikasikan pada kegiatan perencanaan suatu wilayah,
penataan areal kerja dan pembuatan batas kawasan hutan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
2.1.3 Patok
Petak yang biasa dipakai dalam klaster plot umumnya berbentuk
persegi yang dapat mewakili suatu data. Ukuran minimum petak dapat
ditentukan menggunakan kurva spesies area yang ditentukan dengan
dasar bahwa penambahan luas tidak menyebabkan kenaikan jumlah
spesies lebih dari 5 % (Indriyanto, 2015).
2.2 Poligon
Poligon (poly = banyak, gonos = sudut) adalah serangkaian garis lurus
yang menghubungkan titik-titik di permukaan bumi. Metode poligon adalah
salah satu cara penentuan posisi horizontal banyak titik. Tujuan pengukuran
poligon untuk menentukan koordinat titik-titik ikat (kontrol) pengukuran.
Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah
ditentukan dari pengukuran lapangan. Poligon dapat dijadikan sebagai kontrol
jarak dan sudut, basis titik untuk pengukuran selanjutnya, serta memudahkan
perhitungan pada plotting peta. Selain itu, poligon juga sebagai dasar untuk
tempat pelaksanaan pengukuran yang lainnya (Kusumawati, 2014).
Menurut Kusumawati (2014), jenis-jenis poligon terbagi menjadi dua
bagian, yaitu:
2.2.1 Poligon terbuka
Poligon jenis ini memiliki karakteristik yaitu titik awal dan akhir
pengukuran tidak sama. Pengukuran poligon terbuka memerlukan
pengulangan untuk mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan. Poligon
terbuka terbagi menjadi poligon tidak terikat, poligon terikat sebagian,
terikat sempurna. Poligon terikat sebagian terbagi menjadi poligon
terikat sebagian koordinat dan poligon terikat sebagian azimut.
4
2.2.2 Poligon Tertutup
Poligon tertutup merupakan metode pengukuran dimana garis-
garis kembali ke titik awal, jadi membentuk segi banyak yang tertutup
secara matematis dan geometris sehingga memiliki ketelitian yang sama
atau lebih besar dari ketelitian awal. Poligon tertutup menrberikan
pengecekan pada sudut-sudut dan jarak-jarak tertentu, suatu
pertimbangan yang sangat penting. Poligon tertutup dipakai secara luas
dalam pengukuran-pengukuran titik kontrol, konstruksi, pemilikan
tanah dan topografik.
5
BAB III
METODE PRAKTIK
6
3.3 Pengolahan Data
3.3.1 Jarak Datar
JD Peta = JD Lapang ×1
Skala
Satuan centimeter
Keterangan
JP : Jarak Datar Peta
JL : Jarak Datar Lapangan
Skala : Skala peta Misal 1 : 2000
pn
JKPn = ×S
∑ Pn−1
Keterangan
JKPn : Jarak patok koreksi
Pn : Patok ke-n
∑ Pn : Jumlah patok keseluruhan
S : Jarak P0 dengan P akhir (Jarak koreksi)
7
3.4 Peta
Poligon tertutup adalah kerangka dasar pengukuran yang membentuk
poligon segi banyak yang dimulai dari suatu titik awal dan diakhiri
pengukuran kembali ke titik semula sehingga akan membentuk segi banyak.
Poligon tertutup memberikan pengecekan pada sudut-sudut dan jarak tertentu.
Poligon tertutup ini hanya membutuhkan satu titik kontrol yang sudah
diketahui koordinatnya yaitu titik awal.
8
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Tally sheet hasil pengukuran
Back JD
Azimuth JD Lap JKP
No. Patok Azimuth peta
() (m) (cm)
() (cm)
1. P0 – P1 160 + 180 = 350 20 500.000 10 0,3
9
4.1 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengukuran diatas menunjukkan bahwa terdapat tiga
patok yang terdiri atas P0 sampai P9 dari 10 patok yang seharunya
didapatkan. Patok tersebut digunakan sebagai titik-titik pada penggambaran
peta poligon dengan skala 1:50.000 Data diperoleh dari berbagai alat yang
digunakan, pada pengukuran jarak lapang digunakan penggaris yang
termasuk dalam alat pengukur jarak (Yusuf & halim, 2014) Peralatan
pengukuran jarak akan mempunyai tingkatan-tingkatan yang dapat dibaca
langsung dengan jelas sehingga tidak mendua artikan gambar. Peralatan-
peralatan yang digunakan dalam pengukuran jarak yaitu penggaris centimeter
yang panjangnya bisa mencapai 30 cm. Selanjutnya untuk mengukur azimuth
digunakan busur. Semua hasil pengukuran dimasukkan ke dalam tally sheet.
Pengolahan data dimulai dengan mengubah jarak datar peta menjadi jarak
datar lapangan dengan rumus JD Lapang = JD Peta × Skala, dengan JD lapan
adalah jarak lapang dan skala. Setelah itu nilai jarak datar dikonversi ke
dalam satuan cm dengan menggunakan skala 1 : 50.000 yang berarti 1 cm
jarak di peta sama dengan 50.000 cm jarak sesungguhnya. Setelah dikonversi
nilai JD lapang diolah dengan rumus J Pada lapang : Skala untuk menentukan
jarak pada peta.
Prinsip pengukuran poligon yaitu mengetahui luas suatu daerah yang
dibatasi oleh patok-patok, dimana P akhir harus bertemu dengan P awal (P0).
Hal ini sesuai dengan pendapat Kusumawati (2014), bahwa poligon tertutup
merupakan metode pengukuran dimana garis-garis kembali ke titik awal.
Dalam penentuan pembuatan peta poligon pekerjaan perencanaan pengukuran
dimulai menentukan peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam
pengukuran. selanjutnya dengan penentuan titik koordinat, Titik yang dicari
koordinatnya adalah titik yang di tentukan pada kertas grafik. Titik yang
bersifat permanen yang ditentukan oleh pengukur. Titik pada kertas grafik
merupakan titik yang digunakan sebagai titik yang menjadi acuan dalam
penentuan posisi arah sudut dan jarak.
10
Pengukuran selanjutnya yaitu menentukan azimuth dengan
menggunakan busur. Azimuth adalah sudut yang diukur searah jarum jam.
Azimut ialah sudut yang dimulai dari utara yang besaran azimut antara 0°-
360°. Dalam pengukuran tanah datar, azimut biasanya diukur dari utara,
tetapi para ahli astronomi, militer dan National Geodetic Survey memakai
selatan sebagai arah acuan (Walidjatun, 2010).
Kemudian melakukan pengukuran jarak. Pengukuran jarak merupakan
data yang diperoleh dari lapangan, dapat dilakukan dengan cara manual
menggunakan penggaris centimeter. Dalam pengukuran jarak dibuat selurus
mungkin antar titik-titik poligon usahakan dalam pengukuran jarak posisi
harus sedatar mungkin.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengukuran hutan adalah kegiatan menentukan titik batas di atas
permukaan bumi (tanah atau perairan) dari suatu areal hutan untuk
memisahkan kawasan hutan dengan selain kawasan hutan. Sedangkan
Pemetaan hutan adalah kegiatan menggambarkan suatu kawasan hutan yang
ditransformasikan ke dalam media datar dan diperkecil yang didasari dengan
seni dan teknik kartografi.
5.2 Saran
Dipraktik mendatang sebaiknya lebih memfokuskan bagaimana cara
membaca dan menentukan titik kordinat demi kelancaran praktik. Mahasiswa
seharusnya lebih memahami cara menghitung luas pembacaan peta dan
lapangan agar praktik mandiri dapat berjalan dengan lancar.
12
DAFTAR PUSTAKA
Kusumawati, Yuli. 2014. Catatan Kuliah Ilmu Ukur Tanah. Pusat Survei Geologi:
Bandung.
13
LAMPIRAN
14
Gambar peta polygon tertutup di kertas kalkir
15